Home / Fantasi / The Vampire TwinS / Bab 2 [ HETEROCHROMIA ]

Share

Bab 2 [ HETEROCHROMIA ]

Author: Robot62
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kursi kayu dekat perapian adalah spot terbaik untuk duduk ketika udara dingin menusuk kulit seperti saat ini, aku duduk dengan tangan yang terjulur lurus di depan perapian, hangat. Ekor mataku menangkap bayangan paman  yang berjalan menghampiriku dengan donat buatan bibi yang amat lezat tercium harumnya menggugah selera. Paman duduk di kursi sebelahku, meletakan piring yang penuh dengan donat buatan bibi. Sungguh tangan ini sudah tidak sabar untuk mengambil potongan donat hangat dengan krim vanilla di atasnya, memasukkan donat itu ke dalam gua dengan mesin menghancur yang sudah bersiap sejak aroma harum donat itu tercium.

            Aku menatap paman apakah aku bisa memiliki setidaknya satu potong donat dari piring di hadapanku, dan YES!! Paman mengangguk membiarkan tangan kecilku mengambil satu potong donat dengan krim vanilla di atasnya, memasukan potongan besar donat itu ke dalam gua dengan mesin penghancur yang tak lain adalah mulutku. Rasa manis dan gurih segera menyapa seluruh permukaan mulutku, rasa krim yang manis dengan donat yang gurih sungguh perpaduan yang sempurna bagi indra pengecapku saat ini.

            “Jadi apa kau mau mendengar cerita paman?”

            “Iya paman, aku ingin mendengarkan cerita paman!”

            “Baiklah, kau bisa mendengarkan paman bercerita dengan mulut penuh donat hahaha…” paman terkekeh pelan melihat donat yang penuh dalam mulutku. “Paman sudah bilang tadi siang, namun ada sedikit perbedaan padamu. Kau bukan bagian dari Klan Vampire Vampaneze, tapi kau bagian dari Klan Vampire Origin. Bukan hanya itu, ada sesuatu yang istimewa dalam tubuhmu sejak kau lahir, kau tahu itu bukan?”

            Aku tertegun mendengar pertanyaan paman, apakah mungkin sesuatu istimewa yang di maksud paman adalah mataku? Atau ada hal lain yang tidak aku ketahui? Lalu tadi apa, paman bilang dari Klan Vampire? Jadi selama ini aku? Lalu kenapa Klan Vampire-ku dan paman berbeda? Baiklah mari kita mulai meminta jawaban dari segala pertanyaan yang ada dalam benakku selama ini.

            “Mataku?” aku bertanya dengan keraguan, menatap ragu paman yang tengah menyuap sepotong donat buatan bibi ke dalam mulutnya.

            “Yup.. matamu. Tapi bukan hanya itu saja, hampir semua yang ada dalam tubuhmu sangat istimewa. Heterochromia, sebutan keren untuk bola matamu yang berbeda satu sama lain. Mata hanzel itu mirip sekali dengan mata milik ayahmu, juga mata hijau yang mirip dengan warna mata bunda-mu, tapi mata hijau itu bisa berubah kapan saja. Aku yakin kau sering bertanya kenapa aku selalu menyuruh menutup mata hijaumu itu, bukan? Baik aku akan sedikit menjawabnya, mata Heterochromia dalam buku penyihir disebutkan ketika warna bola mata berbeda antara kanan dan kiri. Di buku penyihir hanya menjelaskan bahwa Heterochromia merupakan mata turunan genetik dari leluhur, namun dalam buku peradaban Klan Wolf mata itu merupakan titisan mata dewa. Kau tahu apa yang menjadi istimewa dari matamu? Dari semua buku yang aku pelajari tidak ada yang menyebutkan bahwa mata heterochromia dapat berubah warna pada saat-saat tertentu, tapi mata hijau-mu berubah saat kau lahir. Aku harap kau bisa menjaga dengan baik mata-mu, Farrel. Jangan pernah membuka penutup mata itu saat kau keluar rumah, jika kau berani membukanya dan berkeliaran dengan mata heterochromia-mu entah malapetaka apa yang akan datang nanti, atau bencana apa yang akan terjadi nanti. Banyak yang menginginkan mata-mu. Hanya itu yang bisa aku beritahu padamu. Apakah ada pertanyaan lagi?”

            Aku mengangguk dengan cepat, “Paman, jika aku termasuk Klan Vampire Origin kenapa aku hidup dengan paman sejak masih bayi? Lalu dimana ayah dan bundaku? Apa dia membuangku? Apa aku punya saudara? atau ak—“

            “Ow,, ow tenang tuan muda, aku tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu karena itu di luar kuasaku. Sebelumnya aku minta maaf tidak memberitahumu bahwa kau adalah Klan Vampire, juga maaf karena aku dan bibi-mu menyegel potensi yang ada dalam tubuhmu, aku melakukan itu demi kebaikanmu. Lalu untuk pertanyaan pertama dan kedua aku tidak bisa menjawabnya. Tapi untuk pertanyaan ketiga kau sedikit keliru tuan muda, mereka bukan membuangmu hanya saja mencoba melindungimu dari sesuatu yang aku pun tidak tahu apa itu. Dan untuk pertanyaan terakhir, kau akan tahu dengan sendirinya.” Paman tersenyum hangat kepadaku.

            “Paman, apakah mata ini membawa bencana?”

            “Tidak, matamu tidak membawa bencana sama sekali. Tapi matamu dapat membangunkan sesuatu yang besar, dan itu yang bisa menjadi bencana jika kau tidak bisa mengendalikan tubuhmu sendiri. maaf aku tidak bisa memberitahu lebih lanjut demi kebaikanmu, aku yakin kau akan segera tahu apa yang terjadi, dan aku yakin kau akan segera bertemu dengan ayah-bundamu, tunggu sebentar lagi. Jadi aku mohon untuk terus menutup mata hijau itu setiap keluar rumah!” Tangan besar paman meremat kuat kedua lenganku, mata coklatnya menatap tajam ke arahku, berharap aku bisa berjanji untuk selalu menuruti perintahnya.

            “Besok kau sekolah ya, paman sudah mendaftarkan nama-mu. Ingat pesan paman Farrel, kekuatan fisik bukan segalanya jika pikiranmu kosong. Kekuatan sihir bukan segalanya jika kau tidak bisa berpikir tentang strategi, maka dari itu besok kau akan mulai berangkat sekolah dengan Zio, sekolah campuran, kau pasti menyukainya.”

            Malam itu aku mendapat satu jawaban dari ribuan pertanyaan, mataku. Mata coklat dan hijau yang terlihat menawan ini ternyata menyimpan sesuatu yang amat besar. Namun sayang, jawaban paman tentang mata heterochromia-ku menimbulkan satu pertanyaan besar, tapi aku tidak tahu harus bertanya pada siapa selain paman. Selama ini aku hanya terkurung di hutan gelap ini, hanya berteman dengan ranting pohon kering, hewan-hewan hutan dan itu sangat membosankan kecuali Beatrix datang bermain dengaku di gubuk kayu.

Related chapters

  • The Vampire TwinS   Bab 3 [ WHO ARE YOU ]

    Paman salah, aku tidak menyukai sekolah ini, sangat berbeda dengan sekolah yang sering aku dengar dari cerita-cerita Beatrix. Aku tidak menyukai tatapan mata mereka yang melihatku dengan tatapan aneh sejak tubuh ini memasuki gerbang tinggi sebagai jalan utama masuk ke dalam sekolah. Zio masih setia menemaniku yang berjalan lambat bagai siput, menunduk menatap sepatu hitam yang terus melangkah membelah lautan anak-anak yang terus menatap aneh ke arahku. Aku tidak nyaman, sungguh aku tidak suka tatapan mata mereka. PUKK.. sebuah bongkahan batu yang cukup besar mendarat tepat di belakang kepalaku, belum sempat aku melihat siapa yang berani melempar bongkahan batu yang mengenai kepala belakangku, seorang anak laki-laki berambut putih berlari secepat kilat membawa tubuh Zio, menghantam tubuh ringkih Zio ke arah dinding koridor sekolah. aku melihat Zio yang berusaha dengan susah payah untuk berdiri tegak setelah tu

  • The Vampire TwinS   Bab 4 [ FIRST BLOOD ]

    Pagi ini aku berangkat seorang diri, Zio berangkat lebih pagi untuk mengerjakan sesuatu tapi dia tidak memberitahu kata ‘sesuatu’ yang dimaksud itu apa. Seperti biasa aku berjalan melewati pohon-pohon tinggi menjulang dengan daun rimbun. Sepi, hening. Hanya itu yang menjadi temanku dalam perjalanan menuju sekolah yang sangat membosankan, sudah seminggu sejak kejadian Zen melempariku dengan bongkahan batu dan sudah seminggu pula aku berada di sekolah campuran itu. Tidak ada yang berbeda, semua orang masih sama menatapku dengan tatapan aneh seperti biasa, beruntung aku sudah terbiasa dengan tatapan itu. Sudah seminggu pula aku selalu merasa haus seperti tengah berada di padang pasir yang gersang dan panas, kerongkonganku terasa sangat panas dan gatal, air putih yang biasa aku minum seperti tidak mempan meredakan panas dalam terowongan panjang ini. Aku tidak memberitahu paman atau bibi soal ini, aku ingin bertan

  • The Vampire TwinS   Bab 5 [ REAL LIFE ]

    Sejak kejadian kotak hitam yang berisi minuman berwarnai merah darah, darah rusa yang terasa amat manis di lidahku. Saat itu pula semuanya berubah, sangat berubah, dulu bibi selalu menyajikan makanan manusia tetapi semenjak kejadian itu semua berubah. Bibi tidak lagi memasak makanan manusia, apalagi donat dengan krim vanilla yang sangat memanjakan indra pengecapku. Sekarang, bibi hanya menyediakan olahan dari darah hewan untuk aku makan, entah itu darah rusa beku, minuman dari darah sapi dan darah hewan lainnya. Aku tidak perlu makan setiap hari seperti dulu, aku hanya makan ketika aku merasa haus atau ketika kerongkonganku terasa terbakar api. Dan begini kehidupanku sekarang, aku masih bisa memakan donat, ayam panggang, roti bahkan jus jeruk sekalipun tapi hanya satu masalah terbesarnya. Indra pengecapku tidak bisa merasakan rasa nikmat dari setiap makanan yang masuk ke dalam mulutku kecuali satu, darah. &nbs

  • The Vampire TwinS   Bab 6 [ EMOTIONAL BOND 1 ]

    “ARGHHH….” Terikan itu keluar dari mulutku membuat seluruh rumah segera berbondong-bodong masuk ke dalam kamar. Tubuhku berguling-guling di atas kasur, tangan yang terus menjambak rambuku sendiri, rasa sakit di kepalaku semakin menjadi, kepalaku terasa hampir pecah merasakan sakit yang sangat luar biasa. “Ada apa Farrel?” Zio, orang pertama yang masuk ke dalam kamarku dengan rusuh, diikuti paman dan bibi dibelakangnya. “Aku tidak tahu, kepalaku terasa sangat pusing seperti dihantam batu besar.” “Apa kau sudah sering merasakan sakit seperti itu?” Tanya paman. “Aku rasa semenjak meminum darah rusa dari kotak hitam paman. Awalnya hanya sakit kepala biasa tapi akhir-akhir ini terasa lebih sak

  • The Vampire TwinS   Bab 7 [ First Meet ]

    Zio datang bersama paman, dia segera menghampiriku dengan kaki jenjangnya. Aku ingin tertawa melihat wajah Zio yang terlihat sangat lucu, aku tahu dia khawatir hanya saja wajahnya sangat lucu. Aku melihat paman yang tengah berbincang dengan Osgar, sepertinya obrolan mereka sangat serius. Rasa sakitku sudah lebih baik dari sebelumnya, Osgar adalah tabib terbaik menurutku, luka lebam yang ada di tubuhku sudah tidak terlihat karena ramuan yang di oleskan Osgar saat semua orang pergi dari rumahnya. Tidak menunggu berapa lama, pria berambut merah terang tadi kembali dengan anak laki-laki seumuranku di gendongannya. Tidak hanya itu, seorang wanita cantik berambut coklat turut datang dan masuk ke dalam rumah batu milih Osgar. Anak di gendongan pria berambut merah terang itu sepertinya terlihat sangat kesakitan, terdengar rintihan-rintihan dari bibir kecilnya. Osgar segera membaringkan anak laki-laki itu di samping t

  • The Vampire TwinS   Bab 8 [ EMOTIONAL BOND 2 ]

    Aku memilih tinggal di rumah paman bersama Zio, menurutku itu keputusan yang tepat dari pada ikut tinggal bersama Gavin dan kedua orangtua-ku. Aku lebih suka tinggal bersama paman dan bibi, aku bisa bermain dengan Beatrix seperti biasa, aku bisa mengacau dan menjahili Zio, menurutku paman dan bibi adalah orangtua bagiku, panutanku, dan keluarga yang sangat berarti untukku. Hari-hari berjalan seperti biasanya, tidak ada yang spesial belakangan ini kecuali Gavin yang sekarang satu kelas denganku. Awalnya beberapa anak menatapku dan Gavin bergantian, berebutan bertanya apakah kami kembar. Dan jangan dilupa, kain penutup mata masih tetap setia menghiasi mata hijauku, sesuai perkataan paman aku selalu menutup mata itu dengan kain penutup agar tidak ada orang yang meilhatnya. Zen masih duduk di sampingku, hanya saja dia semakin banyak bertanya dan berkicau seperti burung. Baik kembali pada Gavin, aku tidak tahu kenapa dia pindah ke kelasku tapi pernah sekali aku bertanya dan dia hanya men

  • The Vampire TwinS   Bab 9 [ CHANGE ]

    “ARGHHH…. LE-LEPAS AKHH… KAU MENYEBALKAN RAMBUT UBAN!!” Aku terbangun pagi itu karena suara Gavin dari ruangan di sampingku. Zen, Zio dan Beatrix yang tengah tertidur pulas segera menuju ke ruangan Gavin, mereka berlari ke ruangan itu dan melihat apa yang terjadi. Sedangkan aku masih tertatih untuk bangun, badanku terasa seperti akan remuk, sangat sakit. Perlahan aku berjalan menuju ruangan Gavin sambil bertumpu pada dinding batu rumah Osgar. Tapi apa yang aku lihat sekarang? Pandanganku menatap Gavin yang di ikat oleh rantai-rantai besi, bergerak ke segala arah untuk melepaskan ikatan pada tubuhnya. Aku melihat osgar yang terus berkomat-kamit seperti melantunkan mantra untuk membuat Gavin tenang, tapi hasilnya nihil. KRAKK… KRAKK… rantai besi yang mengikat tubuh kecil Gavin terlepas dengan brutal, dia loncat ke hadapanku, menatapku. M

  • The Vampire TwinS   Bab 10 [ BATTLE ]

    Aku, Zio, Beatrix dan Zen sudah memberikan peringatan pada setiap klan untuk bersiap denga hal besar yang akan terjadi entah kapan. Gavin terkurung di ruangan gelap di rumah batu milik Osgar, mata merah dan hanzelnya suah hilang tergantikan dengan mata hitam pekat mirip Kristal sejak malam dimana gavin berhasil menyerap sisi kehidupan dari guru yang tengah menjelaskan ramun-ramuan kemarin. Osgar, Paman dan Pria berambut merah terjaga semalaman di depan pintu ruangan dimana Gavin terkurung, sedangkan wanita berambut coklat dan bibi menguhubungi setiap klan vampire di penjuru bumi untuk berkumpul menyiapkan kekuatan. Osgar pernah berkata kepadaku saat malam gavin tidak sadarkan diri hari itu, dia menyuruhku untuk mengumpulkan seluruh kekuatan dari setiap Klan. Kakek tua Deglan tidak akan berhasil jika hanya dilawan oleh satu klan, tapi jika setiap klan bersatu maka kekuatan kakek tua Deglan akan kalah. Aku tidak tahu ini penglihatan dari mana, tapi aku bisa melihat Gavin yang

Latest chapter

  • The Vampire TwinS   Bab 12 [ EPILOG ]

    Sudah setahun sejak aku hidup tak beraga, melayang kesana, melayang kesini. Bosan? Sudah tentu itu yang aku rasakan setiap hari. Hanya Gavin yang bisa melihatku, dan hanya dengan dia aku menghabiskan waktuku menunggu ajal yang tak kunjung datang. Sesekali Gavin datang ke kastil tua yang sudah hancur sebagian bagunannya. Atau terkadang aku yang pergi bermain ke kamar Gavin. Aku tetap berkunjung hampir setiap hari ke rumah paman, melihat Zio yang membantu bibi karena paman sudah tidak ada. Berkunjung melihat rumah batu milik Osgar, berkunjung kesekolah melihat Zen. Gubuk tua tempatku bermain dengan Beatrix sudah di perbaiki oleh Zio dan Zen, Beatrix sering duduk sendirian disana menatap langit, dan aku sering menemaninya meski dia tidak tahu. Gavin memberitahuku, batu safir hitam itu menyerap seluruh kekuatan kakek tua Degalna yang ada di tubuhku. menghisap sebagian tena

  • The Vampire TwinS   Bab 11 [ EMOTIONAL BOND 3 ]

    Cahaya lampu bersinar meyilaukan mata, aku terbangun di ruangan bernuansa hitam. Bukan, bukan ruangan dengan pohon wisteria hitam dan akar yang menjuntai di hadapanku. Aku berada di dimensi yang sama dengan dimensi buatan kakek tua deglan sebelumnya, hanya saja rungan di dimensi ini terlihat sangat bercahaya dengan kerlip lampu yang terpancar dari bunga-bunga di atas langit langit kastil. Aku melihat Gavin, tergopoh-gopoh ia mendekatiku dengan kaki dan bibir yang terus mengeluarkan darahs egar. Entah apa yang di perbuat kakek Deglan hingga membuatnya seperti itu, aku tidak tahu. Perlahan namun pasti Gavin berdiri di hadapanku, hanya berjarak beberapa senti dari tempat aku dan dia berdiri. Dia tersenyum dengan tulus dengan darah yang terus mengalir dari ujung bibir ranumnya. “ Hahaha… lihat wajah aku Farrel amat lucu. Ah tidka seharusnya aku bergurau saat ajalku akan tiba bukan? Kau ingin menghentikan pertempuran ini? aku tahu apa yang harus kau lakukan untuk menghentikan pas

  • The Vampire TwinS   Bab 10 [ BATTLE ]

    Aku, Zio, Beatrix dan Zen sudah memberikan peringatan pada setiap klan untuk bersiap denga hal besar yang akan terjadi entah kapan. Gavin terkurung di ruangan gelap di rumah batu milik Osgar, mata merah dan hanzelnya suah hilang tergantikan dengan mata hitam pekat mirip Kristal sejak malam dimana gavin berhasil menyerap sisi kehidupan dari guru yang tengah menjelaskan ramun-ramuan kemarin. Osgar, Paman dan Pria berambut merah terjaga semalaman di depan pintu ruangan dimana Gavin terkurung, sedangkan wanita berambut coklat dan bibi menguhubungi setiap klan vampire di penjuru bumi untuk berkumpul menyiapkan kekuatan. Osgar pernah berkata kepadaku saat malam gavin tidak sadarkan diri hari itu, dia menyuruhku untuk mengumpulkan seluruh kekuatan dari setiap Klan. Kakek tua Deglan tidak akan berhasil jika hanya dilawan oleh satu klan, tapi jika setiap klan bersatu maka kekuatan kakek tua Deglan akan kalah. Aku tidak tahu ini penglihatan dari mana, tapi aku bisa melihat Gavin yang

  • The Vampire TwinS   Bab 9 [ CHANGE ]

    “ARGHHH…. LE-LEPAS AKHH… KAU MENYEBALKAN RAMBUT UBAN!!” Aku terbangun pagi itu karena suara Gavin dari ruangan di sampingku. Zen, Zio dan Beatrix yang tengah tertidur pulas segera menuju ke ruangan Gavin, mereka berlari ke ruangan itu dan melihat apa yang terjadi. Sedangkan aku masih tertatih untuk bangun, badanku terasa seperti akan remuk, sangat sakit. Perlahan aku berjalan menuju ruangan Gavin sambil bertumpu pada dinding batu rumah Osgar. Tapi apa yang aku lihat sekarang? Pandanganku menatap Gavin yang di ikat oleh rantai-rantai besi, bergerak ke segala arah untuk melepaskan ikatan pada tubuhnya. Aku melihat osgar yang terus berkomat-kamit seperti melantunkan mantra untuk membuat Gavin tenang, tapi hasilnya nihil. KRAKK… KRAKK… rantai besi yang mengikat tubuh kecil Gavin terlepas dengan brutal, dia loncat ke hadapanku, menatapku. M

  • The Vampire TwinS   Bab 8 [ EMOTIONAL BOND 2 ]

    Aku memilih tinggal di rumah paman bersama Zio, menurutku itu keputusan yang tepat dari pada ikut tinggal bersama Gavin dan kedua orangtua-ku. Aku lebih suka tinggal bersama paman dan bibi, aku bisa bermain dengan Beatrix seperti biasa, aku bisa mengacau dan menjahili Zio, menurutku paman dan bibi adalah orangtua bagiku, panutanku, dan keluarga yang sangat berarti untukku. Hari-hari berjalan seperti biasanya, tidak ada yang spesial belakangan ini kecuali Gavin yang sekarang satu kelas denganku. Awalnya beberapa anak menatapku dan Gavin bergantian, berebutan bertanya apakah kami kembar. Dan jangan dilupa, kain penutup mata masih tetap setia menghiasi mata hijauku, sesuai perkataan paman aku selalu menutup mata itu dengan kain penutup agar tidak ada orang yang meilhatnya. Zen masih duduk di sampingku, hanya saja dia semakin banyak bertanya dan berkicau seperti burung. Baik kembali pada Gavin, aku tidak tahu kenapa dia pindah ke kelasku tapi pernah sekali aku bertanya dan dia hanya men

  • The Vampire TwinS   Bab 7 [ First Meet ]

    Zio datang bersama paman, dia segera menghampiriku dengan kaki jenjangnya. Aku ingin tertawa melihat wajah Zio yang terlihat sangat lucu, aku tahu dia khawatir hanya saja wajahnya sangat lucu. Aku melihat paman yang tengah berbincang dengan Osgar, sepertinya obrolan mereka sangat serius. Rasa sakitku sudah lebih baik dari sebelumnya, Osgar adalah tabib terbaik menurutku, luka lebam yang ada di tubuhku sudah tidak terlihat karena ramuan yang di oleskan Osgar saat semua orang pergi dari rumahnya. Tidak menunggu berapa lama, pria berambut merah terang tadi kembali dengan anak laki-laki seumuranku di gendongannya. Tidak hanya itu, seorang wanita cantik berambut coklat turut datang dan masuk ke dalam rumah batu milih Osgar. Anak di gendongan pria berambut merah terang itu sepertinya terlihat sangat kesakitan, terdengar rintihan-rintihan dari bibir kecilnya. Osgar segera membaringkan anak laki-laki itu di samping t

  • The Vampire TwinS   Bab 6 [ EMOTIONAL BOND 1 ]

    “ARGHHH….” Terikan itu keluar dari mulutku membuat seluruh rumah segera berbondong-bodong masuk ke dalam kamar. Tubuhku berguling-guling di atas kasur, tangan yang terus menjambak rambuku sendiri, rasa sakit di kepalaku semakin menjadi, kepalaku terasa hampir pecah merasakan sakit yang sangat luar biasa. “Ada apa Farrel?” Zio, orang pertama yang masuk ke dalam kamarku dengan rusuh, diikuti paman dan bibi dibelakangnya. “Aku tidak tahu, kepalaku terasa sangat pusing seperti dihantam batu besar.” “Apa kau sudah sering merasakan sakit seperti itu?” Tanya paman. “Aku rasa semenjak meminum darah rusa dari kotak hitam paman. Awalnya hanya sakit kepala biasa tapi akhir-akhir ini terasa lebih sak

  • The Vampire TwinS   Bab 5 [ REAL LIFE ]

    Sejak kejadian kotak hitam yang berisi minuman berwarnai merah darah, darah rusa yang terasa amat manis di lidahku. Saat itu pula semuanya berubah, sangat berubah, dulu bibi selalu menyajikan makanan manusia tetapi semenjak kejadian itu semua berubah. Bibi tidak lagi memasak makanan manusia, apalagi donat dengan krim vanilla yang sangat memanjakan indra pengecapku. Sekarang, bibi hanya menyediakan olahan dari darah hewan untuk aku makan, entah itu darah rusa beku, minuman dari darah sapi dan darah hewan lainnya. Aku tidak perlu makan setiap hari seperti dulu, aku hanya makan ketika aku merasa haus atau ketika kerongkonganku terasa terbakar api. Dan begini kehidupanku sekarang, aku masih bisa memakan donat, ayam panggang, roti bahkan jus jeruk sekalipun tapi hanya satu masalah terbesarnya. Indra pengecapku tidak bisa merasakan rasa nikmat dari setiap makanan yang masuk ke dalam mulutku kecuali satu, darah. &nbs

  • The Vampire TwinS   Bab 4 [ FIRST BLOOD ]

    Pagi ini aku berangkat seorang diri, Zio berangkat lebih pagi untuk mengerjakan sesuatu tapi dia tidak memberitahu kata ‘sesuatu’ yang dimaksud itu apa. Seperti biasa aku berjalan melewati pohon-pohon tinggi menjulang dengan daun rimbun. Sepi, hening. Hanya itu yang menjadi temanku dalam perjalanan menuju sekolah yang sangat membosankan, sudah seminggu sejak kejadian Zen melempariku dengan bongkahan batu dan sudah seminggu pula aku berada di sekolah campuran itu. Tidak ada yang berbeda, semua orang masih sama menatapku dengan tatapan aneh seperti biasa, beruntung aku sudah terbiasa dengan tatapan itu. Sudah seminggu pula aku selalu merasa haus seperti tengah berada di padang pasir yang gersang dan panas, kerongkonganku terasa sangat panas dan gatal, air putih yang biasa aku minum seperti tidak mempan meredakan panas dalam terowongan panjang ini. Aku tidak memberitahu paman atau bibi soal ini, aku ingin bertan

DMCA.com Protection Status