Share

Chapter XXVI - Jati Diri

Mata pemuda itu perlahan membuka, melihat sekeliling dengan wajah yang pucat pasi. Hanya terlihat seorang wanita yang membelakanginya selagi dirinya masih di ranjang empuk.

“Kau sudah sadar?”

Gendang telinganya sayup-sayup mendengar suara wanita itu berbicara kepadanya. Kini pandangannya sudah jelas, dan ruangan itu tampak seperti kamar rumah sakit.

“Dimana ini?”

Walaupun Noah sudah tahu dia berada di mana, apa salahnya bertanya. Wanita itu kemudian berbalik menampakkan kulit putih dan sebuah kacamata di wajahnya.

“Kau sekarang berada di ruang perawatan. Kau pingsan dan dilarikan ke sini setelah pertarunganmu.”

Noah tidak menyangka bisa kalah telak oleh seseorang yang seumuran dengannya selain dengan Besim. Wajahnya tertunduk malu walaupun tidak ada seorang pun yang memperhatikannya di sana, nyatanya dia malu dengan dirinya sendiri.

Pemuda itu pun kembali ke ruang latihan. Kata perawat barusan latih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status