Share

5. Pesona Pria Itu

Sebelum, pernikahan Qin Lang dan Wang Yin dilaksanakan semua pihak merasa senang dan bahagia. Kecuali Liu Ji yang merasa dirinya lebih tampan dan gagah dibandingkan manusia es itu.

"Mengapa dia memilih pangeran biasa saja dibandingkan aku?!" teriak Liu Ji tidak terima dengan keputusan Wang Yin yang menurutnya tidak adil.

Dia lebih dulu bertemu dengan gadis cantik itu. Selain itu pesonanya tidak kalah dengan Qin Lang terbukti dengan banyaknya perempuan yang rela dia jadikan selir atau sekadar tidur bersama dalam semalam saja. Kebiasaan yang sudah dia pupuk sejak usia muda sampai-sampai dia sangat percaya diri kalau dirinya jauh lebih lihai dan handal di kasur dibandingkan Qin Lang yang tidak berpengalaman.

Sebenarnya, Kerajaan Kerajaan Liu sudah lama menjalin hubungan baik dengan Yi maupun Kerajaan Li.

Meski Wang Yin bukanlah anak kandung Li Ren, tetapi dia disayang dan dicintai sama seperti Li Yan dan Li Wanyin kedua putrinya.

Wang Yin di usia ke-17 sudah bergelar Lady of Wang dan sudah memiliki senjata spiritual kuat---Ren si seruling ajaib.

Selain itu, dia memiliki seorang Jenderal Li Wen yang dia ciptakan. Kisahnya sangat panjang, kalau diringkas, Wang Yin kehilangan orang tuanya sejak usia 3 tahun dan hidup sendiri di Bukit Ying sampai diadopsi dan ditemukan oleh Li Ren.

Setelah itu, perempuan itu mengolah ilmu bela diri dan kultivasi sampai menemukan banyak mantra dan juga sering memenangkan pertandingan.

Misalnya, memanah. Tidak ada yang pernah bisa mengalahkan Lady of Wang itu dalam segala hal.

Tentu saja maksudnya adalah di bidang bela diri dan kultivasi. Dan pertandingan yang dimaksud untuk anak seusianya.

Suatu ketika Liu Ji sedang tersesat di hutan dan Wang Yin membantunya. Sejak itu Liu Ji merasa dirinya dicintai oleh Wang Yin dan melakukan banyak cara agar mendapatkannya.

Wang Yin yang pada dasarnya suka bermain-main sudah berkali-kali menolak Liu Ji dengan lembut, agak kasar dan sangat kasar.

Suatu ketika Liu Ji mendapatkan kabar kalau Wang Yin, wanita pujaannya akan menikah dengan Pangeran Kedua Yi, Qin Lang.

Hatinya merasa sakit dan ingin merebut kembali pujaan hatinya.

"Bisa-bisanya dia memilih lelaki datar itu dibandingkan aku," geramnya dalam hati.

Berkali-kali Liu Xun kakaknya dan Ling Wen memperingatkan agar Liu Ji tidak melakukan kebodohan, tetapi rasa cemburu di hatinya membuatnya tidak bisa menahan amarahnya dan kepedihan atas cinta tak berbalas itu.

"Kau harus sadar diri," bentak Ling Wen dengan kasar pada anak keduanya itu.

Liu Ji menolak apa pun yang dikatakan atau nasihat apa pun.

"Kurasa kalau Wang Yin harus memilih salah satu pangeran Wen dia lebih rela menikah denganku daripada kau," kata Liu Xun mencoba menyadarkan adiknya yang tidak tahu diri itu.

"Dia sebenarnya menyukai aku. Buktinya dia menyelematkan diriku. Pesonaku lebih bagus dibandingkan Qin Lang. Apa yang dia miliki? Hanya wajah datar dan pamannya yang berjenggot itu," dengus Liu Ji menolak diberikan penyadaran.

"Apa katamu? Apa kau mengejek Qin Qiu?"

Ling Wen tidak terima sahabatnya menjadi korban ejekan dari anak yang sebenarnya tidak pantas mengejek ketampanan Qin Qiu.

"Terserah kalian saja. Aku tidak pernah mengurusi urusan kalian, maka kusarankan kalian berhenti mengatur dan mengurusi aku," teriak Liu Ji dengan kasar.

Dia meninggalkan ayah dan kakaknya dan terus melanjutkan rencana jahat yang sudah pikirkan dengan baik-baik.

"Baiklah, kalau kau tidak bisa menerima aku. Maka tidak akan ada orang lain yang bisa bahagia bersamamu," rutuk Liu Ji sambil mulai memikirkan rencana jahatnya.

Pokoknya kalau saya tidak dapat, maka kamu juga tidak boleh mendapatkannya. Kira-kira begitulah prinsip Liu Ji.

Tujuannya adalah membunuh Qin Lang, tetapi jika gagal, membunuh Wang Yin juga boleh. Asalkan bukan hanya dia yang menderita dan kehilangan di dunia ini.

Singkat cerita, hati Liu Ji semakin sakit melihat Wang Yin tampak begitu bahagia di hari pernikahannya ditambah lagi wajah Qin Lang yang tersenyum dan berekspresi lebih dibandingkan dengan yang pernah dia perlihatkan pada dunia.

"Mereka mempermainkan aku," ujar Liu Ji dalam hatinya.

Beberapa bulan kemudian, Wang Yin dikabarkan sudah hamil. Jarak dari pernikahan pada kehamilannya sangat singkat, bisa dikatakan usia kehamilannya sama dengan usia pernikahannya mereka.

Bagi Qin Lang dan Wang Yin itu adalah kabar baik, sementara bagi Liu Ji itu adalah neraka.

Dia kemudian menyusun siasat jahat untuk merusak kebahagiaan yang hampir sempurna itu.

"Aku akan merebutnya kembali, entah dengan anak-anak sialan dalam perutnya atau tidak. Qin Lang harus mati," kata Liu Ji.

Dia meminta bantuan kultivator iblis, Xue Yang dan juga penyihir lainnya untuk mengumpulkan pasukan untuk menghancurkan Kerajaan Yi.

Meng Yao atau Jin Guangyao ikut dalam persekutuan jahat itu. Dia juga merupakan korban sakit hati karena ayahnya menolak untuk menjodohkan dirinya dengan Qin Lan, sang pangeran mahkota Yi.

Bisa dikatakan pasukan mereka adalah barisan sakit hati.

Wen Xiu yang sudah diberikan mantra oleh si penyihir jahat itu menuruti segala keinginan Liu Ji, padahal dia merupakan salah satu murid Baoshan Sanren dulunya. Ilmunya biasanya digunakan untuk menghukum murid yang melakukan kesalahan, melelehkan exilir atau jindan sehingga dia tidak bisa mengolah ilmu bela diri.

Murid terbaik itu ikut tersesat karena rayuan manusia yang memiliki siasat saat dan mantra jahat.

Di hari ulang tahun Qin Lang yang ke 19, Wang Yin hadir dengan sangat cantik. Perutnya yang membesar di usia kehamilannya yang ketujuh tampak sangat indah.

Tidak salah kalau Qin Lang merasa bahwa dirinya adalah manusia paling bahagia saat itu.

"Wang Yin, terima kasih," ujarnya sambil mengelus lembut perut besar Wang Yin.

Para tabib istana sudah memprediksi kalau anak dalam kandungan istri pangeran itu kembar, terlihat dari diri, detak jantung dan juga bentuk perutnya.

"Qin Lang, apa kau bahagia?" tanya Wang Yin.

Qin Lang mengangguk.

"Kau dan anak-anak kita adalah hadiah terbaik yang pernah aku dapatkan," kata Qin Lang mengecup lembut kening Wang Yin.

Masih sibuk dengan kemesraan itu, tiba-tiba pasukan gila yang dipimpin oleh Liu Ji menyerang Kerajaan Yi dan akan menghancurkan segalanya, terutama membunuh Qin Lang.

Segala serangan diarahkan kepada pangeran kedua itu.

Wang Yin yang mengetahui maksud dan tujuan Liu Ji, mengerti kalau Qin Lang adalah sasaran mereka.

Walau terlarang dilakukan saat hamil, Wang Yin memainkan seruling Ren dan memanggil Jenderal Li Wen.

Tak butuh waktu lama, pasukan Liu Ji kalau dan mereka sudah diikat dan diringkus.

Tanpa terkendali, ternyata Liu Ji masih menyiapkan serangan terakhir dan itu ditujukan untuk melelehkan exilir Qin Lang.

"Qin Lang, awas!" teriak Wang Yin dan langsung maju tepat di depan tubuh Qin Lang untuk menahan serangan itu.

Begitu menyentuh dada perempuan itu, Wen Xiu tersadar dan dia berteriak sekencang mungkin karena tahu sudah melakukan kesalahan apalagi perempuan itu adalah cucu gurunya.

Itulah sebabnya dia bersumpah untuk melindungi apa pun yang tersisa dari Wang Yin dan siap menerima hukuman atas apa yang telah dia lakukan.

"Wang Yin, bangun!" teriak Qin Lang dengan mata memerah dan air mata yang tak terkendali.

"Qin Lang, tolong keluarkan anak ini," pinta Wang Yin menyadari dirinya mungkin tidak akan bertahan lagi.

"Wang Yin, tidak!"

Qin Lang terus meraung walau dia juga melakukan apa yang diperintahkan oleh Wang Yin.

Beberapa tabib bersiap untuk melakukan operasi dadakan. Untung saja usia kehamilan sang Ratu pangeran sudah cukup matang untuk melahirkan.

Qin Lang terus menangis dan berteriak-teriak menguatkan Wang Yin agar bertahan.

Tak lama kemudian, dua anak mereka laki-laki dan perempuan lahir dengan selamat.

Tangisan dua bayi itu sahut menyahut menjadi suka sekaligus duka terdalam bagi Qin Lang.

"Qin Lang, berjanjilah untuk menjaga mereka dengan baik," pinta Wang Yin sebelum memejamkan matanya.

"Wang Yin," panggil Qin Lang lagi belum berminat untuk melihat anak mereka.

"Qin Lang, berikan ini pada mereka. Katakan kalau ibunya sangat menyayangi mereka."

Wei memberikan pita rambutnya dan memamerkan senyuman yang sangat indah sebelum jatuh koma dan tertidur hingga saat ini.

Setelah membaca kisah itu Qin Yue menangis dan memeluk adiknya yang juga sudah menangis dan kesal pada Liu Ji.

Itulah awal mula mengapa Pangeran Qin Lian mendadak membuat keonaran dan ingin membunuh Liu Ji. Dia sangat marah pada lelaki jahat itu.

Dia adalah penyebab ibu mereka tertidur begitu lama dan membuat Qin Lang harus berduka untuk cintanya.

Dan yang paling jahat, kecemburuan Liu Ji membuat anak-anak terpisahkan dari ibunya.

Tidak ada kejahatan yang lebih serius dan mengerikan dibandingkan memisahkan anak-anak yang masih menyusui apalagi yang baru lahir dari ibunya.

"Liu Ji, lelaki itu harus mendapatkan balasan setimpal!" teriak Qin Lian sebelum mengambil baju zirahnya.

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status