Share

Bab 19

Penulis: Rizki Al-Mubarok
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Di mana ini?”

Kelvin menoleh ke arah kanan dan kiri, tetapi dia tidak mendapati siapapun di sini, gubuk ini sepi.

Meskipun tadi dia terbaring di atas jerami, tetapi Kelvin tidak merasakan gatal pada tubuhnya. Jerami-jerami yang disusun rapi dan membentuk seperti ranjang yang empuk ini bersih dan tidak gatal sama sekali. Sepertinya pemilik gubuk ini menggunakan jerami yang dicuci bersih sebagai kasur untuk alas tidur.

Kelvin berniat beranjak turun dari ranjang jerami dan pergi untuk melihat keadaan di luar gubuk, tetapi sebelum kaki kanannya menyentuh tanah, seseorang membuka pintu gubuk tersebut.

Dilihatnya dari pintu yang terbuka, seorang pria bertubuh kekar dan tinggi, berkulit hitam, dan rambutnya yang panjang, membuat Kelvin teringat dengan tokoh karakter di film kuno.

“Kau sudah sadar ya, Nak?” tanya pria itu. Tangan kanannya membawa wadah kayu seperti piring berisi makanan, sementara tangan kirinya me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 20

    “Jangan sakiti mereka!” Kelvin langsung memegangi tangan Jaka yang tengah bersiap untuk memanah burung puter itu.“Kenapa?” Jaka langsung menoleh ke arah Kelvin sembari mengernyitkan dahinya.“Kata ibuku, burung puter adalah burung pembawa rejeki,” jawab Kelvin, lalu dia menambahkan dengan memberikan pendapat. “Daripada membunuhnya, lebih baik kita pelihara saja. Sebagai pertanda di saat pagi hari jika burung puter berkicau, itu tandanya adalah hari yang baik untuk segera berangkat bekerja.”“Lalu bagaimana cara menangkapnya jika aku tidak memanahnya?” tanya Jaka. Selama ini, semua masyarakat Suku Ndiwek belum pernah memelihara burung, karena burung adalah hewan yang sulit ditangkap jika tidak dipanah. “Apa kau bisa menangkap burung itu tanpa harus memanahnya?”“Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya atau tidak?” Kelvin pernah mendengar ibunya menceritakan cara ayahnya dulu menangkap burung puter, tetapi selama ini dia belum pernah mencoba me

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 21

    Pagi telah berganti siang, tetapi sampai saat ini Jaka Kusuma belum mendapatkan hewan buruan apa pun. Sebab, sebagian besar waktunya dia gunakan untuk bercerita dan mengobrol dengan Kelvin. Namun, dia tidak mempermasalahkan hal ini, karena menurutnya Kelvin adalah anak yang baik.“Tak terasa ... sekarang sudah siang, ya.” Jaka menatap sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah danau yang luas tersebut. Saat ini posisinya masih dalam keadaan berdiri.Kelvin masih dalam keadaan berjongkok di samping kiri Jaka. Mendengar pria itu berkata seperti itu, Kelvin jadi merasa bersalah padanya. Sembari menundukkan kepalanya, dia berkata, “Maafkan aku, Pak Jaka. Gara-gara aku, kau jadi kehilangan waktu berhargamu yang seharusnya kau gunakan untuk berburu.” “Kenapa kau meminta maaf soal itu, Kelvin?” tanya Jaka. “Kan sudah aku katakan padamu, bahwa apabila hari ini kita tidak bisa mendapatkan hewan buruan, maka kita akan pergi ke Hutan Buah untuk memetik buah-buahan. Berburu tidak mudah, tetapi

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 22

    Wanita itu menatap Kelvin yang pingsan di depannya. Dia berkata, “Kau sangat kuat, tetapi kau takut dengan ular kobra.”Ular kobra yang tadi mematuk kaki Kelvin telah pergi untuk mencari sarang lain, karena sarangnya yang di bawah pohon beringin telah dirusak oleh Kelvin. Meskipun Kelvin tidak sengaja melakukannya karena dia tidak tahu, tetapi tetap saja hal tersebut membuat ular kobra itu marah karena habitatnya dirusak, apalagi ular itu juga merasa terancam saat Kelvin melempar batang pohon beringin itu ke arahnya.“Mengingat kau adalah anak yang sangat baik, aku akan menyelamatkanmu, Kelvin.” Wanita berpakaian putih itu kemudian berjongkok sembari menatap bekas luka gigitan ular yang ada pada kaki kiri Kelvin. Wanita itu mengulurkan tangan kanannya dan menyentuh luka bekas gigitan ular Kelvin, sementara mulutnya berkomat-kamit membaca mantra.Bertepatan pada saat itu juga, tangan kanan wanita berpakaian putih yang menyentuh luka gigitan ular tersebut memancarkan cahaya hijau, memb

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 23

    “Namaku Lily Gabriella. Kau bisa memanggilku Lily,” jawab wanita itu memperkenalkan diri. “Namamu sangat indah, Dewi Lily!” puji Kelvin. “Baiklah saya akan memberitahukan rahasia saya pada Anda. Tapi ceritanya panjang, saya membutuhkan tempat yang sepi dan nyaman untuk menceritakan ini.”“Baiklah. Kalau begitu, pejamkan saja matamu!” perintah Dewi Lily. Kelvin langsung menurut dan memejamkan matanya.Kelvin menebak, kalau Dewi Lily pasti akan membawa dirinya ke tempat lain dengan kemampuan teleportasinya. Dia pernah membaca buku fantasi di perpustakaan sekolahnya, bahwa seorang dewa/dewi memiliki kemampuan teleportasi untuk berpindah tempat ke mana pun hanya dengan sekejap mata.Dia tidak menyangka, kalau hal mitologi yang terdapat dalam cerita-cerita itu nyata ada. Namun, setelah dia bertemu dengan seorang Dewi Puter secara langsung seperti ini, dia jadi percaya, bahwa cerita-cerita fantasi yang pernah dia baca itu nyata dan ada.Dia juga ingat, bahwa di buku cerita fantasi yang pe

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 24

    Kelvin tidak tahu harus jawab apa. Jika dia berkata dengan jujur kalau dia yang melakukan itu, dia takut kalau Jaka akan memarahinya. Namun, jika dia berkata kalau dia tidak tahu, pasti Jaka tidak akan percaya karena dirinya berada di sini.“Katakan saja, Kelvin!” kata Jaka. Pria itu mengulangi pertanyaannya. “Siapa yang merobohkan pohon beringin itu?”Kelvin tidak punya pilihan lain selain menjawab dengan jujur. Karena menurutnya, jujur lebih baik daripada berbohong. Karena sesuatu kebohongan yang terpendam akan membuat dirinya takut ... takut jika kebohongannya itu suatu saat nanti terungkap.“Saya, Pak Jaka,” jawab Kelvin sembari mengangkat tangan kanannya dan menundukkan kepalanya dalam. “Saya yang melakukannya. Maafkan saya, Pak Jaka!”“Apa?” Jaka membelalakkan matanya, tak percaya. Dia yang bertubuh kekar saja tidak bisa melakukan itu, lalu bagaimana cara Kelvin yang hanya seorang bocah kecil menumbangkan pohon sebesar itu? “Tidak mungkin ... tidak mungkin jika kau yang melakuka

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 25

    “Dia ....” Tiba-tiba Jaka merasakan sesuatu seperti ada yang memukul punggungnya dengan sangat keras. Rasanya sangat sakit, seolah-olah punggungnya itu dipukul dengan gada besi. Hal tersebut membuat dirinya tersentak ke depan, akan tetapi Kelvin langsung menopang tubuhnya dengan cekatan.“Anda kenapa?” tanya Kelvin. Raut wajahnya terlihat sangat panik ketika melihat Jaka yang tiba-tiba saja muntah darah. “Kenapa tiba-tiba saja Anda seperti ini?”Jaka ingin menjawab, tetapi untuk mengatakan sepatah kata pun dia tidak bisa. Tenggorokannya menjadi semakin sakit ketika dia mencoba untuk berbicara. Tidak hanya itu saja, bahkan sekujur tubuhnya juga terasa sangat nyeri, perih dan sakit yang tiada tara.Detik kemudian, Jaka memuntahkan seteguk darah lagi dari mulutnya, membuat Kelvin menjadi semakin cemas dan panik.“Bertahanlah, Pak Jaka! Saya akan mencari bantuan!” Kelvin menyandarkan tubuh Jaka pada kursi kayu, tetapi tiba-tiba saja tubuh Jaka menjadi kejang-kejang tak karuan dan kemudian

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 26

    Jaka merasakan seperti ada energi hangat masuk ke dalam tubuhnya. Secara perlahan, energi tersebut membuat rasa sakit di dalam tubuhnya menghilang. Tadi dia juga sempat merasakan, seolah kutukan yang selama ini ada dalam dirinya telah terlepas dan membuat dirinya merasakan lega.Dia berusaha untuk bangkit dari kesadarannya setelah merasakan bahwa luka dalamnya telah pulih dengan sempurna. Di saat kesadarannya mulai terkumpul, dengan samar-samar Jaka mendengar suara seseorang mengatakan ....“Tanpa bantuan dari sistem, aku hanyalah manusia lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa.”Setelah mendengar suara itu, kesadaran Jaka langsung terkumpul dengan cepat. Suara tersebut membuat ingatannya kembali dengan cepat karena dia merasa seperti mengenal suara itu. Dengan cepat dia langsung membuka matanya, dan orang pertama yang dia lihat saat membuka mata adalah Kelvin yang sedang duduk di kursi sebelah kiri meja.Dengan cepat pria itu langsung bertanya, “Sistem? ... apa yang kau maksud deng

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 27

    Tak terasa, sepuluh tahun telah berlalu. Dalam waktu sepuluh tahun ini, Suku Ndiwek sudah mengalami banyak perkembangan berkat keberadaan Kelvin dan Dewi Lily.Berbicara soal Dewi Lily, sampai sekarang pun dia masih menyembunyikan identitasnya dan hanya Kelvin saja yang tahu kalau dirinya adalah seorang dewi. Selama sepuluh tahun ini, dia mengunggunakan nama samaran Layla, dan semua orang di Suku Ndiwek memanggilnya dengan nama itu, termasuk Kelvin.Layla dan Kelvin masih tinggal satu rumah dengan Jaka. Namun, sekarang rumah Jaka tidak lagi terbuat dari bambu, melainkan kayu albasia. Tidak hanya rumah Jaka saja yang menggunakan kayu albasia, tetapi seluruh masyarakat Suku Ndiwek sudah menggunakan kayu albasia sebagai tembok rumah mereka.Sejak sembilan tahun yang lalu, masyarakat Suku Ndiwek diberi saran oleh Kelvin agar mereka menanam benih pohon albasia sebanyak mungkim, dan setelah pohon itu tumbuh, mereka membangun rumah menggunakan kayu pohon tersebut. Karena, pohon albasia adal

Bab terbaru

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 49

    Di dalam ruangan ini, Jaka melihat cahaya dari luar yang masuk melewati sela-sela pintu masuk yang ditutup. Dia mengernyitkan dahi. Karena penasaran, dia pun beranjak berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju ke arah pintu untuk mengecek, ada apakah di luar?Ketika dia sampai di dekat pintu dan tangannya hendak meraih tuas pintu tersebut, dia mendengar suara Xenovia dan Kelvin sedang berbicara di luar.Mendengar suara Kelvin yang berkata akan membangun Suku Ndiwek menjadi Kota, membangun istana, serta ingin menjadikan dia dan istrinya menjadi raja dan ratu, Jaka merasa terharu dan langsung membuka pintu tersebut sembari berkata, “Kau tidak perlu melakukan itu, Nak. Melihat kalian pulang dengan selamat saja aku sudah sangat bersyukur.” Pria itu kemudian mendekat ke arah mereka, lalu memeluk Kelvin dan Dewi Lily.“Tanpa bantuan Xenovia, kami tidak akan selamat, Ayah,” kata Kelvin, dia dan Dewi Lily membalas pelukan Jaka.“Tidak!” kata Xenovia. “Aku tidak melakukan apa pun. Sis

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 48

    “Ibu angkatmu?” tanya Xenovia, tidak mengerti dengan yang baru saja diucapkan Kelvin. “Kekuatan cahaya kehidupan?”(Sepertinya pemuda itu ingin mengajak Master untuk menggabungkannya kekuatan Sistem Cahaya dengan Kekuatan Sistem Kehidupan.)Ketika Kelvin hendak membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Xenovia, tiba-tiba gadis itu langsung berkata, “Apakah kau ingin menggabungkan kekuatan Sistem Cahaya dan Sistem Kehidupan?”Kelvin tidak terkejut dengan perkataan Xenovia, karena dia bisa menerka kalau gadis itu pasti baru saja diberitahu oleh Sistem Cahaya. Dia hanya merespon ucapannya dengan berkata, “Benar, aku ingin menghidupkan kembali Dewi Lily. Dia adalah ibu angkatku yang telah dibunuh oleh ayahmu.”“Dewi Lily? Dibunuh oleh ayahku?” ulang Xenovia. Dia penasaran denga sosok ‘Dewi Lily’ yang baru saja dikatakan Kelvin, tetapi dia juga merasa bersalah, ketika ayahnyalah yang membunuh ibu angkat pemuda itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya perasaan Kelvin setelah kehilanga

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 47

    Xenovia melepaskan Radiant Crescent Blade, senjata tersebut melesat ke arah Alex dan berhenti tepat tiga meter di atas kepalanya.Pada detik-detik yang menegangkan itu, waktu seolah-olah membeku saat Xenovia mengucapkan kata kunci skill ...."Skill Ultimate: Lunar Radiance!"Semburan cahaya yang menyilaukan meledak dari senjata Radiant Crescent Blade, menelan Alex dalam kecemerlangannya yang membakar. Setiap serat dari tubuhnya berteriak kesakitan saat cahaya yang kuat itu meresap ke dalam kulitnya, membakar seperti seribu matahari yang berapi-api. Penglihatannya kabur, dikonsumsi oleh cahaya yang menyilaukan saat gelombang rasa sakit yang menyiksa melonjak ke seluruh tubuhnya, setiap denyut nadi terasa seperti belati yang menusuk dagingnya.Berjuang untuk mempertahankan ketenangannya, Alex mengertakkan gigi melawan siksaan yang luar biasa, otot-ototnya menegang dalam upaya yang sia-sia untuk menahan gempuran Lunar Radiance. Bulir-bulir keringat menetes di dahinya, berbaur dengan air

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 46

    (Misi dimulai. Ucapkan kata kunci skill ‘Skill Evasion: Teleportasi’ untuk berpindah ke lokasi tujuan.)“Tolong beri aku penjelasan secara detail tentang kekuatan sistem dan cara menggunakannya!” Tentu saja Xenovia harus meminta penjelasan. Bagaimana mungkin dia bisa langsung terjun menjalankan misi, jika dia belum tahu sama sekali tentang seluk-beluk kekuatan sistem? (Master ucapkankan saja ‘Open Equipment’, nanti akan muncul layar hologram yang akan menunjukkan beberapa perlengkapan yang Master butuhkan.)Xenovia pun menurut dan langsung mengucapkan, “Open Equipment.”Setelah itu, muncullah sebuah layar hologram di depannya, yang menunjukkan beberapa item perlengkapan tempur._________________________Equipment1. Senjata -Radiant Crescent Blade [Use]2. Aksesoris-Topeng Lunar Luminescence [Use]-Gaun Dawnbreaker [Use]-Sepatu Dawnbreaker Sprint [Use]_________________________(Senjata dan aksesoris itu akan membantu Master dalam pertarungan melawan Master Sistem Kegelapan nanti.

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 45

    Setelah mendengar penjelasan dari sistem, Kelvin Stewart dengan mantap membuat keputusan.“B!” serunya tanpa ragu.Dengan memilih huruf ‘B’, artinya Kelvin memilih Xenovia sebagai Master Pemilik Sistem Cahaya. Dia ingin gadis itu sendiri yang memutuskan nasib ayahnya. Dia ingin agar gadis itu sendiri yang memutuskan untuk membinasakan ayahnya atau tidak. (Sesuai pilihan Anda, saya akan menjadikan Xenovia sebagai Master saya.)Cahaya dan data-data yang berada di depan Kelvin tiba-tiba lenyap. Kelvin tahu Sistem Cahaya pasti telah pergi ke tempat Xenovia yang kini berada di Suku Ndiwek.***Di Suku Ndiwek, lebih tepatnya di dalam rumah Jaka, Xenovia sedang duduk tegak di kursi panjang ruang utama. Diva dan Jaka duduk di sisinya, tetapi sekarang mereka hanya diam saja karena sudah tidak memiliki topik pembicaraan setelah ngobrol berjam-jam dengannya.Dalam keheningan itu, tiba-tiba cahaya yang amat terang muncul di depannya, menghiasi ruangan dengan pesona yang mampu membuat siapa saja

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 44

    “Skill Evasion: Teleportasi.”Setelah mengatakan kata kunci skill itu, dalam sekejap mata, Kelvin telah berpindah di Kota Terratory, lebih tepatnya di halaman taman mansion Xenovia yang megah dan indah.Namun, keindahan taman itu cepat sirna saat pandangan matanya menangkap pemandangan yang mengerikan—Master Sistem Kegelapan dengan kejamnya mencengkeram kaki satpamnya sendiri hingga terdengar suara 'crack' dari tempat Kelvin berdiri.“Aaaaaaaaarrgh!” Satpam tersebut berteriak kesakitan.Dari sini Kelvin juga melihat Xena berdiri di sana. Dia melihat wanita itu langsung meraih pistol yang berada di celananya dan mengarahkan pistol tersebut ke arah Master Sistem Kegelapan itu. Namun sebelum wanita itu menarik pelatuknya, pria itu lebih dulu meninjunya dengan kekuatan dahsyat.Duar!Tinju dahsyat dari Master Sistem Kegelapan yang telah mencapai level 100 itu menciptakan suara yang memekakkan telinga, menyebabkan Xena terlempar ke udara. Tubuh wanita itu melayang dan menabrak pohon sakura

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 43

    Tanpa berpikir panjang, Kelvin pun langsung berlari menghampiri mereka. Meskipun atribut kecepatannya telah mencapai maksimum, tetapi kali ini dia berusaha untuk berlari dengan kecepatan seperti orang biasa pada umumnya.Mendengar suara langkah kaki dari belakang, Jaka menghentikan langkah kakinya, begitu juga dengan Diva, gadis itu juga mendengar suara langkah kaki orang yang sedang berlari di belakangnya. Secara bersamaan, mereka berdua kemudian menoleh ke arah belakang, dan seketika itu juga, mereka melihat seseorang sedang berlari ke arah mereka, dan orang itu sudah tidak asing lagi bagi mereka.“Itu kan ....” “Itu Kak Kelvin!” Diva langsung merespon dengan cepat sebelum Jaka menyelesaikan perkataannya. Gadis itu tersenyum sumringah melihat orang yang sangat dirindukannya.Setelah Kelvin sampai di hadapan mereka, Diva langsung memeluk kakaknya itu sembari berkata, “Kakak, akhirnya kau kembali juga. Diva kira Kakak akan lama tidak kembali lagi. Diva sudah sangat merindukan Kakak,

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 42

    Sebuah serangan tenaga dalam yang sangat dahsyat menghantam Master Sistem Kegelapan itu hingga terpental, menabrak pagar tembok yang berada di sebelah pintu keluar itu hingga jebol—pria itu terlempar sekitar ratusan meter dan jatuh terguling-guling di taman.Satpam yang sedang duduk di kursi panjang yang terletak di sebelah gerbang terbelalak melihat itu. Dengan segera, satpam itu berlari menghampiri pria itu seraya berteriak, “Tuan Alex!”***Sementara di dalam rumah, Xenovia berkata pada Kelvin dengan suara bergetar. “Kelvin, tolong jelaskan maksud semua ini! Kenapa ayahku tiba-tiba menjadi jahat setelah melihatmu, dan kenapa kalian memiliki kekuatan mengerikan dan ingin saling membunuh?”“Aku akan menjelaskan semuanya, tetapi tidak di sini.” Kelvin berjalan mendekati Xenovia dan ibunya.“Di mana?” tanya Xenovia penasaran.Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Kelvin langsung menyentuh tangan Xenovia dan ibunya sembari mengucapkan kata kunci skill.“Skill Evasion: Teleportasi.”***“

  • Tiada Hidup Tanpa Sistem   Bab 41

    “Apa yang ingin kau lakukan?” Pria itu menepis tangan Kelvin dengan kasar di saat pemuda itu hendak menyentuh tangan Xenovia. Kelvin terkejut dengan apa yang baru saja pria itu lakukan padanya. Dia menundukkan kepalanya di saat melihat tatapan mata pria itu yang terlihat sangat tidak bersahabat. Kemudian, dia bertanya pada sistem melalui pikiran. “Sistem, apakah pria ini tahu kalau aku ingin menteleport Xenovia?”[Sepertinya Sistem Kegelapan bisa mendeteksi tindakan yang akan Master lakukan.]“Apa yang ayah lakukan?” Xenovia pun dibuat terkejut dengan perlakuan kasar ayahnya pada Kelvin. “Dia ini temanku!”“Iya, Xenovia benar! Kenapa kau bertindak kasar kepada calon menantu kita?” kata ibu Xenovia sembari berjalan dengan cepat menghampiri mereka. “Menantu kita?” Pria itu mendengus. “Aku tidak sudi memiliki menantu sampah seperti dia!”“Sampah?” ulang Kelvin sembari mengepalkan tangannya. “Ya! Kau hanyalah anak sampah!” kata pria itu. “Kau si anak pemulung yang tinggal di kolong jem

DMCA.com Protection Status