RUMAH SILUMAN HARIMAU PART IIDalam ruangan tamu kediaman yang dipenuhi oleh lentera-lentera redup, hawa dingin tiba-tiba menyelimuti udara ketika Zhao Yunshi melangkah masuk. Tatapannya tajam, penuh kebencian yang tak tersamarkan, dan di tangannya, pedang es Bing Jian bersinar dalam kilauan biru yang mengancam."Zhu Shen Mei," suaranya terdengar seperti angin dingin yang menusuk, "kau telah mengganggu kehidupan kakakku terlalu lama. Hari ini, aku akan mengakhiri segalanya."Zhu Shen Mei, yang tengah duduk dengan anggun di kursi ukiran giok, hanya tersenyum tipis. Ia perlahan mengangkat kipas gioknya, membuka lipatan-lipatan indah yang tersembunyi di dalamnya."Apa maksud mu Zhao Yunshi, kau terlalu terburu-buru. Dan ya, apakah kau yakin ingin bertarung denganku?"Tanpa menjawab, Zhao Yunshi langsung melesat, pedangnya menebas udara dengan kecepatan luar biasa. Kilatan es membentuk jejak di udara, menciptakan suhu yang seketika turun drastis. Namun, Zhu Shen Mei tidak gentar. Dengan g
“Tidak perlu kau pikirkan, nanti kau akan tahu.” Zhao Yuan Shao menjawab ringan, setelahnya dia bangkit dari duduknya dan tersenyum samar. Zhu Shen Mei mengerucutkan bibirnya, kecewa karena pria siluman itu enggan membagi rahasia perubahan adiknya. Namun dia tidak bisa memaksa, mungkin dia bisa mengetahui itu jika mengenal Zhao bersaudara lebih dalam nantinya. “Cepat bersihkan dirimu, akan kusiapkan sarapan untuk kita bertiga.” Zhao Yuan Shao tersenyum tipis kemudian berbalik badan, pergi meninggalkan kamar tempat Zhu Shen Mei menginap. Perempuan manusia itu mengangguk mengiyakan, dia memilih untuk patuh. Pandangannya jatuh pada pakaian yang sudah disiapkan disamping tempat tidurnya. Senyum perempuan itu mengembang cerah, sama seperti cuaca pagi ini. Tangannya terulur untuk mengambil hanfu putih yang dia yakini telah disiapkan Zhao Yuan Shao untuknya. “Ternyata kucing besar itu cukup baik,” ujarnya tanpa melepas senyum. Zhao Yuan Shao berdiri di dapur kecil mereka, dengan lengan b
“Kau memiliki tanda-tanda reinkarnasi Dewi Gunung,” kata Ao Jun, suaranya datar namun penuh keyakinan. Mata emasnya yang tajam menatap lurus ke arah Zhu Shen Mei.Zhu Shen Mei membeku. Napasnya tercekat sejenak, dan ia menatap Ao Jun dengan sorot mata penuh keterkejutan.“A-apa maksudmu?” tanyanya dengan suara bergetar bergetar.Zhao Yunshi yang duduk di seberangnya langsung mengibaskan tangannya dengan ekspresi tak percaya. Dia menatap Ao Jun dengan tatapan permusuhan, merasa kalau ucapan pria siluman naga itu hanya akan membawa masalah baru baginya dan sang kakak.“Itu tidak mungkin! Jangan bicara sembarangan, Ao Jun.” Zhao Yunshi menanggapi dengan tegas.Namun, Ao Jun tidak terpengaruh oleh penyangkalan Zhao Yunshi. Ia tetap memandang Zhu Shen Mei dengan penuh ketenangan. Dia kembali bersuara setelah meneguk air giok dari botol air ditangannya.“Aku mengenali tanda-tanda itu. Energi yang mengalir dalam dirimu, caramu berinteraksi dengan alam… semuanya mengarah pada satu kesimpulan.
Zhao Yunshi menyilangkan tangan di depan dadanya, ekspresinya jelas menunjukkan ketidakpercayaan. Dengan suara tajam, ia menyanggah tegas.“Tunggu dulu! Bukankah seorang Dewi Gunung seharusnya memiliki tanda khusus di tubuhnya berupa pola angin berwarna putih di tengah dahinya. Itu adalah simbol keilahiannya.”Zhu Shen Mei terkejut mendengar penuturan itu dan tanpa sadar menyentuh dahinya dengan jemarinya yang gemetar. “Aku… aku tidak memiliki tanda seperti itu,” bisiknya.Zhao Yunshi menatap Ao Jun dengan penuh kemenangan, dia bahkan tersenyum puas. “Nah, kau dengar sendiri! Zhu Shen Mei tidak memiliki tanda itu, jadi bagaimana bisa kau begitu yakin bahwa dia adalah reinkarnasi Dewi Gunung?”Ao Jun tetap tenang menghadapi penyangkalan itu, bahkan dia tersenyum samar menanggapi penolakan sang siluman harimau putih. Ia menatap Yunshi sejenak sebelum mengalihkan pandangannya pada Zhu Shen Mei. Dengan nada yang lebih lembut, dia berujar penuh keteanngan.“Tanda itu… tidak selalu terlihat
Sepanjang perjalanan kembali ke Biro Penangkap Siluman, suasana terasa sunyi. Zhu Shen Mei masih terbenam dalam pikirannya, mencoba memahami semua yang terjadi. Zhao Yuan Shao, seperti biasa, tetap tenang, meskipun sesekali ia melirik ke arah Zhu Shen Mei seolah memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.Namun, begitu mereka tiba di gerbang biro, mereka segera menyadari ada yang tidak beres. Beberapa penjaga yang biasanya berjaga dengan santai kini berdiri dalam posisi siaga, tangan mereka erat menggenggam gagang senjata. Di dalam, suara gaduh terdengar dari arah aula utama.Di tengah aula utama, Zhang Xuancheng berdiri dengan tangan bersedekap. Mata tajamnya menatap mereka, dan di sampingnya, beberapa pejabat biro terlihat gelisah.Zhang Fei, komandan pasukan elite biro, berdiri di barisan depan dengan ekspresi waspada. Di sisi lain, Zhu Rong—ayah Shen Mei sekaligus komandan utama biro—berdiri tegak, tatapannya penuh ketegangan saat melihat putrinya.Zhang Xuancheng akhirnya membuka
Zhang Fei berdiri di depan meja kayu besar dengan tangan mengepal. Matanya tajam menatap Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei yang duduk di hadapannya. Cahaya lentera bergetar pelan diiringi keinginan angin malam yang dingin. Setelah perjalanan panjang dan pertarungan sengit, kini justru muncul teka-teki baru yang lebih membingungkan.Zhang Fei dengan menahan amarah, nafasnya pendek-pendek. Dia menatap Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei bergantian."Zhao Yuan Shao, Zhu Shen Mei… Kalian harus menjelaskan semuanya sekarang! Kenapa Zhang Xuancheng, yang seharusnya bekerja sama dengan kita, justru menangkap kalian? Apa yang sebenarnya terjadi?" cecarnya.Zhao Yuan Shao terdiam sejenak, tangannya terkepal di atas pahanya. Zhu Shen Mei, meski masih terlihat anggun, matanya dipenuhi kecemasan.Zhao Yuan Shao menghela napas lelah, suaranya dalam sebelum akhirnya menjawab. "Tuan Zhang, aku juga tidak menyangka hal ini akan terjadi… Zhang Xuancheng bukan hanya menangkap kami, tapi dia juga mengubur se
Di pagi hari, cahaya matahari merayap masuk melalui jendela paviliun, menghangatkan meja makan dari kayu cendana yang telah dipenuhi hidangan. Zhao Yuan Shao si siluman harimau merah, duduk dengan tangan terlipat di dada. Memandangi semangkuk bubur panas di depannya dengan tatapan penuh kecurigaan. Di seberangnya, Zhu Shen Mei dengan senyum manis dan mata berbinar, tengah menyeduh teh dengan anggun. Ia mengangkat cangkir dengan kedua tangan dan meniup permukaannya perlahan sebelum menyesap sedikit. “Kenapa kau melihat bubur itu seperti musuh bebuyutan?” tanya Zhu Shen Mei, meletakkan cangkirnya. Zhao Yuan Shao Si mendengus. “Ini terlalu putih. Terlalu lembut. Aku tidak percaya makanan yang tidak memiliki warna seperti ini.” Zhu Shen Mei tertawa kecil. “Jadi kau hanya makan makanan berwarna merah?” “Tentu saja! Aku siluman harimau merah. Daging merah, anggur merah, bahkan cabai merah! Itu makanan sejati.” Zhu Shen Mei menggeleng-geleng. “Maka tak heran kalau perutmu selalu bermasa
Kota Changsa, hari ke-2, bulan ke-9.Zhang Fei melirik Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao bergantian, sebelum menghembuskan nafas berat. Cahaya matahari pagi menyusup lewat jendela-jendela besar, menerangi lantai batu yang dingin. Di aula utama, Zhu Shen Mei, Zhang Fei, dan Zhao Yuan Shao masih berdiskusi tentang rencana mereka untuk mendapatkan bukti pengkhianatan Zhang Xuancheng.“Ini akan lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan kita tidak bisa bergerak hanya mengandalkan tiga orang.”“Kenapa? bukankah ini lebih efektif?” Zhu Shen Mei mengerutkan keningnya, tidak mengerti.“Shen Mei, kita berurusan dengan pemerintahan sekarang. Bukan kah kita juga memerlukan seseorang yang paham akan seluk beluk pemerintahan juga demi kelancaran misi?” Zhang Fei tampak lebih serius.Berbeda dengan Zhan Fei dan Zhu Shen Mei yang otot-otot wajahnya Sudha menegang, dan tampak garang. Zhao Yuan Shao malah bersikap santai, dia menyandarkan tubuhnya di pagar biro penangkap siluman.“Kenapa kalian para manus
Zhao Yuan Shao masih bersikap santai, dia melwana para penjaga biro dengan seperempat kekuatannya saja. Tetapi kekacauan yang cukup besar berhasil terjadi. Banyak penjaga biro yang berkumpul disana, satu penjaga tumbang maka akan muncul yang kedua, tiga, dan seterusnya.“Yuan Shao hentikan, aku melihat Zhang Fei dan adik mu sudah keluar!” perintah Zhu Shen Mei yang juga ikut dalam keributan itu.Zhao Yuan Shao hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian dia sengaja membiarkan dirinya dikalahkan. Pria siluman itu menyerahkan diri untuk dihantam cukup keras oleh salah satu penjaga biro.“Zhao Yuan Shao!” pekik Zhu Shen Mei ketika melihat tubuh pria siluman itu terhuyung ke belakang.Dengan sigap Zhu Shen Mei menahan bobot tubuh pria itu dengan tangannya, meski bersusah payah tapi ini cukup untuk mengelabuhi semua orang.“Kau baik-baik saja?” tanya Zhu Shen Mei yang jelas-jelas khawatir. Dia tidak tahu kalau Zhao Yuan Shao-lah yang sengaja membuat dirinya sendiri dikalahkan dan terluka.“
Zhu Shen Mei mendecak, lalu membuka gerbang utama biro itu. "Baiklah, rencana kita tetap sama. Kita masuk, berpura-pura melakukan pemeriksaan rutin. Zhao Yunshi dan Zhang Fei akan mencari dokumen, sementara aku dan Zhao Yuan Shao akan mengalihkan perhatian mereka."Zhao Yuan Shao mengangkat alisnya. “Jadi kita bertugas sebagai pengganggu?”"Kau paling ahli dalam hal itu, kan?"Zhu Shen Mei malah balik bertanya dengan nada sinis dan mengejek. Zhao Yuan Shao mendengus kesal, rupanya Zhu Shen Mei bisa membuatnya naik darah dengan mudah. "Sungguh Nona Zhu, aku bingung harus tersanjung atau marah."Zhu Shen Mei mengabaikannya dan melangkah maju. "Ingat, kita tidak tahu seberapa besar keterlibatan 'Tuannya' Zhang Xuancheng di sini. Tapi kalau dugaan ku benar, ada kejahatan besar yang tersembunyi di dalam biro ini."Semua orang mengangguk, lalu mereka berjalan mendekati gerbang besar itu. Saat seorang penjaga biro menghentikan mereka, Zhu Shen Mei memasang senyum profesionalnya."Kami dari
Matahari pagi mengintip dari balik jendela, sinarnya jatuh tepat di wajah Zhu Shen Mei yang masih terbaring. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, lalu mengerang pelan saat tubuhnya terasa sedikit pegal. Luka akibat mantra pembalik ilusi itu memang sudah membaik, tapi masih meninggalkan sedikit sensasi terbakar di tubuhnya. Setelah menarik napas dalam, Zhu Shen Mei bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Begitu membuka pintu, matanya langsung menangkap sosok yang tak terduga. Zhao Yuan Shao duduk di kursi, kepalanya bersandar ke sandaran, kedua lengannya terlipat di dada, dan tertidur cukup pulas. “Dia tidur di sini semalaman?” Zhu Shen Mei bergumam pelan, menaikkan sebelah alisnya. Dia berdiri diam sejenak, memperhatikan wajah pria siluman itu. Biasanya, dia selalu cerewet dan penuh godaan, tapi dalam tidur… dia terlihat lebih damai dengan nafas yang teratur. "Kalau dia selalu seperti ini, mungkin aku tidak akan sering ingin meninjunya," gumamnya sambil menyilan
Langit malam terasa begitu sunyi, hanya diselingi suara gesekan dedaunan yang tertiup angin. Aroma bunga begonia samar-samar tercium, bercampur dengan wangi tanah yang masih lembap setelah pertarungan sengit mereka tadi.Zhu Shen Mei mencoba berdiri, tapi tubuhnya tidak mau bekerja sama. Rasa nyeri dari luka yang ditinggalkan mantra pembalik ilusi itu menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat lututnya terasa seakan tidak bertulang.Dia mengepalkan tangannya, mencoba menegakkan tubuh ketika Zhao Yuan Shao hendak memapahnya."Aku bisa berjalan sendiri," ucapnya lirih.Namun, sebelum dia sempat mengambil satu langkah pun, dunia di sekitarnya berputar. Zhao Yuan Shao bergerak secepat kilat. Dengan refleks seekor siluman, dia menangkap tubuh Zhu Shen Mei sebelum perempuan itu jatuh ke tanah."Astaga, perempuan keras kepala!" gumamnya dengan nada kesal, tapi ada sedikit kehangatan di dalamnya."Aku baik-baik saja," balas Zhu Shen Mei menggerutu, meski nada suaranya lemah.Zhao Yuan Shao mengang
Udara malam terasa sejuk, menyapu pelan kelopak-kelopak begonia yang berguguran dari dahan, menghampar lembut di tanah. Cahaya bulan meresap di antara dedaunan, menciptakan siluet yang indah namun sendu. Zhu Shen Mei duduk bersandar di batang pohon besar itu, kepalanya sedikit tertunduk, matanya menatap kosong ke telapak tangannya yang menggenggam sehelai daun.Langkah kaki ringan terdengar mendekat. Tanpa perlu menoleh, dia tahu siapa yang datang."Aku tahu kau akan datang," katanya tanpa ekspresi, meski ada nada lelah dalam suaranya.Zhao Yuan Shao berdiri di hadapannya, bersedekap dengan ekspresi santai seperti biasa. "Tentu saja. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan melihat Zhu Shen Mei yang biasanya banyak bicara justru duduk termenung seperti ini. Keajaiban semacam ini jarang terjadi."Zhu Shen Mei mendengus, melemparkan tatapan malas ke arahnya. "Apa kau datang hanya untuk mengejekku?"Zhao Yuan Shao mengangkat bahu, lalu tanpa permisi, dia duduk di sampingnya, bersandar ke
Angin malam berembus dingin, membawa aroma darah yang masih segar dari tubuh Zhang Xuancheng yang kini tak bernyawa. Zhu Shen Mei berdiri dengan tangan terlipat, matanya masih terpaku pada tubuh pria malang itu, sementara Zhang Fei mengepalkan tinjunya dengan rahang mengeras. Saat ini mereka semua sudah kembali ke biro penanhkap siluman.Zhao Yuan Shao dan Zhao Yunshi muncul dari bayangan, langkah mereka hampir tak bersuara. Keduanya membawa gulungan surat yang tadi mereka ambil dari ruang dokumen di kediaman Zhang Xuancheng siang tadi.“Zhao Yuan Shao, kau siang tadi menyebut nama Gong gong. Apa benar sihir yang kita rasakan di kediaman Zhang Xuancheng tadi adalah mantra pembalik ilusi?’’ todong Zhu Shen Mei saat melihat pria siluman dan adiknya itu masuk.Zhao Yuan Shao mengangguk membenarkan, dia ikut berdiri memperhatikan mayat Zhang Xuancheng. “Itu benar,’’ balasnya tenang.Zhang Fei menatap mereka dengan tajam. "Gong Gong? Kau bicara tentang monster air yang hidup dua belas ribu
Keributan di depan kediaman Zhang Xuancheng semakin memanas. Para penjaga telah bersiap dengan tangan di gagang pedang mereka, mata mereka tajam menatap Zhang Fei yang berdiri tegak, tak tergoyahkan. Di sisi lain, Zhu Shen Mei masih dengan santai bersandar pada tiang kayu gerbang, namun matanya terus mengamati gerak-gerik pria berjubah mewah yang tadi memperhatikannya.Di depan mereka, Zhang Xuancheng berdiri dengan wajah tegang, berusaha menjaga ketenangannya, tapi keringat tipis di dahinya tidak bisa berbohong."Aku tidak tahu apa yang kalian inginkan," katanya dengan suara berusaha terdengar tenang. "Tapi kalian telah melewati batas dengan membuat keributan seperti ini," imbuhnya.Zhang Fei menatap lurus ke arah pria itu, suaranya dingin dan tegas. Kemudian dengan langkah yang mantap, dia berjalan mendekat. Aura mengintimidasi langsung menguar dari dirinya, dan langsung menatap Zhang Xuancheng dengan tatatapan tajam."Batas sudah lama kau lewati, Zhang Xuancheng. Kami hanya ingin m
Tanpa menunggu lebih lama, Zhang Fei melangkah ke depan dengan penuh keyakinan, tubuhnya tegap dan sorot matanya tajam. Begitu dia berada dalam jangkauan penjaga, suaranya bergema seperti petir di pagi yang tenang. sementara itu Zhao Yuan shao dan Zhao Yunshi mulai bergerak masuk ke kediaman Zhang Xuancheng."ZHANG XUANCHENG! KELUAR DAN HADAPI AKU!"Para penjaga langsung waspada, tangan mereka meraih gagang pedang. Salah satu dari mereka melangkah maju. "Siapa kau, berani membuat keributan di depan rumah ini?"Zhang Fei menyeringai tipis, tatapannya menusuk. "Seseorang yang menginginkan jawaban. Zhang Xuancheng punya hutang yang harus dia lunasi!"Beberapa penjaga mulai bergerak, terlihat siap menyerang kapan saja. Sementara itu, Zhu Shen Mei beraksi dengan caranya sendiri. Dia berjalan santai ke arah sebuah gerobak yang dipenuhi kendi-kendi arak, milik seorang pedagang tua yang sedang sibuk mengatur dagangannya. Dengan satu gerakan halus, dia menyenggol gerobak itu dengan kakinya.BR
Kota Changsa, hari ke-2, bulan ke-9.Zhang Fei melirik Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao bergantian, sebelum menghembuskan nafas berat. Cahaya matahari pagi menyusup lewat jendela-jendela besar, menerangi lantai batu yang dingin. Di aula utama, Zhu Shen Mei, Zhang Fei, dan Zhao Yuan Shao masih berdiskusi tentang rencana mereka untuk mendapatkan bukti pengkhianatan Zhang Xuancheng.“Ini akan lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan kita tidak bisa bergerak hanya mengandalkan tiga orang.”“Kenapa? bukankah ini lebih efektif?” Zhu Shen Mei mengerutkan keningnya, tidak mengerti.“Shen Mei, kita berurusan dengan pemerintahan sekarang. Bukan kah kita juga memerlukan seseorang yang paham akan seluk beluk pemerintahan juga demi kelancaran misi?” Zhang Fei tampak lebih serius.Berbeda dengan Zhan Fei dan Zhu Shen Mei yang otot-otot wajahnya Sudha menegang, dan tampak garang. Zhao Yuan Shao malah bersikap santai, dia menyandarkan tubuhnya di pagar biro penangkap siluman.“Kenapa kalian para manus