Sementara Zev sudah berada di kantornya bersama Jordan dan sekretaris baru yang dapat Zev andalkan untuk membantunya, di saat bekerja, Zev masih sering keluar masuk kamar mandi, bagaimanapun juga morning sickness nya belum hilang walaupun ia sementara memaksakan diri untuk membereskan kekacauan.
Sekretaris barunya menatap Zev kasihan, sementara Jordan sendiri sibuk di luar ruangan untuk menyiapkan konferensi pers dan menahan para pemegang saham untuk bertahan. Seharusnya yang berurusan langsung dengan para pemegang saham adalah Zev, namun di kondisinya yang masih mengalami morning sickness tidak memungkinkan Zev bertemu para pejabat tinggi, jangan sampai Zev memuntahkan sesuatu secara tidak sopa
“Jadi dia menemuimu!” Sam memekik syok saat Gracila menceritakan siapa ayah dari bayinya. Sam berjalan mundar mandir di depan Gracila. “Konferensi akan di lakukan beberapa jam lagi, dan kau baru mengatakan padaku jika lelaki itu mendatangimu. Sebenarnya kau bisa menyelesaikan hal ini atau tidak, Gracie?” Sam mengacak rambutnya frustasi.“Ini di luar dugaanku, Sam. Kau tidak boleh menyalahkanku sepenuhnya.”Sam mendengus, berhenti bergerak untuk menatap Gracila. “Semalam kau pergi menemui Zev dan berakhir kau yang di pojokkan olehnya, Zev yang memegang kendali dan kita tidak tau apa yang akan Zev lakukan di konferensi nanti selain memanggil dokter untuk memeriksa kondisi janinmu yang belum lahir itu. Aku meragukan rencanamu menjatuhkan Zev akan berhasil, lalu menurutmu apa aku tidak boleh menyalahkanmu?”“Tidak Sam, aku masih berada di posisi menguntungkan, aku yakin setelah konferensi nant
Silau blitz kamera menyorot ke arah Zev seperti seorang selebriti yang baru saja memenangkan penghargaan, namun situasi yang Zev alami bukan seperti itu walaupun Zev sendiri memang sudah terbiasa berhadapan dengan kamera.Cukup banyak awak media yang datang dari beberapa perusahaan yang berbeda, meja konferensi Zev sudah setengah di penuhi oleh alat pengeras suara dan juga microphone milik para reporter.Zev dapat melihat jika yang datang hari ini jauh lebih banyak ketimbang saat hari pelantikannya menjabat sebagai presiden direktur. Sepertinya gosip jauh lebih menarik ketimbang sesuatu yang lain.Namun masalahnya sekarang bukan itu, silau blitz membuat Zev merasa mual, ia menahan mati-matian agar tetap bersikap berwibawa did epan kamera yang masih mengarah padanya.“Tuan Zeveran, tolong jelaskan apa benar Anda meminta wanita bernama Gracila itu untuk mengugurkan bayi Anda? Apa Anda sebagai pria tega melakukan itu pada bayi yang bahkan belum l
Berita tentang skandal Zev dan Gracila dalam setengah jam langsung selesai berkat kehadiran Cameron, perlahan berita mulai teralihkan dari topik panas sebelumnya. Saham perusahaan Zev mulai membaik tidak menurun seperti beberapa hari kemarin kemarin. Sekarang ada yang jauh lebih menarik mengenai berita tentang Gracila dan Cameron, hampir semua orang tau siapa itu Cameron Francisco, seorang artis yang kabarnya sudah meninggal tiga tahun lalu akibat kecelakaan pesawat jet pribadi. Bagaimana bisa seorang artis yang sudah di kabarkan meninggal tiba-tiba muncul di sebuah ruang konferensi dan menarik Gracila bersama pengakuan mengejutkan yang di akui oleh Cameron jika Gracila adalah ibu dari calon anaknya. Berita mengenai Cameron langsung menyebar cepat bagaikan roket yang lepas landas menuju angkasa. PLAKK.! Tamparan keras menghantam wajah tampan Cameron, saat ini ia kembali terkenal setelah berusaha bersembunyi selama tiga tahun, d
Zev duduk menghadap Mia yang tengah membantunya membersihkan janggutnya, merapikan kembali wajahnya agar terlihat lebih segar.“Dua pekan lagi Linda dan Nelvan akan melakukan pernikahan, kita akan ke Denver kan?”“Kita akan periksa ke dokter lebih dulu apakah kondisimu yang sedang mengandung boleh melakukan perjalanan jauh.”“Musim dingin akan berlalu sebentar lagi, salju juga sudah mulai mencair, apa kau akan terus bekerja keras sampai berganti musim?”Mia meletakkan alat pencukur dan membantu membersihkan wajah Zev menggunakan handuk kecil.Zev tersenyum tipis, tapi tiba-tiba ia meringis saat bekas jarum infus tersenggol pinggir wastafel, bekas jarum infus yang baru di lepas kurang dari tiga puluh menit itu kembali mengeluarkan darah meski tidak banyak.“Dasar, sebaiknya kau harus berusaha untuk lebih hati-hati lagi.” Mia menarik Zev keluar dari kamar mandi, mengambil antiseptik dan juga
Pukul delapan kurang lima belas menit Zev sudah berangkat ke kantor, Jeslyn ke rumah Zev untuk menemani Mia dan memberitahu apa saja yang perlu Mia lakukan selama kehamilannya.“Apa keluargamu dulu punya riwayat keluarga kembar?” Jeslyn memberikan potongan buah segar untuk Mia, menyusul duduk di kursi sebelah yang Mia tempati.Mia yang mendapat pertanyaan seperti itu tersenyum getir. “Aku di besarkan di sebuah panti sejak aku masih bayi.”“Ah maaf, aku sungguh tidak tau. Zev tidak pernah bercerita padaku.”Mia mengangguk. “Tidak apa-apa, lagi pula sekarang aku sudah punya keluarga baru seperti kalian yang menerimaku tanpa melihat dari mana asalku. Aku merasa beruntung menjadi bagian dari keluarga ibu dan Zev.”Jeslyn mengusap rambut pirang Mia, “Apa kamu masih ingat apa yang pernah ibu katakan padamu tentang Zev?”Kening Mia mengernyit, ia adalah orang yang mudah melupak
Tiga puluh menit berlangsung, Zev memperbaiki pakaian Mia sebelum ia berlari ke kamar mandi untuk kembali mengeluarkan makan siang yang belum lama ia telan. Mia mengikuti Zev, melihat dari pintu betapa tersiksanya Zev.“Apa kau setiap hari seperti ini di kantormu?”Zev tidak langsung menjawab, setelah kegiatannya dengan Mia berlangsung singkat ia tidak bisa menahan sesuatu yang mengganggu dalam dirinya, ini tidak biasanya, karena biasanya morning sickness berbentuk mual seperti ini akan berhenti pada pukul sepuluh, sekarang sudah pukul satu kurang beberapa menit tapi kenapa mualnya masih ada?Bahu Zev bersandar di dinding, matanya menatap Mia dengan tatapan sayu, “Tidak.” jawab Zev lirih, matanya sedikit kemerahan, wajah putihnya pun menimbulkan semburat merah.“Apa kau yakin masih bisa melanjutkan pekerjaanmu jika kondisimu saja seperti ini?”“Tidak perlu di cemaskan, aku sudah mulai terbiasa.”
Dua minggu sejak perempuan bernama Gracila itu di geret paksa oleh seorang selebriti seperti Cameron, sejak itu pula berita tak berhenti membahas mereka, hampir di setiap waktu saat Mia menonton televisi, pasti berita tentang Cameron yang di tampilkan. Sementara lelaki bernama Cameron itu kembali menghilang tanpa jejak bersama Gracila, entah di mana tempat persembunyian Cameron.Ponsel di dekat Mia berdering, senyum di bibir Mia mengembang dan langsung menggeser ikon hijau, tampaklah wajah sahabatnya dengan balutan gaun cantik pernikahan.“Linda, kau cantik sekali. Andai saja aku ada di sana untuk membantu persiapan pernikahanmu.”Linda tersenyum, ponsel yang mungkin sedang di pegang oleh Nelvan mengarah memperlihatkan Linda sepenuhnya, gaun putih tulang yang cantik membalut tubuh Linda.“Mia, aku merasa seperti akan menjadi ibu peri.” ucap Linda.“Kau akan menjadi ratu dalam acara pernikahanmu, aku tidak
Musim dingin akhirnya usai, udara hangat mulai menggantikan suasana yang semula di kuasai oleh rasa dingin. Sebuah pesawat telah siap di tumpangi oleh Mia dan Zev menuju Colorado, pernikahan Linda akan di lakukan dua hari lagi, Mia sudah tidak sabar untuk segera bertemu sahabatnya itu.Namun, beberapa minggu belakangan kondisi Zev tidak begitu baik, morning sickness yang datang tiba-tiba kadang membuat Zev sampai lemas dan nyaris pingsan seperti sebelumnya, Mia ingin membantu tapi ia tidak tau bagaimana caranya.“Kau baik-baik saja?” tanya nya pada Zev, lelaki itu bersandar di kursi pesawat dengan nyaman dan maya yang terpejam.“Aku rasa begitu.”Mia mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak tega melihat Zev seperti ini dalam perjalanan menuju Denver, namun Mia juga tidak ingin meninggalkan kesempatan melihat Linda melakukan pernikahan.“Penerbangan akan mengakibatkan tekanan udara, aku taku terjadi sesuatu dengan ka