Share

6. Rich guy

Penulis: Liachuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 19:58:00

Aldrich terdiam. Dia terkejut saat Stacy berkata demikian.

"Jangan mengira aku sama seperti wanita lainnya, Aldrich!"

Stacy kira, dia berhasil membalikan keadaan karena Aldrich sudah terdiam begitu saja. Dia kira mungkin dirinya sudah mampu melawan Aldrich dengan segala keberanian yang dia kumpulan dengan susah payah.

Namun semuanya berubah saat Aldrich mencondongkan tubuhnya pada Stacy dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat. "Apa aku ketahuan sekarang?"

Dan beberapa detik berikutnya Aldrich lantas malah tertawa hingga terbahak. Membuat Stacy semakin yakin, jika Aldrich memang merencanakan semuanya sejak awal.

Stacy merubah raut wajahnya begitu tawa Aldrich terdengar. Sungguh, melihatnya membuat Stacy menjadi ketakutan sendiri. Meski dia masih berusaha untuk tetap terlihat tenang.

"You got me, honey?" tanya Aldrich saat dia pada akhirnya menghentikan tawa yang dia lakukan.

Tangan Aldrich terulur untuk mengusap pipi Stacy dengan lembut. "Sepertinya, kau memang pintar sekali membaca situasi. Such a good girl!"

Stacy terdiam. Tubuhnya menegang. Semakin dia memperhatikan Aldrich, semakin dia menyadari jika Aldrich tak hanya licik. Tapi, dia juga begitu kejam.

"Jadi, benar kau yang memerintahkan pria itu hingga akhirnya dia mati di tanganku?" tanya Stacy dengan gugup.

Bukan tak mungkin jika Stacy merasa berdebar di dalam dadanya. Jika memang Aldrich yang merencanakannya, berarti memang benar dirinya telah terjebak di dalam permainan Aldrich yang tak hanya licik, tapi juga kejam.

Aldrich tak segera menjawab pertanyaan Stacy. Dia lebih memilih untuk bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan mendekat pada Stacy. Dan duduk tepat di atas meja di hadapan Stacy setelah menggeserkan beberapa barang yang ada di meja tersebut.

"Menurutmu bagaimana?" tanya Aldrich begitu dia sudah menunduk dan mendekatkan wajahnya pada wanita itu.

Stacy terdiam, dia semakin gugup saat jarak wajahnya dengan Aldrich hanya tinggal beberapa senti saja. Bahkan, membuat Stacy menelan ludahnya dengan kasar.

"Kau takut? Oh, ayolah. Masa kau takut padaku? Setelah kau bahkan membunuh Aaron dengan tanganmu sendiri?" ujar Aldrich penuh penekanan.

Stacy tahu jika Aldrich tengah sengaja mengatakan hal seperti itu karena dia ingin membuat Stacy semakin terpojok. Bahkan kembali mengingat spa yang terjadi pada malam itu. Malam dimana Stacy harus menghunuskan sebilah pisau pada tubuh Aaron.

Pria yang baru saja dia ketahui jika dia adalah salah satu bawahan Aldrich. Dia mengetahuinya dari salah satu penjaga rumah Aldrich.

"Kau yang merencanakan semuanya brengsek! Kau memanfaatkan aku untuk semua ini, hah?!" Stacy berucap dengan berani.

"Wow! Tenang, Stacy. Pikirkan baik-baik. Memangnya siapa yang membunuh Aaron? Bukankah itu kau sendiri? Membuat Aaron mati tidak ada di dalam rencanaku."

Terdengar gila. Tapi, pada akhirnya Aldrich memang secara tak langsung mengakui jika dirinya merencanakan semua ini sejak awal. Dia menyuruh Aaron untuk melakukan sesuatu yang gila pada Stacy. Hingga pada akhirnya, Stacy bisa berada d dalam jangkauan Aldrich.

"Brengsek!" Maki Stacy dengan kedua tangan yang sudah mengepal dengan kuat hingga kukunya memucat.

Stacy masih mengingat betapa ketakutannya dia malam itu. Dimana dia yang saat itu sedang berada di tengah keramaian pesta dipanggil oleh seorang pria. Itu Aaron, yang saat itu mengaku sebagai rekan kerja sang ayah. Mengajaknya pergi dengan alasan akan mengajak Stacy bekerja sama untuk sebuah bisnis.

Siapa sangka Aaron malah membawanya ke tempat yang sepi. Dimana pria itu menarik Stacy dengan kasar dan berniat melecehkannya, bahkan mengeluarkan pisau untuk mengancam dirinya. Membuat Stacy dengan sekuat tenaga melawan dan lantas merebut pisau tersebut dan menusukkannya pada tubuh pria itu. Dan begitulah pada akhirnya Aldrich muncul seolah menjadi malaikat penolong untuk Stacy.

Dimana kenyataannya, Aldrich hanyalah iblis yang licik.

"Aku hanya menyuruh Aaron untuk sedikit saja menyentuhmu. Aku tidak tahu kalau ternyata dia malah kelewatan. Tapi, aku cukup kagum denganmu yang bahkan bisa menusukkan pisau pada tubuhnya," ujar Aldrich dengan tepukan tangannya bangga.

Stacy memicing menatap Aldrich. Bisa-bisanya pria itu merasa bangga saat satu nyawa melayang karenanya.

"Ceraikan aku sekarang juga," ujar Stacy.

Tidak ada alasan lagi untuk Stacy tetap berada di sana dan melanjutkan kontraknya.

Aldrich yang merencanakan semuanya, jadi dengan Aaron yang terbunuh, itu bukan salah Stacy sepenuhnya. Tak perduli saat rasa bersalah itu tetap menghantui Stacy hingga saat ini.

Untuk pertama kalinya Stacy membunuh seseorang membuatnya tak dapat berpikir lagi dengan baik hingga dengan gegabah menerima tawaran Aldrich begitu saja.

Aldrich menggelengkan kepalanya. "Bercerai? How about the contract?"

"Masa bodoh dengan kontrak! Salah besar aku menyetujui kontrak bodoh ini!"

Stacy hendak bangkit dari duduknya. Akan tetapi, Aldrich sudah terlebih dahulu menahan lengannya. Membuat Stacy kembali terduduk di kursi tersebut.

Aldrich juga mencengkram rahang Stacy hingga membuat wanita itu mendongak menatap ke arahnya.

"Kau tidak bisa melarikan diri, Stacy. Kita sudah terikat kontrak, dan tak bisa diakhiri begitu saja. Atau kau, akan kehilangan perusahaan ayahmu yang berharga itu," ujar Aldrich sembari tersenyum miring.

Stacy sadar, Aldrich tengah meremehkannya. Pria itu dengan sengaja menyebutkan kelemahan Stacy. Tentang Stacy yang begitu mengharapkan perusahaan ayahnya.

"Perusahaan itu bahkan akan jatuh ke tangan kakakku!" seru Stacy tak ingin kalah.

Dia mencoba terlihat tak perduli atas perusahaan itu.

"Ya benar. Tapi, menurutmu apa yang akan terjadi kalau pada kenyataannya sebagian besar saham di perusahaan kecil seperti itu, adalah milikku?"

Stacy membulatkan matanya tak percaya. Dia menatap Aldrich yang terus saja menunjukan sikap arogannya.

"A–apa maksudmu?" tanya Stacy penasaran.

"Kau hanya tinggal memilih, Stacy. Mau memiliki perusahaannya, atau membiarkannya hancur?" tanya Aldrich dengan penawaran yang dia berikan.

Stacy seperti tengah berada di sebuah persimpangan jalan yang sulit. Dia tidak tahu jalan mana yang harus dia tempuh sekarang.

"Stacy, jangan lupakan juga kalau aku tetap masih bisa memenjarakanmu karena membunuh Aaron. Memangnya kau ingin, dipenjara dan akhirnya melihat perusahaan ayahmu itu hancur, keluargamu kacau balau. Boom! Hancur berkeping-keping."

Ancaman Aldrich jelas tak main-main. Pria itu memiliki kekuasaan yang besar. Hartanya begitu berlimpah. Saham dimana-mana, belum lagi citra baiknya di mata orang lain. Tanpa mereka tahu bagaimana kejamnya Aldrich sebenarnya.

"Lepaskan!" seru Stacy yang kini sudah menepis tangan Aldrich yang mencengkram rahangnya.

Aldrich menurut, dia melepaskan tangannya dari wajah Stacy dengan senyuman yang dia tunjukan.

"Bagaimana? Masih tetap ingin bercerai? Aku bahkan bisa memberikan kemewahan untukmu. Mansion? Mobil? Barang branded? Jet pribadi? I can give you everything, if you can give me what i want!"

Tawaran menarik, tapi menyulitkan.

Siapa yang akan tidak tergoda jika ditawari kekayaan seperti itu? Kata 'Uang bukan segalanya' itu adalah omong kosong belaka! It's a big bullshit!

Karena nyatanya, segalanya butuh uang.

"Kau, bisa memberikan semuanya?" tanya Stacy yang mulai tergiur.

Aldrich menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Jangan lupakan, Rich adalah nama tengahku."

Mengingat betapa mewahnya tempat yang sekarang Stacy tinggali bersama Aldrich saja membuat Stacy bisa membayangkan betapa kayanya Aldrich. Membuat Stacy semakin yakin jika Aldrich memang memiliki harta yang berlimpah.

Meski Stacy tak pernah tahu apa saja rahasia yang disembunyikan Aldrich darinya. Atau bahkan, dari mana Aldrich mendapatkan uang sebanyak itu.

"Aku bahkan bisa membelikan pulau untukmu," tambah Aldrich dengan tawaran menggiurkan lainnya.

Dan itu membuat Stacy semakin yakin. Aldrich memang pantas mendapatkan kata 'Rich' pada nama tengahnya

Bab terkait

  • The Perfect Hot Wife   7. Siapa wanita itu?

    Tawaran Aldrich yang menggiurkan jelas tak bisa Stacy tolak lagi. Tentang harta, tahta, koneksi, semua hal itu adalah sesuatu yang dibutuhkan Stacy saat ini.Namun, apakah dia mampu menghadapi pria licik seperti Aldrich? Ini sama saja seperti Stacy tengah berhadapan dengan iblis yang berwujud manusia."Jadi, masih tetap ingin melanjutkan?" tanya Aldrich menatap Stacy dengan tatapan yang meremehkan.Stacy sempat menghindari sorot mata Aldrich untuk sejenak. Dia berusaha berpikir dengan baik. Masalahnya, bukan hanya tentang tawaran yang luar biasa, tapi juga soal ancaman Aldrich padanya. Meski jelas, Stacy juga harus mengorbankan banyak hal dari dirinya untuk Aldrich.Dengan kata lain, Stacy memang harus tunduk pada pria itu."Tidak dengan anak!" Seru Stacy kemudian.Dia sudah memikirkannya berkali-kali. Tapi, untuk anak, jawabannya akan tetap tidak. Dia tidak bisa jika harus melibatkan seorang anak di antara mereka."Okay! Tapi, jangan salahkan aku jika aku menikah lagi dan memiliki an

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • The Perfect Hot Wife   8. Menikah dengan yang lain

    "Siapa wanita yang berbicara berdua denganmu di malam pernikahan kita?"Aldrich sempat terdiam atas pertanyaan Stacy. Sebelum akhirnya dia menunjukan senyuman tipisnya di sana. "Mikayla Adnestter. Kurasa kau pasti pernah melihatnya di televisi. Dia seorang news anchor." "Iya aku tahu itu. Maksudku, apa hubunganmu dengannya? Kenapa kau justru malah membawa Mikayla menjauh dariku malam itu? Bahkan, kalian berbicara begitu lama," jelas Stacy. Dia kembali mengingat malam pernikahan mereka. Dimana Aldrich meninggalkannya begitu saja dengan Mikayla yang dibawanya menjauh sampai berpuluh-puluh menit berlalu."Jangan pernah sekalipun kau berurusan dengannya!" Jawab Aldrich tegas pada Stacy.Raut wajahnya berubah drastis. Aldrich benar-benar menunjukan ketidaksukaannya di sana. Ya, tentang bagaimana tak sukanya dia saat Stacy bertanya tentang wanita itu. Pada faktanya, Aldrich tak ingin membuat Stacy berhadapan dengan Mikayla.Di sana Stacy menjadi semakin yakin bagaimana Aldrich menyembunyik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • The Perfect Hot Wife   9. Projek rahasia

    "K–kau akan menikahinya juga, Aldrich?" Pertanyaan yang dilontarkan Stacy mampu membuat Aldrich mengernyitkan dahinya heran. Dia sama sekali tak mengerti apa yang dimaksudkan wanita itu.Sampai pada akhirnya, Aldrich tertawa dengan begitu nyaring. Tepat saat dia menyadari kesalahpahaman yang telah terjadi di sana. Kesalahpahaman Stacy akan apa yang dia katakan soal Laura."Tidak, Nona Stacy! Bukan begitu!" Seru Laura saat dia juga menyadarinya.Sekarang, Stacy dibuat tambah bingung lagi dengan apa yang tengah terjadi saat Aldrich justru malah mengeluarkan tawanya."Tuan Aldrich, sebaiknya kau segera jelaskan pada Nona Stacy sebelum kesalahpahaman nya semakin jauh lagi," ujar Laura panik pada Aldrich di sana.Mendengar hal itu, Aldrich lantas menghentikan tawanya. Dia juga telah mengesat sudut matanya yang nampak sedikit berair karena tawa yang dia lakukan."Oh God, Stacy! Kenapa kau malah mendadak bodoh? Padahal aku begitu yakin kau itu pintar dan cerdas. Kenapa sama sekali tak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • The Perfect Hot Wife   10. Party

    "Ayo pulang," ajak Aldrich dengan tangan yang sudah dia ulurkan pada Stacy.Tak langsung disambut dengan baik uluran tangan yang diberikan Aldrich, kini Stacy sudah menatap pria itu heran. "Pulang? Kau serius?"Sebuah anggukan menjadi jawaban Aldrich."Aldrich, kau benar-benar serius? Kau baru saja sampai beberapa jam yang lalu. Tapi, sekarang kau sudah mengajak pulang? Bukannya bekerja?" tanya Stacy tak percaya."Serius, Stacy. Memangnya apa masalahnya? Aku bisa menyuruh Billy untuk mengerjakan semua sisanya," jawab Aldrich dengan begitu tenang.Sungguh, Stacy tak mengerti. Untuk seseorang yang begitu perfeksionis seperti Stacy, ini terasa tak bisa diterima sama sekali. Apalagi soal pekerjaan. Bagaimana bisa Aldrich dengan santainya mengatakan seperti itu seolah tanpa beban sama sekali?"Gila. Bagaimana bisa kau memiliki perusahaan sebesar ini kalau kerjamu seperti ini?!" Seru Stacy dnegan gelengan di kepalanya.Mendengar itu, Aldrich terkekeh pelan. "Ya tidak setiap hari juga aku se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • The Perfect Hot Wife   11. Surprise

    "Rapihkan dress-mu, Stacy. Kau tidak bisa keluar dengan penampilan yang berantakan."Stacy menoleh pada Aldrich dengan tatapan sinisnya. Bukan lagi sekadar merasa kesal, kini Stacy benar-benar ingin sekali menghantamkan heels yang dia kenakan pada Aldrich. Sayangnya, dia tidak ingin membunuh untuk kali kedua."Memangnya siapa yang membuatku berantakan?!" Kesal Stacy padanya.Bukannya merasa bersalah, Aldrich justru malah terkekeh pelan sembari mengancingkan kemeja yang dia kenakan.Aldrich memang segila itu. Dengan nekatnya pria itu mencumbu Stacy di dalam mobil. Belum lagi dengan tangannya yang meraba ke sana kemari, hingga membuat Stacy harus menyingkap dress yang dia kenakan saat Aldrich membawa dia ke atas pangkuannya.Tentu dengan celana dalam Stacy yang dilepaskan, hingga Aldrich benar-benar memasukan miliknya. Gerakan cepat yang pada akhirnya membuat mereka keluar bersama. Beruntungnya, Aldrich mengenakan pengaman hingga cairannya tidak berantakan.Stscy sampai harus menahan de

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • The Perfect Hot Wife   12. Istri atau budak

    "Mikayla?"Aldrich tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Kejutan yang diberikan Steve mampu membuat dia menatap wanita itu tak percaya. Bersamaan dengan Aldrich yang kini telah menatap Stacy di sampingnya."Ow, Steve. Kau tidak mengatakan Aldrich datang dengan istrinya."Sama seperti Aldrich, Mikayla sendiri kini juga menunjukan raut wajah terkejutnya saat melihat ke arah Aldrich yang tengah duduk bersama Stacy. Meski memang tidak begitu terkejut seperti Aldrich."Ya, aku juga tidak tahu. Mungkin karena pengantin baru, susah berpisah," ujar Steve meledek.Rasanya membuat Stacy semakin tak suka lagi pada pria itu. Nyatanya Steve telah benar-benar membuat Stacy jengkel dengan tingkahnya itu."Tunggu, apa yang sebenarnya kalian—""Rileks, Aldrich. Aku hanya menjadi tamu yang kebetulan dihubungi Steve untuk datang kemari," potong Mikayla dengan senyuman yang dia tunjukan. Dimana selanjutnya dia telah menatap ke arah Stacy."Hai, Stacy. Boleh 'kan aku bergabung di sini?" tanya Mikayla

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • The Perfect Hot Wife   13. Pesan misterius

    Menikmati segelas champagne yang sudah ada di tangannya, Stacy menyesap isi gelas itu untuk yang ke sekian kalinya. Sembari menatap Aldrich yang kini tengah berdiri dengan seseorang yang Stacy yakini adalah salah satu rekan kerjanya.Namun, satu hal yang membuat Stacy bingung di sana adalah Aldrich yang tidak ikut serta membawa Stacy untuk mengobrol dengan pria itu. Padahal sebelumnya Aldrich selalu membawa Stacy dan memperkenalkan dirinya dengan bangga.Sekarang? Stacy malah disuruh menunggu di salah satu meja bundar yang ada di sana. Seorang diri dengan hanya ditemani beberapa makanan dan sebotol champagne mahal itu."Mrs. Stacy?"Stacy menoleh pada asal suara. Seorang pria kini telah berdiri di sampingnya. Sedikit membungkuk dengan sopan ke arah Stacy."Ya? Apa kau mengenalku?" tanya Stacy kebingungan.Pria dengan pakaian yang dipakai para pelayan di sana itu nampak menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dengan senyuman tipis yang dia tunjukan pada Stacy."Seseorang menitipkan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • The Perfect Hot Wife   14. Salah kamar

    Stacy melangkahkan kakinya ke dalam kamar dengan pintu hitam yang dipilihnya. Dengan perlahan, Stacy lantas melihat-lihat seisi ruangan tersebut. Memperhatikan setiap detail kamar super besar itu.Mungkin, kalau dibandingkan dengan kamar miliknya di rumahnya terdahulu, ini jelas berkali lipat lagi besarnya. Belum lagi dengan barang-barang mewah yang ada di sana. Sepertinya kalau Stacy meminta beberapa persen kekayaan Aldrich saat bercerai nanti saja sudah mampu membuatnya hidup sebagai janda kaya.Ya, janda yang dipenuhi dengan kemewahan dimana dia hanya perlu bersantai di rumahnya tanpa harus kebingungan saat memikirkan bagaimana dia bisa menghidupi dirinya sendiri."Sayangnya, pasti sulit untuk bercerai dengan Aldrich saat kontrak itu masih menjadi ikatan mereka," gumam Stacy.Kalau diperbolehkan untuk memilih juga Stacy sendiri pasti lebih memilih menjadi janda kaya raya daripada harus menjadi istri yang merangkap sebagai budak sekaligus untuk Aldrich si pria penuh kelicikan itu."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • The Perfect Hot Wife   20. Keuntungan yang besar

    "Perkenalkan, ini istriku, Stacylia Frey. Dia yang akan menjadi Presdir sementara untuk menggantikan Pak Yovi."Itulah bagaimana Aldrich memperkenalkan Stacy pada beberapa orang yang sudah duduk di kursinya masing-masing. Sebuah perkenalan yang lantas membuat Stacy harus bersikap elegan sembari tersenyum dan memperkenalkan dirinya sendiri. Seperti yang diinginkan oleh Aldrich, Stacy sedang berusaha untuk menjadi seorang istri yang sempurna, untuk bisnisnya."Duduklah," ucap Aldrich pada Stacy.Stacy mengangguk dengan lembut. Dia pada akhirnya duduk tepat di samping Aldrich. Dan sekali lagi, Stacy tengah berusaha bersikap baik dengan segala manner yang dia miliki. Tak lupa, Stacy juga mencoba untuk terlihat angkuh.Membutuhkan waktu beberapa puluh menit untuk mereka semua membahas beberapa hal tentang perusahaan dan semacamnya. Stacy tak begitu tahu banyak hal tentang itu. Tapi, sedikitnya dia yang sudah paham dengan bisnis sedikit menger

  • The Perfect Hot Wife   19. Pria yang dikenal

    "Karena dengan menjadi istriku, keamananmu adalah nomor satu. Kau tak pernah tahu bahaya yang mungkin akan datang saat menjadi bagian dari diriku."Bisikan yang diberikan Aldrich di telinganya jelas membuat Stacy tidak bisa tenang begitu saja. Jelas yang dikatakan pria itu mampu membuat kecemasan dalam dirinya bangkit. Tidak mungkin Stacy tidak khawatir kalau Aldrich mengatakannya dengan begitu serius.Sebab, di sisi lain, Stacy juga tak pernah benar-benar mengenal bagaimana Aldrich sebenarnya. Bagaimana pria itu menjalani kehidupannya. Meski lelah dengan hidupnya, tapi Stacy juga tidak mau kalau dia harus mati konyol hanya karena telah menjadi istri seorang Christian Aldrich Devoire.Stacy menelan ludahnya sendiri. "Apa orang-orang mencoba memburumu atau semacamnya?" tanya Stacy pada akhirnya.Rasa penasaran dalam dirinya tak bisa dielakkan lagi.Bukannya menjawab, Aldrich justru malah tersenyum dan mengangkat kedua bahunya."Ay

  • The Perfect Hot Wife   18. Bahaya yang mengancam

    Cukup memalukan untuk Stacy saat Levin berucap demikian. Dimana itu berarti, Levin benar-benar mengetahui apa yang terjadi semalam. Tentang apa yang dia lakukan bersama Aldrich di dalam kamar hingga membuat Stacy melenguh dan mendesah dengan begitu keras. Nyaris seperti jeritan, tepat dengan yang dikatakan oleh Levin.Pun begitu, Stacy sudah mendapati Levin pergi dari mereka. Pria itu sudah berlalu meninggalkan Stacy dan Aldrich di sana. Bahkan, membuat Aldrich bisa merasakan bahunya sengaja ditabrakkan oleh tubuh Levin. Membuat Aldrich ingin sekali memberikan pukulan pada Levin, jika saja Stacy tidak mengalihkan fokusnya."Dari mana? Kenapa tidak mengatakan akan pergi?" tanya Stacy penasaran pada Aldrich.Nyatanya, wanita itu lebih memilih untuk memberikan pertanyaan, daripada membahas apa yang sebelumnya dikatakan oleh Levin."Ada urusan," jawab Aldrich singkat."Kenapa tidak membangunkan aku? Kau malah meninggalkan aku sendiri," ujar S

  • The Perfect Hot Wife   17. Jeritan yang terdengar

    Stacy cukup terkejut saat dia telah berjalan keluar kamar pagi ini. Dimana dia yang tengah mencari Aldrich yang entah kemana sejak pagi buta, malah menemukan suasana Mansion itu yang sudah rapi. Dengan beberapa pelayan yang ada di sana. Padahal, sebelumnya suasana di sana begitu ramai dan dapat dipastikan jika pagi ini tempat itu akan begitu berantakan.Mungkin, karena memang Aldrich atau entah siapa yang mengurus tempat itu telah mengerahkan puluhan pekerja untuk membereskan semua itu. Hingga akhirnya, semuanya cepat beres dalam waktu singkat. Saat waktu baru menunjukan pukul tujuh pagi."Selamat pagi, Nona Stacy."Sapaan itu terus terdengar selama Stacy berjalan ke sana kemari untuk mencari Aldrich. Ya, itu adalah sapaan dari beberapa pelayan yang berpapasan dengannya selagi dia menyusuri beberapa tempat yang ada di sana."Ya. Apa kau melihat Suamiku?" tanya Stacy saat dia mulai merasa lelah mencari Aldrich ke sana kemari."Ah, Tuan Ald

  • The Perfect Hot Wife   16. Fantasi liar

    "Jangan melakukan hal lain selain dengan menuruti perintahku dan menjadi istri yang baik untukku, Stacy. Atau kau, akan terluka. Lebih buruknya, kau mungkin akan mati."Kalau sudah seperti ini, jelas Stacy sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia hanya bisa menjadi seorang wanita yang telah patuh pada suaminya. Ah, atau mungkin lebih tepatnya itu adalah tuannya.Karena Stacy sendiri sadar kalau Aldrich tak benar-benar menganggapnya sebagai istri saja. Nyatanya pria itu juga menganggapnya sebagai seseorang yang bisa dia perbudak di antara bisnis dan urusan ranjangnya."Aku ingin beristirahat," ucap Stacy kemudian. Dia berusaha menghindari Aldrich di sana dengan bangkit dari duduknya.Aldrich malah menunjukan senyumnya pada Stacy yang sudah berdiri dari sampingnya."Memangnya siapa yang mengizinkanmu untuk beristirahat, sayang? Kau bahkan sudah menghabiskan beberapa waktu mu untuk tertidur di kamar Levin," ucap Aldrich dengan jari telunjuk yang sudah bergerak menggaruk pelipisnya yan

  • The Perfect Hot Wife   15. Jadilah istri penurut

    Tidak seperti Stacy yang terlihat begitu gelisah mendengar suara Aldrich di luar sana. Levin justru terlihat santai dan tenang-tenang saja, seolah kehadiran Aldrich bukanlah hal yang akan menjadi masalah untuk dirinya. Padahal dari suaranya saja terdengar jelas jika Aldrich tengah berada di dalam sebuah amarah."Tenang saja, jangan khawatirkan apapun. Biar aku yang menjelaskan pada pria itu," ucap Levin saat melihat kekhawatiran Stacy.Dia juga sudah berjalan melewati Stacy di sana. Dimana dia kini telah membukakan pintu kamar tersebut.'Levin, benar-benar tidak merasa takut untuk berhadapan dengan Aldrich?' tanya Stacy dalam hati.Menghela nafasnya dalam, Stacy sempat memejamkan matanya untuk beberapa detik. Dia mempersiapkan diri jika saja Aldrich memarahi dan melemparkan makian padanya."Hai! Lama tidak bertemu, Aldrich. Kakakku!"Stacy kembali dikejutkan dengan hal lain. Kakak, katanya? Stacy sampai harus berpikir dengan baik, dia takut jika memang telinganya salah mendengar Levin

  • The Perfect Hot Wife   14. Salah kamar

    Stacy melangkahkan kakinya ke dalam kamar dengan pintu hitam yang dipilihnya. Dengan perlahan, Stacy lantas melihat-lihat seisi ruangan tersebut. Memperhatikan setiap detail kamar super besar itu.Mungkin, kalau dibandingkan dengan kamar miliknya di rumahnya terdahulu, ini jelas berkali lipat lagi besarnya. Belum lagi dengan barang-barang mewah yang ada di sana. Sepertinya kalau Stacy meminta beberapa persen kekayaan Aldrich saat bercerai nanti saja sudah mampu membuatnya hidup sebagai janda kaya.Ya, janda yang dipenuhi dengan kemewahan dimana dia hanya perlu bersantai di rumahnya tanpa harus kebingungan saat memikirkan bagaimana dia bisa menghidupi dirinya sendiri."Sayangnya, pasti sulit untuk bercerai dengan Aldrich saat kontrak itu masih menjadi ikatan mereka," gumam Stacy.Kalau diperbolehkan untuk memilih juga Stacy sendiri pasti lebih memilih menjadi janda kaya raya daripada harus menjadi istri yang merangkap sebagai budak sekaligus untuk Aldrich si pria penuh kelicikan itu."

  • The Perfect Hot Wife   13. Pesan misterius

    Menikmati segelas champagne yang sudah ada di tangannya, Stacy menyesap isi gelas itu untuk yang ke sekian kalinya. Sembari menatap Aldrich yang kini tengah berdiri dengan seseorang yang Stacy yakini adalah salah satu rekan kerjanya.Namun, satu hal yang membuat Stacy bingung di sana adalah Aldrich yang tidak ikut serta membawa Stacy untuk mengobrol dengan pria itu. Padahal sebelumnya Aldrich selalu membawa Stacy dan memperkenalkan dirinya dengan bangga.Sekarang? Stacy malah disuruh menunggu di salah satu meja bundar yang ada di sana. Seorang diri dengan hanya ditemani beberapa makanan dan sebotol champagne mahal itu."Mrs. Stacy?"Stacy menoleh pada asal suara. Seorang pria kini telah berdiri di sampingnya. Sedikit membungkuk dengan sopan ke arah Stacy."Ya? Apa kau mengenalku?" tanya Stacy kebingungan.Pria dengan pakaian yang dipakai para pelayan di sana itu nampak menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dengan senyuman tipis yang dia tunjukan pada Stacy."Seseorang menitipkan pe

  • The Perfect Hot Wife   12. Istri atau budak

    "Mikayla?"Aldrich tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Kejutan yang diberikan Steve mampu membuat dia menatap wanita itu tak percaya. Bersamaan dengan Aldrich yang kini telah menatap Stacy di sampingnya."Ow, Steve. Kau tidak mengatakan Aldrich datang dengan istrinya."Sama seperti Aldrich, Mikayla sendiri kini juga menunjukan raut wajah terkejutnya saat melihat ke arah Aldrich yang tengah duduk bersama Stacy. Meski memang tidak begitu terkejut seperti Aldrich."Ya, aku juga tidak tahu. Mungkin karena pengantin baru, susah berpisah," ujar Steve meledek.Rasanya membuat Stacy semakin tak suka lagi pada pria itu. Nyatanya Steve telah benar-benar membuat Stacy jengkel dengan tingkahnya itu."Tunggu, apa yang sebenarnya kalian—""Rileks, Aldrich. Aku hanya menjadi tamu yang kebetulan dihubungi Steve untuk datang kemari," potong Mikayla dengan senyuman yang dia tunjukan. Dimana selanjutnya dia telah menatap ke arah Stacy."Hai, Stacy. Boleh 'kan aku bergabung di sini?" tanya Mikayla

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status