Morzevich menggenggam tangan Viktor erat-erat. "Seseorang yang terlahir di keluarga Romanov akan mewarisi darah pemimpin di dalam dirinya." Usai mengatakan hal demikian, Egory mendekatkan kursi rodanya kepada Vasili. "Vasili, kau harus mendengarkan apa yang akan Ayah katakan baik-baik!" Vasili terdiam. Sedangkan Vladimir menyilangkan kedua kakinya menunggu Egory berbicara. "Jadi, siapa dalang pembunuhan anak kami, Egory?!" Morzevich mulai tidak bisa bersabar lagi. Dia bertanya sambil menggenggam tangan Viktor. 'Aku harus bersiap! Aku harus menekan emosi ku agar tidak meledak di depan semua orang!' Viktor mengingatkan dirinya sendiri. Dia menunggu penjelasan dari Egory dengan hati yang gundah. Semua orang menatap Egory yang sedang menundukkan pandangannya. Untuk beberapa detik lamanya, Egory terdiam. "Tuan Lenin." Akhirnya, Egory mengucapkan satu nama yang berhasil mengejutkan semua orang, termasuk Vladimir yang terbatuk saat sedang meneguk wine di tangannya. "Aーapa, Paman?!
Demyan bertanya dengan gusar di dalam hatinya. Dia memicingkan mata sambil menarik napas dalam-dalam. "Jika Anda memerlukan sebuah laptop, maka Anda bisa menggunakan laptop yang berada di atas meja tersebut!" Demyan menunjuk sebuah laptop buatan dalam negeri yang berada di atas meja tepat di belakangnya. Vasili dan Viktor lantas mengikuti arah pandang sang kepala pelayan. Begitu juga dengan yang lainnya. "Oke. Terima kasih, Tuan Demyan." Usai mengucapkan terima kasih tanpa senyum, Caleb segera pergi menuju meja yang ditunjuk oleh Demyan tadi. Viktor memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. "Viktor, apakah kau baik-baik saja?" Morzevich menyentuh wajah Viktor dengan kedua tangan. Wajahnya yang berkerut terlihat cemas dan panik. 'Baru kali pertama dalam hidupku melihat Nyonya Besar Morzevich tampak sangat cemas seperti ini! Sebenarnya, aku tahu! Ya, aku tahu bahwa Beliau sangat mencemaskan keadaan Tuan Muda Viktor.' Vasili memperhatikan Viktor dalam diam. Dia ingin sekali berad
"Tentu tidak, Tuan Muda." Penolakan tegas yang diucapkan oleh Egory membuat Viktor menautkan kedua alisnya. Dia menatap Egory dengan sedikit rasa kepercayaan yang ada. Dan bukan hanya Viktor saja yang terkejut, melainkan juga Vasili. Namun, mantan pengawal pribadi Vladimir tersebut berusaha untuk tetap tenang. "Lalu?!" Masih dengan raut wajah yang sama, Viktor kembali bertanya kepada Egory. "Saya tetap setia kepada dua orang di keluarga ini. Yaitu Tuan Besar Vladimir dan Nyonya Besar Morzevich." Egory memberikan penghormatan kepada Vladimir dengan membungkukkan sedikit tubuhnya. Meskipun berada di kursi roda, Egory tidak lupa bagaimana caranya memberikan hormat kepada tuannya. "Karena saya adalah pengikut setia Tuan dan Nyonya Besar." Egory menambahkan satu kalimat terakhir bermaksud agar Viktor kembali percaya kepadanya. "Begitu, 'kah?! Namun, apa yang saya lihat dan rasakan sangat berbeda. Mungkin mulut Anda pandai berbicara, tetapi tidak dengan kedua mata Anda, Paman Egory."
"Saya akan pergi memeriksanya, Tuan Besar." Vasili berjalan tanpa bersuara. Dia melangkah dengan sangat hati-hati menuju pintu ruang perpustakaan yang tertutup. Semua orang yang berada di sana menatapnya dengan waswas. Vasili membuka pintu ruang perpustakaan yang sengaja dikuncinya dari dalam. Dan ya, dia berjalan beberapa langkah sambil menutup kembali pintu tersebut. "Tidak ada siapapun di sini! Namun, pendengaranku tidak mungkin salah, bukan?" Vasili menoleh ke kanan dan kirinya sambil memasang ependengarannya dengan baik. Baru saja dia akan membuka pintu dan berniat akan masuk kembali ke ruang perpustakaan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah kanannya. "Vasili!" Suara seorang pria terdengar akrab memanggil nama anak kandung dari Egory Rodamir. Pria dengan potongan rambut ala tentara tersebut pun menoleh. "Tuan Leonid Guneev." Rupanya Vasili mengenali pria muda yang memanggilnya. Dia pun berbalik dan menatap pria tersebut. "Ada apa Anda ke sini? Apakah Anda ing
Vladimir kembali meneruskan kalimatnya yang sempat tertunda. "Hei, kawan! Kau kembali." Leonid menarik lengan Viktor hingga membuat pria itu mau tidak mau beranjak dari kursinya. Kemudian, Leonid memeluk Viktor. "Syukurlah kau selamat, Viktor." Leonid berbisik ketika memeluk sahabatnya. Sedangkan Viktor masih terdiam dan mencoba mengingat siapa pria bernama Leonid yang baru saja dikenalnya. "Terima kasih, Tuhan." Leonid melepaskan Viktor, lalu menengadahkan wajahnya sedikit seraya mengucapkan rasa syukur. "Tuan dan Nyonya Besar, saya sungguh bahagia Viktor telah kembali." Leonid menatap Vladimir dan Morzevich bergantian. Kedua matanya berkaca-kaca. "Leon, apakah kau lupa jika kami mengizinkan mu untuk memanggil Kakek dan Nenek seperti Viktor?" Morzevich tersenyum dan memeluk lengan suaminya ketika berbicara dengan Leonid. "Terima kasih, Nenek Mozza. Saya akan selalu mengingatnya mulai sekarang. Namun demi menjaga kehormatan keluarga Romanov, saya akan tetap memanggil Tuan da
Kini, Leonid menatap Viktor yang masih terdiam seribu bahasa. Tidak lama kemudian, Leonid kembali menatap Morzevich. Wanita anggun tersebut pun segera menjawab teka-teki di kepala Leonid dengan mengangguk sembari tersenyum. "Oh, my gosh!" Hampir saja kedua mata Leonid terlepas dari rongganya jika tidak buru- buru tersadari. Leonid begitu terkejut dengan status Viktor. Dia buru-buru mencondongkan tubuhnya guna mendekati Viktor yang masih terduduk. "Kau benar-benar menikah dengan Nona Zoya, Viktor?! Dia sangat cantik dan jujur saja ... aku tidak pernah bosan memandangi wajahnya meskipun hanya melalui akun media sosial." Viktor menyeringai sambil menggeleng-geleng. "Kurang ajar!" 'Aku sangat tidak suka jika seorang pria memuja Zoya. Karena bagaimana pun juga, dia adalah Istriku. Ya, kami telah menikah meskipun belum pernah berbagi ranjang. Zoya, are you with me after all?!' Viktor mengeluh di dalam hati. Dia tidak pernah suka pria lain memuji sang istri. Viktor menggertakkan gigi.
Viktor bermain dengan pikirannya sejenak. Egory memang tahu banyak tentang keluarga Romanov. Dan, hal itu pula yang membuat Viktor mempercayainya. "Jadi maksud Paman, dia adalah orang yang bisa dipercaya? Begitu, 'kah?" Viktor kembali berdiri tegak ketika melihat Egory mengangguk. Dia paham siapa pria di hadapannya sekarang ini. "Oke." Viktor melangkah memasuki katedral biru tersebut diikuti oleh semua orang. Dia melihat-lihat desain interior yang sungguh luar biasa. 'Siapa yang merancang katedral ini? Benar-benar katedral yang luar biasa!' Viktor mengagumi keindahan desain interior karedral di dalam hatinya. "Tuan Muda, izinkan saya memperkenalkan kepala Biarawati di sini!" Karl kembali membuka percakapan saat Viktor menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah lukisan. "Ya?" Viktor tetap tidak menoleh ke arah Karl. Dia seperti terhipnotis dengan lukisan di depannya. "Perkenalkan, nama saya Maria Akhmatova. Selamat datang di Katedral St Nicholas, Tuan Muda Viktor." Wanita
Vasili mendekati Viktor. Dia berbisik sambil menatap sang ayah. 'Tunggu! Tunggu! Tsar Nicholas dan Tsar Leonard?! Oh, astaga!' Sepertinya Viktor mengingat sesuatu. Dahi Viktor berkerut seperti sedang berpikir keras. "Tuan Muda, Tsar Leonard adalah Tsar ke-4 yang berasal dari keluarga Romanov dan paling berkuasa di Rusia dan Swedia. Karena mengingat Tsar Leonard menikah dengan Puteri Kaisar Swedia. Sementara itu, Tsar Nicholas adalah Tsar pertama kelaurga yang berasal dari keluarga Romanov dan paling berpengaruh sebelum datang masa masa revolusi." Seketika itu juga, benak Viktor teringat buku sejarah silsilah keluarga Romanov yang pernah dilihatnya bersama sang kakek. Rupanya dia telah melupakan sesuatu. "Bagaimana, Tuan Muda? Apakah Anda sekarang sudah mengingatnya?" Vasili kembali berbisik. Kali ini, pria itu berharap Viktor dapat mengingat dengan baik perihal silsilah keluarga Romanov. "Ya, saya ingat." Viktor akhirnya mengangguk. Kini, Egory dan semua orang yang berada di sa