"Pak Edmund!"Saat mendengar ini, Surya merasa terharu. Namun, Edmund justru berbalik memunggungi Surya, matanya memancarkan kilatan dingin. Bagaimanapun juga, jika Edmund ingin menangani masalah ini, dia hanya perlu mengeluarkan satu perintah saja.Meski Oberon sudah menarik perhatian Dalton, berdasarkan pengamatan beberapa hari ini, Organisasi Pembunuh Naga sangat menghormati Edmund. Jadi, Edmund yakin mereka tidak akan berani bertindak melawan dirinya secara terang-terangan.Oleh karena itu, Edmund sebenarnya bisa menyelamatkan Oberon. Namun, Edmund yang bisa menduduki posisi sebagai penguasa kota di Kota Utama Barker tentu punya kemampuan yang tidak biasa. Dalam tiga bulan ini, Edmund yakin tidak akan ada masalah besar yang terjadi, sehingga janji yang dulu diberikan kepada Surya menjadi hal yang paling penting.Membagi kekuasaan Kota Utama Barker?Memikirkan hal ini saja membuat Edmund merasa lucu. Jika Surya benar-benar diberikan wewenang untuk mengelola setengah dari Kota Utama
Surya bertanya, "Kalau begitu, menurutmu apa yang harus kita lakukan?"Hamdan mendekatkan dirinya ke telinga Surya, membisikkan beberapa kata. Surya mengangguk, lalu berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita akan lakukan seperti yang kamu katakan."Segera setelah itu, Surya dan Hamdan kembali ke Keluarga Christo. Begitu mereka masuk ke kediaman, seorang pelayan berlari dengan terburu-buru, lalu berkata dengan cemas, "Pak, kamu akhirnya kembali. Kepala keluarga dari Keluarga Alvaro datang pagi ini dan sudah menunggu di ruang tamu selama beberapa waktu.""Alvaro?"Surya dan Hamdan saling melempar pandang. Keduanya tidak tahu mengapa Keluarga Alvaro tiba-tiba berkunjung. Hamdan berkata, "Biarkan dia menunggu sebentar. Aku akan menemuinya dalam lima belas menit.""Baik, Pak."Pelayan itu masuk untuk melaporkan, sementara Surya dan Hamdan masuk ke ruang kerja dengan cepat. Hamdan mengambil kertas dan pena, lalu menulis sebuah surat. Setelah itu, mereka keluar dari ruang kerja, memanggil seorang
"Huh."Connor tersenyum simpul, melanjutkan, "Organisasi Pembunuh Naga membawa orang-orang mereka untuk menyerbu kediaman penguasa Kota Utama Barker pada malam hari. Pada akhirnya, mereka mendapat hukuman yang memang sudah seharusnya. Dalton itu berani datang ke Kota Utama Barker, jadi kalau dia datang cari mati, kita harus memberinya pelajaran."Surya berujar, "Aku juga sudah lama ingin memberi pelajaran pada Dalton. Pak Connor, kami bisa setuju untuk pergi bersama ke Keluarga Hilton untuk mendapatkan beberapa koin emas. Tapi setelah masalah ini selesai, kami berharap Pak Connor bisa bekerja sama dengan kami untuk menghadapi Dalton."Hamdan yang sudah bisa menebak pemikiran Surya ikut menimpali, "Ya, memang seharusnya begitu. Pak Connor, apa kamu bersedia?""Tentu saja aku setuju. Jadi, sekarang ayo kita pergi ke Keluarga Hilton untuk merampas beberapa koin emas," ujar Connor.Connor membawa Surya dan Hamdan ke kediaman Keluarga Hilton. Di pintu gerbang kediaman, dua penjaga yang meli
Awalnya, Groot hanya menganggap ini sebagai lelucon dari Connor. Namun, kini wajahnya sudah berubah muram. Kemarahan terpancar dari matanya saat dia berteriak, "Connor, beraninya kamu menyerangku!""Kalau nggak, menurutmu untuk apa kami datang mencarimu? Groot, terimalah serangan pedangku," ujar Connor.Connor menusukkan pedangnya dengan cepat. Namun, Groot segera menghindar ke samping, menghindari serangan Connor, lalu menendang dada Connor dengan keras.Groot menggunakan momentum itu untuk melompat mundur, lalu mendarat dengan aman. Connor menggosok dadanya sembari berkata, "Kenapa kalian masih diam saja? Ayo serang!"Surya dan Hamdan saling pandang, lalu menyerang Groot dari kiri dan kanan secara bersamaan. Saat melihat ini, Groot menunjukkan senyum dingin, lalu berujar, "Dasar kultivator bodoh, berani-beraninya kalian melawanku."Groot mengucapkan mantra, lalu tiba-tiba sebuah tangki air meledak. Air di dalamnya bergerak cepat seperti naga yang berenang, datang ke sisi Groot.Saat
Groot berlutut dengan lututnya menyentuh tanah. Angin hitam di sekelilingnya menghilang dalam sekejap, sementara dadanya naik turun dengan cepat. Groot mendongak menatap Surya. Pada saat ini, Surya terlihat sangat menakutkan, seperti dewa kematian yang turun dari langit.Pada saat itu, terdengar suara dingin dari tenggorokan Surya. Dia berkata dengan nada dingin, "Groot, kamu hanya seekor semut di mataku. Kalau kamu berani nggak menghormatiku lagi, aku pasti akan membunuhmu."Seluruh tubuh Groot gemetaran, seolah-olah dia baru saja mendengar sesuatu yang membuatnya takut. Groot menunjukkan ekspresi tidak percaya, kemudian dia terus-menerus membenturkan kepalanya ke tanah, meminta maaf dengan tulus sambil berkata, "Pak ... Pak, maafkan aku."Connor melihat Groot yang berlutut di tanah, lalu mengalihkan tatapan melihat Surya yang berdiri di sana. Keningnya berkerut, tidak tahu apa yang sebenarnya ditakuti oleh Groot. Harus diketahui bahwa Groot adalah seorang prajurit sejati. Dia tidak a
Tiga orang itu bersama-sama menuju Danau Parsin. Kali ini, mereka terbang di udara dan hanya memerlukan sepuluh menit untuk tiba di Danau Parsin.Danau Parsin terletak di antara dua gunung bersalju. Gunung-gunung tersebut selalu tertutup es sepanjang tahun, sementara Danau Parsin tidak pernah membeku. Danau ini seperti cermin terang yang terpasang di atas bumi.Ketiganya mendarat di tepi danau. Surya mendongak, melihat sebuah perahu kayu di atas permukaan danau. Pakaian di bagian tubuh atas Oberon sudah dilucuti, sementara dirinya diikat pada tiang layar dengan tali. Pada saat ini, dia sedang berteriak keras."Dalton, bunuh saja aku kalau kamu bisa!" teriaknya.Dalton tampak berdiri di atas perahu kayu sambil memegang sebuah seruling bambu di tangannya. Dia meniup seruling tersebut dengan ekspresi tenang, menghasilkan suara merdu yang mengalun keluar. Saat melihat ini, Connor berkata dengan marah, "Dalton, kamu masih sempat memainkan seruling bambu. Kalau kamu nggak segera melepaskan O
"Bagus sekali. Kalau begitu, mari kita mulai sekarang," balas Dalton.Setelah mengatakan ini, Dalton membuat bola hitam di tangan kanannya. Aura hitam melingkar, membuat bola tersebut makin membesar, hingga mengeluarkan aura dingin. Kemudian, Dalton mengendalikan bola itu dengan kedua tangannya, melemparkannya ke Danau Parsin.Dalam sekejap saja, air di Danau Parsin membeku dengan cepat. Bunga-bunga es berwarna putih mengelilingi permukaan air. Detik berikutnya, terbentuklah sebuah lapisan es di atas danau. Lapisan es yang mengembang itu langsung mengangkat perahu kecil ke atas.Pada saat yang sama, bunga-bunga es merayap naik ke atas perahu, membuat seluruh perahu tertutup oleh lapisan es dengan cepat. Bahkan Oberon yang diikat di tiang layar pun tertutup oleh lapisan es, seperti kepompong ulat sutra.Mata Surya tampak memerah saat melihat ini. Dia berteriak, "Dalton, apa yang mau kamu lakukan?""Huh."Dalton berkata dengan nada dingin, "Surya, terakhir kali kamu mengalahkanku karena
Udara dingin di sekitar tiba-tiba terkumpul, membentuk lapisan es di permukaan tubuh Hamdan. Dalam sekejap, Hamdan berubah menjadi balok es. Saat Dalton menarik tangannya, Hamdan terlempar ke samping, meluncur di atas lapisan es hingga sejauh puluhan meter.Kemudian, Dalton menoleh ke arah Connor, lalu berujar, "Pak Connor, kalau kamu pergi sekarang, aku bisa melupakan semua ini.""Heh, konyol sekali," balas Connor.Connor mengangkat bahu tak berdaya sambil berkata, "Aku dan Surya hanya teman biasa, belum sampai pada titik di mana aku akan mempertaruhkan nyawa untuknya. Kalau kamu dan Surya memiliki dendam, itu urusan kalian. Semua ini nggak ada hubungannya denganku. Sampai jumpa, Dalton."Setelah mengatakan itu, Connor berubah menjadi kilatan bayangan yang meninggalkan Danau Parsin."Huh." Dalton mendengus dingin. Dia berbalik untuk menatap Surya yang terjebak dalam ruang es, lalu mengejeknya, "Sekutumu sudah pergi meninggalkanmu. Surya, sekarang kamu nggak punya jalan keluar lagi."K