Naga es sepenuhnya berubah menjadi energi dan ditelan oleh pusaran hitam. Saat melihat ini, Dalton ingin melarikan diri, tetapi Surya yang berdiri di dalam pusaran gelap dengan cepat menjulurkan tangannya untuk mencengkeram leher Dalton.Segera, energi dari tubuh Dalton mulai menghilang dengan cepat!"Nggak!""Aku nggak mau mati!"Dalton terus berjuang, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Surya. Namun, setelah berkali-kali membuat masalah bagi Surya, bagaimana mungkin Surya akan melepaskannya?Dalam waktu kurang dari lima detik, pusaran hitam sudah menelan semua energi Dalton. Kemudian, Surya memasukkan kekuatan penghancur ke dalam tubuh Dalton. Dalam sekejap, tubuh Dalton meledak, berubah menjadi serpihan yang melayang terbawa angin.Pusaran hitam menghilang, sementara Surya dengan tenang mendarat di tanah. Detik berikutnya, Surya membuka tangan kanannya. Dengan kekuatan pikiran, sebuah pusaran hitam muncul di telapak tangannya, lalu menghilang. Surya tersenyum simpul sambil ber
Surya bertanya dengan kening berkerut, "Apa Hamza itu sangat kuat? Bagaimana kekuatannya kalau dibandingkan dengan Pak Edmund dan Pak Gerardo?"Hamdan menggelengkan kepala, menjawab, "Nggak bisa dibandingkan. Dulu, Gerardo bisa menjadi penguasa kota di Kota Utama Victor karena dia didukung oleh Hamza. Pak, sepuluh Pak Gerardo pun nggak sebanding dengan satu Hamza!"Surya merasa terkejut mendengar ini.Hamdan kembali berujar, "Haih, sepertinya kamu hanya bisa bersembunyi. Berlatihlah secepat mungkin, lalu sebelum Hamza menemukanmu, pergilah ke ruang atas melalui portal untuk berlatih di sana.""Dengan begitu, kamu bisa menghindari kemarahan Hamza. Pak, mulai sekarang jangan muncul sembarangan. Kendalikan dirimu, fokuslah pada latihanmu," lanjutnya."Tapi ...."Surya masih hendak berbicara, tapi Hamdan sudah mengangkat tangannya. Hamdan sangat memahami ruang tengah. Jika dia saja tidak bisa menyelesaikan masalah ini, itu berarti masalah ini memang tidak bisa diselesaikan.Oberon berkata,
Namun, Connor tidak tahu bahwa kepala keluarga Rowan yang sebenarnya, Babbit Rowan, sudah lama mati. Babbit yang sekarang sebenarnya adalah inkarnasi dari Edmund.Meskipun Connor berpihak pada Edmund, dia tidak mengetahui rahasia Edmund. Sebenarnya, Edmund juga tidak menganggap Connor sebagai pelayan yang setia. Seseorang yang dengan mudah mengkhianati sekutunya pasti adalah orang yang oportunis.Alasan Edmund menerima Connor hanyalah untuk memanfaatkannya. Keinginan terbesar Connor adalah agar Edmund dan Babbit saling bertarung, lalu dia bisa mengambil keuntungan dari situasi tersebut.Connor berpikir bahwa dengan cara ini, dia bisa meningkatkan posisinya, bahkan mungkin menjadi penguasa kota di Kota Utama Barker. Namun, rencana semacam ini tampak konyol bagi Edmund, karena hal itu tidak mungkin terjadi.Bagaimana mungkin Edmund akan melawan dirinya sendiri? Namun, ini justru bisa menjadi cara untuk mengendalikan Connor. Sekarang, tubuh Edmund belum pulih sepenuhnya. Demi bisa mengala
"Ya."Surya mengangguk dengan penuh semangat sambil berkata, "Benar. Aliran waktu di dunia cermin perunggu memang seribu kali lebih cepat daripada di dunia luar."Oberon bertanya, "Jadi, kamu memiliki senjata ajaib ruang dan waktu. Nggak heran kekuatanmu bisa meningkat begitu pesat hanya dalam waktu beberapa tahun saja. Tapi aku nggak mengerti, bagaimana bisa cermin perunggu ini kamu bawa dari ruang bawah bumi ke ruang tengah?""Ruang bawah bumi hanyalah sebuah ruang yang lebih rendah, bagaimana mungkin ada senjata ajaib sekuat itu?" tanya Oberon lagi.Surya menepuk bahu Oberon sembari berkata, "Aku akan menjelaskan itu padamu nanti. Kamu selalu ingin meningkatkan kekuatanmu, 'kan? Ini adalah kesempatanmu."Kemudian, Surya membawa Oberon ke Pegunungan Burung Merah. Merasakan aura energi yang kuat di Pegunungan Burung Merah, yang setidaknya seribu kali lebih kuat dari dunia luar, Oberon langsung terkejut. Dia berkata, "Ini .... Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura energi yang begitu kuat
"Baik, Pak Edmund."Setelah menerima perintah tersebut, anak buah Edmund segera menyelinap ke Keluarga Christo. Setelah melakukan penyelidikan, mereka kembali ke kediaman penguasa kota."Pak Edmund, kami mendapatkan informasi kalau Hamdan memasuki kota sendirian. Nggak ada orang lain yang kembali bersamanya ke Kota Utama Barker.""Oh?"Setelah mendengar hal ini, sudut bibir Edmund membentuk senyum simpul, lalu dia berkata, "Jadi itu berarti, Surya dan Oberon sudah mati dalam pertempuran? Huh, dua orang itu memang pantas mendapatkannya."Connor mengangkat bahunya tanpa daya, lalu berkata, "Pak Edmund, apa kamu sudah lihat? Apa yang aku katakan benar, 'kan? Surya dan Oberon sudah menyinggung Dalton, tapi mereka masih berharap untuk bertahan hidup. Itu benar-benar hal yang mustahil."Di dalam hatinya, Edmund merasakan perasaan penuh kepuasan. Dia berujar, "Seseorang kemarilah. Segera pergi ke Organisasi Pembunuh Naga untuk mencari tahu kabar tentang Dalton. Lihat apakah dia sudah kembali.
"Apa? Surya belum kembali?"Hamza melangkah maju dengan marah, lalu berkata, "Apa dia mengatakan kapan akan kembali?""Nggak, dia nggak mengatakan apa-apa," jawab penjaga itu."Kalau ada urusan dengannya, kalian bisa kembali lagi besok," tambahnya.Hamza menatap dua penjaga itu dengan tatapan tajam. Tiba-tiba, mereka terlempar ke belakang hingga menabrak pintu gerbang, lalu terjatuh dengan keras ke tanah."Ayo, ikut denganku."Hamza membawa rombongannya memasuki kediaman Keluarga Christo. Ketika mereka baru sampai di halaman, Hamdan segera menyambut mereka. Dia menghapus air mata di wajahnya sambil berkata, "Aku Hamdan, memberikan salam pada Pak Hamza.""Oh? Hamdan, apa kamu mengenalku?" tanya Hamza."Aku pernah bertemu dengan Pak Hamza sekali," jawab Hamdan.Hamza berkata dengan marah, "Jangan banyak bicara omong kosong, Hamdan. Sekarang juga, beri tahu aku di mana Surya! Dia sudah membunuh adikku, jadi sekarang aku akan membunuhnya untuk membalaskan dendam adikku!"Setelah mendengar
"Benarkah? Lalu kenapa kamu mengatakan kalau Surya yang membunuh adikku Dalton?" tanya Hamza."Aku ...."Connor langsung berlutut dengan suara keras, lalu berusaha menjelaskan, "Pak Hamza, saat itu aku pikir Pak Dalton sudah menjebak Surya dengan dinding es, jadi aku yakin Surya pasti akan mati. Oleh karena itu, aku pergi lebih dulu."Connor melanjutkan, "Kemudian, aku mendengar kalau Hamdan kembali ke Kota Utama Barker. Aku sangat terkejut karena Hamdan adalah pelayan Surya. Kalau Surya mati, Hamdan pasti nggak akan bertahan hidup. Tapi sekarang Hamdan masih hidup. Ini membuktikan kalau Surya pasti belum mati.""Surya dan Pak Dalton adalah musuh bebuyutan. Mereka sangat ingin saling membunuh. Jadi kalau Surya belum mati, Pak Dalton pasti dibunuh oleh Surya," tambahnya.Dengan tatapan tajam dari Hamza, Connor terlempar sejauh puluhan meter, lalu terjatuh keras ke tanah. Hamza berteriak, "Berani sekali! Connor, apa kamu pikir kamu bisa mempermainkanku?"Hamza adalah orang yang sangat ku
"Aku ...." Wajah Connor menjadi panas. Tiba-tiba, dia tidak bisa berkata apa-apa. Sebenarnya, dalam hati Connor juga tidak yakin bahwa Surya telah membunuh Dalton. Mungkin saja, kata-kata Hamdan ada benarnya. Namun, bagaimana dia bisa mengatakan kalau dia melarikan diri pada saat itu meski dengan identitas sebagai teman mereka?Kening Hamza berkerut saat dia bertanya, "Connor, kenapa kamu diam saja?""Aku ...."Pada saat itu, Hamdan berinisiatif membuka mulutnya, "Pak Hamza, mengenai hal ini, Pak Connor nggak bisa mengungkapkannya karena dia nggak mau orang lain tahu apa yang sudah dia lakukan. Bagaimana dia bisa membiarkan orang lain tahu tentang perbuatan tercelanya itu?"Hamdan melanjutkan, "Sebenarnya, inilah yang terjadi ...."Hamdan menceritakan kembali kejadian yang terjadi di Danau Parsin pada siang hari itu. Namun, dia sengaja mengubah hasil akhirnya, dengan menceritakan bahwa Dalton mengalahkan Surya. Hamdan mengatakan bahwa Dalton sudah membunuh Surya dan Oberon, lalu mening