Share

The Tales of Deer's Princess
The Tales of Deer's Princess
Penulis: Faver

Prolog

Penulis: Faver
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-16 22:19:31

Di sebuah hutan belantara dengan pohonnya menjulang tinggi, angin berembus dengan kencang. Menghasilkan suara parau dari gesekan ranting pohon. Langit semakin mencekam di kala malam telah datang. Hanya dapat diterangi dengan cahaya bulan purnama. Daun-daun berwarna coklat dan kering beterbangan turun ke tanah. Di tengah hutan terdapat halaman luas yang kosong, nampak Putri Rhea memegang alat panah di tangan kanannya dan tas panah dirangkulkan di bagian belakangnya. Tidak jauh darinya, ia berhadapan dengan Pangeran Hans yang sedang memegang pedang panjang di tangan kanannya.

“Aku tidak akan membunuhmu, pergilah! Akan kuanggap kita tidak pernah bertemu disini,” perintah Rhea.

“Kamu menyuruhku untuk meninggalkanmu? Begitu saja, tidakkah ada hal lain yang ingin kamu sampaikan kepadaku?” dengan nada kecewa Hans membuka suara.

“Pangeran Hans yang terhormat, kita tidak akan pernah bersatu. Tidakkah Anda lupa bahwa Kerajaan Aphrodite dan Kerajaan Theligonia sudah bermusuhan sejak lama?” Rhea meninggikan suaranya, mengenggam kuat alat panahnya. “Jika kukatakan pergi, silakan Anda pergi atau aku akan berubah pikiran.” Bulir air matanya mulai turun, secepatnya ia memutar badannya ke belakang.

Hans mencoba meredam amarahnya. Jatuh tersungkur dengan betis kanan menyentuh tanah dan telapak kaki kirinya menginjak tanah, sedangkan pedang di tangan kanannya ditancapkan ke tanah untuk menahan berat tubuhnya. “Jika Kerajaan Aphrodite dan Kerajaan Theligonia tidak pernah mengalami pertikaian. Akankah seorang Putri Rhea Liseira Mhenta akan tetap mencintai Pangeran Hans Dharma Panenta?” Hans menatap punggung Rhea.

Rhea baru saja ingin mengatakan sesuatu sebelum terdengar suara pedang dari kejauhan dan teriakan yang menggema. Ia menoleh ke arah suara, nampak gumpalan asap tebal membumbung naik di atas beberapa pohon. Rhea angkat suara dan menolehkan kepalanya ke samping, “Di dunia ini hal yang paling disayangkan adalah selalu ada kata JIKA.” Rhea berlari dan terbang meninggalkan Hans yang masih tersungkur di atas tanah.

***

“Raja, apa yang terjadi disini? Dimana Ratu dan yang lainnya?”

“Putri Rhea! Cepatlah pergi dari sini.  Selamatkan dirimu!”

Sebuah kilatan pedang menusuk lantas membelah punggung Raja Heros dari arah belakang. Raja menoleh ke belakang. Dengan sekuat tenaga bertarung dengan seorang prajurit dari Kerajaan Theligonia.

Putri Rhea melihat dengan matanya sendiri, Raja bertarung dengan sangat keras. Dentuman logam antar pedang terdengar beberapa kali dan percikan api nampak setelahnya. Namun, di lain sisi sebenarnya beliau sudah hampir kehabisan tenaga. Peluhnya mengucur deras di pelipisnya. Terdengar lagi sebuah teriakan wanita dari arah kejauhan, tepatnya dari arah kamar Ratu.

“Ratu?”

Sebelum Rhea sempat terbang mendekati arah kamar Ratu, sebuah kilatan petir ingin menyambar dirinya dari arah belakang. Namun, Rhea berhasil terbang ke sisi sebelah kanan. Lantas, ia menoleh ke belakang. Tepat di belakangnya ada seseorang berbadan tegap dengan tubuhnya yang penuh dengan darah. Tanda ia sudah menghilangkan ratusan nyawa ataupun mungkin ribuan nyawa bangsa peri. Dengan sekuat tenaga Rhea terbang semakin cepat dengan harus memperhatikan arah serangan yang dilontarkan Cakra. Sesekali serangan petir dan cahaya hitam melukai tangannya terkadang kaki.

Aku tidak tahu apa yang ada di otaknya sekarang! Namun, ia terlalu tergila-gila dengan harta. Dasar pengkianat!

Tinggal sepuluh meter lagi Rhea berhasil mencapai ke kamar Ratu. Namun, sepersekian detik kemudian kamar tersebut meledak, menimbulkan efek lontar dengan radius yang cukup besar. Rhea tidak dapat melakukan apapun selain hanya memejamkan matanya, sedang Cakra terlempar jauh ke belakang. “Apa yang kamu lakukan di atas sini?” terdengar suara berat dari sisi telinga kanan Rhea. Ia membuka kedua matanya. Ia masih berada di atas langit dengan sebuah gelembung besar melindungi dirinya dan Philip. Gelembung tersebut difungsikan untuk menahan serangan dari luar termasuk dengan menghindari lontaran dari efek sesuatu yang meledak. Gelembung tersebut dibuat oleh Philip yang sebelumnya baru saja menyadari bahwa Rhea terbang menuju ke arah kamar Ratu.

“Terima kasih telah menolongku. Tetapi aku harus menolong Ratu. Apa yang sedang terjadi di kamar Ratu? Bagaimana dengan Marsha?”

Philip tak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan dari Rhea. Perlahan-lahan dirinya terbang turun, memaksa Rhea juga harus ikut turun ke daratan karena dirinya masih terlindung di dalam gelembung. Tidak banyak perkataan, setelah mereka berdua turun. Philip sudah hampir tidak memiliki tenaga sedikit pun. Sesampai di daratan, terakhir yang dilakukannya adalah menghilangkan gelembung lalu terkulai pingsan tak bertenaga. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka sayatan. Namun, di bagian tulang rusuknya keluar banyak darah karena sebelumnya telah terhunus dengan sebuah pedang. Rhea menggendong Philip, terbang menuju ke arah hutan terlarang. Lantas, membaringkannya di sebuah pohon rindang. Tepatnya di pohon kesukaannya. Dengan mengeluarkan sedikit cahaya putih dari telunjuk kirinya, perlahan ranting-ranting pohon tersebut bergerak memanjang dengan saling menyimpul satu sama lain, membentuk sebuah tempat tidur. Kemudian, dibaringkannya Philip ke atasnya. Dengan jarinya yang lain, ia menyembuhkan luka Philip, walaupun tetap tidak bisa seratus persen sempurna. Lukanya terlalu dalam.

Rhea berlutut dengan telapak kaki kirinya di tanah sedangkan lutut kaki kanannya disentuhnya di tanah “Rhea berjanji untuk membangkitkan Kerajaan Aphrodite menjadi damai seperti semula. Aku berjanji!”

Rhea bangkit berdiri, berjalan kecil, kemudian berlari keluar dari hutan. Suasana istananya semakin kacau. Raja Heros yang masih bertarung tak pantang mundur. Sedang  Marsha yang baru saja tertangkap oleh ekor matanya, merubah diri menjadi rubah dan memangsa serta menggigit beberapa pasukan manusia yang ingin memaksa masuk istana. Rhea mengucapkan beberapa mantra untuk menghilangkan diri, berlari masuk ke dalam istana melewati pintu belakang istana. Namun, efek penghilang diri yang baru saja dipelajarinya dari hasil membaca buku peninggalan ibundanya belum seratus persen ia kuasai. Dirinya hanya mampu bertahan paling lama sepuluh menit. Sesampainya, ia di dalam istana, ilmu penghilang dirinya memudar. Keadaan di dalam istana bagai kapal pecah. Keadaan di dalam begitu sunyi dan dingin.

“Hei, lihat siapa yang datang?” sebuah suara terdengar dari arah belakang telinganya.

“Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam sini?” Rhea mulai menyiapkan posisi kuda-kudanya sedang alat panah semakin kuat digenggamnya.

“Oh, Putri Rusa yang malang. Kamu akan habis saat ini juga.” Sekali lagi manusia itu menyunggingkan senyumnya. Senyuman yang berhasil membuat bulu kuduk Rhea bergidik. Tak pernah ia merasa sesak seperti ini. Apalagi ketakutan yang teramat luar biasa pada seorang manusia berbadan tegap dengan perangai yang angkuh seperti itu.

Manusia itu tidak perlu ditakuti Rhea. Mereka terlahir tanpa memiliki kekuatan.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nurfa Latif.
aku larut dalam cerita. wiuh keren. semangat author.
goodnovel comment avatar
sekar
semangat kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 1: Pertandingan Panahan

    “Larilah lebih cepat atau kita akan ketinggalan pertandingannya, Rhea.” Philip berlari dua langkah lebih cepat dari Rhea. Rhea mengikutinya dari belakang. Anak-anak yang lain juga berlari di sekitaran mereka.Tahun ini arena pertandingan memanah Kerajaan Aphrodite memiliki nuansa yang berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu. Adanya seorang manusia yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah pertandingan. Pertandingan yang cukup unik dan menjadi perbincangan panas semenjak seminggu terakhir.Tetereteteeeeet...Bunyi terompet terdengar kencang saat seorang peri gajah menghembuskan belalainya memekakkan telinga. Cukup hanya satu tarikan napas, ia mampu mengeluarkan suara nyaring lebih keras dibandingkan dengan suara gaduhnya penonton. Seketika para penonton terdiam. Rhea dan Philip telah sampai saat peri gajah memberikan aba-aba akan dimulainya acara. Mereka berdua duduk di kursi penonton. Sedang arena itu berada di tengah-tengah stadion.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 2: Ikuti Dia dan Jaga Dia

    Tetereteteeeeet...Pertandingan selesai. Pertandingan hari ini ditutup dengan kemenangan sepuluh besar. Dilanjutkan dengan pertandingan final yang akan diadakan esok hari.“Makanya jangan sok. Malu-maluin klan kamu sendiri.”“Pulang saja sana. Sebelum kami membawamu terbang lantas menerjunkanmu ke lautan bebas.”Gelak tawa terdengar memekakkan telinganya. Napasnya semakin menderu-deru. Kalau saja sifat cengengnya tidak menguap. Mungkin saja ia akan menangis saat ini juga.“Hei, jangan suka menghina. Dia memang berasal dari klan manusia. Tapi ialah tetap makhluk hidup,” bentak Rhea.“Kalian semua pergilah. Biarlah kami yang mengurus manusia ini.”Apa dikata, tentu saja para peri harus menuruti perkataan Philip. Karena ialah Pangeran Philip, Putra Mahkota.“Aku tidak perlu dibela oleh kalian.” Hans menatap tajam ke arah Rhea. Matanya memerah. Dibuangnya alat pan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 3: Memorial Putri Harmonie

    “Kamu tak temani dia ke Kerajaan Theligonia?” Philip muncul. Sedari tadi ia menguntit Rhea dari belakang.“Tidak.”“Bukannya kamu suka membela dia?”“Stop sindir aku Kak!”“Baiklah. Kamu sudah tahu kan, mengapa kita harus menjauhi dia?”Rhea tidak menjawab sama sekali. Ia membalas dingin tatapan Philip. Lantas, terbang meninggalkan Philip dan hutan terlarang.Teringat kejadian satu jam yang lalu.***Raja Heros, Raja Kerajaan Aphrodite mengadakan pertemuan kekeluargaan secara mendadak. Meminta seluruh anggota Kerajaan berkumpul di aula istana. Raja menutup matanya. Berkonsentrasi sambil menunggu kedatangan mereka.Seluruh anggota Kerajaan, termasuk Rhea dan Philip mendengar panggilan Raja dari radar sinyal yang dikirimkan Raja. Terdengar lewat salah satu gendang telinga mereka, Segera kumpul di ruang aula!Sepuluh menit kemudian, ketika mentari m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 4: Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan

    “Rhea. Putri Rhea! Bangun Putri!” Suara lembut terdengar dari seorang wanita, membuat mata Rhea bergerak kecil di balik kelopak matanya. “Bangunlah putri kecilku!”“Ibunda, kaukah itu?” Rhea bergumam kecil. Mengucek-ngucek matanya dengan punggung matanya.“Iya, putri kecilku. Lantas siapa lagi yang berada di ruangan ini jika bukan aku yang bersuara. Mengapa putri kecilku tertidur disini? Bukannya disini dingin?”“Tidak apa-apa ibunda. Aku sedang ingin dekat dengan ibunda. Lagian, ranting-ranting pohon ini menjaga kehangatanku.” Rhea bangkit dari tempat tidurnya. Kemudian duduk di dekat meja tempat Putri Harmonie berada.“Lihat dirimu. Seberantakannya dirimu kamu tetap cantik.”“Putri siapa dulu dong!” Rhea tersenyum.“Adakah yang mau kamu tanyakan pada ibu?” tanya Putri Harmonie.Layar wajah hologram Putri Harmonie menghilang sepersekian de

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 5: Masa Lalu

    12 tahun yang lalu.Hans Dharma Panenta, seorang Pangeran tampan telah lahir ke dunia di kala bulan purnama menjadi pengisi angkasa malam itu. Kulitnya berpigmen kuning langsat sedang bibirnya merah bagai buah delima. Tangisannya tak seperti sedang meracau, sunyi setelah berada di gendongan Putri Panthea. Berita suka cita tersebut mulai tersebar dimana-mana setelah para penunggang kuda memberitakan berita kelahiran seorang bayi laki-laki calon penerus Kerajaan Theligonia. Pesta akan digelar tujuh hari tujuh malam merayakan kelahiran bayi mungil dari Pangeran Dalmacio.Seluruh seisi istana Theligonia sampai ke pasar digelar acara besar-besaran. Ada yang menyanyi, ada yang mengadakan lomba gulat sampai dengan pertunjukan siapa yang paling terkuat. Masyarakat begitu antusias dengan berita gembira tersebut. Sudah lama sekali Kerajaan Theligonia tidak semeriah ini semenjak Raja Perseus sibuk menangani pekerjaannya di istana.Jika pesta rakyat berada di luar

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 6: Masih Masa Lalu

    “Percuma aku bilang ke Ayahanda tentang rencanaku.” Harry mengembuskan napas berat. Matanya kosong menatap ke rimbunan pepohonan. Hutan terlarang.“Manusia keras kepala seperti itu mana peduli akan rencanamu. Jika iya, tentu saja aku pun bisa berkeliaran dengan sangat bebas di Kerajaanmu.”“Hei, cuman kau yang berani bilang dia keras kepala. Kalau Pangeran lain mana berani. Hahaha... ”“Coba ceritakan padaku bagaimana kamu bisa bertemu dengan wanita yang kau ceritakan waktu itu.” Cakra menatap lekat-lekat Harry.“Random sekali Anda. Tadi membicarakan tentang Ayahanda, sekarang kau sangat ingin tahu wanita itu. Mencurigakan.”“Apanya mencurigakan? Aku malas membicarakan si keras kepala itu. Dan tentu saja aku sangat ingin tahu wanita itu, mana tahu aku pernah lihat saat aku main kesana kemarin.”“Wah, kau sudah berani bolak-balik kesana ya? Apakah Ayahanda dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 7: Sebenarnya Siapa Dirimu?

    “Aku tidak pantas menjadi Raja jika aku hanya akan menjadi permainan menteri Kerajaan. Harusnya kamu tahu itu Panthea.”Panthea menarik napas dalam-dalam.“Harry, aku mengenal kamu sejak kita kecil. Kamu adalah seorang yang pemberani. Seseorang yang selalu berlaku adil untuk semua orang. Jika kamu tidak menjadi Raja. Siapa lagi yang bisa?”“Tentu saja suamimu Panthea.”“Tidak Harry. Pangeran Dalmacio adalah Pangeran kedua dan ia terlalu ambisius. Seperti yang kamu tahu bukan?”“Ya. Dan pada akhirnya kamu lebih memilih dia daripada aku.”“Harry!”“Baik. Baik. Aku tetap akan berpikiran sama. Aku hanya menyukai alam bebas. Mengarungi dunia.”“Lantas dengan egomu yang ingin mengelilingi dunia. Pada saat kamu pulang, saat itu juga dunia akan hancur di belakangmu.”“Kamu memang selalu saja seperti ini. Keras kepala.” Har

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • The Tales of Deer's Princess   Bab 8: Masa Kini

    Sepuluh tahun berlalu sejak Hans dan Rhea bertemu.“Hei, cepatlah berlari. Nanti buruan kita bisa hilang.” Hans berteriak cukup kuat, tatapannya tetap fokus ke arah mangsanya tersebut. Di belakangnya, disusul seorang anak laki-laki berbadan cukup besar seperti anak remaja. Namun, ia seumuran dengan Hans yaitu berumur dua puluh tahun. Ia terus berlari mengejar tuannya tersebut.Peluh bercucuran seiring dua orang laki-laki itu berlari. Mereka berlari dari dalam istana, melewati lapangan hijau, bahkan hampir membuat pasar menjadi lintang-pukang akibat ulahnya. Tetap saja seekor kijang berbadan gempal tersebut berlari tanpa tersentuh oleh tombak yang digenggam Hans dan Steve.Selalu saja tombak yang hendak mereka acungkan ke arah badan kijang berhasil dihindari. Sungguh gesit jika dibandingkan dengan binatang yang biasa mereka tangkap. Tatkala mereka terus berlari semakin lama semakin jauh menjauhi istana. Kini yang berada di samping kiri kanan mereka bu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31

Bab terbaru

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 55. Kita harus Terus Berlari

    Pukul 11.35.25 menit sebelum waktu menunjukkan tengah malam. Tanda Putri Rhea sudah meninggalkan Kerajaan selama satu malam.Bulan purnama bercahaya penuh di langit. Nampak jelas dari gedung pencakar langit Kerajaan Aphrodite.Raja Perseus berjalan perlahan di bawah sinar rembulan. Ia berhenti dan memandang ke langit."Bahkan awan saja tak berani menghalangi cahaya rembulan ini. Iya kan, Pangeran Philip?"Philip yang sedari tadi mengikuti dan sesekali bersembunyi, akhirnya ketahuan."Ayahanda, maafkan jika saya telah lancang mengikuti Anda!" Philip mengatupkan kedua tangannya. Berlutut dengan lutut kanannya.Raja tertawa terbahak-bahak."Ternyata saya masih pintar dan masih peka,""Ayah, bisa kah menanggapi dengan serius?""Pangeran, seharusnya kamu harus lebih santai. Jangan terus mengerutkan wajahmu. Coba lihat ayahmu ini. Masih awet muda karena tidak menekuk wajah terus-menerus,""Ayah, kita tidak lah sama. Ayo, kita segera temui Putri Harmonie,""Siapa bilang kamu boleh ikut?""Ke

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 54. Putri Harmonie & Pangeran Hans Bertemu

    "Putra Mahkota datang menghadap Raja," Hans membungkuk ke depan sembari mengatupkan kedua tangannya.Ia menemui Raja di kediaman Raja, yang berarti apapun yang akan dibicarakan Raja pastilah bersifat pribadi yang menyangkut dirinya."Aku memanggilmu kesini untuk segera enyahkan Putri Helen," Tanpa berbasa-basi dan tanpa melihat raut wajah Hans yang kaget Raja mengeluarkan perintah dengan santai."Maaf, Yang Mulia. Kenapa Putri Helena harus dilenyapkan?""Semakin lama dia disini, semakin cinta kalian akan lebih dalam padanya,""Kalian? Apa maksud Ayahanda,""Janganlah pura-pura bodoh dan polos. Selain kau, Pangeran Bladwin juga mencintainya. Apalagi Ratu malah mendukung. Pokoknya saya tidak mau tahu, enyahkanlah dia,""Yang Mulia, maaf jika lancang. Jika Yang Mulia bermaksud enyahkan Putri, enyahkan lah saya terlebih dahulu,""Kau?"***"Dasar brengsek! Apa-apaan Raja ini. Bahkan meminta seluruh

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 53. Pengemis Tua Sombong, Namun Sebenarnya?

    "Enak sekali dia ngomong aku dengan sebutan bodoh." gerutu Rhea.Rhea terus mengikuti mereka sampai ke luar pasar. Orang-orang semakin sedikit yang berlalu lalang.Mentari sudah ada di atas kepala. Peluh mulai mengucuri wajah Rhea."Dunia manusia panas sekali. Gersang." Ia mengusap peluh yang menetes dengan lengan bajunya. Sesekali ia mengibas-ngibaskan telapak tangannya untuk menghasilkan embusan angin.Rhea terus berlari. Sesekali berjalan. Berhenti. Bersembunyi."Orang-orang ini apa tidak tahu aku sedang mengikuti? Mengapa mereka tidak berhenti ataupun balik memaki?"Dari arah belakang tanpa Rhea sadar, seorang gadis melemparnya dengan batu kecil. Batu itu mengenai betis kirinya.Rhea memutar wajahnya ke belakang."Hei, kau. Nona bodoh! Kenapa kau mengikuti kami? Apa maumu?"Anak ini, apa nggak diajari sopan santun oleh orang tuanya? Kenapa bicara dengan yang lebih tua dengan nada seperti itu. Apalag

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 52. Sekantong Koin dari Nona Bodoh

    "Jangan lah memandang wajahku seperti itu. Aku tahu jika aku ganteng. Malahan gosipnya ada belasan wanita cantik yang setiap harinya membicarakan ketampananku," Hans menyombongkan diri walaupun sedikit canggung.Bagaimana tidak? Sudah sekitar 5 menit, Rhea hanya memandanginya tanpa berkata satu kata pun. Bahkan yang lebih menakutkan, Rhea tidak mengedipkan kelopak matanya.Berbeda dengan Rhea. Sejak 5 menit yang lalu, jiwanya berinteraksi dengan Philip lewat telepati."Kamu harus pulang sekarang atau kami yang akan menyusulmu kesana!" ancam Philip."Kak Philip, kenapa kamu terus mengancamku? Apa kamu marah karena aku menolakmu?" Rhea geram. Bukannya menanyakan keadaannya atau pun memberikan informasi. Malah langsung marah tak jelas seperti ini."Tidak sama sekali. Hal itu sudah aku lupakan sejak lama. Aku hanya khawatir jika manusia-manusia itu berbuat sesuatu padamu,""Diamlah Kak Philip. Kakak tidak perlu membuang energi terlal

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 51. Pesona Hans Bertambah, Begitulah Pendapatnya

    Kerajaan Aphrodite.Raja mengikuti saran Pangeran Philip. Mereka berdua sekarang duduk saling berhadapan di kediaman Raja."Apa info yang ingin Pangeran sampaikan?""Ternyata benar sesuai dugaan Ayahanda. Kerajaan Theligonia merencanakan perang dengan Kerajaan Aphrodite,""Hmm, lalu?""Kenapa malah lalu Ayahanda? Yah, kita harus siap-siap untuk berperang,""Perang mengakibatkan kerusuhan, perpecahan, dan kehilangan. Semuanya hanya tentang duka. Mengapa bangsa manusia tidak pernah puas?""Dari dulu manusia sudah seperti itu dan saya tidak mau Rhea terjebak juga,""Perkataan bisa menjadi doa Pangeran. Lebih baik mengatakan hal baik saja. Dan perihal hal ini, sebelum perang itu terjadi, kita harus meminta petunjuk Dewa,""Red Stone kita hanyalah serpihan, ukurannya tak lebih dari sekepal tangan pria dewasa. Sedangkan manusia-manusia itu seenaknya mengambil, membagi, dan memecah-mecahkannya,""Yah,

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 50. Rombongan Putri Helena aka Putri Rhea

    Rhea sudah berada dalam kereta kuda. Namun, kudanya terasa lebih stabil dan cepat."Ini bukan kuda seperti tadi pagi. Apakah kuda ini juga menyerap kekuatan Red Stone?""Iya, Putri. Benar sekali," jawab Hans lewat telepati."Hei, kamu menguping?""Tidak. Aku tidak sengaja mendengarnya karena ternyata pemancar sinyalku masih dalam keadaan nyala. Maaf. Aku lancang sekali,""Kamu memang lancang sekali dan tidak beradab Pangeran. Bahkan kamu mengolok-olok aku,""Ngolok? Kapan?""Sudahlah. Aku malas menjelaskannya padamu. Energiku habis karena aku terlalu lama ada di Kerajaan Manusia""Tenang saja. Setelah kau percaya sama aku, kau boleh pulang. Dan aku harap, kau bisa menjelaskan maksudmu tentang mengolok-olok,""Persetan!""Putri, apa kau lebih mempercayai Pangeran Bladwin daripada aku?""Kenapa malah bawa-bawa Pangeran Bladwin?""Jawab saja!""Jika kamu mau tahu, iya. A

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 49. Sebelum Dapur Mengepulkan Asap

    Kerajaan Aphrodite."Yang Mulia Raja, Pangeran Philip datang menghadap!" seorang kasim memasuki Aula Kekaisaran.Raja Heros menurunkan buku hologram yang ia baca. Layar hologram otomatis padam saat Raja menaruhnya kembali ke rak buku kecil di sampingnya.Buku hologram itu sangat efisien. Peri hanya perlu memegang sebuah stik kecil dengan ukiran yang menuliskan tema bacaan yang berbeda-beda.Buku-buku hologram itu merupakan inovasi terbaru dari hasil penelitian Raja Heros dan Pangeran Philip.Selamat tinggal untuk buku Ensiklopedi super tebal, sebentar lagi Para Peri bisa menyimpan ratusan buku hanya dalam ukuran satu tempayan."Biarkan ia masuk," jawab Raja.Kasim tersebut mundur sekitar dua langkah kemudian berbalik dan berjalan keluar."Pangeran, silakan masuk!" Kasim merentangkan tangannya."Terima kasih, Kasim!""Yang Mulia Raja, saya datang menghadap," Philip memberi hormat dengan telapak

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 48. Jangan Ikut Campur!

    "Pearl, aku akan ikut bermeditasi disini. Aku akan menjemput Putri dari alam kekal," Shera melepaskan tangannya dari punggung Rhea.Ia duduk memunggungi Rhea. Duduk bersila."Hei, apa kamu yakin dengan cara ini? Kita hanyalah peri kecil tanpa kekuatan yang berarti. Jika kamu masuk ke alam sana, bukannya kamu yang menyelamatkan Putri, malah sebaliknya,"Benar juga kata Pearl. Mereka hanyalah peri biasa. Peri yang biasa diakui sebagai peri tingkat terendah. Walaupun Rhea tidak masalah dengan kekurangan mereka, namun tidak ada yang bisa menutupi fakta bahwa hanya pelayan Putri Rhea yang kekuatannya hanya sebesar biji wijen.Shera mengurungkan niatnya. Ia turun dari batu. Kembali membantu Pearl menahan berat tubuh Rhea."Jadi, hanya Putri yang bisa menyelamatkan diri sendiri,""Dan jika ada mukjizat,"***Hans cepat-cepat turun dari langit kira-kira jaraknya 5 meter jauh dari Istana. Ia tak mau jika ia terkena masal

  • The Tales of Deer's Princess   Bab 47. Segera Tarik Jiwa Putri Rhea

    Rhea terkulai lemah saat Hans membaringkannya di atas batu besar di dalam gua. Napasnya tersengal kadang sesak. Kekuatannya seperti lenyap seketika.Jantungnya terasa seolah-olah bisa berhenti kapan pun jantungnya mau. Terasa jantungnya akan copot saat ini juga.Rhea berusaha membuka kedua kelopak matanya setelah ia sadar dari jatuh pingsan. Ia mengerjap-ngerjap matanya. Gua yang tidak terlalu terang membuat penglihatannya pulih lebih cepat."Aku ada di gua Red Stone?" Rhea tanya memastikan."Iya Putri. Saat Putri jatuh pingsan, Pangeran Hans juga yang menggendong Putri masuk ke dalam gua," jawab Shera. Ia telah kembali ke ukuran normal. Begitu juga dengan Pearl.Shera berdiri tak jauh dari tempat Rhea terbaring, sedangkan Pearl lebih memilih mengitari gua. Sesekali berjongkok karena kakinya terasa pegal."Apa pecahan Red Stone ini bisa membantuku pulih?""Sedari tadi kami mencoba untuk mempelajari Red Stone ini Putri. R

DMCA.com Protection Status