Beranda / Romansa / The Jerk / Chapter 16 : paper bag

Share

Chapter 16 : paper bag

Penulis: Chocolatte
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-03 08:46:02

   "Kau akan cuti? Kapan?"

   "Sekitar dua minggu lagi."

   Dallas teringat obrolannya dengan Hana tempo hari. Di mana dokter cantik itu mengatakan bahwa ia akan mengambil cuti dua minggu lagi. Bukan hanya itu, Hana juga mengatakan bahwa Dallas akan segera pulang ke rumah sekitar satu minggu lagi.

   Dallas berdecak. Pria itu mengusap wajahnya. Entah mengapa, memikirkan semua itu membuat Dallas merasa frustasi. Memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika ia tidak lagi bertemu dengan Hana.

   "Ah, kenapa aku menjadi seperti ini? Kenapa rasanya aku ingin sekali mendapatkan hati wanita itu?"tanya Dallas pada dirinya sendiri.

   "Hey, sadarlah! Kau itu Dallas Wheeler! Para wanitalah yang mengejarmu. Bukan kau yang mengejar mereka. Lalu, sekarang mengapa kau keluar dari prinsipmu itu?"

   "Tapi, bukankah dokter Hana itu adalah wanita yang manis. Bukan masalah besar

Chocolatte

Happy reading, and enjoyšŸ’•

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 17 : different

    Seperti biasa, makan siang kali ini Hana habiskan di kafetaria. Namun, bedanya kali ini ia ditemani oleh seorang fisioterapis tampan yang bernama Alan Lennon. "Sudah lama sekali, bukan? Seingatku, kita bertemu terakhir kali tahun lalu, benar bukan?"tanya Alan mencoba mengingat-ingat pertemuannya dengan Hana terakhir kali. Hana menganggukkan kepalanya. "Ya, kau benar. Itu terjadi tahun lalu, tepatnya saat menghadiri sebuah seminar?" Alan tersenyum. "Seingatku juga seperti itu." "Bagaimana dengan Jepang? Kau belum menceritakannya padaku."ucap Hana. Ia teringat bahwa Alan bekerja di Jepang sebelumnya. Alan meneguk Americano yang ia pesan tadi, lalu berpikir sejenak. "Tidak terlalu buruk. Jepang adalah negara yang indah. Sayang sekali, aku mengunjunginya saat bunga Sakura belum bermekaran. Jepang juga menjunjung tinggi nilai sopan santun. Itulah yang membuatku mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 18 : eye contact

    Louis melangkahkan kakinya ke sebuah bar di kota London. Wajah tampan pria itu terlihat kusut. Ia berjalan mendekati meja bartender. "Selamat malam, Tn. Louis."ucap sang bartender berambut ikal. Louis menganggukkan kepalanya. "Aku ingin sebotol wine."ucapnya. Bartender berambut ikal itupun menganggukkan kepalanya. Dengan cekatan, ia menyediakan sebotol wine pilihan lengkap dengan sebuah gelas kaca di hadapan Louis. Louis menuangkan cairan pekat itu kedalam gelas kaca yang telah disediakan lalu meneguknya. Pria itu memejamkan matanya sembari merasakan sensasi wine yang perlahan mengalir di kerongkongannya. Perlahan kedua mata coklatnya terbuka disusul dengan helaan napas berat yang terdengar. Meski tampak lebih rileks, wajah Louis tetap saja terlihat kusut. Seperti banyak sekali beban memenuhi kepala pria itu. "Ada apa? Kau tampak berbeda ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 19 : the sweetest visitor

    Dallas tengah bersantai di atas ranjang rumah sakitnya saat ini. Pria itu berniat untuk beristirahat setelah melewati hari yang penuh dengan kejutan. Namun, suara ketukan di pintu mengurungkan niat pria tampan itu. "Masuk!"ucap Dallas. Tak lama kemudian, muncul seorang wanita dari balik pintu. Wanita itu membawa sebuket bunga mawar merah. Ia mengenakan stelan kantoran sexy yang beberapa kancing kemeja teratasnya dibiarkan terbuka. Sehingga menampakkan belahan dadanya yang begitu menggoda. Rok span bewarna hitam ketat membentuk sempurna lekukan tubuh indahnya. Sungguh itu adalah sebuah pemandangan yang begitu indah untuk disaksikan sebelum tidur. Dallas menyeringai. Ia mengenal perempuan itu sebagai sekretaris pribadinya di kantor. "Lena, kau datang untuk menjengukku? Manis sekali."ucap Dallas sembari mengedipkan sebelah matanya genit. Jika yang berkunjung ke kamarnya adalah seorang pria, Dallas bersumpah aka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-07
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 20 : angry Hana

    Suasana di kamar Dallas seketika menjadi canggung. Masing-masing orang yang berada di dalamnya terjebak dalam keheningan yang menyesakkan. Tidak ada yang berani berbicara semenjak tertangkap basahnya Dallas dan Lena. Dallas tidak berhenti menatap ke arah Hana yang tengah sibuk mengganti botol infusnya. Wanita itu sejak tadi tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia hanya sibuk memeriksa Dallas dengan mulut yang terkunci rapat. "Selamat pagi, dokter Hana."sapa Dallas yang mencoba mencairkan suasana. Hana melirik pria itu sekilas kemudian kembali melanjutkan segala urusannya. Ia tampak sedikit tergesa-gesa seakan ingin segera menyelesaikan segala urusannya di sana. "Kau datang lebih awal pagi inj, dokter Hana."ucap Dallas. "Aku akan menghadiri konferensi pers beberapa jam kedepan. Jika aku tidak memeriksamu sekarang, mungkin aku akan terlambat datang kemari dan kau akan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 21 : jealous?

    "Hey! Hana, tunggu!" Erick berteriak memanggil Hana yang berjalan beberapa langkah di depannya. Teriakannya yang cukup keras, membuat orang-orang di sekitar pria itu menoleh ke arahnya. Hana menghentikan langkahnya. Wanita itu mendengus seraya membalikkan badannya. Ia menatap Erick malas. "Tidak perlu berteriak. Aku terus berjalan bukan karena aku tidak bisa mendengarmj, tetapi hanya karena aku tidak ingin mendengarmu."ucap Hana setelah Erick tiba di hadapannya. Erick memasang senyum tanpa dosa sehingga menampakkan deretan gigi putih yang membuatnya kian terlihat manis. "Maafkan aku. Sejak tadi aku berusaha memanggilmu tapi kau sama sekali tidak menghiraukanku." "Sudah kukatakan aku hanya sedang tidak ingin menghiraukanmu."ujar Hana ketus. Erick mengerutkan dahinya. Pria itu kemudian menyejajarkan langkahnya di sebelah Hana. "Kau baik-baik saja? Kulihat mood mu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 22 : the news

    Louis tengah berjalan di koridor rumah sakit saat ini. Kedua kaki jenjangnya melangkah dengan tenang di atas lantai rumah sakit yang dingin. Sesekali ia menyenandungkan irama lagu yang hanya ua sendiri yang tahu lagu apa itu. Tiba-tiba pria itu teringat pada Dallas. Sungguh, tingkah sahabatnya itu hari ini benar-benar menyebalkan. Sebenarnya, setiap hari juga seperti itu. Akan tetapi, hari ini Dallas sungguh kelewat batas. Louis juga tidak habis pikir, bagaimana Dallas bisa tetap bersikap tenang seolah tidak terjadi apapun. Bahkan, Louis yang tidak ikut melakukannya saja merasa malu. Dan Dallas? Jangankan merasa malu, pria itu bahkan tidak merasa perbuatan yang telah ia lakukan itu salah. Ia bahkan dengan santainya berbicara kepada dokter Hana seolah tidak menyesali perbuatannya itu. Louis menghela napasnya kasar. Pria itu kini telah sampai di basement rumah sakit. Dan ia, tengah berjalan mendekati mobilnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 23 : someone

    Hari yang benar-benar melelahkan bagi Hana. Banyak hal terjadi yang cukup menguras emosi dokter muda tersebut. Tapi, untungnya hari yang melelahkan itu telah usai. Wanita cantik itu saat ini tengah berjalan menuju basement rumah sakit. Ia melangkah kan kakinya cepat. Sepertinya, Hana ingin tiba di rumahnya sesegera mungkin. Kedua mata bewarna coklat milik Hana tampak sayu memperlihatkan betapa lelahnya wanita itu hari ini. Wajahnya juga tampak tak lagi bersemengat. Rasanya, Hana ingin cepat-cepat menghempaskan tubuh di atas ranjang kesayangannya di rumah. "Hai, Hana." Langkah Hana terpaksa terhenti saat ia mendengar seseorang memanggil namanya. Hana tak perlu menolehkan kepala maupun membalikkan badannya. Karena, orang yang memanggil namanya itu telah berdiri tepat di sebelahnya saat ini. Dia adalah Alan yang sepertinya juga hendak pulang setelah seharian bekerja. Na

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 24 : about the past

    Louis tengah berada di dalam mobilnya. Melajukan kendaraan pribadinya itu dengan kecepatan stabil. Wajah pria itu tampak kusut. Ia telah melewati sebuah hari yang cukup melelahkan. Banyak hal mengejutkan yang terjadi padanya. Membuat kepala pria itu nyaris pecah karena menerima beberapa hal mengejutkan secara bertubi-tubi. Louis menghela napasnya pelan. Pria itu berusaha fokus pada jalanan di depannya. Ia tidak ingin mengalami kejadian seperti Dallas hanya karena banyak hal yang mengganggu pikirannya. Tiba-tiba Louis teringat pada percakapan beberapa waktu yang lalu. Percakapan dengan seorang pria misterius di basement rumah sakit. Pria tersebut adalah Daniel, informan kepercayaannya. Louis benar-benar terkejut dengan sebuah fakta yang ia dapat dari Daniel hari ini. Fakta tentang seorang wanita yang bernama Amanda. Wanita yang sebelumnya Louis perintahkan kepada Daniel untuk mencar

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24

Bab terbaru

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 33 : love? Or curious?

    Louis memandang ke arah Dallas. Pria itu menaikkan sebelah alisnya. Ekspresi yang terganbar di wajahnya seolah-olah menunjukkan bahwa ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. "Kenapa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Dallas sensi. Louis masih saja diam. Pria itu tampak berpikir keras. Dilihatnya dengan teliti wajah pria yang sedang setengah berbaring di atas ranjang rumah sakit itu. Louis mencoba mencari jejak kebohongan maupun lelucon di wajah tampan Dallas. Namun, yang ia temukan hanyalah tatapan serius yang sangat jarang sekali ia lihat di wajah Dallas. Ekspresi yang benar-benar langka. Louis mencoba mencerna satu persatu kata yang diucapkan oleh Dallas. Ia mencoba menghubungkan semuanya dengan keadaan sahabatnya itu saat ini. Dan, semua hal tersebut terlihat masuk akal. Dokter Hana bukanlah sosok wanita biasa yang bisa didapatkan Dallas dengan cara yang mudah. Jika biasa

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 32 : Dr. Hana made me do it

    Louis baru saja terlepas dari pekerjaannya yang melelahkan di kantor. Begitu banyak hal yang harus ia lakukan selagi Dallas tengah dirawat di rumah sakit. Pria itu berniat pulang ke rumahnya. Ia membayangkan bagaimana secangkir coklat panas akan menemani dirinya nanti. Belum lagi ranjang empuk yang selalu siap sedia menampung tubuh tingginya. Namun, semua khayalannya sirna seketika saat ia mendapat panggilan telepon dari Dallas. Sebenarnya, Louis bisa saja mengabaikan panggilan masuk dari pria itu. Dia juga sudah biasa melakukannya. Hanya saja, kali ini berbeda. Suara panik Dallas dari seberang telepon memaksa mata Louis terbuka lebar dan membuat pria itu segera tancap gas menuju rumah sakit. Ia benar-benar panik. Khawatir dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya yang sedikit kurang ajar itu. Tidak biasanya seorang Dallas Wheeler yang selalu terlihat santai dalam segala keadaan akan bersikap panik sep

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 31 : difficult to understand

    "Bagaimana bisa kau terus saja mengacuhkanku? Apa aku tidak semenarik itu di matamu, dokter Hana?"tanya Dallas. Tatapan pria itu terlihat semakin dalam dan berbeda. "Apa kau tidak pernah sedikitpun merasa tertarik padaku, dokter Hana?"tanya Dallas sekali lagi bahkan sebelum Hana sempat menjawab pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya. Hana tertegun. Wanita itu memalingkan wajahnya. Entah mengapa, ia tiba-tiba tidak betah melihat ke arah mata Dallas yang tengah menatapnya. Ia meremas ujung jasnya yang bewarna putih. Mencoba meredam kegelisahan yang mulai menguasai sebagian dirinya. Hana tidak ingin terlihat bodoh di depan Dallas hanya karena kata-kata yang sialnya, berhasil memberi dampak yang cukup besar bagi dirinya. Dallas terus saja memandang ke arah Hana yang bahkan telah memalingkan wajah darinya. Sikap Hana yang seperti itu, menciptakan sebuah perasaan aneh di dadanya. Perasaan asing

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 30 : story in the garden

    Hana baru saja selesai memeriksa seorang pasien beberapa menit yang lalu. Saat ini, dokter muda itu tengah berjalan menuju ruang kerjanya untuk mempersiapkan operasi yang akan ia lakukan 1 jam mendatang. Wanita itu sesekali tersenyum saat berpapasan dengan staff maupun pasien di DW hospital. Waktu sudah menunjukkan pukul 4.25 sore. Banyak pasien yang memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar koridor maupun taman rumah sakit untuk sekedar menghilangkan rasa bosan, tentu setelah masing-masing pasien tersebut telah mendapat izin dari dokter yang merawat mereka. Langkah Hana terhenti saat matanya menangkap sosok familiar yang tengah duduk di atas sebuah bangku panjang di taman DW hospital. Wanita itu melihat sosok pria tersebut dari arah samping. Namun, ia langsung bisa mengenalinya bahkan dari jarak tempat ia berdiri saat ini. Hana memutuskan untuk mendekat ke arah pria tersebut yang terlihat tengah termenung

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 29 : interested

    "Aku tidak perduli!" Itu adalah kalimat terakhir yang Hana ucapkan sebelum keluar dari kamar Dallas. Wanita itu dengan terang-terangan menunjukkan penolakannya terhadap usulan yang diajukan pasien tampannya itu. Namun, di sinilah ia sekarang. Duduk serius dengan sebuah laptop di hadapannya. Kedua mata bulatnya menatap serius ke pada layar laptop tersebut. Ia tampak mencari beberapa informasi dari sana. Hana tengah sibuk mencari informasi seputar Hawai. Tentang apa saja hal menarik yang berada di negara bagian Amerika serikat tersebut. "Ini lumayan," komentar Hana seraya menatap fokus ke layar laptop. "Pantai di sana juga sangat terkenal. Sepertinya akan menyenangkan jika aku berkunjung ke sana," sambungnya. Tiba-tiba Hana terdiam. Hawai adalah saran dari Dallas. Bukankah tadi ia mengatakan bahwa ia tidak perduli dengan tempat yang dikatakan pria itu? Lalu, mengapa se

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 28 : the man from the toilet

    "Selamat pagi, dokter Hana." Hana tersenyum menanggapi sapaan para staff rumah sakit saat ia tiba di sana. Sesekali ia juga membalas sapaan mereka. Sesekali juga, ia hanya membalasnya dengan senyuman. "Pagi, Hana," sapa Erick saat ia tidak sengaja bertemu dengan wanita itu di koridor rumah sakit. Pria itu membawa segelas kopi hangat di tangannya. Hana menghentikan langkahnya. Ia tersenyum tipis seraya membalas sapaan Erick. "Pagi, Erick," jawab Hana singkat. "Kau sudah sarapan? Mau sarapan bersama sebelum bekerja?"tawar Erick pada Hana. Namun, wanita itu menolak ajakannya halus. "Aku sudah sarapan tadi. Mungkin lain kali," papar Hana. Erick menganggukkan kepalanya paham. "Baiklah, jika begitu. Aku ingin pergi ke cafeteria, membeli sepotong sandwich. Sampai jumpa," ucap pria itu sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Hana. &nbs

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 27 : heartbeat

    "Hallo, dokter Hana." Hana mengerutkan dahinya. Suara seorang pria terdengar dari seberang telpon. Suara itu terkesan familiar bagi Hana. Seperti ia pernah mendengar suara orang itu sebelumnya. "Siapa ini?"tanya Hana penasaran. Namun, pria itu lagi-lagi diam. Selama hampir beberapa menit, Hana hanya mendengar keheningan dari seberang telpon. "Hey, apa kau ini penipu?"tanya Hana waspada. Pria di seberang telepon tertawa renyah membuat Hana mengerutkan dahinya. Wanita itu tidak merasa ada yang lucu dengan apa yang ia katakan. "Untuk apa aku menipumu? Aku tidak punya alasan untuk melakukan hal itu."jawab pria itu di akhir tawanya. "Tentu saja untuk uang. Bukankah sudah banyak kejadian orang tertipu karena orang asing yang menelponnya,"papar Hana. "Aku sudah punya segalanya. Aku tidak perlu menipumu hanya untuk mendapatkan uang."

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 26 : Hana's number

    Dallas mengutak-atik remote yang ia pegang. Pria itu berulang kali mengganti siaran di layar televisi. Berharap akan menemukan sebuah acara yang dapat menghibur dirinya. Namun, sayangnya sudah hampir sejam ia tidak menemukan acara yang ia maksud. CEO muda itu melempar remote ke atas ranjangnya sembarangan. Ia kemudian menghela napasnya kasar. Sudah hampir jam 10 malam. Namun, kedua matanya masih belum bisa tertidur. Dallas bertanya-tanya, apa obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit tidak berpengaruh padanya. Karena seharusnya, ia mengantuk dan tertidur setelah mengkonsumi obat-obatan tersebut. Namun, nyatanya, bahkan menguap saja ia tidak. Dallas memperhatikan ke sekelilingnya. Ia benar-benar merasa bosan. Tidak ada satupun hal menarik yang dapat ia temukan di dalam kamarnya. Bahkan ponsel mahal milik pria itu juga tidak membantu sama sekali. Louis yang biasanya menemani Dallas juga k

  • The JerkĀ Ā Ā Chapter 25 : the Call

    "Hufffttt!!"ucap Hana lelah seraya menghembuskan napasnya kasar. Wanita itu melangkah gontai ke dalam rumahnya. Langkah kakinya terhenti ketika melihat ke arah ranjang. Rasanya, Hana ingin sekali menghempaskan badan ke atas ranjang empuk beraroma lavender itu. Akan tetapi, ia mengurungkan niatnya. Tubuh Hana berkeringat setelah seharian bekerja. Ia juga baru saja pulang dari rumah sakit. Tempat di mana bakteri dan penyakit dapat berkumpul. Tentu saja, Hana tidak ingin jika smua bakteri yang ia bawa menempel pada ranjang bewarna ungu kesayangannya. Setelah menyimpan tas dan ponselnya, Hana lalu melangkah ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dengan air hangat sekaligus memberikan kesegaran pada dirinya yang begitu kelelahan. Selang 30 menit kemudian, Hana keluar dari kamar mandi. Wanita itu segera mengenakan baju tidur yang nyaman. Tidak lupa pula, Hana memakai skincare night routin

DMCA.com Protection Status