Tina hanya bisa menangis. Pada saat ini, penyesalan di hatinya sudah mengalahkan ketakutannya. Tina tahu bahwa jika bukan karena dirinya, Surya tidak akan berada dalam situasi seperti ini. Dia merasa berutang pada pria itu. Dengan suara tercekat, Tina berkata, "Baiklah, Surya, aku berjanji padamu. Selama kamu bisa menyelamatkanku, selama kita berdua bisa baik-baik saja, aku akan pergi ke Aerovia bersamamu.""Ya, percayalah padaku!"Mata mereka saling bertemu. Surya menatap Tina dengan tatapan tegas.Pada saat ini, ular piton raksasa hitam itu sepertinya telah membaca pikiran Surya. Ia mengeluarkan lidah dari mulutnya, mendekati sangkar besi yang tergantung di udara, lalu menjilat tubuh Tina dengan lidahnya. Bau lendir dan bau busuk langsung menyerang."Ah!"Tina berteriak, merasa seolah-olah ada seseorang yang menggosoknya dengan sapu. Saat melihat pemandangan ini, mata Surya langsung memerah. Energi spiritualnya meledak. Dia mengeluarkan Tombak Guntur di tangannya, lalu melemparkan to
Dengan pengamatan terus-menerus dari Surya, akhirnya setelah beberapa menit, Surya berhasil mengenai ular piton itu dengan Tombak Guntur. Dari tiga lemparan Tombak Guntur, akan ada satu yang mengenai ular raksasa itu. Tombak Guntur meledak, memancarkan kekuatan yang sangat besar, membuat ular raksasa merasakan sakit yang terus-menerus."Groar!"Setelah meraung beberapa saat, ular piton raksasa itu mempercepat lajunya untuk merayap menuju Surya. Namun, meski kecepatan ular piton raksasa itu meningkat, kemampuannya untuk menghindar juga berkurang banyak karena amarahnya. Hal ini membuat Tombak Guntur lebih mudah mengenainya. Rata-rata, dari dua lemparan Tombak Guntur, salah satunya akan mengenai ular piton raksasa tersebut."Bum!""Groar!"Seiring ledakan Tombak Guntur, ular piton raksasa itu mengangkat kepalanya sambil mengeluarkan suara raungan kesakitan. Surya berdiri di sana dengan senyum kecil di sudut mulutnya, lalu berkata, "Sepertinya aku sudah menemukan cara untuk menghadapimu."
Ular piton raksasa itu dibelah oleh Surya. Kepala ular itu terayun dua kali di udara sebelum ia terjatuh ke tanah dan mati."Huff, huff!"Surya menarik napas dalam-dalam dua kali, lalu membelah sangkar besi untuk menyelamatkan Tina.Saat melihat Surya lagi, Tina berkata dengan mata memerah, "Surya, aku mencintaimu."Tina melompat ke pelukan Surya, sementara Surya segera memeluk Tina sambil menepuk punggungnya, lalu berkata, "Tina, aku juga mencintaimu."Saat itu, aliran hangat dari kekuatan cahaya di dalam tubuh Surya mulai mengalir, membuat aura hitam di tubuhnya mulai menghilang, lalu dia kembali normal."Hahaha, Surya, kamu benar-benar nggak mengecewakanku."Pada saat ini, suara Barney terdengar dari pengeras suara. Surya menatap pengeras suara sambil berkata, "Pak Barney, sekarang aku sudah menemukan Tina, bisakah kamu membiarkan kami pergi?""Tentu saja. Selama kamu bisa keluar dari lantai sembilan bawah tanah, aku jamin nggak akan ada yang akan menghentikan kalian. Sementara untu
Sesampainya di lantai negatif tujuh lagi, Surya menemukan bahwa ada jaringan listrik yang melintang di seluruh lantai negatif tujuh. Jaringan listrik ini muncul dari reruntuhan dua generator arus listrik. Jaringan ini menghalangi jalan Surya dan Tina.Surya tertegun di tempatnya. Bagaimanapun juga, ketika dia turun tadi, Surya telah menghancurkan dua generator arus. Saat itu, tidak ada jaringan listrik sama sekali. Sekarang, kemunculan jaringan listrik secara tiba-tiba di sini hanya bisa berarti satu hal, yaitu makhluk aneh yang direndam di dalam tabung reaksi di lantai negatif lima sudah terbangun."Tina, awas!"Ketika Surya menoleh ke belakang, dia melihat monster setengah manusia dan setengah kadal sedang memegang tombak baja di tangannya. Dia menusuk ke arah Tina dari belakang. Surya buru-buru menarik Tina menjauh, meraih tombak baja yang dihunuskan monster itu, lalu menusukkannya ke dada monster itu.Gerakan monster itu berhenti dalam sekejap, tubuhnya roboh ke tanah, lalu ada cai
Begitu Surya masuk ke lantai negatif enam, dia hanya melihat jaring besi yang menutupi batu besar itu telah terangkat setengahnya ke udara. "Krek!" Pada saat ini, batu besar itu bahkan terhubung dengan arus listrik. Tiba-tiba, medan magnet yang lebih kuat muncul, sementara pada saat yang sama, ratusan anak panah menyerang dari segala arah.Dengan segera, Surya membuka Perisai Bola Cahaya, menahan serangan medan magnet serta serangan ratusan anak panah. Detik berikutnya, Surya mengeluarkan Tombak Guntur di tangan kirinya, lalu melemparkannya ke arah tempat persembunyian beberapa monster."Bum!""Bum!""Bum!"...Diiringi dengan ledakan yang terus menerus, keenam monster itu semua meledak dan terbunuh. Pada saat ini, Surya melihat monster yang bersembunyi di pintu masuk lantai negatif enam berbalik untuk melarikan diri.Surya kembali mengingat-ingat dalam benaknya. Monster, manusia setengah kuda, serta kadal yang dilihatnya di lantai negatif lima sebelumnya, semuanya hanya monster biasa.
Namun, aura yang dipancarkan manusia semut itu sangat istimewa, bahkan membuat Surya merasa takut. Saat melihat kelima anak buahnya tewas dalam pertempuran, manusia semut bangkit berdiri, menggerutu mengatakan sesuatu sambil meraih kursi, lalu melemparkannya ke arah Surya.Kursi itu terkena rantai petir di udara, langsung meledak, hancur menjadi puing-puing yang berserakan ke seluruh tanah. Pada saat yang sama, manusia semut maju dua langkah, lalu tiba-tiba menghilang dalam sekejap."Apa?""Teknik penyembunyian diri?"Surya tampak terkejut. Namun, sebelum Surya sempat bereaksi, sebuah lengan tiba-tiba mencengkeram leher Surya, lalu langsung mengangkat Surya.Bola petir menghilang, sementara manusia semut kembali menampakkan wujud aslinya. Kemudian, dia meninju dada Surya dengan satu pukulan keras. "Bum!" Surya terpental ke belakang, menabrak dinding dengan kekuatan tabrakan yang besar, membuat dinding langsung retak hingga celahnya retakan tampak menyebar.Rasa sakit yang menusuk datan
Karena kekuatan cahaya dan kekuatan penghancur adalah kekuatan aturan di ruang tengah, batasan aturan akan muncul dalam jangkauan yang dicakup oleh kekuatan ini. Dengan begitu, tak peduli seberapa kuat lawan, dia seharusnya masih bisa terdeteksi, 'kan?Aturan ruang ibarat tembok ruang. Selama aturan ruang muncul, meski lawan bisa menyembunyikan dirinya, dia tidak akan punya tempat untuk bersembunyi.Surya tahu bahwa sekarang dia baru bisa mendapatkan kesempatan melawan hanya ketika manusia semut keluar dari persembunyiannya. Jika tidak, Surya akan berada di tempat terbuka, sementara musuh akan berada dalam kegelapan. Dia tidak akan tahu di mana manusia semut itu berada. Ini sangat berbahaya.Pada saat ini, beberapa meter jauhnya, manusia semut tiba-tiba muncul. Dia menatap Surya dengan wajah mengejek, seolah-olah dia yakin bahwa Surya akan dikalahkan olehnya.Pada saat yang sama, sebuah suara terdengar di benak Surya, "Orang menyedihkan di ruang ini, kamu sama sekali nggak pantas menja
Kedua energi pedang bertabrakan, menyebabkan ledakan. Tanah retak seketika. Retakan itu menyebar hingga lebih dari sepuluh meter. Manusia semut melompat mendekat dengan cepat, sementara Surya langsung melemparkan Tombak Guntur di tangannya sambil berteriak, "Dasar sialan, rasakan kekuatan petir ini!"Tombak Guntur melesat lewat dengan kecepatan tinggi, langsung menusuk tubuh manusia semut, lalu meledak. Kekuatan dahsyat tersebut langsung membawa manusia semut, yang sedang menyerang ke depan, terempas mundur beberapa meter, lalu jatuh ke tanah.Sebuah lubang besar muncul di dada manusia semut. Senyum kecil muncul di sudut bibir Surya saat dia berkata, "Kamu sudah tamat."Namun, saat ini lubang besar di dada manusia semut sembuh dengan cepat, bahkan dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang."Sampah ruang rendahan, aku akan memberitahumu apa itu kekuatan yang sebenarnya!"Manusia semut mengulurkan tangan kirinya, sebuah pusaran hitam muncul di telapak tangannya, lalu sebuah si