Beranda / Romansa / The Mafia Billionaire / 7. Ciuman Yang Berbeda

Share

7. Ciuman Yang Berbeda

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 13:10:21

Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya.

Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya.

Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu.

Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta.

Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu.

Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali.

Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi.

Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu semua hanyalah masa lalu kelam yang tak ingin ia ingat-ingat lagi.

Bahwa semua gangguan kejiwaan akibat kehilangan sungguh tak lagi membebaninya.

Trixie telah merelakan masa-masa sulit untuk mengembalikan jiwanya yang porak-poranda akibat kematian Leon, jika di ujung penderitaan ini ia memetik buah manis untuk semua kesakitannya.

Trixie mendekap kuat tubuh atletis itu, dengan sengaja menenggelamkan diri ke dalam kehangatan dada bidang dengan ototnya yang keras, dan memberikan kecupan mendalam penuh kerinduan.

Wanita itu bahkan tak peduli ketika Leon tak juga membalas ciumannya. Lelaki itu seolah tak mengenalnya, dan hanya diam terlihat enggan.

Tapi Trixie yang telah dibutakan oleh rasa rindu, terus menyesap bibir lelaki itu. Hingga akhirnya terdengar suara geraman kasar dari mulut Leon, disertai dengan lelaki itu yang kini menyergap bibir manis Trixie dan melumatnya dengan sepenuh gelora.

Yang disambut oleh Trixie dengan sepenuh suka cita. Karena ia tahu kalau bibir ini, dan tangan yang sedang mendekap wajahnya ini, adalah milik Leon.

Dia benar-benar Leon!

Meskipun...

Trixie sedikit mengernyit ketika merasakan sesuatu yang sedikit berbeda.

Apakah ia saja yang perlahan mulai melupakan Leon karena berlalunya waktu, yang sedikit demi sedikit telah membuat ingatannya sirna?

Wajah lelaki ini begitu sama, begitu serupa... tapi...

Trixie mendesah antara kaget dan bingung ketika lelaki yang ia kira Leon, kini semakin memperdalam pagutannya dengan menggebu-gebu bagai diburu waktu, seakan hari ini juga dunia akan hancur tak bersisa.

"L-Leon~"

Ucapan Trixie pun tertelan oleh ciuman ganas dan membabi-buta dari lelaki di depannya. Leon bagaikan orang yang sedang kehausan dan kelaparan, dan bibir Trixie pun telah menjadi pelepas dahaga sekaligus hidangan terlezat yang terhidang di depan mata.

Aneh. Leon yang Trixie kenal tidak pernah begini. Leon selalu menyukai cumbuan yang lembut dan mesra, pelan dan tidak terburu-buru.

Trixie merintih lirih merasakan sengatan dari sebuah gigitan di bibirnya. Leon tidak pernah menggigit bibirnya sekuat ini sebelumnya, tapi tak mengapa.

Walaupun merasakan perbedaan, tapi wanita itu lebih memilih mengabaikannya. Trixie membiarkan lelaki di hadapannya ini melakukan apa pun kepada dirinya.

Dan walaupun berbeda, tapi Leon yang ini... telah membuatnya benar-benar melayang. Trixie begitu larut dalam ciuman penuh gairah yang mulai dihembuskan oleh Leon.

Logikanya yang semula meneriakkan tanya tentang keberadaan seseorang yang telah tiada, kini telah terdiam dibungkam asa.

Leon, dan hanya Leon yang kini ada di dalam pikirannya.

Hingga...

Trixie memekik kaget ketika tiba-tiba Leon melepaskan ciuman mereka, lalu mendorong tubuhnya hingga kembali terbaring ke atas sofa.

Manik biru safir wanita itu yang semula sayu karena hasrat, sontak membelalak lebar ketika melihat Leon mengeluarkan sepucuk senjata dari balik mantelnya.

Senjata? Sejak kapan Leon memilikinya?

Yang Trixie ingat, Leon sangat anti dengan senjata. Lelaki itu memiliki kemampuan menguasai berbagai jenis olahraga bela diri, dan lebih suka mengandalkan kemampuannya itu jika dalam kondisi bahaya.

Lelaki itu mengacungkan lurus senjatanya ke satu titik, dan dua suara letusan berperedam pun terdengar merobek udara.

Trixie yang ketakutan pun serta merta memejamkan kedua mata dan menutup kedua telinganya. Apa yang barusan di tembak oleh Leon? Apakah seseorang?

Siapa?? Dan kenapa??

"Diam di sini."

Trixie hanya terpaku ketika mendengar Leon berucap dengan suara yang sangat ia ingat. Tapi alih-alih lembut, nada suara Leon kali ini justru terdengar sangat dingin dan kaku, seperti juga tatapan dari manik segelap malam tanpa bintang yang menyorotnya tajam.

Karena terlau takut, Trixie pun tak bergeming dan tetap berbaring di sofa. Ia membiarkan Leon yang perlahan bangkit menuju ke arah pintu. Trixie tak dapat lagi melihat Leon, karena posisinya yang rebah dan terhalang sandaran tangan sofa.

Namun wanita itu pun memekik kaget, ketika mendengar suara gedebug keras dan suara seperti seseorang yang tengah berkelahi.

Ya Tuhan. Ada apa ini??

***

Bab terkait

  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   8. Yang Belum Musnah

    "Leon...," bisik Trixie takut-takut, dengan posisi yang masih berbaring di sofa. Ia bingung harus bagaimana. Leon menyuruhnya diam di sini, tapi... Dengan memberanikan diri, Trixie pun akhirnya perlahan bangkit dari sofa dan mengedarkan pandangannya. Lalu kembali memekik terkejut sembari menutup mulutnya dengan tangan. Pemandangan mengerikan terpampang di depan matanya, membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Ada seseorang yang tergeletak di lantai dengan bagian kepala yang bersimbah darah, sementara Leon berdiri di sampingnya sambil menatap ke bawah, sebelum mendengar suara Trixie. "Sorry about this, Miss Trixie Bradwell," ucap lelaki itu sembari menatap Trixie lekat. "Seharusnya kamu tidak perlu melihat ini semua, tapi sudahlah. Lagipula sudah terjadi." Trixie masih terdiam tak tahu harus berkata apa, ketika melihat Leon yang dengan santai memasukkan kembali senjatanya ke balik mantel. Lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jari, sembari melayangkan tatapan

  • The Mafia Billionaire   7. Ciuman Yang Berbeda

    Hati menerima dengan penuh suka cita, namun logika dengan tegas menolaknya. Itulah tepatnya kontradiksi yang dirasakan oleh Trixie, atas kemunculan Leon yang tiba-tiba dan begitu nyata di depannya. Jika orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati direnggut begitu saja darimu, maka dia pun akan turut membawa serta bagian dari dirimu. Lalu hakikat dirimu pun tak lagi sama, karena ada sisimu yang turut menghilang. Terbang jauh, tiada bersama jiwa yang tercinta. Dan saat ini, Trixie seolah mendapatkan kembali bagian dari dirinya yang telah lenyap bersamaan dengan tewasnya Leon setahun yang lalu. Karena kini, sosok yang sangat ia rindukan setengah mati itu telah kembali. Trixie tahu bahwa yang ia harus lakukan sekarang adalah memeluk Leon erat-erat, agar lelaki itu tidak akan menghilang lagi. Seolah semua derita yang ia rasakan setahun ini musnah sudah. Hatinya yang selalu menjeritkan nama Leon dan batinnya yang selalu menangis setiap malam hingga akhirnya tertidur, seolah kini itu s

  • The Mafia Billionaire   6. Serangan

    Trixie tiba-tiba menjerit histeris, suaranya serak dan mengguncang dinding ruang yang sunyi. “Leon! Jangan pergi!” Tangisnya pecah seketika, air mata membanjiri wajahnya yang pucat, meluruhkan sisa-sisa riasan dengan jejak panjang yang basah. Tubuhnya terguncang, bahunya berguncang tanpa kendali, seolah rasa sakit dan kehilangan yang membenamkan jiwanya tak kunjung berhenti menyiksa.Aiden memandang wanita itu dengan ekspresi kaku, hatinya bergejolak meski wajahnya tetap tak terbaca. Ia menarik napas dalam, berusaha memendam rasa simpati yang mulai merayap di tepi kesadarannya. Namun ketika suara tangisan Trixie semakin keras dan memekakkan telinga, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menenangkannya adalah melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lakukan.“Ssh… aku ada di sini.” Suaranya rendah, menenangkan, tapi penuh ketegasan. Ia bergerak dengan perlahan, seperti seorang lelaki yang dipandu oleh naluri lebih dari pikiran. Kedua tangannya terulur, menggenggam tangan Tri

  • The Mafia Billionaire   5. Leon?

    'Damned!' Aiden mengutuk dirinya dalam hati yang entah kenapa malah refleks menangkap tubuh Trixie Bradwell yang mendadak pingsan. Seharusnya ia tak peduli. Seharusnya ia segera mengurus pembayaran lukisan The Mistress dan langsung membawanya pergi dari sini! Bukannya malah mulai berlari ke arah wanita bersurai emas yang tadi menatapnya dengan manik biru safir yang membelalak, wajah yang pucat pasi dan bibir yang gemetar. Namun semua telah terjadi. Ia tidak bisa menghindar ketika orang-orang menjadi ribut karena sang Direktur Yayasan yang mendadak pingsan dan kini berada dalam gendongannya. "Trixie! Ya Tuhan!" Lena yang berada tepat di samping pun seketika menjerit histeris melihat sahabatnya mendadak tak sadarkan diri. Namun saat ia hendak memeluk wanita itu agar tidak terhempas ke atas lantai yang keras, sesuatu pun terjadi. Entah dari mana datangnya sosok lelaki berjas hitam dengan topi flat cap dan kaca mata yang tiba-tiba saja menangkap tubuh sahabatnya itu, lalu seketika

  • The Mafia Billionaire   4. Mysterious Aiden Miller (2)

    Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung, dengan mata kepala sendiri. Wow. Beauty, sexy, but classy. Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok anggun yang kini sedang berbicara di atas podium, menyampaikan pidato pembuka sesuai dengan jabatannya yaitu sebagai Direktur Yayasan. Sikap Trixie Bradwell yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki wajah yang cantik serta fisik yang proporsional dan nyaris sempurna, bahkan mungkin hampir tidak seperti nyata. Aiden juga sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak ia berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket di usia 20-an tahun, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan. Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginy

  • The Mafia Billionaire   3. Mysterious Aiden Miller

    ((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))"Kita sudah sampai, Tuan Miller."Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."Akhirnya ia tiba juga.Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.Ketika pintu mobilnya t

  • The Mafia Billionaire   2. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

    ((SETAHUN KEMUDIAN))"Ck. Dimana sih obat sialann itu?!"Trixie mengaduk-aduk isi tasnya sambil menggerutu, namun apa yang ia cari ternyata tak kunjung ia temukan.Ia harus meminum obat agar anxiety disorder atau penyakit gangguan kecemasan yang ia derita, tidak akan membuat acara penggalangan dana hari ini kacau balau.Wanita cantik bersurai pirang itu adalah pemilik Yayasan Amal 'Choose Love' yang berpusat di Carnaby Street, London. Sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu para warga korban perang di negara-negara berkonflik.Dan hari ini adalah penggalangan dana pertama setelah selama setahun yayasan ini seolah kolaps, karena pemiliknya yang berada di situasi 'gangguan psikologis akut'.Tepat setahun yang lalu, kekasihnya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Tepat hari ini, dan tepat di depan gedung yayasan ini.Selama setahun setelah Leon pergi meninggalkannya ke lain dunia, Trixie pun bergulat dengan batin dan emosinya yang tidak stabil, akibat kehilangan seseorang yang ia cint

  • The Mafia Billionaire   1. Tragedi

    ((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya."Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya."Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya."Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di ant

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status