Beranda / Fantasi / The Red Demon / 3. Bertemu manusia Spesial

Share

3. Bertemu manusia Spesial

Penulis: Aredhel
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-19 08:06:29

Happy reading....

Pagi ini semua orang sibuk dengan acara penyambutan Direktur baru yang akan memimpin Zig In Entertainment. Putra tunggal dari keluarga besar Min.

Staff, artis, bahkan para trainee pun ikut serta dalam penyambutan itu. 

"Areum, aku tidak pernah tahu jika Pak Woobin punya seorang putra," kata Yeoni Kim seraya fokus menghias kue yang akan di berikan pada pemimpin mereka nanti.

"Yang aku dengar putra Pak Woobin itu kuliah di luar negeri dan baru kembali kemarin," jawab Areum Goo sambil berpose berpikir.

"Benarkah? Dari mana kau tahu? Aku bahkan tidak pernah mendengar desas-desusnya?" tanya Yeoni lagi. 

Entah kenapa wanita itu sangat penasaran.

"Itu karena kau baru disini," celetuk Areum.

"Hmm, mungkin."

Mereka berdua kembali memfokuskan diri menghias kue yang sedikit lagi selesai.

"Cepat selesaikan pekerjaanmu sebentar lagi mereka akan datang!" kata Areum membawa beberapa kue yang telah selesai di hias oleh Yeoni dan dirinya.

"Baik, Bos!" teriak Yeoni antusias memperhatikan Areum hingga wanita itu menghilang di balik pintu.

"Aku sudah bekerja di sini hampir dua tahun. Apakah masih tergolong baru, yah?" dumel Yeoni lalu menaikkan bahunya samar tanda dia tak ingin terlalu memikirkannya.

Setelah semua persiapan selesai mereka berkumpul di gedung aula sambil menunggu tokoh utama datang.

Riuh tepuk tangan langsung bergemuruh saat Tuan Woobin Min dan putranya memasuki ruang aula dan naik keatas panggung.

Mereka semua berdiri menampilkan senyum terbaik, termasuk Yeoni.

Mata gadis itu dan putra Tuan muda Min bertemu untuk beberapa saat. Senyum yang menghiasi wajah Yeoni luntur seketika. Dia sontak memalingkan wajahnya ke arah meja dengan napas yang tersengal-sengal seperti baru saja melakukan lari maraton. Yeoni memegangi jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat. 

Bukan.

Bukan karena Yeoni sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Tuan muda Min itu tapi karena gadis itu sedang ketakutan dengan apa yang baru saja dia lihat.

Dia melihat pria itu itu memiliki mata berwarna keemasan.

"Apakah aku salah lihat? Atau pria itu sedang memakai softlens?" gumam Yeoni tak berani menatap ke depan.

Bahkan dia dengan sengaja menundukan kepalanya supaya tidak sampai bertatap muka dengan sosok lelaki didepannya tersebut.

Hanya memperhatikan pemuda bermarga Min itu dari tubuhnya saja yang saat ini duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh pegawai, setelah memberi beberapa kata-kata sambutan.

"Yeoni, kau baik-baik saja?" tanya Areum yang sejak tadi memperhatikan kelagat Yeoni. Gadis itu terlihat sangat gelisah.

"Apa kau lihat Tuan muda Min itu?" tanya Yeoni hati-hati.

"Hmm, tentu saja. Aku bahkan tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Dia sangat tampan kau tahu,"ucap Areum sambil memegangi kedua pipinya.

"Bukan itu dasar bodoh!" umpat Yeoni tanpa sadar.

"Hei! kau mengumpatku? Aku ini seniormu!" protes Areum tak terima.

"Maaf, a-aku tidak bermaksud seperti itu," ucap Yeoni sambil membungkuk tubuhnya sedikit.

Kadang dia lupa jika Areum itu adalah seniornya. Karena Areum sendiri tidak pernah mau jika Yeoni memanggilnya dengan embel-embel seonbae, panggilan junior pada seniornya.

Sepertinya Yeoni hanya salah lihat saja tadi. Buktinya Areum tidak menunjukkan ekspresi jika ada yang aneh dengan Tuan muda Min. Yeoni membuang napasnya pelan lalu mendongak untuk memastikan jika mata pria itu tidak seperti yang dia lihat tadi.

Pria itu menoleh dengan senyum manis di wajahnya saat Yeoni mendongak. 

"Ternyata aku memang salah lihat," gumam Yeoni saat melihat mata hitam bening milik pria itu.

Setelah acara penyambutan, dilanjutkan dengan beberapa hiburan dari para penyanyi dari agensi. Semua orang terlihat begitu terhibur bahkan beberapa ikut berjoget ria.

"Hello."

Yeoni yang semula sedang asyik mengobrol dengan beberapa rekannya berbalik badan dengan kompak.

"Iya, Pak Min," ucap mereka yang ada di sana hampir bersamaan.

Yoonki Min hanya tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya pada Yeoni.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Yoonki sopan.

***

Yoonki melangkah dengan santai di belakang sang ayah memasukin ruangan aula.

Sebenarnya pesta seperti ini tidak Yoonki harapkan. Tapi untuk bisa mengumpulkan semua orang bukankah harus ada alasannya? Dan sebuah pesta adalah alasan terbaik.

Yoonki hanya perlu mengikuti alur yang di ciptakan oleh para manusia itu. 

Saat sampai disana dengan segera Yoonki menatap mereka satu persatu untuk mengendalikan pikiran mereka. Hingga dia sampai pada seorang wanita yang seketika menghindari tatapannya.

Kenapa?

Yoonki di buat bingung oleh tingkah gadis itu. Dia meneruskan untuk menatap kembali orang-orang yang ada disana. Untuk kedua kalinya Yoonki menatap gadis itu namun sang gadis tak kunjung mendongak.

Sial. Apakah gadis itu tahu siapa Yoonki?

Tidak.

Bukan itu alasannya. Jika memang dia bukan manusia biasa Yoonki pasti mengetahuinya. Yoonki dan sang ayah di persilakan duduk setelah memberikan beberapa sambutan.

Dari sini Yoonki bisa mendengar dengan jelas percakapan dua wanita yang berada cukup jauh di belakangnya.

Dia bisa melihat mataku yang berubah? Ini Tidak mungkin.

Yoonki mengeratkan genggaman tangannya pada gelas soju itu. Dia tidak bisa membiarkan satu orang pun lolos dari pengaruhnya. Semua manusia yang ada disana harus berada dalam kendalinya termasuk wanita itu. Jika tidak semua rencananya akan hancur berantakan.

Yoonki mengubah warna matanya lalu menoleh kebelakang bersamaan dengan gadis itu yang juga sedang menatapnya.

Aku harus memastikan bisa bicara berdua dengan manusia itu.

***

"Bisa bicara sebentar?" tanya Yoonki sopan. Yoonki bisa melihat bagaimana mata wanita itu membulat karena terkejut dengan permintaan Yoonki.

"Ah, i-iya? Saya, Pak?" 

Yeoni terlihat gugup entah karena apa. Bukan hanya terkejut, Yeoni bahkan tak menyangka sosok lelaki itu datang menghampirinya langsung.

"Ya, tentu saja kau...." Yoonki mengulurkan tangannya. "Yoonki Min." lanjutnya memperkenalkan diri walaupun sebenarnya dia tahu jika wanita itu sudah tau namanya.

"Yeoni Kim," balas Yeoni menjabat tangan tuan muda itu dengan ragu-ragu.

Beberapa pasang mata memperhatikan mereka membuat Yeoni semakin gugup.

Yeoni menggerutu dalam hati merasa dirinya terintimidasi karena Yoonki tiba-tiba menghampirinya bahkan ingin berbicara dengannya secara privasi. Yang tidak diketahui Yeoni adalah sosok Yoonki didepannya terkekeh kecil melihat ekpresi gadis itu.

"Bisa kita bicara ditempat lain? Kurasa disini terlalu bising dan kau terlihat tidak nyaman," usul Yoonki.

Yeoni mengetuk-ngetuk gelas yang berada di tangannya menimbang apakah dia harus menerima atau menolak permintaan Yoonki. Tapi tidak sopan juga jika dia menolak. Pria itu sudah meminta dirinya dengan sangat sopan.

"Tentu," ucap Yeoni mengangguk samar lalu meletakkan gelas yang ada ditangannya di atas meja. Yoonki berjalan lebih dulu di depan dengan Yeoni yang mengekor di belakangnya.

Mereka sekarang berada di rooftop gedung itu. Yeoni sedikit heran kenapa sang direktur baru ini membawanya kesana. Apakah ada sesuatu hal yang sangat penting. Tapi apa? Bahkan mereka baru bertemu hari ini. Yeoni juga tidak merasa melakukan kesalahan.

Yoonki berhenti sambil memegang besi pejangga yang ada disana. Berbalik menatap Yeoni yang berjalan sangat pelan kearahnya. Gadis itu terlihat sangat takut.

"Kemarilah!" panggil Yoonki.

"A-apa? Tapi saya takut ketinggian, Pak Yoonki," ucap Yeoni akhirnya berhenti tepat di tengah-tengah rooftop gedung itu.

Ck. Menyusahkan saja.

Yoonki berjalan sedikit mendekat ke arah Yeoni yang hanya melihat kekiri kekanan seperti orang kebingungan.

"Kau tidak perlu takut selama aku bersamamu," ucap Yoonki.

Yeoni memusatkan pandangannya pada Yoonki yang tersenyum tipis. Tutur kata Yoonki yang sangat lembut membuai perasaan Yeoni untuk ikut apa yang dikatakan lelaki tampan itu. Yeoni melangkah maju kedepan hingga sekarang dia dan Yoonki saling berdampingan di sudut gedung tersebut.

"Bukankah pemandangannya sangat indah?" tanya Yoonki pada Yeoni.

"Iya, sangat indah," ucap Yeoni tanpa ekspresi. Dia berusaha untuk menatap kedepan bukan kebawah.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Yoonki berbalik menatap Yeoni dengan satu tangannya yang dia jadikan penyangga tubuh di besi itu.

"Hmm, apa itu?" tanya Yeoni menatap lurus kedepan. Entah kenapa itu membuat Yoonki terkekeh pelan. Kasihan juga melihat gadis itu ketakutan dan tidak bergerak sama sekali bak menekin toko.

"Bisa kau lihat aku dulu. Aku ingin kau melihat kearah ku terlebih dahulu," ucap Yoonki masih tetap mempertahankan nada bicaranya lembut.

Yeoni tanpa ragu langsung menatap Yoonki.

"Aarrrgghhhhh!!!"

Yeoni sampai terjatuh dan duduk diatas lantai beton itu saat melihat mata Yoonki yang berubah seperti saat pertama kali mereka bertemu tadi.

"Rupanya benar kau bisa melihat perubahan pada mataku," ucap Yoonki sambil tersenyum miring. Bulu kuduk Yeoni meremang seketika. Yoonki berjongkok dihadapan Yeoni yang masih terduduk di lantai tersebut menatapnya dengan takut.

Yoonki mencengkram kuat dagu Yeoni hingga menimbulkan ringisan kecil dari mulut gadis itu. Bermaksud membuat Yeoni menatapnya tepat dimatanya lagi.

"Sebenarnya siapa kau?" Suara Yoonki memberat, bukan suara yang tadi melainkan suara asli dari sosoknya sendiri. Suara seorang The Red Demon.

"Se-seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Siapa kau dan-dan kenapa matamu bisa berubah dalam sekejab?" ucap Yeoni terbata karna rasa takut yang menjalar di tubuhnya. Belum lagi sosok di depannya yang sedang menatapnya tajam seperti akan membunuhnya saat itu juga.

Yoonki hanya bisa merasakan jika wanita yang ada di depannya ini hanya seorang manusia biasa tapi kenapa dia bisa perubahan mata Yoonki? Apa yang tidak di ketahui oleh Yoonki dengan jenis manusia seperti di depannya ini?

Dia melepaskan cengkraman tangannya pada Yeoni lalu mengelus lembut pipi gadis itu. Yeoni yang tidak mengalihkan pandangan dari Yoonki mulai merasa berat pada matanya. Kesalahan terbesar karna Yeoni menatap tepat di mata pria itu.

Sungguh dia ingin menghalangi Yoonki untuk tidak menyentuh wajahnya namun Yeoni seperti kehilangan kekuatannya untuk melakukan hal itu.

"Siapa kau?" lirih Yeoni sebelum kegelapan menyelimutinya.

Yoonki membuang napasnya kasar dan membiarkan tubuh tak sadarkan diri Yeoni tergeletak begitu saja di lantai.

Pria itu menoleh saat merasakan ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Dengan secepat kilat dia berlari menuju arah pintu namun nihil tidak ada orang disana. Yoonki kembali ketempat Yeoni lalu menatap wanita itu jengah.

Dia menggendong wanita itu dan terjun dari atas rooftop gedung.

Pukul 08:40 malam

Yeoni membuka matanya yang terasa sangat berat. Netranya menemukan sang ayah, Areum dan sang adik Kim Yeojun di sana.

Mereka memiliki kesamaan yaitu tatapan cemas dan khawatir.

"Kak Yeoni," lirih Yeojun mengelus tangan Yeoni.

"Akhirnya kau sadar juga," ujar Areum bernapas lega.

"Eugh...," lenguh Yeoni mencoba mendudukkan dirinya.

Yeojun dan Areum sigap membantu wanita itu untuk duduk.

"Apa yang terjadi?" tanya Yeoni lemah.

"Kau pingsan dan Pak Yoonki yang mengantarmu pulang. Sebenarnya apa yang terjadi, Yeoni?" tanya Areum dengan raut wajah khawatirnya.

"Pak Yoonki yang mengantarku?" tanya Yeoni kecil.

"Iya, Yeoni," jawab tuan Yeo Oh mengangguk.

"Jadi bisa jelaskan padaku apa yang terjadi? Setahuku kau diajak berbincang oleh Pak Yoonki. Dan tiba-tiba saja Pak Yoonki mengatakan kalau dia harus pulang, bertepatan dengan itu kau tidak ada lagi dikantor. Selang 30 menit setelahnya ayahmu menelponku dan mengatakan kau diantar pulang oleh seseorang dalam keadaan tak sadarkan diri. Hah ... kau pikir aku tidak kelimpungn mencarimu, Yeoni?" 

Perkataan Areum membuat Yeoni memutar memori saat itu, namun nihil. Apa yang dikatakan Areum bagai mimpi yang tak pernah Yeoni alami. Gadis itu tidak mengingat apapun.

"Entahlah, Areum. Saat itu aku hanya berbincang dengannya soal pekerjaan. Dia mengatakan sedikit bosan dengan acara itu ... dan soal aku pingsan aku tidak mengingatnya," ucap Yeoni dengan nada kebingungannya.

Yoonki tersenyum tipis mendengar penuturan Yeoni. Pria itu sedang berdiri di atas atap, tepat di atas kamar Yeoni. Sebenarnya sudah sejak tadi pria itu disana. Rumah Yeoni yang beratap landai membuat Yoonki dengan mudah berdiri disana. Mendengarkan pembicaraan para manusia itu.

'Sepertinya penghilang ingatan itu bekerja padanya.'

Merasa puas dengan apa yang dia dengar, Yoonki segera melompat tanpa menimbulkan suara apapun dan hilang bersama gelapnya malam.

Pria itu kembali ketempat para bangsanya tinggal.

"Asta!" panggil Lily saat melihat eksistensi sang adik.

Yoonki aka Asta menghentikan langkahnya tanpa menatap Lily. Dia malah sibuk memperhatikan sekitar.

"Dimana ayah?" tanya Asta.

"Ada diruang keluarga," jawab Lily berjalan lebih dulu di depan Asta.

Melihat Asta yang datang, Xanthos dan Natheli sontak langsung menghampiri pria itu.

"Asta, ada apa? Apa kau sudah menemukannya?" tanya Xanthos tak sabaran.

"Belum, tapi aku menemukan hal menarik disana," jawab Asta dengan sangat antusias.

Xanthos mengerutkan dahinya. "Hal menarik seperti apa?"

"Apakah memang ada manusia yang bisa melihat perubahan pada mata bangsa kita?" tanya Asta mendudukkan dirinya di sofa sambil menyilangkan kakinya.

"Maksudmu?" tanya Natheli pada sang putra.

"Aku menemukan wanita yang bisa melihat perubahan pada mataku...," jeda Asta menatap mereka serius.

"Apakah memang ada manusia yang bisa seperti itu?"

Mereka semua terdiam sesaat. "Aku belum pernah mendengar jika ada manusia yang bisa seperti itu," timpal Lily.

"Memang ada beberapa manusia yang bisa melihat perubahan itu," jawab Xanthos membuat tatapan mereka berpusat padanya.

"Benarkah?" tanya Lily. Bahkan dia sendiri tidak tahu akan hal itu.

"Ya dan manusia seperti itu adalah manusia spesial. Aku sudah lama tidak mendengar jika manusia seperti itu masih ada," jawab Xanthos mengalihkan pandangannya keluar jendela. 

"Manusia yang bisa melihat perubahan pada mata bangsa kita adalah manusia yang memiliki jiwa yang lebih kuat dari manusia pada umumnya,"

Xanthos berbalik menatap Asta. "Dan jika kau bisa menyerap jiwanya itu sama dengan kau menyerap 1000 jiwa manusia."

Asta tersenyum miring. Luar biasa.

"Itu berarti manusia seperti ini akan membuat kita semakin kuat dan juga abadi?" Lily pun terlihat sangat antusias.

"Tentu saja. Manusia seperti itu adalah manusia yang lahir pada saat terjadi bulan purnama merah dan kejadian seperti ini sangatlah langka terjadi," jawab Xanthos membuat mereka semua tersenyum bak menemukan sebuah berlian paling berharga.

"Keputusanku tidak salah untuk membiarkan gadis itu tetap hidup."

To be continue.

Bab terkait

  • The Red Demon   4. Siapa dia?

    Happy reading....Yoonki duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, memperhatikan puluhan orang disana yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.Seharusnya sebagai seorang direktur dia tidak harus turun langsung mengontrol cara kerja dari semua staff yang bekerja di sana. Namun bukan itu tujuan Yoonki. Sebenarnya, dia sendiripun sangat benci berada dalam keramaian dan kebisingan itu tapi Yoonki harus bertahan disana untuk menemukan sosok yang dia cari.Lebih cepat dia menemukannya akan lebih baik. Sorot mata tajam Yoonki memperhatikan mereka satu persatu."Sial!" umpat Yoonki samar saat dia tak merasakan ada hawa lain kecuali para manusia itu.Sebenarnya dimana dia bersembunyi?Yoonki membuang napasnya pelan sambil menyandarkan punggungnya.Netranya tiba-tiba tertuju pada dua manusia di kejauhan sana sedang bercanda

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • The Red Demon   5. Bertemu Sesama Demon

    Happy reading....Malam itu angin bertiup tidak terlalu kuat membuat api unggun yang sangaja mereka buat untuk menghangatkan diri menjadi sangat tenang.Namun suasana yang tercipta di desa yang hanya di terangi obor di setiap rumah itu justru berbanding terbalik. Tegang dan mencekam. Menunggu memang bukan hal yang menyenangkan, malah membuat khawatir dan gelisah.Tapi mereka akhirnya bisa bernapas sedikit lega saat melihat dua sosok bangsa mereka mendekat. Ingat hanya sedikit.Michael dan Chloe."Akhirnya kalian datang juga. Ada apa sampai kalian menyuruh kami semua berkumpul?" tanya Xanthos tanpa basa basi.Michael dan Chloe saling menatap sebelum akhirnya Michael mengeluarkan dua buah kalung.Mereka semua terlihat terkejut dan juga beberapa terlihat makin gelisah serta takut. Mereka tahu betul apa maksud Michael tanp

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • The Red Demon   6. Mulai tertarik dengan manusia

    Happy reading........Jessica menarik tubuh pria yang sudah tidak bernyawa itu kembali ke dalam mobil. Setelahnya dia berjalan ke arah Asta. Wanita itu baru berhenti saat dia tepat berada di hadapan Asta. Dia berjinjit sedikit agar wajahnya lebih dekat dengan Asta."Aku yakin manusia setengah dewa itu sudah tahu kita sedang mencarinya," ucap Jessica tepat di telinga Asta."Tidak mungkin, kita bisa menyamar dengan baik disini. Dia tidak mungkin bisa mengendus aura kita," tutur Asta dingin.Jessica memeluk Asta dengan erat. Walaupun pria itu tidak membalas pelukannya sama sekali namun dia tidak mendorong Jessica juga. Wanita itu menghirup dalam aroma khas tubuh Asta yang sangat memabukkan. Wangi vanilla. Entah kenapa pria manly seperti dirinya sangat menyukai aroma vanilla yang sangat lembut. Berbanding terbalik dengan kepribadiannya. Namun Jessica sangat menyukainya. Dia kemudian mendekatkan kem

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • The Red Demon   7. Kasus Aneh

    Happy reading....Yeo Oh Kim berjalan cepat ke arah para rekan sesama profesinya. Mereka yang semula terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing berbalik untuk memberi hormat pada pria itu."Apa yang terjadi dibsini?" tanya Yeo Oh pada salah satu polisi di sana."Bunuh diri, Pak. Dia menggunakan arang untuk membuatnya sesak napas dan meninggal," jelas pria itu tegas khas seorang polisi pada umumnya.Yeon Oh mengangguk lalu melanjutkan langkahnya menujutempat kejadian perkara. Tubuh dari korban masih tergeletak untuk keperluan foto bukti. Pria itu memakai masker dan juga sarung tangan lalu mendekati sambil memperhatikan dengan seksama keadaan mobil maupun tubuh korban."Hei! Apakah kalian yang memecahkan kaca mobilnya?" tanya Yeo Oh berbalik menatap para rekannya."Kaca itu sudah pecah saat kami datang, Pak," jawab pria yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • The Red Demon   8. Aku bukan tipe-nya

    Happy readingYeoni membereskan semua peralatan make up yang terletak berserakan di atas meja. Pemotretan baru saja selesai dan semua staff sedang sibuk dengan urusan masing-masing, membereskan semua peralatan mereka."Yeoni Kim!" panggil Areum duduk di kursi sebelah Yeoni."Ah, Areum. Ada apa?" tanya Yeoni tanpa menghentikan aktifitasnya."Apakah kau dan Pak Yoonki berkencan?" tanya Areum sedikit berbisik.Yeoni menoleh menatap Areum tak percaya. "Siapa yang berkencan? Aku tidak berkencan dengan siapapun, apalagi dengan Pak Yoonki. Itu tidak mungkin," cibir Yeoni."Tapi kau terlihat selalu bersama Pak Yoonki. Tidak mungkin kalian tidak punya hubungan spesial." Areum terlihat sangat penasaran melihat bagaimana ekspresi Yeoni yang terlihat biasa saja."Hentikan itu, Areum. Aku tidak punya hubungan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • The Red Demon   9. Aku Mencintaimu

    Happy reading....Jika saja Areum tahu ajakan Jimmy hari itu akan membawanya ke dalam masalah besar seperti sekarang, dia pasti akan menolaknya. Menuruti akal pikirannya bukan perasaannya. Namun menyesal pun sudah tidak berguna sekarang. Semua orang sudah tahu termasuk fans Jimmy yang mengerikan itu."Kau tenang saja di sini tidak akan ada paparazi."Bahkan Areum masih ingat jelas kata-kata Jimmy saat itu. Dan bodohnya Areum pun percaya. Tapi siapa yang tidak akan percaya dengan orang yang sangat kau cintai?"Kau menyukai makanannya?" tanya Jimmy sesaat setelah dia menyuapi Areum."Ya, makananya sangat enak," jawab Areum. Dia cukup kesulitan menjawab karena mulutnya yang penuh dengan makanan."Aku sangat merindukanmu, Areum," ucap Jimmy memegang tangan gadis itu."Aku juga ... tapi kau semakin terkenal sekarang sulit sekali untuk ki

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • The Red Demon   10. Terjebak Di Antara Dua Pria Dingin

    Happy ReadingTaekyung tak menolak saat Jessica mengaitkan tangan kecilnya di lengan pria itu. Mereka berjalan beriringan keluar dari agensi itu. Beberapa pasang mata para staff menatap mereka penuh tanya. Apakah dua model top itu terjebak dalam sebuah hubungan spesial?Entahlah. Hanya mereka yang tahu.Jessica tersenyum senang karena akhirnya Taekyung mengiyakan ajakannya untuk pergi bersama. Setelah dia meneror pria itu beberapa hari belakangan ini."Kau sepertinya tidak terlalu suka dengan Yoonki Min?" ujar Jessica sesekali melirik Taekyung lalu kembali fokus ke jalanan."Bukan tidak suka. Hanya saja wajahnya tidak sesuai dengan seleraku," jawab Taekyung asal."Apa? Kau tidak belok 'kan?" Jessica begitu terkejut dengan penuturan Taekyung. Untung saja dia tidak refleks menginjak pedal rem atau pedal gas mobilnya. "Maksudku ... menyukai seorang laki-laki?" t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • The Red Demon   11. Tak Ingin Terlihat Buruk

    Happy reading...Mereka memilih tempat makan makanan cepat saji. Taekyung memilih tempat duduk yang berada di pojok restoran itu. Ponselnya terus berdering sejak tadi. Entah siapa yang menghubunginya. Mungkin sang manager, tapi Taekyung sudah minta izin untuk keluar bersama Jessica tadi. Atau mungkin sedang terjadi masalah."Aish, mengganggu saja!" gumam Taekyung mengeluarkan ponselnya dari saku jaket yang dia kenakan.Jessica bisa melihat raut wajah Taekyung yang berubah setelah membaca apa yang di dalam ponselnya itu."Ada apa, Taekyung?" tanya Jessica."Jimmy dalam masalah," jawab Taekyung singkat."Jimmy? Penyanyi terkenal itu?"Jessica pun lantas mengeluarkan ponselnya. Nama Jimmy sedang menjadi trending di media sosial."Oh shit!" umpat Jessica tanpa sadar."Aku harus menemuinya sekara

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10

Bab terbaru

  • The Red Demon   23. Sisi manis Yoonki

    Happy reading....Pagi ini Yeoni sudah mulai bekerja kembali. Dia merasa heran karena beberapa karyawan yang bersikap beda padanya."Biar aku saja yang mengerjakan, Yeoni.""Kau duduk saja di sana.""Kau mau minum apa?""Kalau butuh sesuatu kau bisa minta tolong padaku."Kata-kata yang terus Yeoni dengar dari mereka semua. Memangnya Yeoni siapa sampai diperlakukan seperti itu? Bukankah dia juga karyawan sama seperti mereka?Entahlah.Dia hanya diam di sana duduk sambil memandangi Taekyung yang sedang melakukan pemotretan. Tugas make up memang masih Yeoni yang mengerjakannya namun yang lain, mereka tidak membiarkan Yeoni melakukannya.Aneh."Bagai mana keadaanmu, Yeoni?"Sedikit terperanjak saat seseorang duduk di sampingnya.&nbs

  • The Red Demon   22. Curhat

    Happy reading......Beberapa hari ini Yeoni tidak masuk bekerja. Yoonki melarang itu. Yeoni masih ingat jelas bagaimana tatapan tajam Yoonki padanya saat dia sadar dari pingsannya.Bukan hanya tatapan tajam namun juga ocehan yang hampir membuat Yeoni tuli. Entah kenapa Yoonki yang notabennya pendiam tiba-tiba bisa mengoceh seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya yang nakal."Yeoni!" panggil Areum.Dua gadis itu sedang berada di halaman belakang rumah Yeoni yang terdapat sebuah kursi ayunan."Sepertinya Pak Yoonki menyukaimu," kata Areum."Menyukaiku?" Yeoni terkekeh. "Apa kau tidak lihat bagaimana dia memperlakukanku. Dia sangat dingin dan sama sekali tidak romantis. Padahal katanya kami berkencan," dumel Yeoni sambil mengerucutkan bibirnya."Apa? Kalian berkencan? Sejak kap

  • The Red Demon   21. Sosok Yang Kau Rindukan

    Happy reading....Yoonki menatap datar rumah berlantai dua itu. Heran kenapa langkah kakinya malah berakhir di sana?"Yeoni Kim"Setelah seminggu lamanya Yoonki tidak bertemu dengan Yeoni cukup membuat sisi hati Yoonki terasa kosong. Dia melompat ke arah atap rumah Yeoni.Dia sedang mandi?Batin Yoonki saat mendengar gerincik air dari dalam ruangan itu. Dia melompat menuju jendela sambil memperhatikan sekitar. Tidak ada orang selain Yeoni yang sedang mandi dalam sana.Pria itu melewati Yeoni begitu saja membuat sang gadis menoleh. Yoonki dengan cepat bersembunyi di balik jendela."Siapa itu?" teriak Yeoni membuat Yoonki tersenyum tipis. Ternyata wanita itu cukup penakut juga. Yoonki baru akan kembali masuk namun Areum sudah mendahuluinya.Sial!Dia harus menunggu sampai gadis itu pergi untuk bisa

  • The Red Demon   20. Tak Bisa Menemukanmu

    Happy reading..... Yeoni menuruni tangga dengan sedikit susah payah. Tubuhnya benar-benar terasa sakit apa lagi bagian selangkanya. Rasanya nyeri sekali. "Yeoni, kau kenapa?" tanya Hana saat melihat Yeoni meringis ketika akan duduk. "Sepertinya aku salah tidur, Bibi," jawab Yeoni dengan cepat. Dia memang sudah memikirkan alasan itu sebelum keluar dari kamar tadi. "Kalau kau sakit tidak perlu bekerja, Nak," tutur Yeo Oh yang sedang sibuk dengan seragamnya. Yeoni kembali bangkit dari tempat duduk lalu mendekati sang ayah untuk membantu merapikan seragam polisinya. "Aku tidak apa-apa, Ayah," ucap Yeoni lembut. "Tapi kau terlihat pucat, Yeoni," kata Yeo Oh mengelus pipi sang anak. "Tidak. Aku sungguh baik-baik saja," jawab Yeoni seraya mengancing baju sang ayah. "Kalau begitu hari ini Ayah a

  • The Red Demon   19. Berada Di Tempat Asing

    Happy reading....Mungkin belum sampai satu jam mata Yeoni terlelap, wanita itu menggeliat dalam tidurnya. Keningnya pun mengkerut seperti sedang memikirkan sesuatu.Yeoni merasa dia berada di tempat lain. Tempat yang cukup luas. Dia juga tertidur di sana. Wangi vanilla sangat kental di tempat itu membuat Yeoni merasa sangat nyaman dan juga mengingatkan dia pada seseorang yang sangat dia rindukan kehadirannya.Yoonki Min.Namun pikirannya tetap berperang, Yeoni bingung apakah ini mimpi atau bukan. Semuanya terasa samar. Tapi dia sangat ingat jika dia tertidur di tempat tidurnya bersama Areum. Berarti Yeoni sedang bermimpi.Mungkin.Namun saat merasakan sosok yang berbaring di sebelahnya sambil memeluknya dengan intens, Yeoni kembali berpikir dua kali apakah yang terjadi padanya sekarang sungguh mimpi?Bukan hanya sekedar memeluk, sosok it

  • The Red Demon   18. Takut dan Rindu

    Happy reading....Areum dan Yeoni sudah masuk ke kamar mereka. Yeoni sesekali melihat ke arah wanita yang sudah lengkap dengan piyamanya itu. Dia sedang mempersiapkan tempat tidurnya.menyadari kegelisahan Yeoni, Areum mendekati gadis itu. Sepertinya dia masih takut karena insiden tadi. Gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya memperhatikan sekiling kamar itu se akan mencari sesuatu."Yeoni ....""Ah, iya. Ada apa, Areum?" tanya Yeoni. Lihat bahkan dia tidak menatap Areum sedikitpun."Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat kacau beberapa hari ini. Apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Kau bisa ceritakan semuanya padaku, Yeoni," tutur Areum dengan nada bicara yang sangat lembut."Tidak ada. Aku baik-baik saja," kata Yeoni menjawab dengan cepat."Kau yakin? Tapi wajahmu tid

  • The Red Demon   17. Halusinasi?

    Happy reading.....Seperti hari biasanya Yeoni akan sangat sibuk bersama dengan Taekyung, apalagi beberapa hari ini pria itu banyak job di luar agensi. Tentu saja. Banyak sekali perusahan yang ingin merekrut dirinya untuk menjadi model iklan mereka.Seperti hari ini Taekyung sedang syuting iklan makanan cepat saji. Setelah itu akan di lanjutkan kesesi pemotretan.Wajah Yeoni yang biasanya akan tersenyum terlihat murung membuat Taekyung bingung."Yeo, kau baik-baik saja? Kau terlihat kurang sehat," kata Taekyung memperhatikan wajah Yeoni."Aku baik," jawab Yeoni seraya menghapus keringat di dahi Taekyung.Pria itu memegang tangan Yeoni lalu menatapnya lekat."Ada apa, Taekyung?""Merindukan Yoonki Min?""Kau ini bicara apa?" elak Yeoni mencoba melepaskan tang

  • The Red Demon   16. Kau Di mana?

    Happy reading......Yeoni sedikit heran, seharian penuh dia tak melihat kehadiran Yoonki kecuali tadi saat mereka datang bersama. Biasanya pria itu akan muncul entah dari mana untuk sekedar menganggung Yeoni saat sedang bekerja. Mungkin dia sedang sibuk, pikir Yeoni tak ingin terlalu ambil pusing.Jam pulang sebentar lagi Yeoni tinggal membereskan beberapa perlengkapan riasannya. Bohong jika Yeoni mengatakan tidak ingin peduli akan kehadiran Yoonki. Buktinya saat dia berada di lobi matanya terus mengedar ke sana kemari mencari eksistensi pria berkulit putih pucat itu."Permisi nona Kang! Pak Yoonki ke mana, yah?" tanya Yeoni pada sekretaris Yoonki yang kebetulan masih berada di sana."Tadi setelah bertemu dengan Nona Jessica, Pak Yoonki langsung pulang. Dia mengatakan akan mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan karena ada urusan keluarga," jawab Nona Kang."Apa?" kaget

  • The Red Demon   15. Kembali Ada Yang Terbunuh

    Happy reading....Rasa bersalah dan canggung menghampiri Yeoni. Namun dia harus tetap bersikap profesional di sana."Maafkan aku, Yeo," lirih Taekyung sekaligus memecah keheningan yang melanda.Yeoni tak membalas ucapan Taekyung. Dia hanya fokus merias wajah pria itu tanpa ingin menatap ke arah matanya."Maaf, karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak. Kau tahu 'kan sifatku yang arogan dan kadang tidak berpikir sebelum mengatakan sesuatu yang mungkin bisa menyinggung perasaan orang lain. Sungguh, Yeoni, aku sangat menyesal. Jangan diamkan aku seperti ini," kata Taekyung memelas.Yeoni mengalihkan tatapannya pada mata Taekyung lalu ke arah pipinya yang sedikit membengkak. Yeoni menarik satu senyuman lalu mengelus pipi Taekyung lembut."Apakah masih sakit?" tanya Yeoni pelan."Masih, tapi aku baik-baik saja. Luka seperti ini tid

DMCA.com Protection Status