Share

The Mafia Billionaire
The Mafia Billionaire
Penulis: Black Aurora

1. Tragedi

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 13:00:39

((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))

Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya.

"Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya.

"Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.

Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.

Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya.

"Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.

Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di antara kerumunan. Trixie masih berjuang menyelinap di antara beberapa orang, ketika tampak ada seseorang sedang berlutut sambil melakukan CPR di samping kiri korban yang tergeletak bersimbah darah di atas jalanan.

Orang yang sedang berlutut itu sepertinya adalah dokter atau petugas kesehatan yang kebetulan sedang melintas di Carnaby Street. Mungkin ia melihat peristiwa tabrakan tadi, lalu bergerak cepat untuk memberikan pertolongan pertama pada korban.

DEG.

Trixie pun seketika diam terpaku, saat manik biru safirnya menatap lekat pada sepasang sepatu hitam dengan bentuknya yang familier.

Seketika gadis itu pun kembali menyeruak di antara orang-orang untuk melihat lebih dekat sosok lelaki yang telah menjadi korban tabrakan.

"LEON!!"

Jeritan Trixie yang menggema di udara itu membuat semua orang menoleh ke arahnya. Gadis itu terduduk lemas di atas aspal, tak berdaya dengan air mata yang mulai menganak sungai membasahi wajahnya.

Ada banyak kelopak bunga mawar berwarna merah beserta tangkai-tangkai hijaunya yang berserakan di sekitar tubuh Leon, bercampur dengan merahnya darah yang memercik kemana-mana.

Sepertinya Leon berniat membelikan sebuket bunga untuk Trixie dari toko bunga di seberang jalan, dan dia ditabrak oleh sebuah mobil saat hendak menyeberang kembali.

Trixie ingin meraih kekasihnya yang diam tak bergerak dengan kedua mata menutup itu, namun seolah ada yang menarik seluruh kekuatannya hingga tak kuasa untuk bergerak bahkan untuk sesenti pun.

"Bangun, Leon! Tidak. Ini... ini tidak lucu! Banguun!!" Jeritan gadis itu membuat suasana semakin mencekam dan menyayat hati.

Lena yang baru menyusul di belakang Trixie pun sigap untuk memeluk gadis yang tengah histeris itu.

"Ssh... Leon akan baik-baik saja, Trix. Ambulance telah datang, lihat." Lena mencoba menenangkan Trixie dengan menunjuk sebuah mobil ambulance yang memang telah tiba di lokasi kecelakaan.

Suara sirene yang terdengar cukup keras memekakkan telinga itu sama sekali tak dihiraukan oleh Trixie. Gadis itu hanya menatap lelaki yang ia cintai, terbujur diam tak bergerak seolah patung malaikat tampan tanpa nyawa.

"Leon akan baik-baik saja, kan?" Guman Trixie dalam derai air matanya yang tak henti meluruh, saat melihat petugas medis yang baru keluar dari ambulance sedang menolong Leon dan dengan hati-hati memindahkannya ke atas brankar portabel.

"Ya, Sayang. Leon itu lelaki yang kuat. Aku yakin dia akan baik-baik saja," sahut Lena sembari mengelus kepala Trixie mencoba untuk menenangkan.

Trixie masih berjuang untuk menormalkan napasnya yang mendadak sesak. Kenyataan yang terlalu tiba-tiba ini seolah telah merampas semua mimpi dan harapannya untuk bahagia bersama lelaki yang ia cinta.

Harapan yang tumbuh setelah semalam seorang Leon Morgan melamarnya, dan mereka pun telah merencanakan pernikahan beberapa bulan lagi.

Trixie menunduk, menatap jemari manisnya yang telah melingkar sebentuk cincin indah bermata berlian merah muda. Cincin yang semalam disematkan Leon di jarinya.

Leon...

Lelaki paling tampan, baik hati, ramah dan hangat yang pernah Trixie kenal.

Lelaki terbaik selain Daddy dan dua orang saudara kembarnya. Lelaki yang ia inginkan kelak menjadi ayah dari anak-anaknya.

Ya, apa yang dikatakan Lena barusan itu benar. Leon itu lelaki yang kuat dan sangat bugar, bahkan menguasai banyak jenis bela diri. Leon pasti akan sembuh!

Banyak sekali alasan yang akan menguatkan harapan akan kesembuhan Leon, dan Trixie pun merasakan beban berat di pundaknya sedikit berkurang karena pikiran positif yang ia tanamkan dalam diri sendiri.

Ia percaya, Leon akan baik-baik saja.

Namun sayangnya, ternyata mereka berdua salah.

Karena lelaki yang bernama Leon Morgan itu, rupanya sama sekali tidak baik-baik saja.

***

Seorang lelaki di dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan, tampak mengamati kerumunan orang dan ambulance yang membawa korban tabrak lari.

Seringai tipis menghiasi wajahnya seketika, lalu ia meraih ponsel untuk menelepon seseorang.

"Target telah dimusnahkan," ucapnya kepada orang di seberang sambungan.

"..."

"Kekasihnya? Tidak, kurasa Klan Miller tidak melibatkan Trixie Bradwell. Jadi sepertinya wanita itu tidak perlu ikut dimusnahkan," ucapnya lagi.

"..."

"Baik, terima kasih untuk 1 juta Pound-nya, Tuan. Apa? Anda juga ingin seluruh keluarga Leon Morgan menjadi target? Baik, kalau begitu anggap saja mereka telah musnah," tukasnya penuh keyakinan disertai seringai licik yang kembali terlukis di wajahnya.

Tak lama kemudian lelaki itu pun menutup sambungan teleponnya, dan kembali mengarahkan pandangan ke lokasi kecelakaan.

"Saatnya untuk menghapuskan jejak keluarga Morgan dari muka bumi," cetusnya sembari terkekeh kecil, dan memutar kemudi mobilnya untuk berlalu dari sana.

***

Bab terkait

  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status