Beranda / CEO / The Perfect Hot Wife / 5. Pria yang licik

Share

5. Pria yang licik

Penulis: Liachuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 18:09:39

"Berikan anak untukku."

Stacy hampir membulatkan matanya sempurna, tak percaya dengan apa yang baru saja Aldrich katakan.

Dia tak begitu masalah saat dirinya harus dijadikan sebuah alat untuk perjanjian yang mereka lakukan untuk menguntungkan satu sama lain. Tapi, anak? Sungguh, Stacy memang selalu mengharapkan anak selama ini dan membayangkan jika dia telah menikah dia ingin ada seorang anak yang lucu dan lahir dari rahimnya sendiri.

Tapi, kalau begini. Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin seorang anak dijadikan sebuah perjanjian? Ini sama saja dengan Stacy juga menjual anaknya pada Aldrich yang pasti akan memberikan penawaran dengan harta yang dia miliki di sana.

"Tidak. Kita menikah hanya karena sebuah kontrak. Kita tak bisa melibatkan anak yang tidak berdosa pada hubungan seperti ini," ujar Stacy kemudian.

Bukannya merasa bersalah karena Stacy berucap demikian, Aldrich kini malah tertawa. Sebelum akhirnya menatap Stacy dengan senyuman miring yang dia tunjukan pada wanita itu.

"Memangnya apa yang mungkin akan aku lakukan dengan anakku, Stacy? Sampai kau begitu khawatir seperti itu."

Stacy menggeleng dengan ragu.  "Apapun yang akan kau lakukan. Tetap saja tak bisa melibatkan anak dalam pernikahan ini. Apalagi, saat nanti kita berpisah pasti—"

"Apa aku mengatakan kita akan bercerai?" Sela Aldrich dengan satu alis yang terangkat.

Mengernyitkan dahinya menatap Aldrich, Stacy kebingungan dengan apa yang dikatakan pria itu. "Di dalam kontrak disebutkan jika kita menikah dengan waktu yang disebutkan."

"Lalu, apa di sana ada tertulis jika kita akan bercerai?"

Stacy menggeleng.

Dia ingat memang di dalam kontrak yang dia buat bersama Aldrich, tak ada waktu yang disebutkan di sana. Tentang berapa lama mereka akan menjalani pernikahan ini.

"Tapi, di sana—"

"Waktunya tidak disebutkan. Maka, kita tetap akan menjadi sepasang suami istri. Kita tidak akan bercerai jika aku memang tidak akan menceraikanmu," ujar Aldrich dengan senyuman miringnya.

Aldrich bangkit dari posisinya sekarang. Bahkan, dia tak perduli dengan tubuh polosnya yang terlihat oleh Stacy. Sedangkan Stacy kini segera meraih selimut untuk menutup tubuhnya.

"Jadi, kau tetap milikku sampai aku sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri semua ini," ucap Aldrich sekali lagi dengan senyuman miring yang dia tunjukan.

"Tidak bisa begitu!"

"Bisa, Stacy. Sudah kukatakan kau hanya perlu menjadi istri yang sempurna untukku. Termasuk memberikankan keturunan untukku. Karena aku tahu, jika kau sudah menjadi pilihan terbaikku."

Tanpa menunggu protes lainnya dari Stacy, Aldrich sudah melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Stacy di sana.

Sedangkan Stacy? Kini dia tak bisa melakukan apapun lagi. Dia sudah terjebak dalam permainan yang Aldrich buat. Ternyata benar saja, dia tidak benar-benar bebas dari jeruji besi yang mungkin menjadi ancamannya karena membunuh pria itu. Melainkan dia telah masuk ke dalam penjara lainnya yang tak kalah menyesakkan.

Stacy mengepalkan kedua tangannya erat. Dengan rahang yang semakin mengeras karena menahan kekesalannya.

Aldrich memang benar-benar licik.

***

Tidak ada bulan madu, tidak ada romentisme hubungan yang biasanya dilakukan sepasang suami istri di dunia ini.

Alih-alih berbulan madu, Stacy malah dituntut Aldrich untuk melakukan ini dan itu. Mempelajari beberapa hal yang harus dia lakukan selama menjadi istrinya. Ya, seperti yang selalu dikatakan oleh Aldrich, Stacy dituntut untuk menjadi seorang istri yang sempurna, istri yang bisa melakukan apapun untuk Aldrich termasuk untuk mengurus bisnis milik Aldrich yang diserahkan padanya.

"Sudah mengerti dengan apa yang harus kau lakukan, Stacy?" tanya Aldrich pada Stacy di sana.

Stacy menghela nafasnya dan mengangguk. "Mengerti."

"Bagus! Aku tahu aku tak salah memilih. Ayahmu memiliki perusahaan, jadi aku yakin kau sedikitnya paham tentang bisnis," ucap Aldrich bangga.

Ya, yang dikatakan Aldrich memang benar. Stacy bahkan sedang berusaha membuat perusahaan ayahnya jatuh ke tangannya. Dia ingin menjadi penerus sang ayah. Meski dia harus bersaing dengan kakaknya sendiri yang sudah di agung-agungkan oleh ayah dan ibunya.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa memasak? Yang aku tahu, kau tak pernah mengikuti kelas memasak atau semacamnya," ujar Aldrich.

Pasalnya, sekarang mereka tengah menikmati sarapan yang dibuat Stacy sebelumnya.

"Kau mencari tahu tentang aku?" tanya Stacy tanpa menjawab Aldrich.

Stacy semakin merasa aneh karena Aldrich seperti tahu semua tentang Stacy. Padahal, selama ini dia tak pernah mengatakan apapun pada Aldrich selain dnegan perjanjian mereka dan juga rencana pernikahan sebelumnya.

Aldrich terkekeh pelan. "Tentu saja. Kau pikir aku akan sembarangan memilih wanita yang akan menikah denganku?"

"Di antara banyak wanita, kenapa kau memilihku?"

Menunjukan respon yang begitu tenang, Aldrich menatap Stacy dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Sudah kubilang beberapa kali, kau memiliki kriteria sebagai istri sempurna yang aku inginkan, sayang."

Stacy mendecih. "Pembual."

Aldrich tertawa, cukup renyah.

"See? You're smart! I like it! Kau juga pandai membaca situasi. Akan sangat cocok untuk membantuku memegang bisnis yang aku kelola."

Menatap Aldrich dengan tajam, Stacy tak mengerti lagi dengan isi kepala Aldrich yang penuh dengan tipu muslihat tersebut. Dari seringaian yang seringkali Aldrich tunjukan saja, Stacy juga sadar kalau Aldrich ternyata tak sebaik itu. Pria itu tengah memanfaatkannya.

"Kau, merencanakannya bukan?" tanya Stacy masih dengan tatapan tajamnya.

Tidak lagi menunjukan tawa atau kekehan, Aldrich justru membalas tatapan mata Stacy tak kalah tajam. Hingga beberapa detik berikutnya, Aldrich sudah menunjukan seringaiannya lagi.

"Kenapa berpikir seperti itu, baby?" tanyanya.

Pertanyaan yang seolah mengocok perut Stacy hingga terasa mual. Muak dengan apa yang dikatakan pria seperti iblis di hadapannya.

"Apakah mungkin sebuah kebetulan saat semuanya menjadi seperti ini, Tuan Devoire?" tanya Stacy penuh penekanan.

Sekarang Aldrich nampak menusukkan lidahnya pada pipinya di dalam sana. Sembari terus tersenyum Stacy seolah dia tengah meremehkan apa yang dikatakan wanita itu.

"Lalu, apakah memang ada bukti jika aku merencanakan semuanya, Nona Frey? Ah, maksudku, Nona Devoire?"

Stacy kembali mendecih mendengar hal itu. Dia sekarang mulai menyesali apa yang telah dia lakukan hingga berstatus sebagai istri pria seperti Aldrich. Pria yang masih begitu misterius seolah menyimpan banyak sekali rahasia di kehidupannya.

"Aaron Davian. Nama pria itu. Pria yang aku bunuh," ucap Stacy dengan tatapan mata yang semakin sengit menatap Aldrich. "Pria itu, bukankah dia suruhanmu?"

Bab terkait

  • The Perfect Hot Wife   6. Rich guy

    Aldrich terdiam. Dia terkejut saat Stacy berkata demikian."Jangan mengira aku sama seperti wanita lainnya, Aldrich!"Stacy kira, dia berhasil membalikan keadaan karena Aldrich sudah terdiam begitu saja. Dia kira mungkin dirinya sudah mampu melawan Aldrich dengan segala keberanian yang dia kumpulan dengan susah payah.Namun semuanya berubah saat Aldrich mencondongkan tubuhnya pada Stacy dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat. "Apa aku ketahuan sekarang?"Dan beberapa detik berikutnya Aldrich lantas malah tertawa hingga terbahak. Membuat Stacy semakin yakin, jika Aldrich memang merencanakan semuanya sejak awal.Stacy merubah raut wajahnya begitu tawa Aldrich terdengar. Sungguh, melihatnya membuat Stacy menjadi ketakutan sendiri. Meski dia masih berusaha untuk tetap terlihat tenang."You got me, honey?" tanya Aldrich saat dia pada akhirnya menghentikan tawa yang dia lakukan.Tangan Aldrich terulur untuk mengusap pipi Stacy dengan lembut. "Sepertinya, kau memang pintar sekali membaca s

  • The Perfect Hot Wife   1. Jadilah Istriku

    "Ohh! Aku ... membunuhnya?"Stacylia Frey lantas terdiam saat seorang pria yang bersimbah darah berbaring di hadapannya. Matanya bergetar, begitu pula dengan tubuhnya. Kakinya melangkah mundur dengan perlahan, begitu kaku layaknya sebuah robot."Stacy?"Seseorang memanggil namanya. Teriakan yang menjadi samar di telinga Stacy. Sebab, saat ini telinganya seperti tengah berdengung, hingga pendengarannya menjadi tak begitu normal."A–aku membunuhnya ... Aku membunuh dia," ucap Stacy lirih.Tangannya terangkat, sebilah pisau yang berada di genggaman tangannya lantas dia jatuhkan. Tangannya bergetar hebat, rasa takutnya semakin menjadi saat dia baru saja teringat telah menghunuskan pisau itu pada perut pria di hadapannya.Pria yang terbaring dengan genangan darah, pria yang tak sadarkan diri, pria yang dibunuhnya."No, Stacy. Ayo, kau harus ikut bersamaku." Pria yang juga terlihat terkejut melihat Stacy dengan pisau berdarah itu lantas menarik tangan Stacy.Membawa Stacy setengah berlari,

  • The Perfect Hot Wife   2. I'm Virgin

    "Itu adalah harga yang pas untuk kau bayar, Stacy. Aku harap, kau akan menjadi istri yang sempurna. Istri yang bisa membuatku merasa puas di atas bisnisku dan juga di atas ranjang ku," tambahnya.Stacy terdiam. Sekarang, dia mengerti. Aldrich bukan hanya sekadar membantu dengan cuma-cuma, pria itu memiliki maksud lain. Dan Aldrich, tak hanya bisa menjadi malaikat penolong Stacy, pria itu juga bisa menjadi iblis yang akan menarik Stacy pada kegelapannya.Dengan sorot mata yang menatap Stacy dengan begitu lekat, Aldrich lantas semakin mendekatkan wajahnya pada wanita itu. Terlebih saat fokusnya berubah pada bibir tipis milik Stacy. Bibir tipis berwarna merah muda yang terlihat sedikit basah."Apa yang akan aku dapatkan selain dengan terbebas dari hukumanku?"Pertanyaan yang dilontarkan Stacy tepat di hadapan wajahnya membuat Aldrich lantas terkekeh. Awalnya, dia tertarik untuk menyesap atau sekadar nengecup bibir wanita itu, tapi mendengar apa yang dikatakan olehnya, membuat Aldrich ras

  • The Perfect Hot Wife   3. Jatah malam pertama

    "Selamat atas pernikahanmu, Christian Aldrich Devoire."Stacy tak menyangka jika dia memang akan menikah secepat itu dengan Aldrich. Hanya berselang tiga minggu setelah kesepakatan mereka sebelumnya. Dan sekarang, mereka tengah mengadakan pesta pernikahan. Meski jam sudah menunjukan pukul delapan malam, acaranya sama sekali tak terlihat akan berakhir.Stacy sendiri juga sudah mengganti gaun pernikahannya dengan dress putih satin dengan tali spaghetti. Panjangnya menjuntai, tapi terdapat belahan di salah satu sisinya hingga setengah paha."Aldrich, boleh aku pergi sebentar?" bisik Stacy pada Aldrich yang sedang mengobrol dengan salah satu kenalannya."Sebentar, ya?" ucap Aldrich kemudian pada pria yang sebelumnya tengah mengobrol dengannya.Kini, Aldrich justru meraih tangan Stacy dan membawa wanita itu berjalan sedikit menjauh dari keramaian."Mau kemana?" tanya Aldrich kemudian begitu dia sudah menghentikan langkahnya.Stacy menghela nafasnya. "Beristirahat sebentar, aku lelah," jawa

  • The Perfect Hot Wife   4. Surga dunia

    Matanya terpejam dengan leher yang sudah dia jenjangkan. Memberikan akses lebih untuk Aldrich dapat menjangkaunya dan memberikan tanda kepemilikannya di sana.Tak hanya itu, sebenarnya Stacy terpejam karena sentuhan jemari Aldrich yang bergerak mengusap di balik underwear yang dia kenakan. Usapan lembut yang sesekali dapat membuat Stacy tak dapat lagi menahan desahannya."Keluarkan saja. Aku lebih suka bercinta dengan berisik," bisik Aldrich seduktif.Kalimat yang berhasil membuat Stacy melenguh hingga punggungnya melengkung. Bersamaan dengan satu jari Aldrich yang sudah menelusup ke dalam celana dalam Stacy dan memasukan jari tengahnya itu pada pusat Stacy."Ahh— s–sakit, Al," lenguh Stacy.Tangannya berusaha menahan lengan Aldrich. Tapi, tentu saja Aldrich sama sekali tak menghentikan apa yang tengah dia lakukan pada pusat tubuh Stacy."Tenang, sayang. Satu jariku hanya sebagai permulaan. Kau akan mendapatkan yang lebih luar biasa daripada satu jari tengahku!"Terdengar mengerikan.

Bab terbaru

  • The Perfect Hot Wife   6. Rich guy

    Aldrich terdiam. Dia terkejut saat Stacy berkata demikian."Jangan mengira aku sama seperti wanita lainnya, Aldrich!"Stacy kira, dia berhasil membalikan keadaan karena Aldrich sudah terdiam begitu saja. Dia kira mungkin dirinya sudah mampu melawan Aldrich dengan segala keberanian yang dia kumpulan dengan susah payah.Namun semuanya berubah saat Aldrich mencondongkan tubuhnya pada Stacy dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat. "Apa aku ketahuan sekarang?"Dan beberapa detik berikutnya Aldrich lantas malah tertawa hingga terbahak. Membuat Stacy semakin yakin, jika Aldrich memang merencanakan semuanya sejak awal.Stacy merubah raut wajahnya begitu tawa Aldrich terdengar. Sungguh, melihatnya membuat Stacy menjadi ketakutan sendiri. Meski dia masih berusaha untuk tetap terlihat tenang."You got me, honey?" tanya Aldrich saat dia pada akhirnya menghentikan tawa yang dia lakukan.Tangan Aldrich terulur untuk mengusap pipi Stacy dengan lembut. "Sepertinya, kau memang pintar sekali membaca s

  • The Perfect Hot Wife   5. Pria yang licik

    "Berikan anak untukku."Stacy hampir membulatkan matanya sempurna, tak percaya dengan apa yang baru saja Aldrich katakan.Dia tak begitu masalah saat dirinya harus dijadikan sebuah alat untuk perjanjian yang mereka lakukan untuk menguntungkan satu sama lain. Tapi, anak? Sungguh, Stacy memang selalu mengharapkan anak selama ini dan membayangkan jika dia telah menikah dia ingin ada seorang anak yang lucu dan lahir dari rahimnya sendiri.Tapi, kalau begini. Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin seorang anak dijadikan sebuah perjanjian? Ini sama saja dengan Stacy juga menjual anaknya pada Aldrich yang pasti akan memberikan penawaran dengan harta yang dia miliki di sana."Tidak. Kita menikah hanya karena sebuah kontrak. Kita tak bisa melibatkan anak yang tidak berdosa pada hubungan seperti ini," ujar Stacy kemudian.Bukannya merasa bersalah karena Stacy berucap demikian, Aldrich kini malah tertawa. Sebelum akhirnya menatap Stacy dengan senyuman miring yang dia tunjukan pada wanita itu."Mema

  • The Perfect Hot Wife   4. Surga dunia

    Matanya terpejam dengan leher yang sudah dia jenjangkan. Memberikan akses lebih untuk Aldrich dapat menjangkaunya dan memberikan tanda kepemilikannya di sana.Tak hanya itu, sebenarnya Stacy terpejam karena sentuhan jemari Aldrich yang bergerak mengusap di balik underwear yang dia kenakan. Usapan lembut yang sesekali dapat membuat Stacy tak dapat lagi menahan desahannya."Keluarkan saja. Aku lebih suka bercinta dengan berisik," bisik Aldrich seduktif.Kalimat yang berhasil membuat Stacy melenguh hingga punggungnya melengkung. Bersamaan dengan satu jari Aldrich yang sudah menelusup ke dalam celana dalam Stacy dan memasukan jari tengahnya itu pada pusat Stacy."Ahh— s–sakit, Al," lenguh Stacy.Tangannya berusaha menahan lengan Aldrich. Tapi, tentu saja Aldrich sama sekali tak menghentikan apa yang tengah dia lakukan pada pusat tubuh Stacy."Tenang, sayang. Satu jariku hanya sebagai permulaan. Kau akan mendapatkan yang lebih luar biasa daripada satu jari tengahku!"Terdengar mengerikan.

  • The Perfect Hot Wife   3. Jatah malam pertama

    "Selamat atas pernikahanmu, Christian Aldrich Devoire."Stacy tak menyangka jika dia memang akan menikah secepat itu dengan Aldrich. Hanya berselang tiga minggu setelah kesepakatan mereka sebelumnya. Dan sekarang, mereka tengah mengadakan pesta pernikahan. Meski jam sudah menunjukan pukul delapan malam, acaranya sama sekali tak terlihat akan berakhir.Stacy sendiri juga sudah mengganti gaun pernikahannya dengan dress putih satin dengan tali spaghetti. Panjangnya menjuntai, tapi terdapat belahan di salah satu sisinya hingga setengah paha."Aldrich, boleh aku pergi sebentar?" bisik Stacy pada Aldrich yang sedang mengobrol dengan salah satu kenalannya."Sebentar, ya?" ucap Aldrich kemudian pada pria yang sebelumnya tengah mengobrol dengannya.Kini, Aldrich justru meraih tangan Stacy dan membawa wanita itu berjalan sedikit menjauh dari keramaian."Mau kemana?" tanya Aldrich kemudian begitu dia sudah menghentikan langkahnya.Stacy menghela nafasnya. "Beristirahat sebentar, aku lelah," jawa

  • The Perfect Hot Wife   2. I'm Virgin

    "Itu adalah harga yang pas untuk kau bayar, Stacy. Aku harap, kau akan menjadi istri yang sempurna. Istri yang bisa membuatku merasa puas di atas bisnisku dan juga di atas ranjang ku," tambahnya.Stacy terdiam. Sekarang, dia mengerti. Aldrich bukan hanya sekadar membantu dengan cuma-cuma, pria itu memiliki maksud lain. Dan Aldrich, tak hanya bisa menjadi malaikat penolong Stacy, pria itu juga bisa menjadi iblis yang akan menarik Stacy pada kegelapannya.Dengan sorot mata yang menatap Stacy dengan begitu lekat, Aldrich lantas semakin mendekatkan wajahnya pada wanita itu. Terlebih saat fokusnya berubah pada bibir tipis milik Stacy. Bibir tipis berwarna merah muda yang terlihat sedikit basah."Apa yang akan aku dapatkan selain dengan terbebas dari hukumanku?"Pertanyaan yang dilontarkan Stacy tepat di hadapan wajahnya membuat Aldrich lantas terkekeh. Awalnya, dia tertarik untuk menyesap atau sekadar nengecup bibir wanita itu, tapi mendengar apa yang dikatakan olehnya, membuat Aldrich ras

  • The Perfect Hot Wife   1. Jadilah Istriku

    "Ohh! Aku ... membunuhnya?"Stacylia Frey lantas terdiam saat seorang pria yang bersimbah darah berbaring di hadapannya. Matanya bergetar, begitu pula dengan tubuhnya. Kakinya melangkah mundur dengan perlahan, begitu kaku layaknya sebuah robot."Stacy?"Seseorang memanggil namanya. Teriakan yang menjadi samar di telinga Stacy. Sebab, saat ini telinganya seperti tengah berdengung, hingga pendengarannya menjadi tak begitu normal."A–aku membunuhnya ... Aku membunuh dia," ucap Stacy lirih.Tangannya terangkat, sebilah pisau yang berada di genggaman tangannya lantas dia jatuhkan. Tangannya bergetar hebat, rasa takutnya semakin menjadi saat dia baru saja teringat telah menghunuskan pisau itu pada perut pria di hadapannya.Pria yang terbaring dengan genangan darah, pria yang tak sadarkan diri, pria yang dibunuhnya."No, Stacy. Ayo, kau harus ikut bersamaku." Pria yang juga terlihat terkejut melihat Stacy dengan pisau berdarah itu lantas menarik tangan Stacy.Membawa Stacy setengah berlari,

DMCA.com Protection Status