Gerardo mengangkat gelas anggur, memberi hormat pada Surya, lalu meminumnya dengan satu tegukan. Melihat ini, Surya juga mengangkat gelasnya sebagai balasan. Keduanya sama-sama meneguk anggur dalam gelas mereka. Setelah meletakkan gelasnya, Surya berkata, "Jadi, maksud Pak Gerardo adalah aku harus mengalahkan Tuan Muda Markus dalam pertempuran besok, benar?""Markus memang pantas mati, tapi aku mau membuat seluruh dunia tahu kalau Markus mati karena keangkuhannya sendiri. Aku juga ingin membuat Keluarga Silom tahu, siapa yang berkuasa di Kota Utama Victor.""Markus dan adiknya, Marchi, memiliki karakter yang sama. Keduanya terlalu sombong. Tapi karena Markus adalah putra tertua Keluarga Silom, dia cenderung lebih berhati-hati dalam bertindak. Tapi, orang ini pasti akan memendam dendam. Besok kamu hanya perlu mengalahkan Markus, membuatnya mengakui kesalahannya," lanjut Gerardo."Aku yakin Markus nggak akan mau menyerah. Kalau dia tiba-tiba menyerang balik, kamu jadi punya alasan untuk
"Aku dengar Keluarga Silom sudah lama memiliki niat untuk merebut posisi penguasa kota. Sepertinya akan ada pertunjukan menarik yang bisa kita saksikan di pertandingan hari ini.""Benar. Putra tertua Keluarga Silom, Markus, pasti nggak akan membiarkan Surya lolos begitu saja. Hanya saja, aku nggak tahu siapa yang akan menang."...Semua orang saling berdiskusi dengan penuh semangat. Gerardo mengantarkan Surya sampai ke tempat masuk turnamen, lalu berkata, "Aku masih ada beberapa urusan penting yang harus diselesaikan. Aku mungkin akan kembali sebelum pertandingan ketiga dimulai. Semoga sukses.""Terima kasih, Pak Gerardo."Setelah mengantar kepergian Gerardo, Surya berjalan sendirian menuju arena untuk mengambil nomor undian. Setelah pertarungan kemarin, hari ini hanya tersisa tiga puluh orang yang masuk ke babak final.Surya mendapatkan nomor undian 19. Jika mengikuti urutan satu lawan satu dari tiga puluh orang, seharusnya dia akan tampil belakangan. Namun, kemudian Surya mengetahui
Para kultivator di depan, yang merupakan bagian dari Keluarga Silom, bertarung satu sama lain. Kultivator yang relatif lebih lemah segera menyerah dalam waktu kurang dari satu menit setelah pertarungan dimulai. Babak pertama mencapai pertandingan ke-15 dalam waktu kurang dari satu jam.Di antaranya, ada dua pertandingan antara kultivator dan pelayan Keluarga Silom, yang akhirnya dimenangkan oleh kultivator tersebut. Empat pertandingan terakhir, dua di antaranya berakhir dengan cepat. Di pertandingan ketiga, mata Surya berbinar ketika dia melihat Luca yang menggunakan Teknik Cengkeraman Harimau kembali muncul.Benar saja, dia juga berhasil maju ke babak final. Saat Luca bertarung melawan pelayan Keluarga Silom, dia melafalkan mantranya, mengendalikan bayangan harimau yang terus menyerang pelayan Keluarga Silom.Pelayan itu tampak terus mundur, tapi tiba-tiba dia berteriak keras pada saat ini. Dia melepaskan energi yang lebih kuat, melompat tinggi sambil memegang sebilah pedang besar, la
"Hahaha!"Melihat situasi ini, Markus tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Surya, apa kamu pikir aku seceroboh dirimu? Biarkan aku memberitahumu, sebenarnya aku sudah memahami kekuatan aturan ruang kegelapan. Sekarang, biarkan kekuatan aturan ruang kegelapanku menelan semua energimu!"Setelah mendengar ini, Surya tampak terkejut. Namun, dia segera kembali tenang. Dia langsung merentangkan kedua tangannya untuk menahan bola energi Markus.Detik berikutnya, tangan Surya mulai memancarkan cahaya putih. Energi dalam bola energi tersebut dengan cepat diserap oleh Sarung Tangan Cahaya milik Surya. Saat melihat bola energi miliknya makin mengecil, ekspresi Markus berubah kaget, lalu dia berkata, "Apa? Kamu ... kamu ternyata adalah anak cahaya!"Surya tidak mengerti mengapa para kultivator di ruang tengah menjadi sangat terkejut setelah mengetahui identitasnya. Namun, saat ini bukanlah waktu untuk mencari jawaban. Surya hanya bisa mempercepat penyerapan energi dari bola energi tersebut. Meli
"Hahaha!"Markus tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Surya, kamu sudah melihatnya, 'kan? Sekarang, semua orang ingin melihatmu mati. Kamu pikir kamu mewakili keadilan, mewakili cahaya, tapi sayangnya, kamu nggak akan pernah memahami hati manusia. Meskipun kamu adalah penerus anak cahaya, kamu harus mati!"Setelah berkata demikian, Markus segera membuat segel dengan kedua tangannya, lalu mengucapkan mantranya. Pada saat ini, di ruang depan kiri dan kanan Markus, muncul dua pusaran besar di udara. Dari pusaran itu, muncul dua bayangan hitam penyihir.Kedua penyihir itu mengayunkan tongkat mereka secara bersamaan, membuat batu-batu besar jatuh dari langit dengan cepat. Surya berlari menghindar ke kiri dan ke kanan, tapi batu-batu itu terlalu banyak. Dalam sekejap, batu besar jatuh dari udara.Surya hanya bisa mengangkat kedua tangannya untuk menahan batu besar itu. Segera setelah itu, batu besar kedua menghantam batu pertama, kemudian batu ketiga pun turun.Surya menggertakkan gigi, tu
Suasana di tempat kejadian tampak sangat menegangkan, pertarungan besar hampir saja terjadi."Berhenti!"Brentley melompat dari tribun penonton ke panggung, memandang Surya dan orang-orang dari Keluarga Silom, lalu berkata, "Dengarkan baik-baik, ini adalah Turnamen Penjaga. Siapa pun yang melanggar aturan, berarti menentang perintah penguasa kota dari Kota Utama Victor. Kalau seperti itu, aku akan membunuh semua yang melanggar aturan di turnamen ini."Pada saat itu, salah satu pemimpin Keluarga Silom, Mace, berkata dengan penuh amarah sambil menggertakkan gigi, "Pak Brentley, apa kamu nggak melihat apa yang terjadi barusan? Surya, dia sudah membunuh Tuan Muda Markus di depan mata kami. Bagaimana mungkin kami bisa memaafkannya?""Diam!"Brentley membentak, lalu melanjutkan, "Mace, semua orang tahu kalau ini adalah Turnamen Penjaga. Para peserta sudah menandatangani perjanjian kematian. Dalam pertarungan, kalau mereka mati, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Nggak ada
Legenda tentang anak cahaya sudah lama menimbulkan ketakutan di hati banyak orang. Identitas khusus serta kekuatan Surya membuat semua orang semakin terkejut.Mereka awalnya berpikir bahwa dengan membunuh Surya, masalah ini akan selesai, lalu legenda tentang anak cahaya tidak akan pernah muncul lagi. Namun, sekarang tampaknya melakukan hal itu akan sangat sulit.Mace memimpin orang-orangnya kembali ke tempat istirahat di bawah panggung. Salah satu bawahannya bertanya, "Pak Mace, bagaimana sekarang? Tuan Muda Markus sudah mati. Kalau Pak Lehan mengetahui hal ini, apa yang harus kita lakukan?""Pak Lehan?"Mata Mace tiba-tiba bersinar terang, lalu dia berkata dengan penuh semangat, "Hampir saja aku lupa, hari ini Pak Lehan akan keluar dari pengasingan. Cepat, kirim seseorang untuk memberitahukan hal ini pada Pak Lehan. Meskipun kita takut pada Brentley, Pak Lehan pasti nggak akan takut padanya.""Selama Pak Lehan bisa tiba sebelum pertandingan selesai, Surya pasti akan mati!"Setelah mem
Setelah mendengar perkataan itu, Mace segera bangkit, menyambut dengan hormat, lalu berkata, "Pak Lehan, akhirnya kamu datang juga. Tuan Muda Markus sudah dibunuh oleh Surya dalam pertempuran. Pak Lehan, kamu harus membalaskan dendam Tuan Muda Markus.""Surya?"Lehan mengangkat kepala, menoleh ke arah yang ditunjukkan Mace. Kemudian, tiba-tiba dia sudah berada di depan Surya dengan gerakan cepat seperti bayangan. Lehan menatap Surya dengan tajam sambil berkata, "Apa kamu yang sudah membunuh putraku, Markus?"Surya balas memandang Lehan dengan ekspresi dingin, lalu membalas tanpa ekspresi apa pun, "Benar, aku yang sudah membunuh Markus.""Berani sekali kamu berbicara seperti itu padaku."Saat mengatakan ini, energi yang kuat meledak dari tubuh Lehan. Di bawah tekanan energi yang kuat ini, Surya terpental sejauh beberapa meter, lalu jatuh ke tanah.Surya merasa tersentak, lalu berkata, "Kekuatan yang sangat besar.""Tunggu!"Pada saat itu, Brentley melompat ke depan Surya. Kemudian, dia