Home / Fantasi / The Red Demon / 4. Siapa dia?

Share

4. Siapa dia?

Author: Aredhel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading....

Yoonki duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, memperhatikan puluhan orang disana yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Seharusnya sebagai seorang direktur dia tidak harus turun langsung mengontrol cara kerja dari semua staff yang bekerja di sana. Namun bukan itu tujuan Yoonki. Sebenarnya, dia sendiripun sangat benci berada dalam keramaian dan kebisingan itu tapi Yoonki harus bertahan disana untuk menemukan sosok yang dia cari.

Lebih cepat dia menemukannya akan lebih baik. Sorot mata tajam Yoonki memperhatikan mereka satu persatu.

"Sial!" umpat Yoonki samar saat dia tak merasakan ada hawa lain kecuali para manusia itu.

Sebenarnya dimana dia bersembunyi?

Yoonki membuang napasnya pelan sambil menyandarkan punggungnya.

Netranya tiba-tiba tertuju pada dua manusia di kejauhan sana sedang bercanda dan tertawa bersama disana.

"Hei! Taekyung, diamlah! Jika tidak make up mu akan berantakan!" Yeoni sedikit meninggikan suaranya untuk menegur pria di hadapannya.

"Aku sedang melatih otot-otot wajahku, Yeo, agar saat pemotretan nanti tidak kaku." Taekyung Lee berucap tanpa menghentikan aktifitasnya, memainkan mimik wajah seperti memanyungkan bibir atau menaik-turunkan alisnya.

Bukannya imut menurut pandangan Yeoni, itu malah terlihat menyebalkan. Pria itu sengaja agar Yeoni merasa kesal padanya.

"Jika kau terus seperti ini make up mu tidak akan selesai dan aku akan di omeli oleh Areum. Apa kau tega melihatku di marahi?" kata Yeoni bertolak pinggang sambil menatap Taekyung horor.

Pria didepannya bukan takut tapi malah tersenyum menampilkan senyum kotak khasnya.

"Baiklah Yeoni, aku akan diam." Setelah berkata seperti itu, Taekyung mengubah ekspresinya menjadi sangat serius. Dia bahkan tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Diam, benar-benar diam bak patung porselen. Terlebih wajah bak dewa Aphrodite. Benar benar tampan.

"Nah, begitu 'kan bagus, aku jadi semangat membuatmu menjadi semakin tampan." Yeoni tersenyum senang lalu mulai membubuhi bibir tebal Taekyung dengan lip blam.

Yoonki berdecak malas melihat tingkah dua manusia itu. 

Memuakkan.

"Yeoni," panggil Taekyung.

"Hmmm," Yeoni sangat serius merias mata pria itu. Tidak boleh ada cela sedikitpun disana.

"Kenapa kau tidak mengambil pekerjaan sebagai model saja dan malah memilih menjadi make up artis seperti ini?"

Yeoni terdiam dengan pertanyaan Taekyung. Teringat saat dulu pertama kali dia mendaftar untuk bekerja di sana sebagai make up artis dan dia malah di tawari untuk menjadi model.

Yeoni itu memang lebih pantas menjadi model ketimbang staff. Mata bulat menggemaskan, hidung kecil dan mancung, serta bentuk bibir imut yang sangat menggoda. Tapi yang menjadikan Yeoni lebih sempurna lagi adalah bintik hitam kecil yang bertengger di ujung bawah mata sebelah kirinya.

Itu membuat Yeoni makin cantik dan menarik.

"Ck... apa kau tidak ingat saat mereka menyuruhku berpose di depan kamera?" decak Yeoni.

Tentu saja Taekyung sangat ingat kejadian itu. Bahkan sampai sekarang jika Taekyung mengingatnya itu akan membuat perutnya sakit karena tertawa.

Saat itu Yeoni berpose seperti patung saja. Sangat kaku bahkan dia sampai terjatuh beberapa kali karena bingung saat sang photografer menyuruhnya berpose.

Lihat Taekyung kembali tertawa mengingatnya.

"Aku mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku saja," kata Yeoni tersenyum kecut.

"Padahal kau sangat cantik, Yeo. Sayang sekali jika hanya menjadi seorang staff," kata Taekyung saat tawanya reda.

"Yah, mau bagaimana lagi." 

Salah satu staff disana berteriak jika pemotretan akan segera di mulai. Dengan cepat Yeoni menyelesaikan riasan Taekyung.

"Kau memang sangat tampan, Taekyung," Yeoni tersenyum puas melihat penampilan Taekyung. Pria itu berdiri lalu berputar di depan Yeoni.

"Bagaimana pakaianku?" tanya Taekyung.

"Sempurna," ucap Yeoni menaikkan dua jempolnya.

Taekyung benar-benar terlihat seperti pengeran dengan balutan outfit serba putih dan rambut hitamnya. Tak salah dia mendapat gelar model pria paling tampan tahun ini.

"Terima kasih karena telah membuatku semakin tampan," ucap Taekyung lalu berjalan dengan gaya super kerennya menuju tempat pemotretan.

"Bahkan aku lebih tampan dari dia." 

Jangan tanya siapa yang bergumam seperti itu, tentu saja Yoonki. Entah kenapa dia masih setia duduk disana sambil memperhatikan setiap gerak-gerik Taekyung dan Yeoni.

Yoonki memperhatikan Taekyung yang mulai diberi arahan untuk berpose di depan kamera. 

Melihat bagaimana pria yang mengaku sangat tampan itu berpose dengan sangat natural, membuat dia iri saja. 

"Aku bisa lebih bagus dalam berpose. Pose apa itu? Ck...." 

Untuk pertama kalinya, Yoonki begitu kesal dengan seorang manusia membuat dia tidak ingin berlama-lama disana. Namun sebelum benar-benar beranjak, Yoonki sempat mencuri pandang kearah Yeoni yang tengah sibuk dengan peralatan make up-nya.

Satu senyuman tipis terukir di wajah Yoonki lalu dia melanjutkan kembali langkahnya. Tapi belum sampai langkah ke tiga, Yoonki berhenti lagi saat merasakan sebuah aura yang berbeda memasuki ruangan itu.

Dia berbalik pada kerumunan manusia disana. Seketika tangan Yoonki mengepal kuat. Jika saja dia tidak ingat dimana sekarang dia berada, sudah pasti dia akan langsung menyerang sosok itu.

"Jessica!" 

Salah satu staff disana menyebut nama sosok yang baru saja masuk kedalam ruangan itu.

"Selamat siang, maaf aku sedikit terlambat."  

Wanita bernama Jessica itu membungkuk sopan pada para staff disana karena merasa telah terlambat dari janji yang telah mereka buat.

"Tidak, Nona. Anda tidak terlambat, kami baru saja akan memulainya," ucap Areum ramah.

Tatapan Yoonki masih berpusat pada wanita bernama Jessica itu. Dan entah kenapa dia malah berjalan menghampiri Yeoni.

"Yeoni Kim!" panggil Yoonki

"Ah, iya Pak Yoonki. Ada apa?" tanya Yeoni heran tapi dia tetap fokus pada pekerjaannya untuk membereskan alat make up nya setelah membungkuk sopan pada sang bos.

"Siapa wanita itu?" Yoonki menunjuk wanita yang tengah menjadi pusat perhatian disana. Yeoni melirik kearah yang ditunjuk oleh Yoonki. 

"Oh, dia Jessica. Model yang akan bekerja sama dengan Taekyung," jawab Yeoni jujur.

"Apakah dia sering kemari?" tanya Yoonki lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari wanita bernama Jessica itu.

"Ini pertama kalinya dia bekerja sama dengan kita," jawab Yeoni lagi. Yoonki bergeming disana.

"Kenapa dia sangat penasaran? Lagipula jika memang penasaran kenapa malah bertanya padaku bukannya langsung kesana menemui Jessica. Lagipula, sebagai seorang direktur seharusnya dia tahu 'kan? Eh, tapi dia 'kan baru bekerja juga." 

Yeoni menggerutu panjang lebar sambil menatap Yoonki beberapa saat lalu beralih pada pekerjaannya yang masih banyak diatas meja.

Yoonki bergeming beberapa saat. Hingga secara tiba-tiba dia menarik tangan Yeoni untuk pergi dari sana.

"Hei! Pak Yoonki, ada apa ini?!" 

Yeoni kaget setengah mati dan mencoba memberontak melepaskan pegangan tangan Yoonki yang tak main-main, sangat kuat hingga membuat Yeoni hanya bisa pasrah ikut di belakang Yoonki. Walaupun dia tetap bertanya kenapa pria itu tiba-tiba menyeretnya.

Taekyung mencuri pandang saat Yoonki menyeret Yeoni pergi dari sana. Pria itu tersenyum tipis. Lalu kembali melanjutkan aktifitasnya. 

"Selamat siang, Taekyung Lee," ucap Jessica mengulurkan tangannya pada Taekyung.

"Selamat siang. Senang bertemu dengan Anda, Nona Jessica." Taekyung menyambut tangan Jessica dengan ramah.

"Aku juga sangat senang bertemu denganmu. Akhirnya kita bisa bekerja sama setelah sekian lama," kata Jessica sekedar basa-basi.

"Ah, ya ... aku juga senang bisa bekerja sama denganmu."

"Kalau begitu, lanjutkan saja pemotretanmu. Aku harus bertemu dengan manajer Song dulu untuk membicarakan kerja sama kita," ucap Jessica akan beranjak, namun wanita itu berbalik lagi.

"Oh iya, Tuan Lee, apakah kau ada acara setelah pemotretan?" 

"Kurasa begitu."

"Ah begitu rupanya ... sayang sekali."

Gadis itu terlihat sangat kecewa dengan penolakan Taekyung. Terlihat dari senyumnya yang terlihat sangat di paksakan.

"Mungkin lain kali karena aku harus membereskan sesuatu terlebih dahulu." 

Ucapan Taekyung membuat Jessica kembali tersenyum manis. Dia menyilangkan kedua tangannya di dada lalu berkata, "Baiklah hubungi aku jika kau punya waktu. Aku akan mengatur jadwalku. Byee~~~"

Jessica pergi dari sana setelah melambaikan tangannya yang di balas dengan anggukan kecil dari Taekyung.

Sesi pemotretan Taekyung berlangsung sekitar 30 menit lebih setelah itu di lanjutkan dengan sesi pemotretannya dengan Jessica.

Mereka semua bertepuk tangan untuk pasangan itu. Hasil gambar yang hasilkan sungguh sempurna.

Tentu saja. 

Pemotretan dengan dua orang yang sangat terkenal di dunia modeling tidak mungkin menghasilkan gambar yang biasa saja. 

"Kalian luar biasa. Pemotretan kali ini benar-benar sempurna. Terima kasih. Kalian sudah bekerja keras untuk ini Taekyung dan Jessica," ucap salah satu staff disana.

Mereka saling menunduk tanda terima kasih dan juga atas kerja keras mereka hari ini.

Taekyung mengambil mantel yang ada di kursi meja riasnya. Pandangannya dia edarkan keseluruh sudut ruangan itu.

"Areum!" panggil Taekyung.

"Iya?" Areum berbalik menatap Taekyung. Gadis itu sedang sibuk mengatur kembali outfit yang di kenakan Taekyung dan Jessica tadi.

"Kau melihat Yeoni?" tanya Taekyung.

"Entahlah, aku tidak melihatnya sejak tadi. Aish ... padahal pekerjaan disini sangat banyak entah kemana gadis itu!" Ternyata Areum pun baru sadar jika sejak tadi gadis berambut coklat yang biasanya akan membantu semua pekerjaannya hilang entah kemana.

"Baiklah kalau begitu aku akan mencarinya." Taekyung pun segera beranjak dari sana.

"Tapi, Tae---"

"Tidak apa ... lagi pula ada yang harus aku bicarakan dengannya," potong Taekyung. Areum hanya mengangguk lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.

Taekyung mencari Yeoni di ruang make up namun dia tidak menemukan gadis itu.

'Kemana Pak Yoonki membawa Yeoni?'

Taekyung terus mencari hingga dia tiba di lobi agensi. Pria itu mengembangkan senyumannya saat melihat Yeoni tengah duduk manis di salah satu kursi kecil yang ada disana.

"Yeoni!" panggil Taekyung berlari kecil menghampiri Yeoni.

"Oh, Taekyung, kenapa kau ada disini? Apa pemotretanmu sudah selesai?" jawab Yeoni yang ditambah dengan pertanyaan untuk Taekyung.

"Sudah dari tadi. Kau kemana saja? Seharusnya kau menungguku saat pemotretan tadi. Aku jadi bosan tidak bisa melihatmu," ucap Taekyung dengan nada pura-pura merajuk.

Yeoni tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Yeoni, ayo pulang bersamaku!"  Taekyung menggenggam tangan Yeoni erat seakan dia tidak ingin gadis itu jauh lagi darinya.

"Tapi pekerjaanku bagaimana?" tanya Yeoni khawatir.

"Kau tidak perlu khawatir. Jika aku mengatakan aku yang mengajakmu keluar tidak akan ada yang marah. Kau lupa siapa aku?" ucap Taekyung memberi wink menggoda.

"Kau Taekyung Lee. Aku tidak lupa," jawab Yeoni dengan polosnya.

"Ck ... kau tidak asyik sekali. Aku serius. Mereka tidak mungkin berani memarahimu jika aku yang mengajakmu, karena aku anak kesayangan mereka. Kau tahu." 

Perkataan Taekyung seketika membuat Yeoni ingin menyumpal mulutnya dengan kaos kaki.

Tapi tentu saja Yeoni tidak akan melakukan hal itu. Yeoni menyayangi Taekyung dan juga pekerjaannya. Bukan saat yang tepat jika dia harus jadi pengangguran dan membuat berita heboh yang mungkin bisa membuat nyawanya dalam bahaya.

"Baiklah. Ayo kita pulang," ucap Yeoni tersenyum menyetujui ajakan Taekyung.

Di dalam mobil.

"Dimana sopirmu?" tanya Yeoni.

"Jika aku membawa sopir aku tidak akan leluasa bersamamu."

"Maksudmu?" 

Taekyung tertawa lebar melihat reaksi Yeoni yang menurutnya sangat berlebihan. "Aku hanya bercanda, Yeo. Kau terlihat sangat tegang sejak tadi jadi aku mencoba untuk menghiburmu."

Yeoni membuang napasnya pelan sambil menyadarkan tubuhnya di jok mobil milik Taekyung yang entah sejak kapan terasa sangat empuk.

"Aku hanya sedang banyak pikiran."

"Tentang Pak Yoonki?" 

Seketika Yeoni membulatkan matanya menatap Taekyung.

'Dari mana pria ini bisa tahu?'

"Diam berarti benar," lanjut Taekyung. 

"Kurasa direktur baru kita itu menyukaimu, Yeo." 

Lagi-lagi hanya Taekyung yang berbicara karena Yeoni masih memilih untuk diam. Yeoni membuang jauh tatapannya keluar jendela dengan tangan yang saling meremat.

"Benarkah?" 

Ucapan itu terlotar setelah Yeoni terdiam sambil berfikir sekitar 30 detik lamanya.

"Hmm...." Taekyung mengangguk.

"Tadi aku sempat melihatnya terus memperhatikanmu dari jauh. Dia terlihat cemburu melihat kita berdua."

"Kau bercanda? Hah, kenapa kehidupan kerjaku bisa seperti ini." Yeoni menghela nafas kecil.

"Kurasa memang seperti itu. Apa kau tidak lihat bagaimana dia melihatmu? Aku saja sampai cemburu melihatnya 'kan aku juga suka padamu, Yeo." 

"Hentikan itu, Taekyung. Kau jangan membuat hidupku tambah kacau," ucap Yeoni membuat Taekyung hanya menaikkan bahunya samar.

"Ck, padahal aku berharap kau menyukaiku. Kau harusnya senang disukai lelaki tampan sepertiku." 

"Dalam mimpimu, Tae. Aku tidak menyukai pria yang terlalu tampan sepertimu."

"Loh, memangnya kenapa? Justru seharusnya kau bersyukur bisa berkencan dengan pujaan hati jutaan wanita di luar sana," kata Taekyung dengan nada yang sangat dramatis membuat Yeoni memutar bola matanya malas. Pria di sampingnya kadang tidak bisa mengontrol rasa percaya dirinya yang berlebihan.

"Justru karena itu, aku masih menyayangi nyawaku omong-omong," balas Yeoni.

Tanpa di jelaskanpun Taekyung tau apa yang di maksud Yeoni. Dia hanya bisa tersenyum kecut. Sungguh kata-kata Yeoni sangat menusuk.

Yeoni melirik sekilas Taekyung yang kembali hening, berfikir apakah perkataannya tadi keterlaluan? Melihat Taekyung yang hanya fokus kembali ke jalanan, Yeoni memutuskan untuk mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.

***

Yoonki mengetukan jarinya pada besi penyangga di tepi jalan itu. Sesekali menatap manusia yang sedang berlalu lalang di hadapannya.

Yoonki sedang menunggu kedatangan seseorang yang dia yakini pasti akan melewati jalan setepak tersebut. Netranya menangkap sosok yang langsung berlari masuk kedalam gang yang lebih kecil dan sepi saat melihat keberadaan Yoonki disana. Dia tersenyum tipis sambil mengikuti langkah sosok itu dan saat disana tak lagi ada manusia, dengan cepat Yoonki mengejar sosok di depannya yang juga melaju dengan cepat.

Yang di kejar ada dihadapannya sekarang. Yoonki mencengkram leher sosok itu lalu menghimpitnya kedinding.

"Hei?! Uhuk--uhukk---lepaskan aku!" pinta sosok itu dengan susah payah.

Bahkan kakinya pun sudah tak bertengger lagi ditanah.

"Apa maumu, huh?" tanya Yoonki tambah mencengkram leher sosok itu. Jangan mengharapkan pengampunan dari seorang iblis seperti Yoonki karna itu hanya sia-sia.

"Lepaskan--a-aku--Asta--Vale-rio!"

"Tidak, sampai kau mengatakan apa maumu!" Yoonki makin mencengkran kuat leher sosok itu sambil bersmirk. 

Mengerikan.

Itu aura yang dikeluarkan oleh Yoonki saat ini.

"Bagaimana--a-a-aku bisa mengatakannya jika k-kau tidak me-melepaskanku, brengsek!" umpat sosok itu karna dia merasa jika nyawanya sudah di ambang kepala.

Yoonki menghempas tubuh itu tanpa belas kasihan sama sekali.

"Uhuk ... uhuk ... huh ... huh ...." 

Sosok itu terengah sambil memegangi lehernya yang terasa hampir putus karena cengkraman tangan Yoonki.

"Sekarang katakan! Apa maumu? Aku tidak akan segan-segan membunuh jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya!" ucap Yoonki penuh penekanan.

Tak memperdulikan sosok yang saat ini masih berusaha mengambil nafas.

Sosok itu berdiri lalu membuka penutup hodie hitam yang dia kenakan menampilkan wajahnya di hadapan Yoonki.

"Sudah kuduga ternyata kau ...."

"Apa kau sudah gila, Asta Valerio!" pekik sosok yang ternyata seorang wanita.

"Aku memang gila. Bukankah kau tahu itu?" ucap Asta dengan ekspresi datarnya.

"Dasar pria gila ...." dengus wanita itu. "Kau bahkan tidak merasa bersalah sama sekali karena hampir membunuh bangsamu sendiri, huh?"

Wanita itu kembali memekikkan suaranya.

"Kecilkan suaramu ...."

"Jessica."

To be continue....

Related chapters

  • The Red Demon   5. Bertemu Sesama Demon

    Happy reading....Malam itu angin bertiup tidak terlalu kuat membuat api unggun yang sangaja mereka buat untuk menghangatkan diri menjadi sangat tenang.Namun suasana yang tercipta di desa yang hanya di terangi obor di setiap rumah itu justru berbanding terbalik. Tegang dan mencekam. Menunggu memang bukan hal yang menyenangkan, malah membuat khawatir dan gelisah.Tapi mereka akhirnya bisa bernapas sedikit lega saat melihat dua sosok bangsa mereka mendekat. Ingat hanya sedikit.Michael dan Chloe."Akhirnya kalian datang juga. Ada apa sampai kalian menyuruh kami semua berkumpul?" tanya Xanthos tanpa basa basi.Michael dan Chloe saling menatap sebelum akhirnya Michael mengeluarkan dua buah kalung.Mereka semua terlihat terkejut dan juga beberapa terlihat makin gelisah serta takut. Mereka tahu betul apa maksud Michael tanp

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   6. Mulai tertarik dengan manusia

    Happy reading........Jessica menarik tubuh pria yang sudah tidak bernyawa itu kembali ke dalam mobil. Setelahnya dia berjalan ke arah Asta. Wanita itu baru berhenti saat dia tepat berada di hadapan Asta. Dia berjinjit sedikit agar wajahnya lebih dekat dengan Asta."Aku yakin manusia setengah dewa itu sudah tahu kita sedang mencarinya," ucap Jessica tepat di telinga Asta."Tidak mungkin, kita bisa menyamar dengan baik disini. Dia tidak mungkin bisa mengendus aura kita," tutur Asta dingin.Jessica memeluk Asta dengan erat. Walaupun pria itu tidak membalas pelukannya sama sekali namun dia tidak mendorong Jessica juga. Wanita itu menghirup dalam aroma khas tubuh Asta yang sangat memabukkan. Wangi vanilla. Entah kenapa pria manly seperti dirinya sangat menyukai aroma vanilla yang sangat lembut. Berbanding terbalik dengan kepribadiannya. Namun Jessica sangat menyukainya. Dia kemudian mendekatkan kem

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   7. Kasus Aneh

    Happy reading....Yeo Oh Kim berjalan cepat ke arah para rekan sesama profesinya. Mereka yang semula terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing berbalik untuk memberi hormat pada pria itu."Apa yang terjadi dibsini?" tanya Yeo Oh pada salah satu polisi di sana."Bunuh diri, Pak. Dia menggunakan arang untuk membuatnya sesak napas dan meninggal," jelas pria itu tegas khas seorang polisi pada umumnya.Yeon Oh mengangguk lalu melanjutkan langkahnya menujutempat kejadian perkara. Tubuh dari korban masih tergeletak untuk keperluan foto bukti. Pria itu memakai masker dan juga sarung tangan lalu mendekati sambil memperhatikan dengan seksama keadaan mobil maupun tubuh korban."Hei! Apakah kalian yang memecahkan kaca mobilnya?" tanya Yeo Oh berbalik menatap para rekannya."Kaca itu sudah pecah saat kami datang, Pak," jawab pria yan

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   8. Aku bukan tipe-nya

    Happy readingYeoni membereskan semua peralatan make up yang terletak berserakan di atas meja. Pemotretan baru saja selesai dan semua staff sedang sibuk dengan urusan masing-masing, membereskan semua peralatan mereka."Yeoni Kim!" panggil Areum duduk di kursi sebelah Yeoni."Ah, Areum. Ada apa?" tanya Yeoni tanpa menghentikan aktifitasnya."Apakah kau dan Pak Yoonki berkencan?" tanya Areum sedikit berbisik.Yeoni menoleh menatap Areum tak percaya. "Siapa yang berkencan? Aku tidak berkencan dengan siapapun, apalagi dengan Pak Yoonki. Itu tidak mungkin," cibir Yeoni."Tapi kau terlihat selalu bersama Pak Yoonki. Tidak mungkin kalian tidak punya hubungan spesial." Areum terlihat sangat penasaran melihat bagaimana ekspresi Yeoni yang terlihat biasa saja."Hentikan itu, Areum. Aku tidak punya hubungan

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   9. Aku Mencintaimu

    Happy reading....Jika saja Areum tahu ajakan Jimmy hari itu akan membawanya ke dalam masalah besar seperti sekarang, dia pasti akan menolaknya. Menuruti akal pikirannya bukan perasaannya. Namun menyesal pun sudah tidak berguna sekarang. Semua orang sudah tahu termasuk fans Jimmy yang mengerikan itu."Kau tenang saja di sini tidak akan ada paparazi."Bahkan Areum masih ingat jelas kata-kata Jimmy saat itu. Dan bodohnya Areum pun percaya. Tapi siapa yang tidak akan percaya dengan orang yang sangat kau cintai?"Kau menyukai makanannya?" tanya Jimmy sesaat setelah dia menyuapi Areum."Ya, makananya sangat enak," jawab Areum. Dia cukup kesulitan menjawab karena mulutnya yang penuh dengan makanan."Aku sangat merindukanmu, Areum," ucap Jimmy memegang tangan gadis itu."Aku juga ... tapi kau semakin terkenal sekarang sulit sekali untuk ki

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   10. Terjebak Di Antara Dua Pria Dingin

    Happy ReadingTaekyung tak menolak saat Jessica mengaitkan tangan kecilnya di lengan pria itu. Mereka berjalan beriringan keluar dari agensi itu. Beberapa pasang mata para staff menatap mereka penuh tanya. Apakah dua model top itu terjebak dalam sebuah hubungan spesial?Entahlah. Hanya mereka yang tahu.Jessica tersenyum senang karena akhirnya Taekyung mengiyakan ajakannya untuk pergi bersama. Setelah dia meneror pria itu beberapa hari belakangan ini."Kau sepertinya tidak terlalu suka dengan Yoonki Min?" ujar Jessica sesekali melirik Taekyung lalu kembali fokus ke jalanan."Bukan tidak suka. Hanya saja wajahnya tidak sesuai dengan seleraku," jawab Taekyung asal."Apa? Kau tidak belok 'kan?" Jessica begitu terkejut dengan penuturan Taekyung. Untung saja dia tidak refleks menginjak pedal rem atau pedal gas mobilnya. "Maksudku ... menyukai seorang laki-laki?" t

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   11. Tak Ingin Terlihat Buruk

    Happy reading...Mereka memilih tempat makan makanan cepat saji. Taekyung memilih tempat duduk yang berada di pojok restoran itu. Ponselnya terus berdering sejak tadi. Entah siapa yang menghubunginya. Mungkin sang manager, tapi Taekyung sudah minta izin untuk keluar bersama Jessica tadi. Atau mungkin sedang terjadi masalah."Aish, mengganggu saja!" gumam Taekyung mengeluarkan ponselnya dari saku jaket yang dia kenakan.Jessica bisa melihat raut wajah Taekyung yang berubah setelah membaca apa yang di dalam ponselnya itu."Ada apa, Taekyung?" tanya Jessica."Jimmy dalam masalah," jawab Taekyung singkat."Jimmy? Penyanyi terkenal itu?"Jessica pun lantas mengeluarkan ponselnya. Nama Jimmy sedang menjadi trending di media sosial."Oh shit!" umpat Jessica tanpa sadar."Aku harus menemuinya sekara

    Last Updated : 2024-10-29
  • The Red Demon   12. Keadaan yang Tak Pernah Berpihak

    Happy reading.......Jimmy membawa dua tin soda dari dalam kulkasnya dan juga kantong berisi es batu ke ruang tamu. Di sana duduk Taekyung yang sesekali ia dengar meringis."Minumlah!" tutur Jimmy memberikan satu tin minuman itu pada Taekyung. "Setelah itu kompres lukamu," lanjutnya memberikan kantong es batu tadi."Terima kasih, Jim," kata Taekyung menerima minuman itu lalu meneguknya hingga setengahnya. Kembali meringis saat dia menempelkan kantong es batu ke wajahnya yang lebam."Bagaimana keadaanmu?" tanya Taekyung. Dia menaruh kantong itu setelah merasa lebam di wajahnya sudah membaik. Lagipula Taekyung merasa jika pipinya sebentar lagi akan beku jika dia masih meneruskan mengopres wajahnya."Ck, seharusnya aku yang bertanya itu padamu, Tae!" kata Jimmy."Ah ini ... bukan apa-apa. Masalahmu lebih parah dariku," kata Taekyung sempat memegang lukanya yang

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • The Red Demon   23. Sisi manis Yoonki

    Happy reading....Pagi ini Yeoni sudah mulai bekerja kembali. Dia merasa heran karena beberapa karyawan yang bersikap beda padanya."Biar aku saja yang mengerjakan, Yeoni.""Kau duduk saja di sana.""Kau mau minum apa?""Kalau butuh sesuatu kau bisa minta tolong padaku."Kata-kata yang terus Yeoni dengar dari mereka semua. Memangnya Yeoni siapa sampai diperlakukan seperti itu? Bukankah dia juga karyawan sama seperti mereka?Entahlah.Dia hanya diam di sana duduk sambil memandangi Taekyung yang sedang melakukan pemotretan. Tugas make up memang masih Yeoni yang mengerjakannya namun yang lain, mereka tidak membiarkan Yeoni melakukannya.Aneh."Bagai mana keadaanmu, Yeoni?"Sedikit terperanjak saat seseorang duduk di sampingnya.&nbs

  • The Red Demon   22. Curhat

    Happy reading......Beberapa hari ini Yeoni tidak masuk bekerja. Yoonki melarang itu. Yeoni masih ingat jelas bagaimana tatapan tajam Yoonki padanya saat dia sadar dari pingsannya.Bukan hanya tatapan tajam namun juga ocehan yang hampir membuat Yeoni tuli. Entah kenapa Yoonki yang notabennya pendiam tiba-tiba bisa mengoceh seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya yang nakal."Yeoni!" panggil Areum.Dua gadis itu sedang berada di halaman belakang rumah Yeoni yang terdapat sebuah kursi ayunan."Sepertinya Pak Yoonki menyukaimu," kata Areum."Menyukaiku?" Yeoni terkekeh. "Apa kau tidak lihat bagaimana dia memperlakukanku. Dia sangat dingin dan sama sekali tidak romantis. Padahal katanya kami berkencan," dumel Yeoni sambil mengerucutkan bibirnya."Apa? Kalian berkencan? Sejak kap

  • The Red Demon   21. Sosok Yang Kau Rindukan

    Happy reading....Yoonki menatap datar rumah berlantai dua itu. Heran kenapa langkah kakinya malah berakhir di sana?"Yeoni Kim"Setelah seminggu lamanya Yoonki tidak bertemu dengan Yeoni cukup membuat sisi hati Yoonki terasa kosong. Dia melompat ke arah atap rumah Yeoni.Dia sedang mandi?Batin Yoonki saat mendengar gerincik air dari dalam ruangan itu. Dia melompat menuju jendela sambil memperhatikan sekitar. Tidak ada orang selain Yeoni yang sedang mandi dalam sana.Pria itu melewati Yeoni begitu saja membuat sang gadis menoleh. Yoonki dengan cepat bersembunyi di balik jendela."Siapa itu?" teriak Yeoni membuat Yoonki tersenyum tipis. Ternyata wanita itu cukup penakut juga. Yoonki baru akan kembali masuk namun Areum sudah mendahuluinya.Sial!Dia harus menunggu sampai gadis itu pergi untuk bisa

  • The Red Demon   20. Tak Bisa Menemukanmu

    Happy reading..... Yeoni menuruni tangga dengan sedikit susah payah. Tubuhnya benar-benar terasa sakit apa lagi bagian selangkanya. Rasanya nyeri sekali. "Yeoni, kau kenapa?" tanya Hana saat melihat Yeoni meringis ketika akan duduk. "Sepertinya aku salah tidur, Bibi," jawab Yeoni dengan cepat. Dia memang sudah memikirkan alasan itu sebelum keluar dari kamar tadi. "Kalau kau sakit tidak perlu bekerja, Nak," tutur Yeo Oh yang sedang sibuk dengan seragamnya. Yeoni kembali bangkit dari tempat duduk lalu mendekati sang ayah untuk membantu merapikan seragam polisinya. "Aku tidak apa-apa, Ayah," ucap Yeoni lembut. "Tapi kau terlihat pucat, Yeoni," kata Yeo Oh mengelus pipi sang anak. "Tidak. Aku sungguh baik-baik saja," jawab Yeoni seraya mengancing baju sang ayah. "Kalau begitu hari ini Ayah a

  • The Red Demon   19. Berada Di Tempat Asing

    Happy reading....Mungkin belum sampai satu jam mata Yeoni terlelap, wanita itu menggeliat dalam tidurnya. Keningnya pun mengkerut seperti sedang memikirkan sesuatu.Yeoni merasa dia berada di tempat lain. Tempat yang cukup luas. Dia juga tertidur di sana. Wangi vanilla sangat kental di tempat itu membuat Yeoni merasa sangat nyaman dan juga mengingatkan dia pada seseorang yang sangat dia rindukan kehadirannya.Yoonki Min.Namun pikirannya tetap berperang, Yeoni bingung apakah ini mimpi atau bukan. Semuanya terasa samar. Tapi dia sangat ingat jika dia tertidur di tempat tidurnya bersama Areum. Berarti Yeoni sedang bermimpi.Mungkin.Namun saat merasakan sosok yang berbaring di sebelahnya sambil memeluknya dengan intens, Yeoni kembali berpikir dua kali apakah yang terjadi padanya sekarang sungguh mimpi?Bukan hanya sekedar memeluk, sosok it

  • The Red Demon   18. Takut dan Rindu

    Happy reading....Areum dan Yeoni sudah masuk ke kamar mereka. Yeoni sesekali melihat ke arah wanita yang sudah lengkap dengan piyamanya itu. Dia sedang mempersiapkan tempat tidurnya.menyadari kegelisahan Yeoni, Areum mendekati gadis itu. Sepertinya dia masih takut karena insiden tadi. Gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya memperhatikan sekiling kamar itu se akan mencari sesuatu."Yeoni ....""Ah, iya. Ada apa, Areum?" tanya Yeoni. Lihat bahkan dia tidak menatap Areum sedikitpun."Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat kacau beberapa hari ini. Apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Kau bisa ceritakan semuanya padaku, Yeoni," tutur Areum dengan nada bicara yang sangat lembut."Tidak ada. Aku baik-baik saja," kata Yeoni menjawab dengan cepat."Kau yakin? Tapi wajahmu tid

  • The Red Demon   17. Halusinasi?

    Happy reading.....Seperti hari biasanya Yeoni akan sangat sibuk bersama dengan Taekyung, apalagi beberapa hari ini pria itu banyak job di luar agensi. Tentu saja. Banyak sekali perusahan yang ingin merekrut dirinya untuk menjadi model iklan mereka.Seperti hari ini Taekyung sedang syuting iklan makanan cepat saji. Setelah itu akan di lanjutkan kesesi pemotretan.Wajah Yeoni yang biasanya akan tersenyum terlihat murung membuat Taekyung bingung."Yeo, kau baik-baik saja? Kau terlihat kurang sehat," kata Taekyung memperhatikan wajah Yeoni."Aku baik," jawab Yeoni seraya menghapus keringat di dahi Taekyung.Pria itu memegang tangan Yeoni lalu menatapnya lekat."Ada apa, Taekyung?""Merindukan Yoonki Min?""Kau ini bicara apa?" elak Yeoni mencoba melepaskan tang

  • The Red Demon   16. Kau Di mana?

    Happy reading......Yeoni sedikit heran, seharian penuh dia tak melihat kehadiran Yoonki kecuali tadi saat mereka datang bersama. Biasanya pria itu akan muncul entah dari mana untuk sekedar menganggung Yeoni saat sedang bekerja. Mungkin dia sedang sibuk, pikir Yeoni tak ingin terlalu ambil pusing.Jam pulang sebentar lagi Yeoni tinggal membereskan beberapa perlengkapan riasannya. Bohong jika Yeoni mengatakan tidak ingin peduli akan kehadiran Yoonki. Buktinya saat dia berada di lobi matanya terus mengedar ke sana kemari mencari eksistensi pria berkulit putih pucat itu."Permisi nona Kang! Pak Yoonki ke mana, yah?" tanya Yeoni pada sekretaris Yoonki yang kebetulan masih berada di sana."Tadi setelah bertemu dengan Nona Jessica, Pak Yoonki langsung pulang. Dia mengatakan akan mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan karena ada urusan keluarga," jawab Nona Kang."Apa?" kaget

  • The Red Demon   15. Kembali Ada Yang Terbunuh

    Happy reading....Rasa bersalah dan canggung menghampiri Yeoni. Namun dia harus tetap bersikap profesional di sana."Maafkan aku, Yeo," lirih Taekyung sekaligus memecah keheningan yang melanda.Yeoni tak membalas ucapan Taekyung. Dia hanya fokus merias wajah pria itu tanpa ingin menatap ke arah matanya."Maaf, karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak. Kau tahu 'kan sifatku yang arogan dan kadang tidak berpikir sebelum mengatakan sesuatu yang mungkin bisa menyinggung perasaan orang lain. Sungguh, Yeoni, aku sangat menyesal. Jangan diamkan aku seperti ini," kata Taekyung memelas.Yeoni mengalihkan tatapannya pada mata Taekyung lalu ke arah pipinya yang sedikit membengkak. Yeoni menarik satu senyuman lalu mengelus pipi Taekyung lembut."Apakah masih sakit?" tanya Yeoni pelan."Masih, tapi aku baik-baik saja. Luka seperti ini tid

DMCA.com Protection Status