Surya mendongak, menatap sekilas ke arah hutan belantara yang tak berujung di depannya. Awalnya, Surya berniat berjalan kaki sendirian melintasi hutan belantara ini untuk mencapai dunia ajaib. Namun, sekarang karena ada seseorang yang memperhatikannya, Surya juga ingin mengetahui lebih banyak tentang Waiser, jadi dia setuju."Baiklah, aku merasa terhormat bisa bergabung dengan tim penjelajah kalian."Sambil berkata demikian, Surya berinisiatif mengulurkan tangannya, bermaksud untuk berjabat tangan dengan Mitch. Mitch menoleh, memandang anggota tim penjelajah sambil tersenyum simpul. Dia menggenggam tangan Surya, lalu berkata, "Anak muda, selamat bergabung dengan tim penjelajah kami. Oh ya, namaku Mitch, kamu bisa memanggilku Kapten Mitch. Siapa namamu?""Namaku Surya.""Oh, ternyata namamu Surya. Halo, Surya. Senang bertemu denganmu. Mohon bantuannya, ya.""Kapten Mitch, kali ini aku akan mengandalkan kalian.""Oh, tentu saja." Mitch melanjutkan sambil tersenyum, "Tapi aku punya syarat
Surya mengerutkan kening sembari berujar, "Kenapa? Apa kalian akan mundur?""Haha, mundur? Bagaimana mungkin?"Mitch merangkul pundak Surya, lalu berkata, "Maksudku, hutan ini sangat berbahaya. Di dalam Hutan Belantara Waiser ada serangga pengisap darah. Begitu kita bertemu mereka, akan sangat sulit untuk melanjutkan perjalanan, jadi kita hanya bisa mundur. Apa kamu mengerti?""Ya."Surya mengangguk sambil berkata, "Aku mengerti.""Baiklah, bersiap-siaplah. Kita akan segera berangkat!"Setelah melakukan persiapan sederhana, Surya mengikuti tim penjelajah yang dipimpin oleh Mitch masuk ke dalam hutan belantara. Lima ratus meter pertama masih cukup baik karena di Hutan Belantara Waiser ini sering ada penjelajah yang datang, sehingga ancaman di area ini sudah banyak yang dihilangkan.Namun, bagaimanapun juga ini adalah hutan belantara. Pohon-pohon yang tumbuh di sini jauh lebih besar dibandingkan pohon-pohon di luar. Selain itu, hutan ini sangat rimbun dan rapat. Di bawah naungan lapisan
"Tapi di sini, semuanya baru. Apa yang akan kita temui juga nggak diketahui. Itulah sebabnya tempat ini sangat menarik bagi kami."Pada saat itu, seorang pria tua berambut putih di tim penjelajah berkata dengan kagum, "Datang ke sini seperti benar-benar kembali ke pelukan alam. Lingkungan yang dirancang oleh manusia di luar sana tampak nggak berarti di sini."Mitch melirik pria tua itu, lalu menjelaskan, "Namanya Winston, anggota tertua di tim penjelajah kami. Dia bertanggung jawab membantu kami dalam hal navigasi. Kamu pasti tahu kalau kita akan sangat mudah tersesat di dalam hutan, jadi kami membutuhkan navigasi yang akurat.""Karena navigasi adalah tentang perbandingan antara dua lokasi, kami memerlukan seseorang yang khusus melakukan pekerjaan ini. Winston sangat cocok untuk tugas ini."Winston mengangguk pada Surya, lalu berkata, "Halo, anak muda. Aku melihat keberanian dan cinta dalam dirimu. Bersemangatlah, selama kamu terus meningkatkan kemampuan dirimu, aku yakin suatu hari na
"Srek, srek!"Setelah hening sejenak, Winston berkata, "Mitch, kamu tadi nggak seharusnya berbicara kepada Winder dengan nada seperti itu. Kamu tahu kalau Winder adalah orang yang nggak sabaran. Dia memang nggak punya banyak kesabaran, tapi dia sudah melakukan banyak hal untuk kita.""Jangan khawatir, Winston. Ketika kita menemukan peti emas itu, bagian untuk Winder akan aku berikan sendiri padanya.""Ya."Winston mengangguk, tidak mengatakan apa-apa lagi.Surya mengikuti di belakang, memperhatikan keheningan di antara orang-orang ini, merasa sedikit takut. Kedalaman yang dicapai oleh Winston dan yang lainnya di Hutan Belantara Waiser hanya lima kilometer. Dengan luas mencapai sepuluh ribu kilometer persegi, jarak itu sangat tidak berarti.Terlebih lagi, tim penjelajah yang berhasil mencapai jarak terjauh di hutan ini hanya mampu mencapai kedalaman sepuluh kilometer, sebelum akhirnya mereka kembali ke luar. Ini adalah batas kemampuan penjelajah.Namun, kedalaman sepuluh kilometer juga
Oleh karena itu, Surya hanya bisa berkata, "Baiklah, maaf atas kekasaranku tadi. Aku memilih merahasiakan hal ini untuk kalian."Winston meletakkan belatinya, lalu berkata pada Mitch, "Baiklah, Mitch, turunkan dia. Aku yakin dia akan menjaga rahasia kita."Mitch melepaskan Surya, menarik Winston ke depan kelompok, lalu berbicara dengan suara pelan. Meskipun suaranya pelan, sebagai seorang kultivator, pendengaran Surya jauh lebih baik daripada orang biasa. Dia bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas."Winston, orang bernama Surya ini nggak bisa dipercaya. Aku pikir kita harus mempercepat rencana kita.""Meskipun kita tahu ada harta karun di dalam Hutan Belantara Waiser, kita nggak tahu di mana letak harta itu. Mempercepat pencarian mungkin nggak ada gunanya.""Nggak masalah, aku yakin kita bisa menemukan harta karun itu."...Surya tidak tahu apa arti harta karun ini bagi Mitch dan yang lainnya. Mungkin harta karun itu adalah harapan terakhir mereka untuk bisa bertahan hidup. Baga
Surya memang tidak memiliki rencana untuk keluar dari hutan belantara. Sekarang, karena Mitch sudah memberinya kesempatan, tentu saja Surya akan memanfaatkannya. Mitch berpura-pura terkejut, lalu bertanya, "Apa? Kamu masih ingin melanjutkan perjalanan? Apa kamu tahu betapa berbahayanya di dalam sana?""Dengar, kamu masih terlalu muda, jangan sembarangan mengambil risiko. Jarak 2 kilometer saja sudah cukup bagi kamu untuk menyombongkan diri di luar sana.""Maaf, aku benar-benar ingin mencoba lagi. Bagaimanapun juga, kamu bisa melihat kalau aku sudah siap sepenuhnya. Bahan kain celana ini sangat kuat, serangga pengisap darah biasa nggak akan bisa merobek kain ini."Winston bertanya, "Apakah kamu benar-benar bertekad untuk melanjutkan perjalanan sendirian?""Ya." Surya menjawab, "Tapi mungkin aku nggak bisa mengantar kalian kembali ke kota.""Nggak masalah, kami bisa memanggil taksi untuk pulang. Tapi kamu harus berhati-hati saat menjelajahi hutan ini sendirian.""Aku mengerti."Mitch dan
Serangga pengisap darah tersebut menggerakkan sayapnya, dengan cepat menerjang ke arah Surya. Ribuan serangga pengisap darah itu merayapi tubuh Surya seperti lebah. Namun, meskipun demikian, masih ada ribuan serangga pengisap darah lain yang terus menerjang dari lapisan dedaunan.Dalam sekejap, serangga pengisap darah itu menempel pada tubuh Surya, membentuk sebuah bola besar. Namun, pada detik berikutnya sebuah bola aura hitam muncul, dengan cepat melebar, membuat serangga pengisap darah itu terbunuh satu per satu. Saat Surya menghentikan aura hitamnya, serangga pengisap darah yang tak terhitung jumlahnya kembali menerjang Surya dengan cepat.Surya sekali lagi menciptakan perisai pertahanan hitam dengan kekuatan penghancur. Sebuah perisai bulat melingkupi tubuh Surya di dalamnya, membuat semua serangga pengisap darah yang menabrak perisai itu hancur menjadi serpihan yang tersebar di tanah.Makin lama, makin banyak mayat serangga pengisap darah di tanah. Pada saat ini, Surya akhirnya m
Surya menginjak lapisan dedaunan, lalu mundur dua langkah. Ketika dia melihat lagi, sebuah cahaya keemasan muncul di atas lingkaran sihir emas. Bersamaan dengan hilangnya cahaya itu, sesosok muncul di depan Surya.Pria itu mengenakan satu set baju besi hitam, juga memegang sebilah kapak hitam di tangannya. Wajahnya tampan dengan kulit yang halus, hanya bibirnya yang tampak berwarna hitam. Ketika dia tersenyum, ada kesan sombong yang terpancar darinya.Surya memandang pria yang tiba-tiba muncul di hadapannya, lalu bertanya, "Siapa kamu?"Pria itu berkata, "Apakah kamu adalah orang yang memiliki takdir dengan Zony? Aku bisa merasakan aura naga di dalam tubuhmu. Aura naga ini sangat kuat. Sepertinya kamu sudah mendapatkan delapan kaldron naga.""Kamu!""Nggak perlu gugup. Aku juga seorang kultivator. Dulu aku hampir mati karena terluka parah, lalu Senior Zony menyelamatkanku. Dia memerintahkanku untuk menjaga kaldron sembilan naga di sini. Ratusan tahun sudah berlalu sejak saat itu, aku b