Groot berlutut dengan lututnya menyentuh tanah. Angin hitam di sekelilingnya menghilang dalam sekejap, sementara dadanya naik turun dengan cepat. Groot mendongak menatap Surya. Pada saat ini, Surya terlihat sangat menakutkan, seperti dewa kematian yang turun dari langit.Pada saat itu, terdengar suara dingin dari tenggorokan Surya. Dia berkata dengan nada dingin, "Groot, kamu hanya seekor semut di mataku. Kalau kamu berani nggak menghormatiku lagi, aku pasti akan membunuhmu."Seluruh tubuh Groot gemetaran, seolah-olah dia baru saja mendengar sesuatu yang membuatnya takut. Groot menunjukkan ekspresi tidak percaya, kemudian dia terus-menerus membenturkan kepalanya ke tanah, meminta maaf dengan tulus sambil berkata, "Pak ... Pak, maafkan aku."Connor melihat Groot yang berlutut di tanah, lalu mengalihkan tatapan melihat Surya yang berdiri di sana. Keningnya berkerut, tidak tahu apa yang sebenarnya ditakuti oleh Groot. Harus diketahui bahwa Groot adalah seorang prajurit sejati. Dia tidak a
Tiga orang itu bersama-sama menuju Danau Parsin. Kali ini, mereka terbang di udara dan hanya memerlukan sepuluh menit untuk tiba di Danau Parsin.Danau Parsin terletak di antara dua gunung bersalju. Gunung-gunung tersebut selalu tertutup es sepanjang tahun, sementara Danau Parsin tidak pernah membeku. Danau ini seperti cermin terang yang terpasang di atas bumi.Ketiganya mendarat di tepi danau. Surya mendongak, melihat sebuah perahu kayu di atas permukaan danau. Pakaian di bagian tubuh atas Oberon sudah dilucuti, sementara dirinya diikat pada tiang layar dengan tali. Pada saat ini, dia sedang berteriak keras."Dalton, bunuh saja aku kalau kamu bisa!" teriaknya.Dalton tampak berdiri di atas perahu kayu sambil memegang sebuah seruling bambu di tangannya. Dia meniup seruling tersebut dengan ekspresi tenang, menghasilkan suara merdu yang mengalun keluar. Saat melihat ini, Connor berkata dengan marah, "Dalton, kamu masih sempat memainkan seruling bambu. Kalau kamu nggak segera melepaskan O
"Bagus sekali. Kalau begitu, mari kita mulai sekarang," balas Dalton.Setelah mengatakan ini, Dalton membuat bola hitam di tangan kanannya. Aura hitam melingkar, membuat bola tersebut makin membesar, hingga mengeluarkan aura dingin. Kemudian, Dalton mengendalikan bola itu dengan kedua tangannya, melemparkannya ke Danau Parsin.Dalam sekejap saja, air di Danau Parsin membeku dengan cepat. Bunga-bunga es berwarna putih mengelilingi permukaan air. Detik berikutnya, terbentuklah sebuah lapisan es di atas danau. Lapisan es yang mengembang itu langsung mengangkat perahu kecil ke atas.Pada saat yang sama, bunga-bunga es merayap naik ke atas perahu, membuat seluruh perahu tertutup oleh lapisan es dengan cepat. Bahkan Oberon yang diikat di tiang layar pun tertutup oleh lapisan es, seperti kepompong ulat sutra.Mata Surya tampak memerah saat melihat ini. Dia berteriak, "Dalton, apa yang mau kamu lakukan?""Huh."Dalton berkata dengan nada dingin, "Surya, terakhir kali kamu mengalahkanku karena
Udara dingin di sekitar tiba-tiba terkumpul, membentuk lapisan es di permukaan tubuh Hamdan. Dalam sekejap, Hamdan berubah menjadi balok es. Saat Dalton menarik tangannya, Hamdan terlempar ke samping, meluncur di atas lapisan es hingga sejauh puluhan meter.Kemudian, Dalton menoleh ke arah Connor, lalu berujar, "Pak Connor, kalau kamu pergi sekarang, aku bisa melupakan semua ini.""Heh, konyol sekali," balas Connor.Connor mengangkat bahu tak berdaya sambil berkata, "Aku dan Surya hanya teman biasa, belum sampai pada titik di mana aku akan mempertaruhkan nyawa untuknya. Kalau kamu dan Surya memiliki dendam, itu urusan kalian. Semua ini nggak ada hubungannya denganku. Sampai jumpa, Dalton."Setelah mengatakan itu, Connor berubah menjadi kilatan bayangan yang meninggalkan Danau Parsin."Huh." Dalton mendengus dingin. Dia berbalik untuk menatap Surya yang terjebak dalam ruang es, lalu mengejeknya, "Sekutumu sudah pergi meninggalkanmu. Surya, sekarang kamu nggak punya jalan keluar lagi."K
Setelah berkata demikian, Dalton melafalkan mantra, membuat lapisan es di bawah kakinya tiba-tiba retak. Aura hitam menyebar dengan cepat melalui celah tersebut. Dalam sekejap, seekor naga es hitam muncul dari bawah lapisan es.Naga es itu berdiri tinggi, menatap ke bawah ke arah Surya. Dalton melompat ke atas kepala naga es. Detik berikutnya, aura Dalton menyatu dengan aura naga es. Dalton tiba-tiba mengulurkan tangan kirinya, meraih ke arah Surya.Pada saat yang sama, naga es itu juga mengulurkan tangan kirinya untuk meraih Surya. Surya melompat mundur, sementara Dalton mengendalikan naga es untuk mengejarnya. Mulut naga es terbuka lebar, siap untuk menggigit Surya.Udara dingin menyergap Surya. Saat naga es membuka mulutnya, Surya sengaja mundur beberapa langkah. Begitu naga es menundukkan kepalanya, Surya melompat ke atas kepala naga es, lalu mengayunkan pedangnya ke arah Dalton.Pada saat itu, Dalton sudah dilapisi oleh lapisan es yang dihasilkan oleh naga es. Pedang Surya menghan
Naga es sepenuhnya berubah menjadi energi dan ditelan oleh pusaran hitam. Saat melihat ini, Dalton ingin melarikan diri, tetapi Surya yang berdiri di dalam pusaran gelap dengan cepat menjulurkan tangannya untuk mencengkeram leher Dalton.Segera, energi dari tubuh Dalton mulai menghilang dengan cepat!"Nggak!""Aku nggak mau mati!"Dalton terus berjuang, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Surya. Namun, setelah berkali-kali membuat masalah bagi Surya, bagaimana mungkin Surya akan melepaskannya?Dalam waktu kurang dari lima detik, pusaran hitam sudah menelan semua energi Dalton. Kemudian, Surya memasukkan kekuatan penghancur ke dalam tubuh Dalton. Dalam sekejap, tubuh Dalton meledak, berubah menjadi serpihan yang melayang terbawa angin.Pusaran hitam menghilang, sementara Surya dengan tenang mendarat di tanah. Detik berikutnya, Surya membuka tangan kanannya. Dengan kekuatan pikiran, sebuah pusaran hitam muncul di telapak tangannya, lalu menghilang. Surya tersenyum simpul sambil ber
Surya bertanya dengan kening berkerut, "Apa Hamza itu sangat kuat? Bagaimana kekuatannya kalau dibandingkan dengan Pak Edmund dan Pak Gerardo?"Hamdan menggelengkan kepala, menjawab, "Nggak bisa dibandingkan. Dulu, Gerardo bisa menjadi penguasa kota di Kota Utama Victor karena dia didukung oleh Hamza. Pak, sepuluh Pak Gerardo pun nggak sebanding dengan satu Hamza!"Surya merasa terkejut mendengar ini.Hamdan kembali berujar, "Haih, sepertinya kamu hanya bisa bersembunyi. Berlatihlah secepat mungkin, lalu sebelum Hamza menemukanmu, pergilah ke ruang atas melalui portal untuk berlatih di sana.""Dengan begitu, kamu bisa menghindari kemarahan Hamza. Pak, mulai sekarang jangan muncul sembarangan. Kendalikan dirimu, fokuslah pada latihanmu," lanjutnya."Tapi ...."Surya masih hendak berbicara, tapi Hamdan sudah mengangkat tangannya. Hamdan sangat memahami ruang tengah. Jika dia saja tidak bisa menyelesaikan masalah ini, itu berarti masalah ini memang tidak bisa diselesaikan.Oberon berkata,
Namun, Connor tidak tahu bahwa kepala keluarga Rowan yang sebenarnya, Babbit Rowan, sudah lama mati. Babbit yang sekarang sebenarnya adalah inkarnasi dari Edmund.Meskipun Connor berpihak pada Edmund, dia tidak mengetahui rahasia Edmund. Sebenarnya, Edmund juga tidak menganggap Connor sebagai pelayan yang setia. Seseorang yang dengan mudah mengkhianati sekutunya pasti adalah orang yang oportunis.Alasan Edmund menerima Connor hanyalah untuk memanfaatkannya. Keinginan terbesar Connor adalah agar Edmund dan Babbit saling bertarung, lalu dia bisa mengambil keuntungan dari situasi tersebut.Connor berpikir bahwa dengan cara ini, dia bisa meningkatkan posisinya, bahkan mungkin menjadi penguasa kota di Kota Utama Barker. Namun, rencana semacam ini tampak konyol bagi Edmund, karena hal itu tidak mungkin terjadi.Bagaimana mungkin Edmund akan melawan dirinya sendiri? Namun, ini justru bisa menjadi cara untuk mengendalikan Connor. Sekarang, tubuh Edmund belum pulih sepenuhnya. Demi bisa mengala
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di