Bersamaan dengan itu, Maksim datang dengan wajah tampannya tegang. Dia mendengar sedikit pembicaraan Viktor dan Gennadius."Permisi, Tuan-tuan. Kami mengantarkan pesanan untuk meja nomor 7."Dua pelayan datang menyapa Viktor dan yang lainnya. Mereka membawa pesanan makan siang dan menatanya dengan rapi di atas meja."Silakan dinikmati!""Silakan dinikmati!"Usai membungkukkan badan, kedua pelayan tadi pun pergi.Viktor menatap banyaknya menu makanan yang tersaji di atas meja."Silakan dinikmati, Tuan Maksim!"Gennadius berusaha meluluhkan hati Maksim. Dia tidak ingin Maksim sakit hati, lalu membatalkan kontrak kerja sama antara perusahaan keluarga Romanov dengan perusahaan keluarga Konstantin."Tidak perlu terlalu formal seperti itu, Tuan Gennadius. Karena biar bagaimanapun juga, saya adalah mantan Tunangan Cucu Anda."Viktor melihat Maksim memaksakan senyum di bibirnya. Namun, Viktor senang sekali melihat Maksim bersikap hormat kepada Gennadius."Apa yang ingin Kakek makan? Pria ini
Maksim membuka matanya lebar-lebar dan menatap serangkaian kalimat yang tertera di lembar kerja ke-2."Jika pihak ke-2 membatalkan kontrak kerja sama secara sepihak, maka pihak ke-2 harus membayar pinalti sebesar 10 kali lipat dari kerugian yang ditimbulkan."Viktor mendengar Maksim membaca kalimat menohok yang membuat semua orang tercengang, termasuk Gennadius."Ya, benar."Viktor membenarkan kalimat yang baru saja dibaca oleh Maksim. Sikapnya yang tenang senantiasa mengelabui lawan."Sesuai dengan apa yang tertulis di dokumen tersebut, maka Anda sebagai pihak ke-2 harus membayar pinalti jika di kemudian hari Anda memutuskan kontrak kerja sama dengan Konstantin Co."Gennadius menepuk pundak kiri Viktor usai sang cucu menantu memberikan penjelasan kepada Maksim."Viktor, bukankah kalimat tersebut tidak ada di dalam kesepakatan kita saat membuat dokumen penandatangan itu?"Gennadius berbisik di telinga Viktor. Dirinya was-was karena tidak ingin kehilangan kesempatan dan kepercayaan dar
"Tuan Gennadius, maaf jika saya lancang menyela pembicaraan Anda dengan Tuan Viktor. Namun menurut pendapat saya, apa yang dilakukan oleh Tuan Viktor sudah benar."Andriy angkat bicara untuk membela sang tuan."Sebagai seorang pebisnis, Tuan Viktor hanya mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi di masa depan. Karena mengingat hubungan dua keluarga yaitu keluarga Konstantin dengan keluarga Romanov sedikit merenggang akibat putusnya pertunangan antara Nona Zoya dengan Tuan Maksim."Andriy mencoba menghilangkan kesalahpahaman yang terjadi diantara Gennadius dengan Viktor."Dan menurut saya, Tuan Viktor sangat cocok memegang posisi sebagai tim kuasa hukum atau pun sejenisnya, Tuan Gennadius."'Ya, aku lebih menyukai posisi kuasa hukum perusahaan jika dibandingkan dengan asisten Kakek. Semoga saja Kakek mendengarkan saran Andriy.'Viktor membatin seraya berharap bahwa Gennadius akan mengabulkan keinginannya."Mari kembali ke kantor!"Gennadius tidak menanggapi saran Andriy. Yuri me
"Apakah Kakek bergurau?"Viktor tertawa sambil menatap lukisan yang berhasil mengalihkan perhatiannya."Bergurau? Saya tidak bergurau, Viktor. Daya tahan tubuh seorang pria, tentunya lebih kuat jika dibandingkan dengan wanita. Pikirkanlah baik-baik hal tersebut!"Kali ini, Viktor menatap Gennadius sungguh-sungguh."Kakek, saya tidak bisa membayangkan Zoya akan bersama pria yang menjaganya sepanjang hari. Dan, tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada benih-benih cinta yang hadir di antara mereka."'Bukannya aku mementingkan keegoisan ku sendiri. Namun, aku harus sedia payung sebelum hujan, Kakek. Tidak 'kah Kakek mengerti hal itu?' Viktor membatin. Ia mengutarakan isi hatinya tanpa membiarkan seorang pun tahu."Ha! Ha! Ha!" Gennadius menertawakan Viktor. "Ternyata kau adalah seorang pria pencemburu, Viktor."Viktor terdiam. Jauh di dalam hatinya, dia membenarkan perkataan Gennadius barusan."Kau adalah Suami Zoya. Kau memiliki kuasa penuh atas hidup Istrimu, Viktor. Maka, putuskan yang
'Entah Zoya percaya atau tidak dengan jawaban yang kuberikan. Jika kulihat dari pandangan matanya, sepertinya dia tidak mempercayaiku.' Viktor menebak-nebak jalan pikiran sang istri. Dia ingin sekali memperoleh kepercayaan penuh dari Xandrova, tetapi sukar baginya untuk meyakinkan hati sang istri. "Hmm? Begitu, 'kah?" Xandrova mengubah posisi duduknya dengan menggeser kursi. "Viktor, bagaimana hari pertama mu bekerja di perusahaan Konstantin Co?" Viktor tersenyum ketika Xandrova menatapnya dari jarak yang sangat dekat. "Aku sangat menyukainya, Zoya." Terlihat jelas aura kebahagiaan dari wajah Viktor. "Aku selama ini memimpikan untuk bisa bekerja di sebuah perusahaan besar. Gedung pencakar langit yang menakjubkan, ruang kantor yang luas dan mewah, rekan kerja yang profesional dan segala hal lainnya yang menakjubkan!" Viktor sangat antusias ketika bercerita tentang tempat kerjanya. "Aku tidak pernah menyangka Konstantin Co memiliki desain neoklasik Stalin yang sangat indah, Zo
"Hah?!" Viktor tercengang mendengar penuturan Yeva barusan. Dia bingung. Dia tidak mengerti apa yang dikatakan Yeva kepadanya. "Yeva, tunggu! Apa maksud perkataan Anda barusan?" Viktor berusaha mengejar Yeva, tetapi pria itu menghilang dari pandangannya begitu saja. "Oh, tidak!" Viktor tersadar bahwa pakaiannya basah akibat air yang tumpah dari wadah. "Viktor!" Di saat yang sama, suara Galana terdengar dari ruang keluarga. "Viktor!" Belum sempat menjawab, Galana pun memanggil Viktor untuk kali kedua. "Iーiya, Ma." Sebenarnya Viktor tidak suka berteriak. Namun, dia terpaksa melakukannya agar Galana tidak memanggilnya lagi. Viktor berjalan menuju ruang keluarga Konstantin di mana Galana dan Davidoff berada. "Kenapa kau lama sekali, Viktor? Memangnya apa yang kau lakukan?" Galana berdiri, lalu berjalan mendahului Viktor. "Ikuti saya!" Di sofa panjang, tampak Davidoff tengah asyik bermain dengan smartphone-nya. Pria itu tertawa seorang diri dan terlihat sangat bahagia. "Ay
"Ya?" Mobil pun berhenti tepat di depan gym center. Caleb terdiam sesaat sebelum melanjutkan kembali kalimatnya. "Saya bekerja di sebuah agen Detektif swasta. Dan, Andriy mempromosikan saya kepada Tuan Besar untuk menjaga Anda." Viktor terkejut dengan pengakuan Caleb. 'Menurut pengamatan ku, Caleb tidak mungkin berkhianat. Dan, bagaimana dengan Andriy? Dia pun jauh dari kata berkhianat. Lalu, Papa tahu dari mana mengenai perubahan isi kontrak?' Viktor berpikir sejenak mengenai kejadian di ruang tidur kedua mertuanya tadi. Dia akan mencari tahu, siapa yang telah mengadu kepada Davidoff. Caleb mencabut kunci mobil, lalu meraih tas olahraga di kursi belakang. Dia menatap Viktor yang sedang larut dalam lamunannya. "Tuan Viktor, mari keluar dari mobil!" Suara Caleb pun membahana di gendang telinga Viktor. Sang menantu keluarga Konstantin tersebut pun ke luar dari mobil. ** Hampir pukul 01:00 pagi waktu St Petersburg, Rusia, Viktor berlatih Muay Thai bersama Caleb. Selain berlatih
'Syukurlah Zoya mengerti. Aku tidak kesulitan memberitahunya karena pada dasarnya dia adalah seorang Istri penurut.' Viktor bergumam di dalam hati seraya berjalan menuju kamar utama mansion ini yang terletak bersebelahan dengan ruang kerjanya. "Kakek, apakah Anda di dalam?" Viktor mengetuk ruang tidur sang kakek. "Masuk saja, Viktor!" Viktor mendengar suara dari dalam. Dia pun membuka pintunya. "Selamat pagi, Kakek. Maafkan saya karena pagi-pagi mengganggu Anda." Viktor menutup pintu, lalu membungkukkan badan seraya memberi salam. "Ha! Ha! Ha! Ada apa, Viktor?" Gennadius sedang memakai jasnya. Dia duduk di pinggir ranjang. "Apa yang membawamu menemui saya di pagi hari seperti ini?" Viktor berjalan mendekati Gennadius. Kedua matanya menatap ke bawah di mana sepatu kulit Gennadius berada. Viktor berjongkok di hadapan Gennadius. "Aーapa yang kau lakukan, Viktor? Berdirilah!" Viktor tidak menanggapi seruan Gennadius. Dia meraih sepatu, lalu memakaikannya dengan sabar. "Kek, Z