Beranda / Romansa / The Mafia Billionaire / 2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

Share

2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 13:01:18

((SETAHUN KEMUDIAN))

"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"

Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.

Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.

Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.

Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.

Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.

Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cintai dengan sepenuh hati.

Kehilangan Leon telah mengoyak batin dan memporak-porandakan jiwanya.

Ia depresi, cemas, trauma mendalam, plus insomnia. Hingga akhirnya Trixie menemui psikiater untuk mencari pertolongan.

Kondisinya cukup meningkat baik akhir-akhir ini, hanya saja gangguan kecemasan masih sering menghampirinya jika ada hal yang sedang ia pikirkan.

Seperti saat ini, misalnya.

Semoga saja acara hari ini tidak berakhir kacau seperti kondisi emosionalnya.

"Trix, acara akan segera dimulai," Lena yang memasuki ruang Direktur Yayasan tersenyum kepada wanita bersurai pirang yang terlihat melamun di meja kerjanya.

"Oh. Ok. Aku sudah siap." Trixie buru-buru berdiri dari kursinya sembari sedikit merapikan rambut dan busananya, mengabaikan tangannya yang sedikit gemetar.

'Gangguan kecemasan sialan!' ia pun mengutuk dalam hati. 'Persetan dengan obat! Hari ini aku akan membuat acaranya sukses tanpa perlu meminum obat apa pun, lihat saja!'

***

Entah karena sudah muak dengan penyakit cemasnya, ternyata Trixie sungguh berhasil menjalankan perannya sebagai pimpinan yayasan dengan baik di acara penggalangan dana kali ini.

Meskipun tanpa meminum obatnya.

Gadis itu telah memberikan sambutan sebagai Direktur Yayasan Choose Love, dan kini acara lelang lukisan pun akan dilakukan. Dana hasil penjualan lukisan akan didonasikan untuk membantu para pengungsi negara yang sedang dilanda perang.

Trixie tersenyum melihat lukisan-lukisan indah yang diberikan secara gratis oleh Aunty Renata, tantenya, yang juga seorang pelukis terkenal di Indonesia.

Ia yakin sekali dengan nama besar Aunty Renata dan kredibilitas Yayasan yang ia miliki, acara hari ini akan sukses besar dan mendapatkan dana yang besar untuk disumbangkan.

"1 juta dollar!"

Trixie mendengar acara lelang sudah dimulai, dan para calon pembeli pun sudah mulai memberikan harga untuk sebuah lukisan Aunty Renata. Senyumnya pun semakin merekah ketika mendengar harga pembuka yang cukup tinggi.

"10 juta dollar!"

Suara desahan penuh keterkejutan pun menggema mewarnai udara, ketika sebuah suara tiba-tiba mengucapkan harga yang sangat tinggi.

Tak pelak, semua orang pun memperhatikan sosok yang baru saja mengucapkan harga fantastis itu.

"10 juta dollar untuk Tuan yang di sana," ucap sang Auctioneer (MC pada acara lelang) menunjuk seorang lelaki yang mengenakan sàetelan jas hitam, berkacamata dan topi flat cap yang menutupi sebagian wajahnya.

Trixie berada cukup jauh dari si penawar harga fantastis itu, hingga ia tak bisa melihat sosoknya dengan jelas, tapi dalam hati sangat berterima kasih untuk pengajuan harga luar biasa itu.

10 juta dollar adalah harga yang sangat tinggi untuk sebuah lukisan, tapi sekali lagi ini adalah acara penggalangan dana untuk kemanusiaan.

Terkadang sering terjadi hal yang tak terduga, karena orang-orang kaya yang sedang bosan bisa saja membuang-buang uang mereka melalui amal seperti ini.

Dan seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, tak ada satu pun orang yang berani mengajukan diri untuk memberikan harga yang lebih tinggi dari 10 juta dollar.

"Lukisan 'The Mistress' dari Renata Green terjual kepada Mr. Aiden Miller dengan harga 10 juta dollar! Selamat!!" Auctioneer yang berucap di atas podium pun mengumumkan.

Suara riuh tepuk tangan mulai terdengar menggema, sebagai apresiasi untuk seorang milyarder kaya-raya yang rela menggelontorkan dana besar demi kemanusiaan.

"Aku ingin berkenalan dan menyalami Si Mr. 10 Juta Dollar dulu," bisik Trixie kepada Lena yang duduk di sebelahnya.

Sebagai Direktur Yayasan, ia akan sangat senang jika memiliki seorang donatur baru yang murah hati.

"Mau kutemani?" Tawar asisten sekaligus teman dekatnya itu, yang dibalas dengan anggukan singkat Trixie.

Kedua gadis itu pun berdiri dari kursi, berjalan menuju posisi dimana lelaki yang bernama Aiden Miller berada.

Trixie mulai menampilkan senyuman bak bidadari yang penuh percaya diri di setiap langkahnya, yang seperti seorang model sedang berjalan di atas catwalk.

Perpaduan tubuh sempurna dan wajah yang sangat cantik adalah kelebihan fisik yang dianugerahkan Tuhan kepada seorang Trixie Bradwell.

Masa remajanya hingga berusia 22 tahun memang dihabiskan di atas panggung sebagai supermodel, tapi ia memutuskan untuk pensiun di usia muda karena lebih 'terpanggil' bekerja untuk kemanusiaan.

Namun ada sesuatu yang aneh.

Langkah penuh percaya diri Trixie pun mulai melambat, dengan senyuman di wajahnya yang perlahan mulai menghilang.

Ketika ia menatap sosok Mr. 10 Juta Dollar dengan kening berkerut, lalu mendadak Trixie pun berhenti melangkah.

"Lena," bisik Trixie lemah, sembari mencengkram kuat lengan asisten yang berdiri di sampingnya.

"Ada apa, Trix?" Lena pun buru-buru memegangi tubuh gadis bersurai emas itu, karena Trixie yang mendadak terlihat goyah.

"Lena... apa aku bermimpi?" Ucap Trixie lagi, dengan tatapan yang tak lepas ke arah depan.

Tubuhnya mendadak gemetar tak terkendali, saat momen mengerikan satu tahun yang lalu itu kembali tergali.

Kecelakaan itu... darah yang membasahi aspal... mahkota bunga mawar merah bercampur darah yang berserakan di jalanan... tubuh yang tergeletak diam... manik coklat gelap yang kini tertutup rapat... sosok yang hanya membisu meskipun Trixie menjeritkan namanya, dan mengguncang keras tubuhnya agar terbangun.

Trixie seolah tidak percaya, bahwa sosok yang selalu ia rindukan meski setahun telah berlalu... kini berada tepat di depannya!

"Leon... itu Leon!" Ucap gadis itu dengan suara lirih, sebelum kegelapan yang pekat menelannya ke dalam lubang tak berdasar.

***

Bab terkait

  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status