Share

The Real CEO
The Real CEO
Author: Kanietha

Bye!

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2022-08-22 15:06:47

“Berapa usiamu, Cantik?”

Elok menahan daging wagyunya menggunakan garpu, lalu mengirisnya dengan pisau secara perlahan. Tubuh tegap yang memberi kesan elegan, serta kedua sorot mata tajamnya, membuat Elok terlihat sangat mengintimidasi.

“24, Bu.”

“Oh …” Elok masih sibuk memotong-motong dagingnya menjadi bagian kecil. Tetap memasang senyum formal yang sangat terkesan tegas, hingga membuat gadis yang berada di depannya merasa kikuk. Perbedaan usia sejauh 10 tahun darinya, membuat Elok bisa menyimpulkan sesuatu. “Sudah berapa lama jadi teman tidur suami saya?”

Gadis yang bernama Sandra itu menelan ludah. Menunduk sejenak, untuk melihat kedua tangan bekunya yang saling meremas di atas paha. “Kami saling cinta, dan saya bukan teman—”

“Sudah berapa lama?” Merasa daging yang dipotongnya sudah cukup, Elok menyudahinya. Ia meletakkan pisau di tepi piring, lalu memindahkan garpu ke tangan kanan. Siap menyantap daging steak yang telah dipotong kecil olehnya, sembari menatap dingin pada gadis itu.

“Dua tahun … lebih.” Sandra kembali menunduk, tidak berani menatap Elok. Berharap, pertolongan yang ditunggunya akan segera sampai sebentar lagi.

“Enak, jadi selingkuhan?”

“Bu—”

“Sudah dapat apa aja dari suami saya?”

“Saya—”

“Orang tuamu tahu, kalau kamu punya kerjaan freelance… jadi teman tidur suami saya?” Elok tidak membiarkan gadis itu membuka mulut untuk menjawabnya. Bahkan, Elok masih bisa menggunakan kata-kata yang halus, untuk memojokkan gadis dengan rambut lurus sebahu itu. “Cuma dipakai kalau suami saya lagi butuh toilet, dan selalu disembunyikan dari orang-orang seperti … AIB.”

“Dari tadi—"

“Oh ya! Saya lupa! Kamu, kan, memang AIB, jadi harus disembunyikan dan ditutup rapat-rapat.”

“Bu Elok! Dari tadi saya diam karena sangat menghormati Ibu,” sahut Sandra mulai berani menunjukkan taringnya, karena selalu dipojokkan. “Tapi, semakin dibiarkan, Ibu semakin menghina dan merendahkan saya.”

Dengan santainya, Elok menusuk satu potongan daging lalu ia suapkan ke mulutnya. Mengunyah dengan mulut tertutup, tanpa melepas tatapan dinginnya pada Sandra.

“Kalau Bu Elok bisa jaga dan merawat suaminya dengan baik, mas Harry nggak akan mungkin desak dan minta-minta saya untuk jadi pacarnya!” Sandra mulai jemawa dengan posisinya saat ini. “Mas Harry bahkan pernah bilang sudah nggak cinta lagi sama Ibu.”

Elok memilih untuk menyelesaikan kunyahannya terlebih dahulu. Ia mengambil gelas lemon teanya dengan perlahan, kemudian menyesapnya. “Kalau …” Elok sengaja kembali meneguk minumannya untuk memberi jeda dan rasa insecure pada Sandra. “Begini, ya, Cantik. Kalau kamu itu gadis … oh, maaf! Pasti sudah nggak gadis lagi, kan? Gadis bukan, janda juga bukan. Jadi bingung saya nyebutnya.”

Elok tidak memberi senyum sedikit pun, ketika melihat wajah Sandra yang memerah padam karena amarah. “Kalau kamu itu perempuan baik-baik, kamu nggak mungkin merusak rumah tangga orang lain,” lanjutnya penuh ketegasan. “Saya jadi penasaran, apa kamu masih mau sama mas Harry, kalau jabatan dia bukan CEO?”

“Saya cinta sama mas Harry, jadi, apapun profesinya, saya bisa terima dia.” Sandra tetap akan mempertahankan Harry, apapun rintangannya. Ia sudah kepalang tanggung, karena Elok sudah mengetahui hubungannya dengan Harry. “Dan, kabar baiknya, mas Harry juga cinta sama saya, kan!”

“Kalau begitu … kenapa dia nggak menjatuhkan talak sama saya, ya? Padahal kalian sudah melakukan ZINA selama dua tahun lebih.” Elok kemudian berdecak dan memalingkan wajah dari Sandra. “Sepertinya, saya harus buru-buru ke Singapur untuk full medical check up. Saya nggak mau tahu-tahu kena penyakit, padahal kalian berdua yang sudah bikin ulah.”

Elok mendesah, tapi tidak terlihat tertekan sama sekali. Dengan segera ia mengambil ponsel di dalam tas, lalu menekan tombol panggilan cepat untuk menghubungi asistennya. Sebelum menempelkan benda canggih nan mahal tersebut di telinga, Elok meletakkan telunjuknya pada bibir seraya menatap Sandra. Elok memberi kode, agar Sandra tidak membuka mulut selama ia menelepon.

“Halo, Kiya Sayang. Tolong buatkan janji dengan Dokter Cheng di Singapur. Saya mau medical check up lengkap tanpa terlewat. Usahakan satu dua hari ini sudah dischedule, ya! Dan jangan lupa, perbangan FIRST CLASS untuk tiga orang. Seperti biasa.”

Setelah mendapatkan jawaban dari sang asisten, Elok mengakhiri panggilannya. “Jadi, Sandra … tolong bilang ke mas Harrymu itu, kalau dia memang cinta sama kamu, minta dia segera ceraikan saya. Kalau dia nggak mau, yaaa … poor you Baby.”

“El!”

Satu panggilan tersebut, membuat kedua wanita yang duduk saling berhadapan segera menoleh.

Berbeda dengan Elok, Sandra segera berdiri ketika melihat Harry menghampiri meja mereka dan berdiri di antara keduanya.

“Mas—”

“El, kita harus bicara.” Dengan napas yang masih naik turun karena berlari dari tempat parkir, Harry sama sekali tidak menatap Sandra yang baru saja memanggilnya.

Akhirnya, Elok menyunggingkan senyum yang paling manis kepada sang suami yang tiba-tiba datang tanpa ia undang. Tidak perlu ditanya pun, Elok sudah bisa menebak bahwa Sandralah yang menghubungi Harry. Elok kemudian berdiri, seraya menyampirkan tali tas mahalnya di bahu dan menatap cuek pada Sandra.

“Kita bicara nanti, setengah jam lagi aku ada meeting dengan orang pemprov di Balai Kota.” Elok menghampiri Harry lalu mengusap bahu sang suami dengan perlahan. “Oia, Mas. Aku barusan telpon Kiya. Satu, atau dua hari ini kita ke Singapur untuk full medical check up. Aku cuma mau memastikan kalau …” Pandangan Elok kemudian turun pada bagian inti tubuh sang suami dan menunjuknya. “Knalpot kamu itu masih sehat, dan kita berdua nggak kena penyakit apapun. Kamu tahu sendiri, kan, kalau knalpot sampai rusak, mobil yang kita naiki nggak akan nyaman untuk dibuat jalan.”

“El—”

“Ssstt.” Elok meletakkan ujung telapak tangannya di bibir Harry. “Oia sekalian bantu mikir, sebaiknya aku ganti knalpotnya, atau … ganti mobilnya aja sekalian, ya, Mas?”

“Apa maksudmu, El?” Harry meradang setelah menyingkirkan tangan sang istri dari wajahnya.

“Kamu tahu betul, apa maksudku, Mas.” Elok mengalihkan tatapannya pada Sandra yang berlindung di balik tubuh Harry. “Sandra Sayang, ingat kalimat saya baik-baik. Kalau mas Harry saja bisa selingkuh dari saya yang lebih segalanya dari kamu, suatu saat dia pasti akan selingkuh juga dengan perempuan yang … ah, sudahlah! Kamu pasti bisa jawab sendiri, kan? So … bye!”

~~~

Halu Mba beb, jumpe lagiii.

Oia, buat pembaca baru, meskipun ini spin off dari BIS, tapi bisa dibaca terpisah kok. Hepi riding, yaakk.

Kisseeesss .....

Comments (13)
goodnovel comment avatar
Syarilln
panas panas seruuuuu gt dong suka aq nya sama perempuan kek elok gni
goodnovel comment avatar
Aisyah Tsalitsa
baru baca sudah panas...semoga bab selanjutnya tdk kalah seru dg bab ini ya thor...
goodnovel comment avatar
Sasya Sa'adah
kena telak ya Sandra, cakep banget sih kamu elok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Real CEO   The One, and Only ...

    Elok berjalan cepat, dan hampir berlari menuju ruang serbaguna yang berada di lantai 15. Tadinya, Elok berencana menghadiri rapat di Balai Kota sesuai dengan jadwal harian yang sudah ada. Namun, saat Kiya menelepon di pertengahan jalan, Elok segera berputar arah untuk kembali ke kantornya.“Sejak kapan ada rapat siluman di kantor ini?” Meskipun terengah, tapi Elok harus tetap mengangkat tinggi dagunya agar tidak dianggap remeh. “Pak Raka masih hidup, tapi kalian sudah berani—”“Chill, El.”Wajah tegas Elok berubah datar dan tegang, ketika suara itu kembali merasuk ke dalam telinganya. Pria itu di sini? Pria yang sempat mengancam Elok hari itu, benar-benar berada di kantor ini. Elok pun langsung mencari sosok tersebut, dari deretan peserta yang mengikuti rapat siang ini.Sejurus kemudian, Elok melihat sosok yang dicarinya berdiri dan beranjak menghampirinya. Pria itu bahkan dengan berani berhenti tanpa jarak, dan mencondongkan wajah untuk berbisik di telinga Elok.“Foto-fotomu, masih t

    Last Updated : 2022-09-10
  • The Real CEO   Pengacau

    Elok mengunci pintu rooftop kantor dari luar, untuk memastikan tidak ada yang akan mendengar perbincangannya dengan Restu kali ini. Sementara itu, beberapa dewan direksi dan manajer yang berada di ruang serba guna, kini masih berada di sana untuk membahas beberapa hal. Elok yakin, semua itu pasti ada kaitannya dengan Restu.“Cepat sekali pergerakanmu,” cibir Elok menghampiri Restu yang sudah berdiri santai, sambil memegang sisi pagar beton setinggi dadanya. “Pak Raka itu kakekmu sendiri, tapi—”“Jangan menghakimi, kalau kamu belum tahu semua masalah yang ada di dalam keluarga Antasena.”“Apapun masalahnya, perbuatanmu ini salah!” Elok menarik napas panjang sambil menengadahkan kepalanya. Memejamkan kedua mata, dan membuang semua udara dalam parunya dengan perlahan. Bayangan perselingkuhan Harry dan Sandra, masih saja memenuhi pikiran, serta dadanya dengan sesak.Bisa-bisanya Elok tidak melihat perubahan sikap Harry, selama dua tahun belakangan ini. Elok benar-benar kecolongan dan tert

    Last Updated : 2022-09-23
  • The Real CEO   Surat Perceraian

    “El!”Harry buru-buru menyusul Elok yang berjalan tergesa masuk ke dalam rumah. Sejak Elok meninggalkan restoran tempat mereka bertemu siang tadi, wanita itu sama sekali tidak mau menerima panggilan dari Harry. Semua chat yang layangkan, tidak satu pun dibaca oleh Elok.Harry juga sudah menghubungi asisten sang istri berulang kali, tapi hasilnya pun serupa. Kiya bahkan dengan berani mereject panggilan dari Harry, dan hanya membaca chat yang ia kirimkan, tanpa membalasnya. Benar-benar asisten pribadi yang sangat kurang ajar, pikir Harry,Andai Kiya adalah asistennya, maka sudah pasti akan Harry pecat detik itu juga.“El—”“Bibiiik!” Elok memanggil asisten rumah tangga, yang dulu ia bawa dari rumah orangtuanya. Seorang wanita paruh baya, yang diberi kepercayaan untuk mengatur semua hal yang ada di dalam rumah.Langkah Elok berhenti tepat di depan mulut tangga, ketika tubuh besar Harry menghalangi jalannya menuju dapur. Kedua tangan pria itu terbentang luas, agar bisa bicara dengan Elok

    Last Updated : 2022-09-26
  • The Real CEO   Permintaan Raka

    “Bisa … saya bicara empat mata dengan pak Raka.”Pagi-pagi sekali, Elok sudah bertandang ke rumah sakit dengan terburu. Jam besuk rumah sakit memang belumlah tiba. Namun, ada keadaan darurat yang harus segera Elok bicarakan dengan pemilik Antariksa, yang sudah terbaring di ranjang pasien selama tiga hari.Setelah hampir semalaman memikirkan beberapa hal di kamar hotel tempatnya menginap, Elok akhirnya mengambil keputusan. Untuk masalah pekerjaan, Elok haruslah berkonsultasi terlebih dahulu dan membicarakannya dengan Raka, yakni pendiri dan pemilik Antariksa. Sementara untuk masalah rumah tangga, Elok akan menemui keluarga besar Harry terlebih dulu.Yang Elok tahu, sejak kemarin Harry telah mengirim Kasih ke rumah orangtuanya. Untuk itu, Elok bisa merasa tenang karena putrinya juga berada di tempat yang tidak perlu dikhawatirkan. Semalam, Harry juga tidak bisa mencegah Elok meninggalkan rumah mereka, karena ancaman yang dilontarkannya pada sang suami.Tidak ada seorang pun yang tahu,

    Last Updated : 2022-09-28
  • The Real CEO   Di Ujung Tanduk

    Elok menarik napas panjang ketika sudah berada di depan kediaman sang mertua. Pagi-pagi sekali, tepatnya sebelum Elok pergi ke rumah sakit untuk berbicara dengan Raka, ia menghubungi kedua mertuanya guna membahas sesuatu. Elok juga tidak lupa mengirimkan sebuah chat pada Harry, agar datang ke rumah orangtuanya tepat jam sembilan pagi itu.Namun, ternyata langkah Elok sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh Harry. Putri semata wayang mereka yang seharusnya berada di sekolah, kini masih berada di kediaman Lukito. Tampak sehat, ceria, dan tidak terlihat sakit sama sekali, sehingga mengharuskan Kasih tidak masuk sekolah.“Mamaa.” Kasih segera berlari menghampiri Elok yang baru saja memasuki ruang keluarga. Kedua mertuanya sudah berada di sana, berikut dengan Harry yang memberi senyum hangat seolah tidak ada masalah yang terjadi di antara mereka.“Kasih?” Elok mengusap kepala putrinya yang sudah memeluk separuh bagian bawah tubuhnya. Tidak lupa, Elok menempelkan punggung tangan, lalu telap

    Last Updated : 2022-09-30
  • The Real CEO   Satu Kesempatan Lagi

    “Kasih mau adek cewek, apa cowok?”Pertanyaan tersebut, Harry cetuskan ketika mereka bertiga beristirahat untuk makan siang. Ia harus memanfaatkan waktu yang ada saat ini, untuk bisa mengambil hati sang istri. Bagaimanapun juga, mereka tidak boleh bercerai karena akan ada banyak hal yang dipertaruhkan nantinya.“Cowok!” jawab Kasih dengan pasti. “Biar kayak Mami sama om Gilang! Rame!”Saat melihat Elok meletakkan tangan di atas meja, Harry tidak menyia-nyiakan hal tersebut. Dengan cepat, Harry meraih tangan kanan Elok yang duduk di depannya dan menggenggamnya erat. Harry tahu, Elok tidak akan menolaknya kali ini karena mereka tengah berada di depan Kasih.“Tapi kalau nanti adeknya cewek, gimana?” lanjut Harry guna mencairkan suasana. Sejak mereka meninggalkan kediaman Lukito, Elok hanya mau membuka mulut untuk menanggapi Kasih. Namun, Elok lebih memilih untuk berdiam diri, jika Harry yang melempar obrolan di tengah-tengah mereka.“Yaaa …” Kasih menggulirkan bola matanya untuk berpikir

    Last Updated : 2022-10-03
  • The Real CEO   Sampai Jumpa Lagi

    “Yang saya tahu, keluarga Mahardika sudah punya pengacara khusus untuk mengurus semua hal terkait masalah yang ada di circle kalian.”Lex menyilang kaki dengan santai pada arm chairnya. Menatap Elok dengan selidik, dari ujung rambut hingga kaki. Wanita yang selalu terlihat elegan, tapi tegas itu tidak akan mengambil keputusan ceroboh dalam hal apapun. Lex memang tidak pernah mengenal Elok secara pribadi. Namun, dari pemberitaan yang terkadang lewat saat berselancar, cukup bisa membuat Lex bisa menilai wanita itu.Hanya satu hal yang tidak diketahui Lex saat ini. Yaitu, untuk apa seorang Elok sampai ingin menemuinya seperti sekarang.“Babe baru pensiun, dan saya masih sangsi kalau harus konsultasi dengan anaknya.”Lex mengangguk paham, karena alasan Elok cukup masuk akal. Beberapa waktu yang lalu, salah satu pengacara senior yang sangat disegani memang baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari hiruk pikuk dunia hukum. Pria paruh baya itu beralasan, ingin beristirahat dan menikmati

    Last Updated : 2022-10-04
  • The Real CEO   Apa Rasanya

    “Bu El!”Kiya membuang napas gusar saat melihat Elok baru keluar dari lift. Berlari tergesa, menghampiri Elok yang sudah berjalan cepat menuju ruangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore hari, tapi wanita itu baru muncul di kantor. Apa sebenarnya yang terjadi selama dua hari ini?Kiya yang baru saja keluar dari kamar kecil itu pun segera menyamakan langkah dengan Elok.“Sore Kiya Sayang,” sapa Elok tetap mengayunkan kaki dengan tergesa dan menatap sekilas pada asistennya. “Sorry, hapeku mati dan chargernya …” Elok merogoh tasnya lalu mengeluarkan sebuah ponsel yang sudah kehabisan daya. Tanpa berhenti melangkah, Elok memberikan benda perseginya pada Kiya. “Tolong di charge.”Kiya menerima ponsel tersebut dengan anggukan. “Ada pak Restu di ruangan Ibu. Dia sudah ada di sana dari jam dua. Dia juga minta semua data karyawan dengan level manajer ke atas dan masa jabatannya. Jumlah karyawan per divisi, karyawan magang, karyawan kontrak, dan karyawan tetap.”Elok terpaksa menghenti

    Last Updated : 2022-10-05

Latest chapter

  • The Real CEO   Giveawaaay ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak The Real CEO, yaaa : Amy : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Call me Jingga : 750 koin GN + pulsa 150 rb LiaKim?? : 500 koin GN + pulsa 100 rb Tralala : 350 koin GN + pulsa 50 rb NuNa : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari rabu, 29 maret 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari kamis ke pihak GN. Tapi, kalau sudah terkumpul semua sebelum itu, bisa langsung saia setor secepatnya. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Mas Triplex dan Mba Elok …. Kissseeess …..

  • The Real CEO   Melepaskan Semua

    Kasih baru saja menuruni tangga rumah dengan seragam olah raga, ketika ia mendengar suara yang belakangan ini sungguh menyayat hati. Sudah semingguan ini, sang mama hampir tidak bisa melakukan kegiatan apapun karena selalu saja muntah-muntah. Awalnya, Kasih sangat gembira ketika mengetahui akan mendapatkan seorang adik lagi. Namun, setelah itu Kasih sungguh tidak tega saat melihat sang mama lebih banyak menghabiskan waktu di kamar untuk berbaring. Tidak seperti kehamilan adik pertamanya saat itu, yang tidak pernah ada drama muntah-muntah dan lemas seperti sekarang. “Mama, kenapa nggak di kamar aja?” Kasih segera menghampiri Elok yang menunduk di wastafel. Wajah sang mama pucat, dan sangat terlihat lelah. “Mama bosan di kamar,” jawab Lex yang tengah menggendong balita berusia dua tahun di tangan kanannya. Sementara satu tangan lagi, sibuk mengusap tengkuk sang istri yang belum memakan makanan apapun sedari tadi. “Nanti Ayah ke sekolah, mau ngurus antar jemput sekolah Kakak. Nggak pap

  • The Real CEO   Adekku

    “Hei!” Elok menepuk bahu Gilang yang sejak tadi duduk diam, sambil memandang ke arah halaman depan kediaman Mahardika. Ada Kasih, Kiya, dan beberapa orang dari Event Organizer yang bernaung di bawah Gilang, tengah menyelesaikan dekorasi pesta kecil yang sebentar lagi akan adakan dengan amat sederhana. Hanya dihadiri keluarga inti, tanpa mengundang orang luar sama sekali. Pesta kecil usulan Kasih, yang lagi-lagi langsung disetujui oleh Lex tanpa harus berpikir dua kali. Kasih menginginkan sebuah pesta kejutan, untuk mengetahui jenis kelamin sang adik yang akan lahir tiga bulan lagi. Usut punya usut, ternyata ide tersebut Kasih dapatkan dari Bening saat suatu ketika Elok sempat telat menjemput di sekolah. Kedua orang itu berbicara panjang lebar, sampai Bening mengusulkan untuk membuat pesta kecil yang sudah sering dilakukan para kalangan artis atau pengusaha di ibukota. “Kalau suka, dilamar,” ujar Elok kemudian duduk pada kursi besi yang berada di teras. Tepat bersebelahan dengan Gilan

  • The Real CEO   Tanpa Terkecuali

    Bersyukur dan berterima kasih. Dua hal itu tidak pernah lepas diucapkan Elok setiap hari, atas kesempatan kedua yang sudah Tuhan berikan. Di antara masalah yang datang bertubi padanya kala itu, Elok masih memiliki keluarga dan banyak sahabat yang bisa dipercaya. Mereka sudah membantu Elok hingga bisa sampai di titik sekarang. Yaaa, walaupun ada yang harus ditukar dan dikorbankan, tetapi hasilnya sangat sepadan. “Jadi, misal nanti adeknya yang lahir cowok, Kasih harus sayang juga.” Sedari awal, Elok harus menjelaskan hal tersebut pada putrinya. Mau apapun jenis kelamin sang adik nanti, Kasih tetap harus bersikap baik karena mereka adalah saudara dan memiliki ibu yang sama. Tidak hanya itu sebenarnya, Kasih juga harus berbuat baik kepada semua orang, tidak terkecuali dan tidak boleh pilih kasih. “Kan, enak kalau punya adek cowok. Nanti kalau sudah besar, ada yang jagain Kasih.” Kasih bersila dan bersedekap sambil menatap perut sang mama yang duduk di tepi ranjangnya. Sebenarnya, saat

  • The Real CEO   Satu Lagi

    “Mas …” “Ya?” “Kenapa di dalam tadi lebih banyak diamnya?” Bila Elok perhatikan lagi, Lex lebih banyak diam sejak mereka dalam perjalanan ke rumah sakit. Pada dasarnya Lex juga bukan pria yang banyak bicara, tetapi, Elok merasa ada sesuatu yang mengganggu pikiran suaminya itu. “Apa ada masalah di kantor?” Lex mengeratkan tautan jemari mereka yang ada di atas pahanya. Menatap counter apotek, dari kursi tunggu yang mereka duduki saat ini. Ada banyak perasaan yang tidak bisa Lex urai, karena mengingat masa lalunya. Karena itulah, selama ia dan Elok berada di ruang periksa, Lex hanya mendengarkan semua perkataan dokter dengan seksama. Déjà vu. Ada rasa takjub dan bahagia yang sama, selama Lex berada di ruang periksa bersama Elok. Melihat layar hitam putih dengan sebuah kantung janin berusia lima minggu, sungguh membuat Lex tidak bisa berkata-kata. “Usia kehamilan almarhum istriku juga lima minggu waktu kami pertama periksa.” Kalimat itu muncul begitu saja dari mulut Lex. Ada hal yang

  • The Real CEO   Mau

    “Kalau lantainya ada tiga, bisa bikinin nggak, Om?” Sedari tadi, Kasih hanya menempel pada Aga. Ia melihat pria mencorat-coret desain interior rumah, yang rencananya akan direnovasi dalam waktu dekat.Aga lantas tertawa menatap Lex. Bagi Aga, tidak ada yang tidak mungkin. Hanya tinggal menunggu persetujuan pemilik rumah, barulah ia bisa mengerjakannya. “Gimana, Mas? Tiga lantai?”“Tapi dikasih lift, Om,” sambung Kasih semakin membuat Aga tertawa keras. “Kan, capek, kalau naik tangga dari lantai satu sampai atas.”“Sayang.” Elok meletakkan nampan berisi tiga buah mangkok es campur di atas meja, lalu menatanya satu per satu. “Rumah tiga lantai itu terlalu besar.”“Kan, biar opa sama oma nanti tinggal di rumah kita.” Kasih menggeleng saat melihat es campur yang disajikan Elok. “Terus, ada adek-adekku juga nanti, kan, banyak.”“Banyak?” Lagi-lagi Aga tertawa mendengar kepolosan Kasih. “Memangnya, Kasih mau adek berapa?”Kasih mengulurkan tangan kanannya pada Aga, dan membuka lebar telapak

  • The Real CEO   Seumur Hidup

    “Sayang, A …” Lex kembali menutup mulut, saat ada dua orang perempuan yang kompak memberi tatapan tanya padanya. Tadinya, Lex mengira Kasih sedang berada di kamarnya. Namun, saat Lex baru saja keluar kamar setelah mandi, gadis kecil itu ternyata sedang berada di dapur bersama Elok. Kedua tangan Kasih berada di dalam sebuah mangkok besar dengan berlumur tepung. Rupanya, gadis itu sedang “membantu” Elok membuat makan malam.“Ayah manggil aku? Atau, Mama?” tanya Kasih kembali meremas-remas ayam yang sudah ia lumuri adonan tepung.“Mama!” Lex menunjuk Elok yang tengah mengaduk sesuatu di panci. Sungguh sebuah pemandangan hangat yang tidak pernah Lex lihat seumur hidupnya, dan ini sangat luar biasa. Lex membayangkan, apa jadinya bila ia tetap bersikukuh dengan kesendirian, dan hanya fokus pada rasa kehilangan yang selalu menggerogoti jiwa. Mungkin, Lex tidak akan bisa berada di situasi seperti sekarang.“Kenapa, Yah?” tanya Elok lalu mematikan kompor di hadapan. Namun, tetap membiarkan tun

  • The Real CEO   Sekarang

    Lex terdiam melihat kantong belanjaan yang baru saja ia letakkan di kitchen island. Setelah sekian lama hidup menyendiri, ini kali pertama Lex melihat barang belanjaan yang sangat banyak ada di tempatnya. “Aku rasa, kita harus pindah.” Lex mengeluarkan satu per satu barang belanjaan dari kantong, lalu meletakkannya di kitchen island. Sementara istrinya, sedang berjongkok di depan lemari pendingin untuk meletakkan beberapa minuman kemasan di dalam sana. “Kenapa?” Elok tidak menoleh, agar bisa membereskan semua barang belanjaan yang masih ada di kitchen island dengan cepat. “Kamar Kasih sepertinya kurang besar dengan boneka yang sebanyak itu.” Lex pernah membawa Kasih yang tertidur, ke kamar gadis itu di kediaman Mahardika. Namun, Lex tidak memperhatikan gadis kecil itu ternyata memiliki boneka yang begitu banyak di kamarnya. “Mas, jangan manjain Kasih,” pinta Elok memang harus sedikit lebih tegas pada Lex. Pria itu sepertinya sama sekali tidak bisa menolak permintaan Kasih. Sementar

  • The Real CEO   Adek Cantik

    “Mas?” Elok menoleh ke arah jendela saat tidak mendapati Lex berada di sampingnya. Masih terlihat gelap. Belum tampak bias cahaya yang menyelinap di antara celahnya. Elok melihat ke arah nakas. Jam digital yang berada di atasnya menunjukkan sudah menunjukkan pukul 04.58. Detik itu juga, Elok mengumpat. Segera bangkit dari tempat tidur, lalu berlari menuju kamar mandi. Elok mengambil bathrobe dan segera membalut tubuhnya seraya berjalan cepat keluar kamar. “Pagi, Mas!” Elok sempat terkejut saat mendapati Lex sudah berkutat di dapur. Entah apa yang dilakukan suaminya itu, tetapi Elok tidak bisa menghampiri Lex lebih dulu. Ada Kasih yang harus dibangunkan, agar tidak kesiangan berangkat ke sekolah. “Pa …” balasan Lex terhenti karena Elok baru saja tenggelam di kamar Kasih. Tidak terlalu penasaran dengan hal yang dilakukan Elok di kamar putrinya, Lex kembali melanjutkan membakar rotinya di atas wajan anti lengket. Tidak sampai lima menit berlalu, Elok kembali keluar dari kamar Kas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status