Feliks segera menjauhkan wajahnya dari Maksim yang terlihat enggan mengikuti sarannya. "Hah?! Mengapa kau percaya diri sekali mengatakan hal demikian, Feliks?!" Viktor mencoba membaca bahasa tubuh kedua orang yang sedang berselisih pendapat di hadapannya. "Anda memiliki banyak anak buah. Maka, jangan kotori tangan Anda, Tuan Muda! Serahkan saja tugas itu kepada Valdo!" Maksim membuang puntung rokok ke lantai, lalu menginjaknya hingga padam. "Tugas Anda sekarang adalah menghibur Nona Zoya. Karena sudah pasti Nona Zoya sangat bersedih atas hilangnya Viktor, Tuan Muda." Maksim menatap Viktor dengan geram, lalu membalikkan badannya. Dia berjalan sambil mengepalkan kedua tangan. "Valdo, urus pria miskin yang menjadi benalu di keluarga Konstantin ini! Ingatlah untuk tidak lengah!" Viktor melihat Maksim dan Feliks pergi menjauh dari dirinya. Namun tiba-tiba saja, Viktor teringat sesuatu. 'Oh, aku akan mencoba mengirimkan lokasi ku saat ini kepada Caleb melalui jam tangan digital di p
Si pria yang tidak diketahui namanya tersebut mulai menyerang Viktor dengan beberapa gerakan bela diri yang cukup familiar. Viktor yang gesit dan terlatih mampu menghindari kontak fisik yang diarahkan kepadanya. "Kurang ajar!" Lawan Viktor yang tidak seberapa itu mulai kewalahan menyerang Viktor. Dia celingukan mencari-cari bala bantuan, tetapi Viktor tidak akan membiarkannya. Buk! Dengan satu kali tinju pada bagian jantung, si pria lantas terjatuh sambil memegangi bagian tubuh yang sakit. "Saya tidak akan membiarkan Anda mencari bantuan." Viktor berkata dengan tegas dan penuh ambisi ketika melihat kedua mata penuh kebencian terpancar dari lawannya. Tidak sampai di situ, Viktor pun segera meraih kerah pakaian si pria, lalu memukulinya berulang kali hingga tidak sadarkan diri. "Astaga! Aku harus bergegas pergi." Viktor tidak ingin membuang waktunya lagi. Dia berjalan menuju dinding berkawat dengan harapan dapat melarikan diri dari tempat kumuh ini. "Sial! Benar-benar sial! Tida
Si sopir yang menabrak Viktor berteriak dan terlihat sangat panik. Dia memanggil tuannya untuk memastikan apa yang harus dilakukannya. Sedangkan anak buah Maksim melihat dengan jelas kejadian kecelakaan tersebut dari seberang jalan dan mengira Viktor sudah meregang nyawa di tempat kejadian perkara. "Tuan! Tuan, keluarlah! Seseorang telah tertabrak." Seorang pria berbadan tegap dengan perkiraan usia sekitar awal 30 tahun keluar dari mobil mewah yang telah menabrak Viktor. Pria tersebut tampak tenang dan berjalan menghampiri si sopir berwajah pucat. "Ada apa, Kendrik?" "Saya telah menabrak seseorang hingga tidak sadarkan diri. Lalu, apa yang harus saya lakukan, Tuan Vasili?" Pria bernama Vasili segera berjongkok untuk memeriksa denyut nadi si korban yang tidak lain adalah Viktor. "Hmm, biarkan saya memeriksanya sebentar!" Vasili meraih pergelangan tangan Viktor dan memeriksanya. Dia juga mendekatkan tangan ke hidung Viktor untuk memeriksa napasnya. "Mengapa tubuh pria ini penuh d
Dokter lega mendengar penuturan Vladimir. "Baiklah, Tuan. Apakah Anda ingin melihat kondisinya sekarang?" Dokter bertanya kepada Vladimir dengan sopan. "Apakah dia sudah bisa dijenguk, Dok?" Vasili bertanya kepada sang dokter dengan antusias. "Ya. Pasien akan dipindahkan ke ruang rawat dengan segera. Dan setelah itu, kalian bisa menjenguk serta menjaganya." Vladimir tersenyum lega. Dia menatap Kendrik dan Vasili bergantian, lalu berkata, "Syukurlah. Saya sangat lega mendengarnya." Vladimir masuk ke ruang rawat inap bersama Vasili dan Kendrik. Mereka bertiga terkejut melihat keadaan Viktor yang memprihatinkan. "Astaga!" Vladimir berseru ketika dirinya berdiri di tepi ranjang rumah sakit. Di sisi kanannya, Vasili tengah memperhatikan kondisi Viktor yang dibungkus dengan perban di sekujur tubuhnya. "Tuan Vladimir, seperti dugaan saya sebelumnya bahwa tubuh pria ini sungguh sangat kuat." Tidak ada yang luput dari pandangan Vasili. Kedua mata pria itu memang benar-benar jeli. "T
Vladimir mengangguk. Pria itu beranjak dari kursinya, lalu berdiri di sisi kiri ranjang rumah sakit. "Lihat apa yang saya temukan di tubuh pria lemah ini, Vasili! Ya, luka jaringan parut yang berada di bahu kiri pria ini sama seperti luka yang dimiliki oleh Viktor Cucu saya." Vladimir menunjukkan luka jaringan parut yang dimaksudkannya. Kedua mata Vladimir berkaca-kaca seolah berharap bahwa pria di hadapannya adalah sosok sang cucu yang dicarinya dari tahun ke tahun. "Hah?! Iーini ... ini kebetulan sekali, Tuan Besar!" Vasili berseru terkejut setengah mati ketika melihat luka tersebut terpampang jelas di bahu kiri Viktor. "Di dunia ini, tidak ada yang kebetulan, Vasili." Vladimir menolak keras tanggapan Vasili. Dia membuka lebar-lebar kedua.mata tuannya dan menatap Viktor dengan sungguh-sungguh. "Karena Tuhan telah menciptakan takdir manusia jauh sebelum manusia itu dilahirkan." Vasili mengerjap. Dia mengerti dengan cepat apa yang dimaksudkan oleh tuannya. "Pria rendahan ini me
Morzevich berbicara tentang masa lalu. Ya, masa lalu yang tidak Vladimir akui."Mozza, sudah berapa kali kukatakan bahwa Lenin, Anne dan Maksim hanyalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak kau biarkan hidup sebagai parasit di keluarga Romanov."Selain menyebutkan nama anak haram hasil hubungan di luar nikahーLenin Vujovic RomanovーVladimir pun menyebutkan nama istri dan anaknya. Yaitu Anne Vasilevna dan Maksim Smirnov Romanov. Ketiganya kerap membuat Vladimir naik pitam karena tidak memiliki pemikiran yang sama.Akhirnya Vladimir dan Morzevich sama-sama terdiam Keduanya mencoba menahan emosi agar tidak saling menyerang satu sama lain."Oh, Vlad ... aku hampir saja melupakan sesuatu."Akhirnya Morzevich mencairkan suasana canggung di saluran telepon."Mengapa kau tidak kembali ke mansion kita di St Petersburg, Vlad?"'Aku tahu, Mozza akan menanyakan hal ini karena Demyan pasti memberitahunya.'Vladimir membatin seraya menatap Vasili yang sedang memberikan isyarat padanya."Maaf, Mozza.
Benak Vladimir melayang kembali ke masa lalu. Ya, masa-masa di mana hidupnya bahagia bersama keluarga besarnya."Tuan, kondisi kesehatan pasien semakin membaik. Kedua matanya sehat dan luka lebamnya akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, untuk luka di kakinya membutuhkan penanganan khusus juga kesabaran yang tak terbatas."'Kaki?! Aーada apa dengan kakiku?!'Viktor kembali dibuat penasaran dengan perkataan dokter barusan."Baik, Dok. Saya mengerti maksud Anda. Terima kasih."Vladimir tersenyum lega. Begitu juga dengan dokter yang menangani Viktor."Saya akan memantau kondisi pasien 1 jam ke depan. Kalau begitu, saya permisi."Dokter baru saja ingin melangkahkan kaki, tetapi terpaksa mengurungkan niat karena Viktor berusaha menghentikannya."Maーmaaf ... saya ingin tahu, apa yang sudah terjadi?"Suara parau Viktor yang tidak begitu jelas berhasil menyentakkan Vladimir dari lamunannya."Anda mengalami kecelakaan dan Tuan Vladimir membawa Anda ke rumah sakit ini."Dokter menje
Boris menoleh ke arah Vladimir yang kini telah berdiri di sisi kirinya."Saya ingin berbicara dengan Anda sebentar. Apakah Anda sudah selesai memeriksanya?"Vladimir berniat menghentikan percakapan kedua pria di hadapannya. Sang dokter pun mengangguk setuju."Ya, Tuan. Mari bicara!"Boris mengikuti langkah Vladimir menjauh dari Viktor. Kini, mereka berdiri di dekat jendela tepat di samping perapian."Dokter, tolong katakan sejujurnya kepada saya! Seberapa buruknya kondisi pasien Anda?"Boris menatap Vladimir lekat-lekat sebelum menjawab pertanyaannya."Tidak ada luka serius di tubuhnya, Tuan. Saya bersikap tegas agar dia mengetahui betapa berbahayanya jika tidak mengikuti prosedur kesehatan yang saya terapkan."Vladimir mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama. Pria tua itu mencoba mencerna setiap perkataan yang ke luar dari mulut Boris."Pasien baru saja siuman dan mendapatkan beberapa jahitan di kaki. Dia juga memiliki luka di sekujur tubuhnya yang tidak sedikit. Dia masih harus