Home / CEO / The CEO's Baby Project / 41. Kepanikan Tamara

Share

41. Kepanikan Tamara

Author: Alpha Arietis
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tamara sedang menikmati makan siangnya dengan Carson ketika ponselnya bergetar di atas meja. Dia mengambilnya dan melihat sebuah pesan baru dari Davis. Awalnya, Tamara berpikir itu hanya pesan biasa, karena Davis awalnya hanya bertanya apakah dia sudah makan siang atau belum. Tetapi setelah membaca isi pesan berikutnya, alisnya mengernyit. Pesan itu terasa aneh baginya.

Davis: Kenapa kau makan siang di sini?

Tamara terdiam sejenak, mencerna maksud dari pesan tersebut. Apa maksud dari ucapannya? Kenapa dia mengirimkan pesan dengan kalimat yang seperti ini?

Dengan cepat, Tamara mengetik balasan.

Tamara: Apa maksudmu?

Sambil menunggu balasan, Tamara mengalihkan pandangannya ke sekeliling restoran. Dia mencoba mencari tahu apakah ada sesuatu yang aneh atau mencurigakan. Tidak lama kemudian, ponselnya kembali bergetar. Pesan balasan dari Davis muncul di layar.

Davis: Aku ada di restoran yang sama denganmu!

Mata Tamara melebar, dan dia secara refleks mengangkat pandangannya, mencoba menemuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The CEO's Baby Project   42. Perasaan Aneh Carson

    Mereka mengakhiri pembicaraan singkat itu, dan Davis menyandarkan punggungnya ke dinding, menatap langit-langit restoran dengan pikiran yang berputar-putar. Setelah beberapa detik, dia kembali ke meja di mana Fabio sudah menunggunya.Sementara itu, Tamara menutup teleponnya dan mengambil napas panjang. Dia berjalan kembali ke meja dengan langkah tenang, meskipun dalam hatinya dia masih merasa cemas.Begitu tiba di meja, dia melihat Carson yang hampir menghabiskan makan siangnya.Carson mengangkat pandangannya dan tersenyum saat melihat Tamara kembali.Tamara duduk di kursinya dengan senyum kecil. "Maaf, toiletnya cukup penuh.” Davis samar-samar bisa mendengar pembicaraan mereka.Keduanya kembali menikmati makan siang mereka. Tamara berusaha tetap tenang, meskipun dia tidak bisa menghilangkan perasaan khawatir yang masih menghantuinya. Dia tahu bahwa Davis ada di dekatnya, dan dia harus memastikan bahwa Carson tidak menyadari kehadiran suaminya.Mereka mulai berbicara tentang topik-top

  • The CEO's Baby Project   43. Apakah Dia Suamimu?

    Carson merasa canggung dengan suasana yang tiba-tiba berubah setelah kejadian tadi. Dia memutuskan untuk beranjak bangkit dari tempat duduknya, berpamitan sebentar pada Tamara dengan alasan ingin pergi ke toilet. Tamara hanya mengangguk, membiarkan Carson pergi sementara dia melanjutkan makan siangnya, meski rasa canggung masih menggantung di antara mereka.Sepanjang langkahnya menuju toilet, Carson merasa ada yang aneh dengan dirinya. Pikirannya terus kembali pada momen ketika dia beradu tatap dengan Tamara.Wajah cantik wanita itu terbayang jelas dalam benaknya. Sentuhan tangan lembut Tamara juga tak bisa dihilangkan dari pikirannya. Carson menghela napas, merasa sedikit gugup dengan perasaan yang mulai mengganggu dirinya. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi satu hal yang pasti, situasi ini membuatnya merasa canggung.Carson kemudian melangkah masuk ke dalam toilet pria. Dia berharap dengan berada di sana, dia bisa menenangkan pikirannya dan menghilangkan perasaan cangg

  • The CEO's Baby Project   44. Pulang Terlambat

    “Apakah pria itu adalah suamimu?” tanya Carson tiba-tiba, suaranya terdengar serius.Tamara tertegun. Jantungnya berdegup kencang, namun dia berusaha keras menutupi keterkejutannya agar Carson tidak mencurigai apa pun.Apa maksudnya? Kenapa dia mendadak bertanya seperti ini? Apakah Carson melihat Davis di restoran tadi? pikir Tamara panik. Berbagai kemungkinan melintas di benaknya, dan hal itu semakin membuatnya gelisah. Namun, dia tetap mencoba untuk terlihat tenang, menahan semua kegelisahan yang menggerogoti pikirannya.Di sisi lain, Carson mengamati perubahan ekspresi Tamara. Wajah wanita itu terlihat sedikit tegang, seolah-olah ia sedang merenungkan sesuatu yang penting. Perasaan bersalah menyelinap di hati Carson. Apakah pertanyaanku barusan terlalu menyinggung?“Anda baik-baik saja, Tamara?” tanya Carson lagi, mencoba mengatasi kebingungannya dengan nada suara yang lebih lembut.Pertanyaan itu membuyarkan Tamara dari lamunannya. Dia mengerjapkan mata, berusaha menenangkan diri.

  • The CEO's Baby Project   45. Kau Menungguku Pulang?

    Davis menghela napas panjang saat membuka pintu rumahnya. Perasaan lelah menggelayuti tubuhnya, seperti beban berat yang terus-menerus menekan tanpa henti.Hari ini terasa sangat panjang. Tumpukan pekerjaan di kantor yang tak ada habisnya membuat kepalanya berdenyut dan tubuhnya terasa berat. Namun, Davis tahu ini bukanlah satu-satunya hari yang akan melelahkan. Di depan sana, masih ada hari-hari lain yang menunggu, sama sibuknya, mungkin bahkan lebih melelahkan.Dengan langkah gontai, Davis melangkah masuk ke dalam rumah sambil membawa tas kerjanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh berbagai urusan pekerjaan, namun begitu memasuki ruang tamu, pandangannya tertuju pada sesuatu yang membuatnya berhenti sejenak.Di sana, di atas sofa, Tamara terbaring dengan tenang dalam kondisi tertidur lelap. Davis terdiam sambil memperhatikan sosok istrinya yang terlihat begitu damai dalam tidurnya. Tamara tampak sangat kelelahan, seolah-olah telah menunggu Davis pulang hingga akhirnya ketiduran.Davis

  • The CEO's Baby Project   46. Hari yang Sibuk

    Carson berjalan menghampiri meja kerja Tamara, langkahnya mantap dan tatapan mata fokus. Di tangannya, terdapat beberapa berkas tebal. Sesekali, pandangannya menyapu layar komputer Tamara yang menampilkan grafik dan dokumen-dokumen yang tengah ia kerjakan. Tamara yang sedang fokus menulis di komputernya, lantas mendongak begitu menyadari kehadiran Carson."Tamara," panggil Carson dengan suara yang cukup untuk membuat Tamara langsung beralih memperhatikannya."Saya butuh anda mengerjakan laporan ini. Ini penting untuk proyek kita minggu depan, dan harus selesai hari ini.” Carson meletakkan tumpukan berkas di depan Tamara. “Saya juga ingin mengingatkan kalau nanti siang kita akan ada meeting untuk membahas perkembangan proyek ini. Divisi kita akan adakan rapat serius, jadi pastikan anda ikut dalam meeting ini," jelas Carson tanpa basa-basi.Tamara mengangguk paham. "Baik, saya akan segera mengerjakannya," jawabnya cepat, sambil menerima tumpukan berkas tersebut.Setelah memberikan instru

  • The CEO's Baby Project   47. Nyaris Ketahuan

    Tamara melangkah keluar dari dalam lift dengan langkah ringan, namun tubuhnya seketika membatu ketika pandangannya secara tidak sengaja menangkap sosok Davis yang tengah berjalan menuju lift. Bersamanya, Fabio dan salah satu sekretarisnya yang lain terlihat sibuk membahas sesuatu. Tamara tak sempat berpikir. Tubuhnya kaku saat matanya bertemu dengan tatapan Davis yang juga terhenti sejenak ketika melihatnya.Mereka berdua saling menatap untuk beberapa detik. Tatapan itu hening, tak ada kata yang diucapkan. Tamara akhirnya mengulas senyum tipis. Davis, di sisi lain, ikut tersenyum sekilas, singkat, sebelum akhirnya memalingkan wajahnya. Ekspresi dinginnya kembali, seolah berusaha untuk terlihat tidak mengenal Tamara sama sekali.Sekretaris Davis yang terus berbicara di sebelahnya tampaknya tidak menyadari momen singkat tersebut. Davis menghindari kontak lebih lanjut, tidak ingin membuat tindakannya berujung membongkar hubungan pribadinya dengan Tamara di depan para stafnya.Sementara i

  • The CEO's Baby Project   48. Hari yang Melelahkan

    Tamara melangkah menuju meja kerjanya dengan langkah ringan. Rasanya tubuhnya mendapatkan energi baru setelah istirahat singkat. Ketika sampai di kursinya, dia duduk dan mulai menyalakan komputernya kembali.Tumpukan tugas di layar menyapanya, namun kali ini, dengan tenaga yang sedikit lebih segar, Tamara merasa bisa lebih fokus dan cepat menyelesaikan semua pekerjaannya.Tangan Tamara bergerak lincah di atas keyboard, mengetikkan data yang diperlukan sambil sesekali memeriksa berkas-berkas di mejanya. Ruangan divisi tempat ia bekerja dipenuhi dengan suara keyboard yang mengetik, suara mesin printer, dan bisik-bisik rekan kerja yang sibuk dengan tugas masing-masing.*Tamara menyadari bahwa waktu berlalu begitu cepat saat dia tenggelam dalam pekerjaannya. Berjam-jam suda

  • The CEO's Baby Project   49. Tertidur di Sofa

    Davis melangkah masuk ke apartemen dengan langkah berat. Pintu ditutup perlahan di belakangnya, dan ruangan segera dipenuhi dengan keheningan yang nyaris pekat, hanya ditemani oleh suara televisi yang menyala tanpa penonton.Ketika dia mengalihkan pandangan ke ruang tengah, matanya langsung tertuju pada sosok wanita yang terbaring di sofa, tertidur pulas dengan posisi sedikit meringkuk. Tamara tampak damai dalam mimpinya.Davis menghela napas panjang, matanya beralih pada layar televisi yang menampilkan acara yang tidak lagi menarik perhatian. Tampak jelas bahwa wanita yang menjadi istrinya itu telah lama tertidur di sana hingga acara yang ditontonnya berakhir.Dia mendekat, melangkah pelan menuju sofa, dan berhenti tepat di samping Tamara. Wanita itu tampak begitu lelah, rambutnya tergerai di atas bantal sofa, seme

Latest chapter

  • The CEO's Baby Project   75. Kembali

    Bellatrix menghela napas dalam-dalam. Udara malam yang begitu dingin terasa begitu menusuk hingga membuatnya tidak tahan berlama-lama di luar. Wanita paruh baya itu langsung melangkah masuk ke dalam gedung tempat dimana biasa anak-anak buahnya berkumpul. Tiba di sana, kedatangannya langsung disambut oleh Ollie yang sudah menunggunya sejak tadi.“Selamat malam, nyonya.”“Tidak perlu basa-basi. Aku tidak ingin membuang-buang waktu. Langsung antarkan saja aku pada mereka!” ucap Bellatrix tanpa menoleh sama sekali. Wanita berpakaian serba hitam itu kini berjalan dengan tergesa-gesa dengan Ollie yang mencoba mengimbangi langkahnya.“Mereka sudah menunggu di ruang biasa, nyonya. Begitu tiba, aku langsung meminta mereka berkumpul di sana sesuai dengan permintaan anda.”“Bagus! Lalu bagaimana dengan tugas lain yang aku berikan padamu?”“Saya sudah berhasil mendapatkan informasi yang anda minta. Hanya saja…, ada beberapa hal, nyonya,” gumam Ollie dengan kepala tertunduk. Bellatrix yang mendeng

  • The CEO's Baby Project   74. Antara Janji Dan Perasaan

    “Apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku, sayang?” Bellatrix menatap wanita di hadapannya dengan raut wajah bingung. Tidak biasanya wanita di hadapannya ini memasang ekspresi serius seperti ini.“Kau sudah tahu kalau dia kembali, kan?” Hailey melontarkan pertanyaan retoris. Bellatrix sama sekali tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Akan tetapi, walau terlihat begitu jelas, dia masih tetap berusaha untuk tenang seolah tidak mengerti dengan maksud dari perkataannya.“Apa maksudmu?”“Kau tahu apa maksudku. Orang yang selama ini menjadi penghalang! Kau sudah tahu dia kembali, kan? Maka dari itu, kau meneleponku kemarin, ya kan?” Hailey menatap wajah Bellatrix intens. Dugaannya tidak akan mungkin salah. Bellatrix pasti sudah bertemu dengan Serena. Itulah kenapa dia meneleponnya kemarin.“I-Itu…, darimana kau tahu? Apakah jangan-jangan kau…”“Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi lagi. Sekarang aku mengerti alasan kenapa kau menghubungiku kemarin. Itu pasti karena kau suda

  • The CEO's Baby Project   73. Dilema

    Hugh terdiam memandang Serena yang kini duduk di hadapannya sambil melahap makanan yang baru saja di sajikan di hadapan mereka. “Bagaimana? Kau menyukainya?” tanya Hugh, sambil menunggu respon darinya.Serena mengunyah makanan di mulutnya sebelum mengutarakan pendapatnya. “Ini enak. Aku menyukainya.” Serena tersenyum simpul.“Sudah aku duga kau pasti akan menyukainya!”“Darimana kau tahu ada restoran seenak ini?”“Aku tidak sengaja menemukannya ketika aku dan Shawn pergi ke taman hiburan beberapa waktu lalu. Tempat ini sangat ramai, jadi aku pikir tidak ada salahnya untuk berkunjung ke sini. Selain itu, aku juga sempat melihat review di internet tentang restoran ini, dan ternyata memang bagus.”“Oh, begitu… tapi ini sungguh enak!” Serena kembali melahap makanannya. Sekarang ini, Serena dan Hugh sedang berada di restoran. Mereka sedang menikmati waktu makan siang bersama. Saat di rumah, Hugh melihat Serena sangat kelelahan dengan pekerjaannya, dan karena sudah saatnya jam makan siang,

  • The CEO's Baby Project   72. Tidak Akan Menyerah

    “Kalau begitu, saya permisi.” Aiden tersenyum lantas berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Dia berniat untuk menemui putrinya sebelum meninggalkannya, dan membiarkan dia belajar bersama teman-teman barunya.Langkah Aiden mendadak terhenti saat dia melihat Rhys yang berdiri di koridor dengan wajah panik. Pria itu tampak kebingungan mencari sesuatu. Karena tidak melihat Loui bersamanya, Aiden bergegas menghampiri pria itu. “Rhys!”“Aiden, gawat!” Rhys mendekat dengan wajah cemas. “Loui hilang.”“Apa?” Aiden membelalakan mata begitu mendengar penuturannya barusan. “Tadi aku meninggalkan barangku di mobil, dan aku berniat untuk mengambilnya. Tapi Loui tidak mau dan bersikeras ingin menunggu di sini, jadi aku memintanya untuk duduk di sini sebentar sementara aku pergi. Begitu aku kembali, dia sudah tidak ada.”“Astaga, kau seharusnya tidak boleh lengah. Loui itu anak yang tidak bisa diam. Sekarang ayo cari dia sebelum dia melakukan sesuatu yang bisa membahayakannya!” Aiden dan Rhys lantas

  • The CEO's Baby Project   71. Penolakan

    “Jadi maksudmu adalah wanita jalang itu tidak sendirian?” Bellatrix mengalihkan perhatiannya pada Ollie. Lelaki itu sudah menjelaskan semuanya, dan begitu Bellatrix mengetahui cerita lengkap dari Ollie, dia segera meminta Ollie pulang.“Betul, nyonya. Dan sepertinya dia yang melindunginya selama ini.”Bellatrix termangu sambil mencerna ucapan Ollie barusan. Dia sungguh tidak menyangka kalau Serena akan memiliki seorang pelindung seperti yang diceritakan Ollie. Siapa pria yang dia maksud sebenarnya? Tidak mungkin itu Rhys, kan?“Aku ingin kau terus memantau Serena! Ikuti dia secara diam-diam dan terus pantau dia. Selain itu, coba juga untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai lelaki yang kau maksud. Cari tahu siapa namanya, bagaimana latar belakangnya, dan berikan aku seluruh detail informasi tentangnya. Pokoknya aku harus tahu semua yang tentang lelaki itu, agar aku bisa menilai apakah pria ini bisa menjadi ancaman atau tidak. Jika dia tidak menjadi ancaman, maka kita aka

  • The CEO's Baby Project   70. Pernyataan Cinta

    Ollie melirik jam di ponselnya. Sudah hampir lewat dari jam pulang kantor, dan wanita yang menjadi targetnya sama sekali belum juga terlihat. Matanya yang terus mengawasi semakin sadar bahwa pegawai kantor yang ada semakin berkurang.Ada yang aneh, sepertinya aku harus memastikannya. Ollie melangkah turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam. Begitu tiba di dalam, dia dapat melihat beberapa pegawai yang baru tiba di lobi dan sedang berjalan mengarah ke pintu dimana dia datang.Tepat saat matanya mengedar ke sekeliling, Ollie menangkap pemandangan tidak biasa. Matanya melihat seorang pegawai wanita yang berjalan menuju arah yang berbeda dari pegawai yang lain. Begitu diamati lebih seksama, Ollie baru sadar bahwa wanita yang dilihatnya adalah Serena. Orang yang ditunggunya sejak tadi. Sial! Sepertinya dia sudah sadar bahwa aku mengikutinya sejak tadi. Kalau sampai nyonya Bellatrix tahu, maka ini akan menjadi masalah besar. Aku harus segera mengikutinya!Ollie mempercepat langkah kakin

  • The CEO's Baby Project   69. Larangan

    “Aku senang kau datang dengan cepat.” Bellatrix tersenyum sambil menatap Ollie yang kini berdiri di hadapannya. “Apa yang bisa saya lakukan untuk anda, nyonya?”Bellatrix mengeluarkan ponselnya. Wanita itu lantas menunjukkan foto Serena. “Kau perhatikan wajah wanita ini, dan ingat-ingat wajahnya.”“Bukankah ini adalah—““Ya, ini adalah wanita yang selama ini aku incar!” Bellatrix memotong kalimat Ollie. Membuatnya seketika diam sambil menatap Bellatrix yang tampak kesal. Dari ekspresinya, Ollie bisa melihat bahwa wanita itu benar-benar resah dengan kehadiran Serena. “Wanita itu saat ini ada di dalam, dan tugasmu adalah mengawasinya. Ikuti dia, dan jangan sampai lepas! Begitu kau berhasil menemukan dimana dia tinggal, kau harus segera melaporkannya padaku. Mengerti?”“Baik, nyonya. Saya mengerti.”“Bagus! Aku harus membereskan wanita itu secepatnya agar aku bisa hidup dengan tenang!” Bellatrix beranjak dari tempatnya. Meninggalkan Ollie seorang diri. Wanita itu berniat untuk pergi bela

  • The CEO's Baby Project   69. Aturan Baru

    Bellatrix melangkah keluar dari dalam toilet dengan perasaan campur aduk. Dia kesal dan marah di saat yang bersamaan saat dugaannya ternyata benar. Wanita yang dia lihat ternyata memang Serena. Orang yang paling dia benci.Sebelum mencapai meja tempatnya dan Shopia menikmati makan siang, dia sempat berhenti sejenak untuk menghubungi seseorang. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan langsung melakukan panggilan telepon. “Ollie, aku memiliki tugas untukmu. Datanglah ke restoran tempatku berada saat ini. Akan langsung aku kirimkan lokasinya!” ujar Bellatrix yang segera memutus sambungan teleponnya begitu selesai bicara dengan anak buahnya. Lalu dengan segera, wanita itu mengirimkan lokasi restorannya berada saat ini.Bellatrix kembali ke mejanya dan melihat Shopia yang baru saja selesai melakukan panggilan telepon dengan seseorang. “Oh, astaga. Maaf karena aku membuatmu menunggu.” Bellatrix duduk di kursinya.“Tidak masalah. Omong-omong apakah setelah ini kau masih memiliki waktu?”“Aku t

  • The CEO's Baby Project   68. Cemburu

    “Bibi Hailey!” Loui tersenyum sambil berlari menghampirinya dengan kedua tangan yang terentang. Wanita yang sejak tadi berdiri sambil menunggunya itu lantas berjongkok sambil tersenyum. “Hai, sayang.”Loui memeluk Hailey erat. Dia sungguh senang akhirnya bisa bertemu lagi dengan bibinya setelah sangat lama mereka tidak bertemu. “Aku sungguh merindukan, bibi.”“Benarkah? Aku juga sangat merindukanmu. Bagaimana kabarmu selama tinggal di Cybertrone? Kenapa kau tidak pernah mengabariku?”“Dia sibuk sekolah!” Aiden menjawab. Pria yang menjadi kakaknya itu sibuk dengan tablet dan koper besar di tangannya.“Hai, kak! Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?”“Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Tapi aku sungguh sangat sibuk. Sejak sehari sebelum keberangkatanku kemari, papa terus menghubungiku dan mengatakan banyak hal tentang pemilihan pemimpin baru. Aku sampai merasa muak mendengarnya. Bisakah kau membantuku agar papa berhenti menggangguku? Untuk sekarang aku ingin fokus pada Loui du

DMCA.com Protection Status