"Orang itu betulan membelikan aku teh susu?"Tom menatap pelayan itu dengan ekspresi tidak percaya, kemudian bertanya, "Apa dia menyuruhmu menyampaikan sesuatu padaku?"Pelayan wanita itu tersenyum dan menyahut, "Ya, memang ada. Pak Surya bilang kalau teh susu kopi ini rasanya enak. Dia ingin kamu mencicipinya.""Ada yang lain?""Nggak ada.""Terima kasih."Setelah pelayan pergi, Tom melihat teh susu di tangannya. Meskipun dia masih sangat menentang Surya dan mengumpat dengan suara pelan, pria itu tetap mencoba memasukkan sedotan ke dalam gelas teh susu itu dan meminumnya.Konferensi ini berlangsung selama empat jam. Menjelang berakhir, Tom menerima panggilan telepon dari Carmen."Pak Carmen, ada apa?""Tom, apa Pak Surya masih di sana?""Pak Surya? Pak Surya yang mana?""Surya Pratama.""Oh," sahut Tom melirik ke arah kedai kopi. Pria itu kemudian berkata, "Dia masih ada di sini.""Baiklah, sekarang konferensinya sudah selesai, ajak dia masuk. Bilang saja padanya kalau aku yang mengun
"Tentu saja, dalam konferensi itu, aku nggak menyebutkan apa pun tentang Grup Greenergy. Secara bersamaan, semua perwakilan dari semua negara yang ikut serta dalam konferensi itu juga nggak menyebutkan Grup Greenergy.""Terima kasih banyak," balas Surya.Carmen menepuk bahu Surya, lalu berkata, "Pak Surya, masalah berikutnya tergantung padamu, aku harap kamu nggak mengecewakanku.""Tentu."Tidak lama kemudian, Carmen mengundang Surya untuk makan siang bersama. Carmen memperkenalkan Surya kepada para perwakilan dari berbagai negara. Setelah memberi salam, perwakilan Negara Aerovia yaitu Andaru mengajak Surya ke samping sambil berbisik, "Pak Surya, Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural sangat puas dengan penyelidikanmu di Negara Kamber. Bagaimanapun, selanjutnya mungkin ada perubahan besar di Negara Kamber dan badai akan datang. Aku harap kamu bisa bersiap-siap lebih dulu.""Aku tahu, terima kasih banyak."Surya dan Andaru mengobrol sebentar, kemudian kembali ke temp
Surya menatap Barney yang sedang duduk di belakang mejanya, lalu segera bertanya, "Di mana Tina?"Barney mengeluarkan cerutu, menyalakannya, menyesap sedikit, lalu mengembuskan asap dan menjawab, "Jangan khawatir. Karena kamu sudah menyelesaikan tugasku, aku pasti akan menyerahkan Tina padamu. Lagi pula sekarang aku ingin berbincang denganmu tentang masalah lain ....""Silakan duduk."Surya tidak punya pilihan selain menarik kursi, kemudian duduk dan menyahut, "Kalau ada sesuatu, cepat katakan."Faktanya, Surya tahu bahwa Barney tidak akan menyerahkan Tina dengan mudah, jadi dia sudah bersiap dalam hati. Barney kemudian menjelaskan, "Sebenarnya, aku sangat tertarik pada satu hal, yaitu bagaimana kamu bisa mendapatkan kepercayaan dari Carmen dan berhasil membuat mereka berhenti membahas Grup Greenergy dalam konferensi itu."Surya langsung menjawab, "Sebenarnya karena Ralph.""Ralph? Masalah ini ada hubungannya dengan dia?""Benar," sahut Surya. Dia kembali menjelaskan, "Pak Barney, kamu
"Kuberi tahu saja, total ruang bawah tanah di lantai ini ada sembilan. Kecuali tempat parkir di lantai dasar, delapan ruang bawah tanah lain adalah tempat di mana makhluk percobaan ditempatkan ....""Tina ada di lantai sembilan. Kalau kamu bersedia bergabung dengan Grup Greenergy, aku bisa menyuruh Dimon mengantarmu ke lift, lalu cari Tina baru naik lagi. Dengan cara ini, kamu hanya akan menggunakan lebih dari lima menit ....""Sedangkan kalau kamu nggak bersedia bergabung dengan Grup Greenergy, kamu harus pergi mulai dari lantai pertama, lalu pergi melewati lantai lain satu per satu. Entah apa yang akan kamu temui di dalam, apa kamu bisa melihat Tina lagi atau nggak dan bisa membawa Tina pergi hidup-hidup, itu semua tergantung padamu ....""Mengerti?"Surya melihat peta denah dan mulai berpikir dengan keras.Barney merasa bahwa Surya ragu -ragu. Dia tersenyum, kemudian berkata, "Tetaplah tinggal di Negara Kamber, kamu bisa mendapatkan hal -hal yang nggak bisa didapat orang biasa dalam
"Brak!""Brak!""Roar!"...Suara benturan tersebut langsung menarik perhatian makhluk-makhluk di sekitar kandang besi. Makhluk-makhluk yang tadinya berdiam diri di dalam kandang besi, kini menjadi sangat bersemangat. Satu per satu dari mereka mulai menghantam kandang besi tersebut.Dampak yang berulang-ulang tersebut jelas merusak bentuk kandang besi tersebut. Namun, seiring dengan semakin kerasnya dampak itu, harimau dan macan tutul mulai mati satu per satu akibat benturan pada kandang besi.Darah mengalir ke seluruh lantai, tubuh macan tutul yang mati langsung dimakan oleh harimau dan macan tutul lainnya. Tidak lama kemudian, harimau dan macan tutul lainnya juga menabrak kandang besi mereka."Brak!"Akhirnya kandang besi itu terbuka, beberapa ekor harimau dan macan tutul melompat keluar dari kandang besi. Mereka berpencar, membentuk bentuk kipas yang mengelilingi Surya. Surya mundur dan mengamati, lalu tiba-tiba, seekor macan tutul berlari ke arahnya dan melompat menuju Surya."Kema
Surya dapat merasakan mereka terus bergerak, seolah-olah sedang bersiap untuk berperang. Ketika Surya hendak mengangkat kakinya untuk bergerak maju, tiba-tiba dia menyadari bahwa kakinya tersangkut. Surya langsung merasakan hawa dingin yang tidak menyenangkan menyeruak di hatinya.Pada saat ini, angin sejuk datang dari belakangnya. Surya buru-buru berbalik ke samping dan merasakan sesuatu terbang melewatinya. Surya menjentikkan jarinya dan merapalkan Jurus Cahaya Terang, kemudian bola cahaya muncul di atas kepalanya dan menerangi ruang dalam jarak belasan meter di depan.Karena ruang bawah tanah sangat luas, bola cahaya hanya dapat menerangi sebagian kecil area saja, sedangkan area sekitarnya masih gelap. Namun, dalam jangkauan yang diterangi oleh bola cahaya tersebut, Surya telah melihat apa yang baru saja terbang.Di atas tanah, sebuah benang laba-laba putih yang kira-kira setebal lengan, membentang di sepanjang lantai, menuju kegelapan tak berujung di belakangnya. Posisi tersebut ke
Jika Surya memiliki fobia terhadap benda raksasa, dia mungkin akan ketakutan dan langsung pingsan sekarang.Mengambil napas dalam-dalam, Surya berpikir bahwa dia tidak ingin menimbulkan masalah. Bagaimanapun, dia datang ke sini untuk menyelamatkan Tina dan segera pergi. Karena ketiga laba-laba raksasa telah menghentikan serangan, Surya tidak siap untuk tinggal lebih lama lagi dan langsung mengikuti instruksi di atas peta denah dan berjalan menuju pintu masuk ke lantai empat.Secara kebetulan, pintu masuk ke lantai empat berada di bawah dinding tempat laba-laba raksasa itu berada. Hal ini membuat Surya sedikit dilema. Bagaimanapun, hewan memiliki kesadaran wilayah mereka dan laba-laba suka membuat jaring. Di mata laba-laba, mungkin hanya ada dua jenis makhluk yang dekat dengannya.Yang satu adalah mangsa, yang lainnya adalah musuh.Namun, karena pintu masuk ke lantai empat berada tepat di bawah dinding tempat laba-laba raksasa itu berada, Surya tidak punya pilihan selain berjalan ke san
Surya sedang berpikir dan sudah melewati kelompok meja kedua. Tiba-tiba, dia merasakan ada yang tidak beres. Tubuhnya tiba-tiba menghindar, mengangkat tangan kirinya dan menggunakan Teknik Pertahanan Bumi untuk memblokir peluru yang beterbangan."Ruang Bumi Tebal!""Mengikuti teriakan Surya, sebuah Ruang Bumi Tebal yang sangat besar muncul dan membungkus Surya di dalamnya. Saat ruang bumi yang tebal terbentuk, peluru yang tak terhitung jumlahnya dan berbagai serangan energi listrik membombardirnya."Duar!""Duar!""Duar!"Di bawah serangan intensif, tiga ledakan terjadi di Ruang Bumi Tebal, kemudian semuanya runtuh, dengan peluru dan meriam laser yang tak terhitung jumlahnya menembusnya. Pada saat yang sama, Surya membuka Perlindungan Dewa Naga.Aliran cahaya warna-warni muncul di atas kepala Surya dan menyelimutinya. Semua serangan dari puluhan orang mengenai perisai cahaya dan semuanya diserap oleh perisai tersebut. Surya melihat puluhan orang di depannya, beberapa di antaranya menca