Cerminnya pecah dan retakan yang tak terhitung jumlahnya muncul di seluruh cermin. Sosok pria Negara Aerovia muncul di pikirannya. Dalam ingatannya, Burke bertarung besar dan disergap oleh seseorang. Meskipun dia mencoba yang terbaik untuk membunuh orang itu, dia juga meninggalkan luka besar di perut Burke.Dalam pertarungan itu, Burke bahkan mengira dirinya pasti akan mati. Namun, di luar dugaan, saat Burke hendak pingsan, seorang pria Negara Aerovia muncul di hadapan Burke. Pria Negara Aerovia ini adalah Zony, yang menyelamatkan Burke dan memberinya kehidupan kembali.Zony bahkan memberikan sebagian kekuatannya kepada Burke, memungkinkan Burke memiliki kekuatan Alam Raja standar. Kemudian, melalui usahanya sendiri, Burke mencapai Alam Raja setengah langkah dan akhirnya mencapai alam raja saat ini.Burke menjadi semakin kuat, bahkan menjadi orang yang berkuasa di seluruh pasar gelap bawah tanah Avon. Namun, kebencian di hati Burke sama seperti bekas luka di perutnya yang tidak akan pe
"Ah!""Tolong!"...Surya buru-buru menyimpan pecahan kaldron sembilan naga di tangannya dan bergegas keluar untuk melihatnya. Di koridor, Surya melihat Puvent yang berlumuran darah, merangkak di lantai dengan penuh semangat dan tampak sangat ketakutan.Pada saat kritis, Surya tiba-tiba berbalik dan mengulurkan lengan kirinya untuk melawan. "Srak!" sebuah pedang hitam mengenai lengan kiri Surya, lalu seorang pria berjas hitam dan topi hitam muncul di depan Surya."Kamu?"Sekilas Surya mengenali pria ini. Pria ini muncul di pintu masuk Tambang Perunggu Hurrion bersama Burke saat sore hari. Tidak ada keraguan bahwa dia adalah anak buah Burke. Tampaknya, seperti yang diharapkan Surya, Burke berasal dari Avon dan dia juga memiliki kebencian dan penghinaan terhadap orang-orang Negara Aerovia dalam darahnya.Kali ini, Surya yang berasal dari Negara Aerovia yang datang ke sini, lulus ujian dan mendapatkan level kedua. Surya bahkan berhasil mengeluarkan 98 kg bijih perunggu dari Tambang Hurrio
Seorang kultivator dengan kekuatan di tingkat Alam Raja, betapa menakutkannya itu?Saat Puvent masih merasa terkejut, Surya sudah berjalan perlahan ke arahnya. Surya membungkuk untuk memeriksa Puvent yang terbaring di tanah, lalu bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Apa kamu masih bisa bertahan? Tunggu sebentar, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga.""Nggak!"Surya baru saja hendak bangkit ketika Puvent memegang tangannya sambil berkata, "Sekarang aku nggak bisa pergi ke rumah sakit. Kalau aku pergi ke rumah sakit, Burke pasti akan mengetahuinya. Saat itu, dia pasti akan mengirim pembunuh lainnya lagi. Kalau itu sampai terjadi, aku mungkin nggak akan bisa selamat malam ini.""Tolong, jangan bawa aku ke rumah sakit."Puvent menatap Surya dengan tatapan penuh permohonan. Surya berhenti sejenak, lalu berkata setelah beberapa saat, "Baiklah, kita nggak akan pergi ke rumah sakit. Tapi kamu terluka parah, apakah kamu punya cara yang lebih baik sekarang?""Ada."Puvent menghela napas le
Puvent meraih tangan Dokter Aileen, lalu memberinya sebuah kartu ATM."Nggak mau."Dokter Aileen berkata dengan mata memerah, "Kalau aku mengambil milikmu, orang lain akan mengira aku hanya memikirkan uangmu. Sebenarnya, aku nggak peduli dengan semua ini.""Aku tahu. Tapi kamu memang sudah membantuku, jadi aku nggak bisa memperlakukanmu dengan buruk."Aileen melihat kartu ATM di tangannya, lalu berkata, "Baiklah, anggap saja kamu menitipkan ini sementara padaku. Kapan pun kamu ingin mengambilnya kembali, kamu bisa datang mencariku.""Ya.""Kalau begitu, aku pergi dulu.""Nggak mau mengobrol sebentar?"Puvent menarik tangan Dokter Aileen. Wajah Dokter Aileen tampak memerah. Dia menarik tangannya kembali sembari berujar, "Nggak. Lukamu sangat parah, sekarang kamu harus fokus pada pemulihanmu. Saat kamu sudah sembuh nanti, aku akan datang lagi.""Ya."Setelah Dokter Aileen pergi, Puvent menghela napas, lalu berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka kalau aku, Puvent, yang sudah bertahun-t
Saat pintu mobil ditutup, seluruh ruang di dalam mobil seolah terpisah dengan ruang di luar. Karena kaca mobil kedap suara, meski di luar sangat bising, tidak ada suara yang terdengar di dalam mobil.Burke tampaknya tidak terburu-buru untuk melajukan mobil. Sebaliknya, dia mengambil sekaleng keripik kentang, memberikannya pada Surya sambil berkata, "Mau makan sedikit?"Surya juga tidak sungkan-sungkan. Dia mengambil keripik kentang itu, lalu mulai makan. Burke sendiri juga mengambil sekaleng keripik kentang lagi, membukanya, lalu mulai makan. Sambil makan keripik, Burke bertanya, "Apakah anak buahku, Brian, dibunuh olehmu?"Mendengar itu, Surya terdiam sejenak sebelum menjawab, "Apa kamu membicara tentang pria yang mengenakan jas hitam?""Benar, itu dia. Namanya Brian. Dia adalah jenderal pertamaku.""Apakah kamu yang membunuhnya?"Burke menoleh ke arah Surya, sementara Surya tetap memakan keripik kentangnya dengan tenang. Dia menjawab, "Ya, tapi mungkin dia nggak perlu mati kalau dia
Segera, Surya terkejar oleh Burke.Pada saat ini, di mata Burke, Surya adalah mangsanya. Setelah mobil Burke dimodifikasi, tidak hanya mobilnya memiliki kecepatan tinggi, tapi juga dilengkapi dengan sistem anti-tabrakan yang sangat kuat.Setelah beberapa kali berturut-turut menabrak bagian belakang mobil Surya, Burke sengaja memperlambat kecepatannya, membiarkan jarak kedua mobil makin besar. Surya melihat mobil Burke melalui kaca spion. Dia tahu bahwa Burke tidak akan dengan mudah menyerah dalam mengejarnya.Oleh karena itu, Surya tidak berani mengendurkan kewaspadaannya.Benar saja, pada detik berikutnya Burke kembali mempercepat lajunya, lalu mendekati Surya. Pada saat ini, Surya akhirnya menyadari niat Burke. Karena tidak jauh di depan jalan ada sebuah tebing. Ada belokan di sana yang bisa dilewati seseorang dengan mengitari tebing. Namun, Surya tahu Burke tidak akan memberinya kesempatan itu."Bum!"Mobil Burke mempercepat lajunya, menuju ke arah Surya. Dengan jarak kurang dari li
Di dalam tempat parkir Bandara Internasional Rayleigh, ketika penjaga yang berjaga di sana melihat Surya sekali lagi, dia menunjukkan ekspresi terkejut. Bahkan dia tidak percaya Surya dapat dengan mudah mengalahkan Burke.Surya hanya melihatnya dengan ekspresi datar, lalu masuk ke bandara. Di ruang tunggu bandara, Surya membeli tiket pesawat menuju Siol. Alasannya untuk pergi ke Siol adalah karena semalam Surya menemukan pecahan kedua kaldron naga melalui kesadaran spiritualnya. Pecahan itu berada di sebuah danau besar di bagian selatan Waiser di Siol.Karena tidak memesan tiket pesawat sebelumnya, Surya harus menunggu selama tiga jam sebelum keberangkatannya. Penerbangan paling awal ke Bandara Internasional Balven, ibu kota Siol, akan berangkat tiga jam kemudian.Surya membeli tiket pesawat, membeli beberapa makanan, lalu masuk ke ruang tunggu. Setelah makan sedikit, Surya mengeluarkan ponselnya, lalu mulai memeriksa beberapa informasi penting yang dikirimkan oleh Elsa tentang Siol da
Surya mendongak, menatap sekilas ke arah hutan belantara yang tak berujung di depannya. Awalnya, Surya berniat berjalan kaki sendirian melintasi hutan belantara ini untuk mencapai dunia ajaib. Namun, sekarang karena ada seseorang yang memperhatikannya, Surya juga ingin mengetahui lebih banyak tentang Waiser, jadi dia setuju."Baiklah, aku merasa terhormat bisa bergabung dengan tim penjelajah kalian."Sambil berkata demikian, Surya berinisiatif mengulurkan tangannya, bermaksud untuk berjabat tangan dengan Mitch. Mitch menoleh, memandang anggota tim penjelajah sambil tersenyum simpul. Dia menggenggam tangan Surya, lalu berkata, "Anak muda, selamat bergabung dengan tim penjelajah kami. Oh ya, namaku Mitch, kamu bisa memanggilku Kapten Mitch. Siapa namamu?""Namaku Surya.""Oh, ternyata namamu Surya. Halo, Surya. Senang bertemu denganmu. Mohon bantuannya, ya.""Kapten Mitch, kali ini aku akan mengandalkan kalian.""Oh, tentu saja." Mitch melanjutkan sambil tersenyum, "Tapi aku punya syarat