Pertemuan pertama antara keluarga kerajaan Denmark, dan keluarga Geovan masih dalam tahap saling mengenal. Pembahasan ternyata belum terlalu dalam, karena kebetulan yang hadir hanya kakek dan nenek Stanley. Sementara kedua orang tua Stanley berhalangan hadir, dikarenakan ada urusan yang tak bisa ditinggal.
Pesta penyambutan kehadiran keluarga Geovan terbilang cukup mewah. Memasuki masih tahap saling mengenal, tetap membuat sang raja berkuasa memberikan sambutan yang luar biasa pada keluarga yang memiliki pengaruh pada pusat bisnis dunia. “Shakira, ini sudah malam. Kau jangan pulang. Menginap saja di istana,” ucap Raja Jokum, meminta putri nomor duanya untuk menginap. Acara pengenalan telah usai. Keluarga Geovan telah meninggalkan istana. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, dan sang raja meminta Shakira untuk menginap di istana. Malam yang sudah larut, membuat sang raja khawatir pada putrinya. “Tidak usah, Dad. Aku ingin pulang. Mom sendirian. Aku tidak mau membuat Mom khawatir padaku,” jawab Shakira. “Shakira, ini sudah malam. Hal buruk bisa saja menimpamu di malam hari,” kata Raja Jokum, tak suka di kala putrinya membantah. “Dad, tapi—” “Ini perintah, Shakira. Kau juga memiliki kamar khusus di istana, tapi jarang sekali kau tempati. Malam ini kau wajib menginap,” tegas Raja Jokum, tak ingin dibantah. Detik selanjutnya sang raja memilih untuk melangkah meninggalkan tempat itu. Shakira berdecak tak suka di kala ayahnya pergi begitu saja. Dia ingin sekali kembali ke rumah, karena dia yakin pasti ibunya menunggu dirinya. Namun, jika sudah seperti ini, maka mau tak mau dirinya harus bermalam di istana. Ratu Asta mendekat ke arah Shakira di kala sang raja sudah pergi. Pun Shula mendekat ke arah Shakira, bersamaan dengan ibunya. Mereka tampak menatap dingin, dan tajam Shakira. Tatapan yang menunjukkan jelas rasa kemarahan tertahan. “Kau tahu apa kesalahanmu, Shakira?” tanya Ratu Asta, dengan nada penuh amarah tertahan. Shakira tetap tenang, meski mendapatkan tatapan tajam dari ibu tirinya. “Aku tidak melakukan kesalahan apa pun.” “Bohong! Stanley mengajakmu berdansa! Itu sebuah kesalahan besar!” seru Shula keras. Shakira berdecak kesal. “Kau mengerti kata mengajak? Kenapa kau malah menyalahkanku? Stanley yang mangajakku berdansa. Bukan aku.” “Harusnya tadi kau berbasa-basi menolak. Kau harus ingat posisimu!” kata Shula lagi tajam. “Apa yang Shula katakan benar. Harusnya kau menolak. Ingat, Shakira, kau ini hanya anak gundik! Kau tidak layak berada di istana ini! Kau diundang, karena ayahmu kasihan padamu. Jadi, jangan bertindak kau adalah orang penting di sini!” sambung Ratu Asta. Shakira tersenyum samar mendengar apa yang dikatakan oleh sang ratu. Ini bukan pertama kali ibu tirinya itu menghinanya. Dia bahkan sudah sangat amat terbiasa akan hinaan dari yang terlontar dari ibu tiri dan kakak tirinya. Setelah pesta berakhir, dan keluarga Geovan berpamitan pulang, tentu Shakira sudah menduga dirinya akan mendapatkan teguran keras dari ibu tiri, dan kakak tirinya. Hal itu disebabkan, karena selama dirinya berdansa dengan Stanley, dirinya mendapatkan tatapan tajam dari ibu tiri, dan kakak tirinya. “Kenapa kalian ini hanya menegurku saja? Kenapa kalian tidak menegur Stanley yang mengajakku berdansa. Aku ini hanya menghormati keluarga Geovan yang merupakan tamu penting Dad. Lagi pula, jika aku menolak dansa bukankah itu sangat tidak sopan? Aku harap kalian bisa gunakan otak kalian dengan baik,” terang Shakira tanpa rasa takut. “Kau—” Ratu Asta tak suka dilawan. Sang ratu hendak memberikan tamparan, tapi Shakira dengan sigap menepis kasar tangan sang ratu. “Aw—” Ratu Asta menjerit kesakitan di kala tangannya ditepis kasar oleh Shakira. “Mom, wanita ini sudah tidak waras.” Shula memeluk lengan ibunya, meminta ibunya untuk tidak memukul Shakira. Sebab, dia tahu betapa liarnya Shakira. Shakira menatap dingin Shula dan Ratu Asta. “Beberapa tahun lalu, mungkin aku adalah sosok yang lemah. Tapi, sekarang aku adalah orang yang berbeda. Apalagi kejadian di mana kalian merendahkan ibuku, membuatku harus tanggung melawan dua ular seperti kalian. Ini sudah malam. Aku ingin istirahat. Jangan ada yang berani menggangguku. Jika kalian berani menggangguku, maka kalian akan tahu akibatnya.” Shakira Laursen bukan lagi sosok yang lemah seperti beberapa tahun lalu. Dia berubah drastis, karena hantaman hinaan bertubi-tubi. Pun pernah ada suatu titik di mana ibunya dihina oleh banyak anggota kerajaan. Hal itu yang membuatnya meneguhkan diri untuk menjadi sosok yang kuat. Sebab, jika dirinya masih lemah, maka ibu tiri dan kakak tirinya akan dengan mudah menindasnya. “Berengsek! Dasar anak pelacur!” geram Ratu Aska di kala melihat Shakira sudah pergi. Shula menatap tajam ke bayang-bayang Shakira. “Sekarang dia sudah semakin kurang ajar pada kita, Mom.” Ratu Asta mengepalkan tangannya. “Nanti Mom akan berikan dia pelajaran berharga. Kau tidak perlu khawatir, Shula. Fokus saja pada rencana perjodohanmu dengan Stanley Geovan. Buat keluarga Geovan semakin menyukaimu.” Shula mengangguk, penuh rasa yakin. “Mom, kau jangan khawatir. Aku akan pastikan seluruh keluarga Geovan menyukaiku.” Ratu Asta tersenyum seraya membelai pipi Shula. “Kau memang yang terbaik. Mommy selalu bangga padamu.” *** Sebuah mobil Rolls Royce meluncur membelah kota di malam hari. Tampak Stanley duduk dengan tenang di kursi depan, tepat di samping sang sopir. Sementara William dan Marsha—kakek dan nenek Stanley berada di kursi belakang. “Jadi, Shula yang akan kau jodohkan padaku, Grandpa?” tanya Stanley seraya melirik kakeknya dari spion tengah. William mengangguk. “Ya, dia akan menjadi calon ratu masa depan.” Stanley tersenyum samar. “Bagaimana jika aku tidak tertarik pada Shula? Apa kau akan memaksaku?” Stanley Geovan—sosok pria tampan yang menyukai kebebasan. Hidupnya selama ini tak suka diatur-atur oleh siapa pun. Bahkan orang tuanya saja kesulitan mengaturnya. Namun ada sosok yang paling Stanley hormati yaitu William Geovan—kakek Stanley. Beberapa tahun belakangan, Stanley selalu dipaksa untuk mengikuti blind date, tetapi tentu Stanley selalu menolak. Puncaknya, tahun lalu William terkena serangan jantung. Hal itu yang membuat William meminta Stanley untuk patuh yaitu mau dijodohkan dengan keturunan dari kerajaan Denmark. Stanley yang menyukai kebebasan, sempat menolak permintaan sang kakek. Akan tetapi, karena kondisi kakeknya menurun, itu yang membuat Stanley memilih untuk mengikuti keinginan sang kakek. Pun selama ini memamg pria itu tak mudah tertarik pada wanita. Dia berpikir mungkin jika dirinya mau dikenalkan oleh keturunan kerajaan Denmark, membuatnya sedikit ada rasa ketertarikan pada sosok wanita. “Kau tidak tertarik pada Shula?” tanya William seraya menatap cucunya yang duduk di kursi depan. Stanley tersenyum samar. “Shula cantik, anggun, dan menawan. Aku mengakui itu. Tapi, entah aku tidak tahu kenapa, tidak ada magnet kuat yang membuatku tertarik padanya.” William mengembuskan napas kasar. “Kau masih baru mengenal Shula. Pelan-pelan nanti kau akan jatuh hati padanya. Jangan terburu-buru.” Marsha menatap sang suami dengan hati-hati. “Sayang, aku ingin bertanya sesuatu padamu.” William menoleh, menatap Marsha. “Katakan, apa yang ingin kau tanyakan?” “Sayang, kenapa Shula dipanggil Yang Mulia, atau Tuan Putri, sedangkan Shakira hanya dipanggil dengan sebutan Nona?” tanya Marsha penasaran sejak tadi ingin tahu. Stanley tampak tertarik mendengar pertanyaan Marsha. William berdeham sebentar. “Shakira lahir dari anak seorang selir, bukan anak permaisuri. Sebelumnya, aku sudah mencari tahu tentang Raja Jokum. Dalam tatanan istana kerajaan Denmark, anak selir tidak diakui di keluarga kerajaan. Itu kenapa gelar Shakira tidak ada. Kelak jika Raja Jokum sudah tidak ada, Shula yang akan menggantikan memimpin negeri.” Marsha mengangguk paham. “Sekarang aku mengerti. Pantas saja sejak tadi aku merasa aneh setiap kali pelayan memanggil Shula dengan panggilan Yang Mulia, atau Tuan Putri, sedangkan Shakira hanya dipanggil Nona. Rasa penasaranku sudah terjawab.” Stanley yang duduk di kursi depan, melukiskan senyuma samar di kala mendapatkan sedikit informasi tentang Shakira. ‘Ah, rupanya wanita itu bukan anggota kerajaan,’ batinnya engan sorot mata penuh arti khusus.Suasana pagi di istana megah menunjukkan jelas kemewahaan. Hidup di istana tentunya tertata dengan sempurna. Para pelayan sejak tadi sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan lezat ke meja makan. Meski yang ada di meja makan itu hanya empat orang, tetapi sarapan yang terhidang untuk anggota kerajaan tentunya sangat sempurna. “Shakira, hari Shula memiliki jadwal berlatih berkuda. Kau ikut dengan Shula dulu sebelum pulang. Nanti sopir akan mengantarmu,” ucap Raja Jokum pada Shakira. “Dad, aku tidak suka diganggu saat latihan berkuda. Hadirnya Shakira hanya menggangguku,” kata Shula menolak tegas Shakira ikut latihan berkuda dengannya. Shakira menghela napas dalam, dan memutar bola mata malas. “Aku tidak tertarik berlatih berkuda bersama Shula. Putri kesayanganmu itu pasti akan mengamuk tidak jelas saat kalah dariku.” Ini merupakan sebuah fakta. Setiap kali Shakira berlatih berkuda dengan Shula, dan Shakira menang maka pasti Shula akan marah besar. Hal itu yang membuat Shakira malas
“Enyah kau dari hadapanku! Kau tidak pernah diterima di sini! Kau bukan anggota Kerajaan! Ingat posisimu, kau hanya anak gundik!” Suara seorang wanita cantik, dengan aura wajah bangsawan tampak menunjukkan keangkuhan. Mahkota berlian di atas kepalanya menandakan bahwa dia adalah seorang putri Raja. Wanita cantik itu berbicara pada sosok wanita yang bahkan jauh lebih cantik darinya. Namun, sayang wanita yang berparas jauh lebih cantik itu hanya berasal dari kalangan rendah. “Aku ke sini, karena permintaan Dad! Minggir kau!” Wanita yang jauh lebih cantik itu bernama Shakira, paras perpaduan Amerika dan Eropa, membuatnya tampak elegan meski tanpa adanya mahkota berlian di atas kepalanya. Sang wanita cantik yang memakai mahkota Kerajaan itu bernama Shula, dan menyerukan suara yang lantang, “Dad sedang tidak ada! Pergi kau! Aku muak melihatmu berada di istana!” Shakira berdecih sinis mendengar ucapan Shula, kakak tirinya yang tak pernah sedikit pun menyukainya. “Kau bohong! Jika Dad ti
Pria tampan itu melukiskan senyuman di wajahnya di kala Shakira memuji dirinya. Dia membenarkan posisi berdiri Shakira, dan membuat Shakira sedikit salah tingkah tak menentu. Wanita itu malu, karena kelepasan bicara pada pria tampan di hadapannya. “Maaf, Tuan.” Shakira mundur beberapa langkah, menjauh dari pria tampan itu. Pria tampan itu tersenyum samar, mengamati paras Shakira yang sangat cantik. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyanya merasa tak asing melihat wajah Shakira. Shakira terdiam sebentar, berusaha mengingat-ingat. “Maaf, Tuan, sepertinya tidak,” jawabnya sedikit ragu. Wajah pria tampan di hadapannya ini sedikit mengingatkannya pada seseorang yang pernah dia temui lama, tapi dia khawatir dirinya salah. “Ya, mungkin aku salah,” jawab pria tampan itu. Shakira menganggukkan kepalanya. “Sekali lagi, maafkan saya, Tuan. Tadi, saya terburu-buru sampai tidak melihat jalan.” “Lupakan. Itu adalah sebuah kecelakaan. Ah, ya, apa kau anggota Kerajaan?” tanya pria tampan
Alunan musik menandakan bahwa anggota kerajaan diminta untuk berdansa. Sambutan hangat untuk kedatangan keluarga Geovan, diiringi dengan pesta megah dari kerajaan Denmark. Raja Jokum turun ke lantai dansa bersama dengan sang ratu. Pun William membawa istrinya turun ke lantai dansa. Demi menjalin hubungan baik, mereka menikmati pesta penyambutan dengan sangat hangat. Beberapa anggota kerajaan yang sudah berpasangan turut turun ke lantai dansa. Rencana perjodohan antara Tuan Putri dari Kerajaan Denmark, dan Stanley Geovan—yang merupakan keturunan berpengaruh dari keluarga Billionaire ternama di dunia, tentu menggeparkan seluruh penjuru negeri. “Stanley, ayo kita berdansa,” ajak Shula, tanpa rasa malu. Stanley menuruti keinginan Shula, karena ingin menghormati anggota kerajaan. Detik selanjutnya, pria tampan itu menyambut uluran tangan Shula, dan menuju lantai dansa untuk berbaur berdansa dengan yang lain. Saat semua orang berdansa, hanya Shakira duduk di kursinya. Wanita cantik it
Suasana pagi di istana megah menunjukkan jelas kemewahaan. Hidup di istana tentunya tertata dengan sempurna. Para pelayan sejak tadi sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan lezat ke meja makan. Meski yang ada di meja makan itu hanya empat orang, tetapi sarapan yang terhidang untuk anggota kerajaan tentunya sangat sempurna. “Shakira, hari Shula memiliki jadwal berlatih berkuda. Kau ikut dengan Shula dulu sebelum pulang. Nanti sopir akan mengantarmu,” ucap Raja Jokum pada Shakira. “Dad, aku tidak suka diganggu saat latihan berkuda. Hadirnya Shakira hanya menggangguku,” kata Shula menolak tegas Shakira ikut latihan berkuda dengannya. Shakira menghela napas dalam, dan memutar bola mata malas. “Aku tidak tertarik berlatih berkuda bersama Shula. Putri kesayanganmu itu pasti akan mengamuk tidak jelas saat kalah dariku.” Ini merupakan sebuah fakta. Setiap kali Shakira berlatih berkuda dengan Shula, dan Shakira menang maka pasti Shula akan marah besar. Hal itu yang membuat Shakira malas
Pertemuan pertama antara keluarga kerajaan Denmark, dan keluarga Geovan masih dalam tahap saling mengenal. Pembahasan ternyata belum terlalu dalam, karena kebetulan yang hadir hanya kakek dan nenek Stanley. Sementara kedua orang tua Stanley berhalangan hadir, dikarenakan ada urusan yang tak bisa ditinggal. Pesta penyambutan kehadiran keluarga Geovan terbilang cukup mewah. Memasuki masih tahap saling mengenal, tetap membuat sang raja berkuasa memberikan sambutan yang luar biasa pada keluarga yang memiliki pengaruh pada pusat bisnis dunia. “Shakira, ini sudah malam. Kau jangan pulang. Menginap saja di istana,” ucap Raja Jokum, meminta putri nomor duanya untuk menginap. Acara pengenalan telah usai. Keluarga Geovan telah meninggalkan istana. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, dan sang raja meminta Shakira untuk menginap di istana. Malam yang sudah larut, membuat sang raja khawatir pada putrinya. “Tidak usah, Dad. Aku ingin pulang. Mom sendirian. Aku tidak mau membuat Mom khawa
Alunan musik menandakan bahwa anggota kerajaan diminta untuk berdansa. Sambutan hangat untuk kedatangan keluarga Geovan, diiringi dengan pesta megah dari kerajaan Denmark. Raja Jokum turun ke lantai dansa bersama dengan sang ratu. Pun William membawa istrinya turun ke lantai dansa. Demi menjalin hubungan baik, mereka menikmati pesta penyambutan dengan sangat hangat. Beberapa anggota kerajaan yang sudah berpasangan turut turun ke lantai dansa. Rencana perjodohan antara Tuan Putri dari Kerajaan Denmark, dan Stanley Geovan—yang merupakan keturunan berpengaruh dari keluarga Billionaire ternama di dunia, tentu menggeparkan seluruh penjuru negeri. “Stanley, ayo kita berdansa,” ajak Shula, tanpa rasa malu. Stanley menuruti keinginan Shula, karena ingin menghormati anggota kerajaan. Detik selanjutnya, pria tampan itu menyambut uluran tangan Shula, dan menuju lantai dansa untuk berbaur berdansa dengan yang lain. Saat semua orang berdansa, hanya Shakira duduk di kursinya. Wanita cantik it
Pria tampan itu melukiskan senyuman di wajahnya di kala Shakira memuji dirinya. Dia membenarkan posisi berdiri Shakira, dan membuat Shakira sedikit salah tingkah tak menentu. Wanita itu malu, karena kelepasan bicara pada pria tampan di hadapannya. “Maaf, Tuan.” Shakira mundur beberapa langkah, menjauh dari pria tampan itu. Pria tampan itu tersenyum samar, mengamati paras Shakira yang sangat cantik. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyanya merasa tak asing melihat wajah Shakira. Shakira terdiam sebentar, berusaha mengingat-ingat. “Maaf, Tuan, sepertinya tidak,” jawabnya sedikit ragu. Wajah pria tampan di hadapannya ini sedikit mengingatkannya pada seseorang yang pernah dia temui lama, tapi dia khawatir dirinya salah. “Ya, mungkin aku salah,” jawab pria tampan itu. Shakira menganggukkan kepalanya. “Sekali lagi, maafkan saya, Tuan. Tadi, saya terburu-buru sampai tidak melihat jalan.” “Lupakan. Itu adalah sebuah kecelakaan. Ah, ya, apa kau anggota Kerajaan?” tanya pria tampan
“Enyah kau dari hadapanku! Kau tidak pernah diterima di sini! Kau bukan anggota Kerajaan! Ingat posisimu, kau hanya anak gundik!” Suara seorang wanita cantik, dengan aura wajah bangsawan tampak menunjukkan keangkuhan. Mahkota berlian di atas kepalanya menandakan bahwa dia adalah seorang putri Raja. Wanita cantik itu berbicara pada sosok wanita yang bahkan jauh lebih cantik darinya. Namun, sayang wanita yang berparas jauh lebih cantik itu hanya berasal dari kalangan rendah. “Aku ke sini, karena permintaan Dad! Minggir kau!” Wanita yang jauh lebih cantik itu bernama Shakira, paras perpaduan Amerika dan Eropa, membuatnya tampak elegan meski tanpa adanya mahkota berlian di atas kepalanya. Sang wanita cantik yang memakai mahkota Kerajaan itu bernama Shula, dan menyerukan suara yang lantang, “Dad sedang tidak ada! Pergi kau! Aku muak melihatmu berada di istana!” Shakira berdecih sinis mendengar ucapan Shula, kakak tirinya yang tak pernah sedikit pun menyukainya. “Kau bohong! Jika Dad ti