Tiga orang itu bersama-sama menuju Danau Parsin. Kali ini, mereka terbang di udara dan hanya memerlukan sepuluh menit untuk tiba di Danau Parsin.Danau Parsin terletak di antara dua gunung bersalju. Gunung-gunung tersebut selalu tertutup es sepanjang tahun, sementara Danau Parsin tidak pernah membeku. Danau ini seperti cermin terang yang terpasang di atas bumi.Ketiganya mendarat di tepi danau. Surya mendongak, melihat sebuah perahu kayu di atas permukaan danau. Pakaian di bagian tubuh atas Oberon sudah dilucuti, sementara dirinya diikat pada tiang layar dengan tali. Pada saat ini, dia sedang berteriak keras."Dalton, bunuh saja aku kalau kamu bisa!" teriaknya.Dalton tampak berdiri di atas perahu kayu sambil memegang sebuah seruling bambu di tangannya. Dia meniup seruling tersebut dengan ekspresi tenang, menghasilkan suara merdu yang mengalun keluar. Saat melihat ini, Connor berkata dengan marah, "Dalton, kamu masih sempat memainkan seruling bambu. Kalau kamu nggak segera melepaskan O
"Bagus sekali. Kalau begitu, mari kita mulai sekarang," balas Dalton.Setelah mengatakan ini, Dalton membuat bola hitam di tangan kanannya. Aura hitam melingkar, membuat bola tersebut makin membesar, hingga mengeluarkan aura dingin. Kemudian, Dalton mengendalikan bola itu dengan kedua tangannya, melemparkannya ke Danau Parsin.Dalam sekejap saja, air di Danau Parsin membeku dengan cepat. Bunga-bunga es berwarna putih mengelilingi permukaan air. Detik berikutnya, terbentuklah sebuah lapisan es di atas danau. Lapisan es yang mengembang itu langsung mengangkat perahu kecil ke atas.Pada saat yang sama, bunga-bunga es merayap naik ke atas perahu, membuat seluruh perahu tertutup oleh lapisan es dengan cepat. Bahkan Oberon yang diikat di tiang layar pun tertutup oleh lapisan es, seperti kepompong ulat sutra.Mata Surya tampak memerah saat melihat ini. Dia berteriak, "Dalton, apa yang mau kamu lakukan?""Huh."Dalton berkata dengan nada dingin, "Surya, terakhir kali kamu mengalahkanku karena
Udara dingin di sekitar tiba-tiba terkumpul, membentuk lapisan es di permukaan tubuh Hamdan. Dalam sekejap, Hamdan berubah menjadi balok es. Saat Dalton menarik tangannya, Hamdan terlempar ke samping, meluncur di atas lapisan es hingga sejauh puluhan meter.Kemudian, Dalton menoleh ke arah Connor, lalu berujar, "Pak Connor, kalau kamu pergi sekarang, aku bisa melupakan semua ini.""Heh, konyol sekali," balas Connor.Connor mengangkat bahu tak berdaya sambil berkata, "Aku dan Surya hanya teman biasa, belum sampai pada titik di mana aku akan mempertaruhkan nyawa untuknya. Kalau kamu dan Surya memiliki dendam, itu urusan kalian. Semua ini nggak ada hubungannya denganku. Sampai jumpa, Dalton."Setelah mengatakan itu, Connor berubah menjadi kilatan bayangan yang meninggalkan Danau Parsin."Huh." Dalton mendengus dingin. Dia berbalik untuk menatap Surya yang terjebak dalam ruang es, lalu mengejeknya, "Sekutumu sudah pergi meninggalkanmu. Surya, sekarang kamu nggak punya jalan keluar lagi."K
Setelah berkata demikian, Dalton melafalkan mantra, membuat lapisan es di bawah kakinya tiba-tiba retak. Aura hitam menyebar dengan cepat melalui celah tersebut. Dalam sekejap, seekor naga es hitam muncul dari bawah lapisan es.Naga es itu berdiri tinggi, menatap ke bawah ke arah Surya. Dalton melompat ke atas kepala naga es. Detik berikutnya, aura Dalton menyatu dengan aura naga es. Dalton tiba-tiba mengulurkan tangan kirinya, meraih ke arah Surya.Pada saat yang sama, naga es itu juga mengulurkan tangan kirinya untuk meraih Surya. Surya melompat mundur, sementara Dalton mengendalikan naga es untuk mengejarnya. Mulut naga es terbuka lebar, siap untuk menggigit Surya.Udara dingin menyergap Surya. Saat naga es membuka mulutnya, Surya sengaja mundur beberapa langkah. Begitu naga es menundukkan kepalanya, Surya melompat ke atas kepala naga es, lalu mengayunkan pedangnya ke arah Dalton.Pada saat itu, Dalton sudah dilapisi oleh lapisan es yang dihasilkan oleh naga es. Pedang Surya menghan
Naga es sepenuhnya berubah menjadi energi dan ditelan oleh pusaran hitam. Saat melihat ini, Dalton ingin melarikan diri, tetapi Surya yang berdiri di dalam pusaran gelap dengan cepat menjulurkan tangannya untuk mencengkeram leher Dalton.Segera, energi dari tubuh Dalton mulai menghilang dengan cepat!"Nggak!""Aku nggak mau mati!"Dalton terus berjuang, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Surya. Namun, setelah berkali-kali membuat masalah bagi Surya, bagaimana mungkin Surya akan melepaskannya?Dalam waktu kurang dari lima detik, pusaran hitam sudah menelan semua energi Dalton. Kemudian, Surya memasukkan kekuatan penghancur ke dalam tubuh Dalton. Dalam sekejap, tubuh Dalton meledak, berubah menjadi serpihan yang melayang terbawa angin.Pusaran hitam menghilang, sementara Surya dengan tenang mendarat di tanah. Detik berikutnya, Surya membuka tangan kanannya. Dengan kekuatan pikiran, sebuah pusaran hitam muncul di telapak tangannya, lalu menghilang. Surya tersenyum simpul sambil ber
Surya bertanya dengan kening berkerut, "Apa Hamza itu sangat kuat? Bagaimana kekuatannya kalau dibandingkan dengan Pak Edmund dan Pak Gerardo?"Hamdan menggelengkan kepala, menjawab, "Nggak bisa dibandingkan. Dulu, Gerardo bisa menjadi penguasa kota di Kota Utama Victor karena dia didukung oleh Hamza. Pak, sepuluh Pak Gerardo pun nggak sebanding dengan satu Hamza!"Surya merasa terkejut mendengar ini.Hamdan kembali berujar, "Haih, sepertinya kamu hanya bisa bersembunyi. Berlatihlah secepat mungkin, lalu sebelum Hamza menemukanmu, pergilah ke ruang atas melalui portal untuk berlatih di sana.""Dengan begitu, kamu bisa menghindari kemarahan Hamza. Pak, mulai sekarang jangan muncul sembarangan. Kendalikan dirimu, fokuslah pada latihanmu," lanjutnya."Tapi ...."Surya masih hendak berbicara, tapi Hamdan sudah mengangkat tangannya. Hamdan sangat memahami ruang tengah. Jika dia saja tidak bisa menyelesaikan masalah ini, itu berarti masalah ini memang tidak bisa diselesaikan.Oberon berkata,
Namun, Connor tidak tahu bahwa kepala keluarga Rowan yang sebenarnya, Babbit Rowan, sudah lama mati. Babbit yang sekarang sebenarnya adalah inkarnasi dari Edmund.Meskipun Connor berpihak pada Edmund, dia tidak mengetahui rahasia Edmund. Sebenarnya, Edmund juga tidak menganggap Connor sebagai pelayan yang setia. Seseorang yang dengan mudah mengkhianati sekutunya pasti adalah orang yang oportunis.Alasan Edmund menerima Connor hanyalah untuk memanfaatkannya. Keinginan terbesar Connor adalah agar Edmund dan Babbit saling bertarung, lalu dia bisa mengambil keuntungan dari situasi tersebut.Connor berpikir bahwa dengan cara ini, dia bisa meningkatkan posisinya, bahkan mungkin menjadi penguasa kota di Kota Utama Barker. Namun, rencana semacam ini tampak konyol bagi Edmund, karena hal itu tidak mungkin terjadi.Bagaimana mungkin Edmund akan melawan dirinya sendiri? Namun, ini justru bisa menjadi cara untuk mengendalikan Connor. Sekarang, tubuh Edmund belum pulih sepenuhnya. Demi bisa mengala
"Ya."Surya mengangguk dengan penuh semangat sambil berkata, "Benar. Aliran waktu di dunia cermin perunggu memang seribu kali lebih cepat daripada di dunia luar."Oberon bertanya, "Jadi, kamu memiliki senjata ajaib ruang dan waktu. Nggak heran kekuatanmu bisa meningkat begitu pesat hanya dalam waktu beberapa tahun saja. Tapi aku nggak mengerti, bagaimana bisa cermin perunggu ini kamu bawa dari ruang bawah bumi ke ruang tengah?""Ruang bawah bumi hanyalah sebuah ruang yang lebih rendah, bagaimana mungkin ada senjata ajaib sekuat itu?" tanya Oberon lagi.Surya menepuk bahu Oberon sembari berkata, "Aku akan menjelaskan itu padamu nanti. Kamu selalu ingin meningkatkan kekuatanmu, 'kan? Ini adalah kesempatanmu."Kemudian, Surya membawa Oberon ke Pegunungan Burung Merah. Merasakan aura energi yang kuat di Pegunungan Burung Merah, yang setidaknya seribu kali lebih kuat dari dunia luar, Oberon langsung terkejut. Dia berkata, "Ini .... Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura energi yang begitu kuat