Share

5. Leon?

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 13:06:18

'Damned!'

Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan.

Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini!

Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar.

Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya.

"Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri.

Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi.

Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika menggendong Trixie ala bridal.

Gerakan lelaki itu sangatlah cepat, bahkan Lena pun tak sempat melihatnya datang. Dan Lena pun semakin terkejut ketika melihat sosok yang kini membawa Trixie yang terkulai lemah dalam dekapannya.

"Leon?" guman Lena sambil mengernyit menatap Aiden.

Pantas saja Trixie sampai tak sadarkan diri, ia pasti shock berat ketika melihat lelaki yang memiliki wajah yang sama persis dengan mantan tunangannya yang telah meninggal!

Lena terlalu bingung untuk mencerna semua yang telah terjadi, hingga ia pun akhirnya menyentuh lengan Aiden. "Bawa dia ke sebelah sini, Tuan."

Aiden mengangguk, lalu mengikuti Lena yang berjalan lebih dulu di depannya.

Para staf Yayasan Choose Love ikut membantu membukakan jalan bagi Lena dan Aiden yang menggendong Trixie, karena para peserta lelang lainnta yang penasaran ikut mengerumuni bahkan beberapa banyak yang merekam menggunakan kamera ponselnya.

"Tolong jangan ada yang merekam!" Teriak salah seorang staf Yayasan yang geram karena banyak yang mengambil video Direktur mereka dalam kondisi yang tak layak untuk di abadikan.

Aiden yang mendengarnya, serta merta menatap semua bawahannya yang sedang menyamar di antara kerumunan orang.

Manik gelap dari balik lensa itu memberikan sebuah perintah melalui kode gestur tubuh, yang kemudian dibalas dengan anggukan penuh kepatuhan dari para bawahannya.

Sembari terus berjalan mengikuti Lena dengan Trixie dalam dekapannya, Aiden pun menyunggingkan seringai tipis, tahu bahwa semuanya akan beres dan tuntas dalam kendalinya.

***

Lena membawa Aiden ke dalam ruang kerja Direktur, dan Aiden pun membaringkan wanita itu di atas sebuah sofa lebar berukuran besar berwarna krem lembut.

"Trix, kamu bisa mendengarku? Trixie, Honey. Tolong bangunlah," Lena berusaha menepuk pelan pipi wanita yang tak sadarkan diri itu, dan dengan sengaja mengibas-kibaskan botol parfum di depan wajah Trixie, berharap aromanya dapat membuat temannya itu sadarkan diri.

Sementara itu, Aiden hanya diam dan mengamati semua yang ada di depannya dengan seksama.

"Maaf, Tuan Miller. Apa boleh jika saya meminta Anda untuk menjaga teman saya sebentar saja? Saya akan mengambil baskom dari dapur untuk mengompres. Trixie sepertinya demam."

Aiden mengangguk tanpa menjawab dengan kata-kata atas permintaan Lena barusan, dan maniknya pun mengikuti kemana wanita itu pergi, meninggalkan dirinya dan Trixie hanya berdua di ruangan ini.

Ia menghela napas pelan saat kembali menatap wanita bersurai emas yang masih terbaring tak bergerak di atas sofa. Satu tangannya terjulur untuk meraba dahi wanita itu.

Benar juga, suhu tubuhnya agak panas.

Seketika Aiden teringat saat melihat tangan kiri Trixie yang gemetaran di atas podium, yang tadi sangat berusaha disembunyikan oleh wanita ini. Mungkin dia memang sedang sakit.

"Leon..."

Kening Aiden seketika mengernyit dalam, ketika mendengar suara lirih yang keluar dari bibir terpulas lipstik glossy nude itu.

Trixie masih memejamkan kedua matanya, sepertinya dia sedang mengigau.

Leon? Bukankah itu nama yang sama yang diucapkan asisten wanita itu saat melihatnya?

"Leon... kemarilah... jangan pergi lagi..." kedua tangan halus wanita itu tiba-tiba terangkat ke atas seolah ingin menggapai sesuatu, namun hanya angin yang ia dapatkan.

"Leon!" Trixie tiba-tiba menjerit histeris sembari terisak lirih. "Jangan pergi!"

***

Bab terkait

  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status