Share

The Baby - 02

Penulis: helloimironman
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-28 16:25:03

Iblis: ke rmh gue

Iblis: supir gue udh di depan rmh lo

Aku yang baru selesai mandi mendengus, membaca pesan dari Sehun yang baru sempat aku buka. Tungkai ku berjalan ke arah jendela, mengintip kearah luar. Benar saja, mobil Mercedes-Benz hitam sudah terparkir di depan rumahku.

Aku bergerak cepat mengeringkan rambutku, mengganti baju santai ku dengan yang lebih layak di lihat. Setelah cukup rapih aku segera berjalan keluar.

Karena orangtua ku sedang tidak ada di rumah, jadi aku langsung pergi tanpa pamit. Masuk ke dalam mobil yang membawaku ke tempat neraka kedua setelah sekolah.

* * *

Menginjakan kaki di rumah mewah Sehun adalah hal yang paling ku benci, namun tidak bisa ku hindari. Karena apapun yang berhubungan dengan Sebastian Hunegara adalah siksaan. Seolah Sehun akan kehabisan nafas jika sehari saja tidak membuatku menderita.

Terhitung mungkin sudah lebih dari sepuluh kali aku menginjakan kaki di rumah Sehun, rumah yang luasnya berkali - kali lipat dari rumahku. Rumah ini mewah dan sangat nyaman untuk di tempati, tapi setiap aku menginjakan kaki di sini, tidak ada oranglain selain aku, Sehun dan pembantunya. Aku penasaran, tapi aku tidak berani bertanya pada Sehun. 

Aku menaiki undakan tangga menuju lantai dua karena kamar Sehun berada di lantai dua. Selama menuju ke kamar Sehun aku tidak berhenti menganggumi interior dan fasilitas mewah rumah ini, dindingnya saja lebih halus daripada kulit wajahku. Andai suasana rumah ini lebih hidup, pasti penghuni di rumah ini tidak akan kesepian.

Yang aku maksud adalah Sehun. Ya walaupun dia kejam padaku, tetap saja aku merasa kasihan padanya. Cowok iblis itu pasti merasa kesepian setiap hari karena suasana rumahnya yang selalu sepi. Aku saja tidak tau wujud siapa saja yang tinggal di kediaman rumah ini selain Sehun dan pembantunya.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kamar Sehun, mengetuknya harus pakai tenaga karena pintu kamarnya terbuat dari kayu jati.

"Masuk." titah Sehun yang samar - samar aku dengar.

Mendapatkan izin dari sang empu, aku segera membuka pintu, masuk kedalam ruangan bercat abu - abu itu.

"Stop!" titah Sehun saat aku menutup pintunya.

Aku memandang Sehun dengan tatapan bertanya.

"Karena lo udah bikin gue nunggu, lo harus jalan jongkok dari situ." ujar Sehun dengan seringai jailnya.

Ini belum seberapa di banding hukuman dari Sehun yang lain, makanya tanpa protes aku segera berjalan jongkok ke arahnya. Meski dengkulku sedikit nyeri karena jarak dari pintu kamar menuju ranjang Sehun lumayan jauh, jaraknya seperti dari halaman depan rumahku ke dapur. Kamar Sehun seluas itu.

Setelah sampai di hadapan Sehun aku segera berdiri. Aku menunduk saat mendapati Sehun menatapku dengan pandangan yang tidak bisa aku artikan.

"Siapa yang suruh lo berdiri?" tanya Sehun datar.

Aku mengangkat alis, tidak menyadari kesalahanku di mata Sehun.

"Gue belum suruh lo berdiri. Balik lagi sana." titah Sehun mengusir ku dengan gelagat tubuhnya.

Dengan kaki yang masih lemas, aku kembali berjalan ke pintu kamar, berjokok lalu kembali mengulang yang ku lakukan tadi. Tapi kali ini setelah sampai di hadapan Sehun, aku masih terus berjongkok, menunggu intruksi dari Sehun selanjutnya.

"Berdiri." ujar Sehun, aku menuruti.

Tanpa aba - aba Sehun menyibak bajuku, mengangkatnya sampai di bawah dada.

"Lo beneran hamil?" tanya Sehun menatap perutku serius.

Aku diam, namun saat tatapan mata Sehun menghunusku, aku segera mengangguk meskipun ragu.

Detik berikutnya aku tersungkur di lantai dengan keras, Sehun pelakunya. Aku meringis, dengan posisi yang masih tersungkur di lantai. Tubuhku bergetar saat tubuh menjulang Sehun berdiri di depanku. Tatapan mata irit cowok itu mengintimidasi ku. Bibirku kembali meringis saat telapak kaki besar Sehun menginjak perutku, menekannya secara perlahan.

"Bukan nya kemarin gue perintah lo buat gugurin?"

"Lo dengarkan? Perintah!"

"Lo gak usah berharap ketinggian, najis tau gak punya anak dari rahim lo!"

Aku memejamkan mata, menikmati ribuan duri yang menusuk hatiku. Kenapa rasanya lebih sakit daripada saat Sehun memukuli ku hingga kebiruan? Ucapan Sehun barusan bener - benar membuatku semakin tidak berarti.

Aku semakin meringis saat kaki Sehun semakin menekan perutku. Apa anakku akan selamat setelah ini?

Apa menyiksa ku saja kurang puas untuknya hingga Sehun tega menyiksa darah dagingnya sendiri yang bahkan belum lahir ke dunia.

Sehun mengeluarkan dompet kulitnya dari saku celana yang di kenakan, melempari wajahku dengan sejumlah uang.

"Gugurin." ujar Sehun lalu beranjak ke sofa.

Berkali - kali aku menelan amarah, sabar adalah keahlianku. Dengan tertatih aku mencoba berdiri, mengumpulkan uang Sehun yang berserakan di lantai, kemudian aku taruh di atas nakas. Kalau pun harus ku guguri kandungan ini, aku tidak sudi memakai uang darinya. Meskipun di matanya aku tidak memiliki harga diri, tetap saja memakai uang yang bukan milik ku adalah hal yang tidak baik.

"Ambilin remot tivi dong." titah Sehun.

Aku menggeleng samar, padahal remot tivi hanya beberapa jengkal di hadapannya. Apa mata Sehun tidak berfungsi? Atau tubuhnya lumpuh?

Jangan meniru Sehun, malas itu sifat setan.

"Nyalain." ujar Sehun saat aku menyodorkan remot tivi. Jariku langsung menekan tombol on pada remot.

"Kerjain tugas gue. Tuh bukunya di meja belajar. Waktunya lima belas menit." titah Sehun yang membuatku segera beranjak ke meja belajarnya.

Aku membuka buku tugas milik Sehun, mengerjakan soal - soal di sana sambil berdiri, karena aku akan dapat hukuman jika duduk di kursi meja belajarnya dengan lancang. Apa aku sudah pernah mengatakan kalau Sehun ini sebenarnya salah satu murid kebanggaan SMA Senopati, bukan karena Papahnya pemilik sekolah, tapi karena Sehun pintar dan selalu menjadi anak yang namanya berada di peringkat paling atas. Bahkan dibuku tugas yang ia kerjakan sendiri nilainya tidak ada yang di bawah 90. Tapi, entah kenapa dia selalu menyuruhku untuk mengerjakan tugas rumahnya.

"Sepuluh menit lagi, pung." teriak Sehun, gerakan tanganku semakin cepat menulis jawaban. Padahal tugas Sehun di kumpulkan besok, tapi dia hanya memberiku waktu 15 menit, Sehun memang tidak bisa membiarkanku tenang sebentar saja.

"Selesai." kataku sambil menghela nafas lega.

"Ikut gue" titah Sehun beranjak keluar dari kamarnya. Aku mengikuti Sehun dari belakang.

"Lo pel lantai rumah gue, dari lantai satu sampai lantai tiga, seluruh ruangan kecuali kamar bokap gue." ujar Sehun membuat pembantunya yang berdiri tak jauh dariku tersentak kaget.

Aku mengangguk patuh seakan sudah siap mental menerima konsekuensiku jika menginjakan kaki di rumah ini. Ini alasanku menyebut rumah Sehun adalah neraka kedua setelah sekolah.

Mataku terbelalak saat Sehun mematahkan gagang kain pelnya sebelum diberikan padaku.

"Yang bersih ya." kata Sehun tersenyum dengan muka menyebalkan nya, setelah mengatakan itu Sehun kembali beranjak ke kamarnya.

Aku mendesah berat, menatap kain pel yang terpisah dari gagangnya. Kalau seperti ini aku akan menghabiskan banyak tenaga karena harus mengepel dengan cara merangkak. Berdiri saja sudah memakai banyak waktu dan tenaga apa lagi merangkak.

"Semangat!" kataku menyemangati diri sendiri. Menyedihkan.

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Retno Ratri
penulisnya suka kekerasan... stop baca nya
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
Sadissss dan Kejammmm Sekali masih Sekolah sdh Jahat Seperti gitu .
goodnovel comment avatar
Ndarie Juma
jujur aja ya Thor..rasa2 ny wlpun ini novel enggk pntas banget dibaca..wlpun hanya novel.. SMA mnggambarkan ktidak moralan ...ya sudah lah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 03

    Author POVKalau kalian penasaran dengan alasan mengapa Sehun gemar membuat Resya sengsara. Alasannya satu, karena Resya menolak cintanya.Di balik kekejaman Sehun, ada luka yang membusuk didalam hati cowok itu. Luka yang di torehkan oleh orang terkasih nya. Sehun meminta dengan baik hati Resya, namun cewek itu menolaknya mentah - mentah, jadi jangan salahkan Sehun jika mengambil segala yang ada di diri Resya dengan segala cara.Sehun kira rasa cintanya ke Resya akan memudar jika ia sudah menyicipi tubuh cewek itu. Tapi ternyata, rasa itu semakin nyata dan tumbuh. Sehun terobsesi dengan segala yang Resya miliki.Sehun bahkan sudah memaksa Resya untuk menjadi pacarnya hingga dua kali, dengan di iming - iming jika Resya mau menjadi pacarnya maka warga sekolah tidak ada lagi yang berani membully Resya, --padahal mereka semua membully Resya karena ulah Sehun.Tapi pernyataan ci

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 04

    Iblis: tmpt biasa, skrng! Tidak ada hari tanpa perintah dari Sehun. Yah, kebebasan dari Sehun adalah kemustahilan bagiku. Aku yang baru saja membuka kotak bekal harus menghela nafas panjang, dengan tak rela memasukan kembali kotak bekal ku kedalam tas, padahal aku belum memakan nasi goreng buatan ibuku sesuap pun. DRT!!! Layar hapeku kembali menyala, gerakan ku semakin mencepat setelah membaca chat masuk dari Sehun melalui pop - up. Iblis: lelet lo pungIblis: klo nafsu makan gue ilang, lo yg gue makanLangkahku ki

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 05

    Langkah ku terseok menyusuri lorong sekolah pagi ini, injakan kaki Sehun membuat pergelangan kakiku membiru dan lebam, akibatnya sebelah kakiku menjadi pincang. Aku berjalan menunduk, mencoba menghindari tatapan intimidasi dari murid lain. Jariku menekan tombol volume pada hape, meninggikan volume musikku yang sedang mengalun, hari ini aku sengaja ke sekolah pakai earphone supaya aku tidak dapat mendengar celaan yang mereka berikan. Dari semalam akun sosmed ku sudah penuh dengan caci maki, mereka sudah mendengar kabar kehamilan ku, maka dari itu aku tahu akan banyak rintangan besar yang ku lewati hari ini.Aku menghela nafas lega, sedikit lagi langkah ku sampai di depan kelas. Namun, baru saja aku melangkah masuk ke dalam kelas, rambutku langsung di jambak hingga tubuhku oleng dan membentur meja."DASAR PELACUR!""GAK TAU DIRI!""

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 06

    Author PovErgian marah besar saat melihat berita putra tunggalnya menghamili anak gadis orang tersebar luas di media sosial. Amarah Ergian semakin memuncak setelah anak buahnya memberikan informasi tentang latar belakang perempuan yang di hamili putranya.Aresya Riana, masuk sekolah Senopati lewat jalur biasiswa. Pekerjaan Ibu sebagai pembantu rumah tangga, dan pekerjaan Ayah preman pasar.Ergian menggeleng, tak habis pikir bagaimana anaknya bisa menghamili anak dari keluarga miskin. Apa Sehun tidak berpikir dampak ke depannya? Sebagai anak dari orang petinggi negara yang setiap langkahnya di soroti kamera, harusnya Sehun lebih hati - hati dalam bertindak dan memilih lingkungan pergaulan.Mungkin tahun depan Ergian harus mengubah prosedur untuk penerima beasiswa di Senopati. Meskipun memiliki nilai bagus, tapi kalau lingkungan hidupnya berdampak buruk bagi si

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 07

    Author povFrom: 081376×××××Saya akan pergi jauh dari Sehun, saya janji gak akan ketemu Sehun lagi. Saya akan menghilang dari kehidupan Sehun. Tapi saya mohon, om jangan melibatkan orangtua saya. Saya akan menganggap masalah ini tidak pernah terjadi. Walaupun semua orang udh tau, saya yakin om bisa menyelesaikan itu dan membuat citra om baik lagi. Terimakasih. -AresyaBibir Ergian menyunggingkan senyum setelah membaca pesan dari Aresya. Memiliki kekuasaan yang tinggi memang membuat siapa saja yang mencari masalah dengannya akan menciut. Terlebih dengan Aresya yang tidak ada apa-apanya."Teman aku bilang, Resya dijemput supir Papah tadi siang."Ergian menyeringai, sudah menebak kedatangan Sehun ke rumahnya pasti untu

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 08

    Aku tidak pernah menyesal sudah menolak cinta Sehun. Yang aku sesali adalah kenapa aku pernah jatuh cinta dengan lelaki kejam ini!Lelaki yang katanya mencintaiku, namun terus melakukan segala cara untuk menggugurkan kandungan ku.Dengan wajah kejamnya dia memaksaku membuka mulut. Aku memberontak, menutup mulutku rapat-rapat. Sekuat mungkin aku menahan mulutku untuk tidak meminum setetes pun jamu yang Sehun sodori.PLAK!!! Sehun memenamparku, tapi kali ini tamparan nya tidak terasa menyakitkan, mungkin karena aku sudah terbiasa dengan kekerasan yang dia lakukan."BUKA MULUT LO!!!" teriak Sehun tampak frustasi. Aku menggeleng dengan mata yang melotot galak kearahnya. Mungkin aku menerima saja jika dia mau menyakiti tubuh atau batinku, tapi jangan harap aku akan diam saja ketika dia mencoba mengambil nyawa anakku juga.Tidakkah dia merasa puas dengan hanya

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 09

    Author pov"Dia mempertahankan bayinya, bukan karena sayang. Tapi karena bayinya bisa di manfaatkan untuk memeras uang kamu suatu saat nanti."Sehun menghela nafas panjang, dia memijat keningnya yang berdenyut nyeri. Sehun memejam kan matanya, mencoba memahami maksud yang Ergian ucapkan."Dia sama seperti mamahmu, Sehun. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia akan pergi dan meninggalkan anaknya begitu saja." ujar Ergian sembari menatap Resya yang tergeletak mengenaskan di lantai.Nafas Sehun tercekat, kepalanya memutar memori ingatan terakhirnya bersama sang Mamah 10 tahun lalu. Saat itu Sehun masih duduk di bangku kelas 2 SD. Sang Mamah yang pamit ingin pergi ke pasar, tapi kenyataan nya, Mamahnya tidak pulang lagi setelah itu.Melihat kekacauan yang Sehun buat pada Resya, membuat Ergian memberang. Namun Ergian mencoba menahannya, mes

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-29
  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 10

    Hatiku sedikit menghangat, menemukan sifat Sehun yang dahulu ternyata masih tersisa. Sehun yang memperlakukan ku layaknya barang berharga, menyentuh ku dengan hati - hati seolah aku gelas kaca yang mudah pecah. Aku kira sifat hangatnya itu telah hilang tergantikan dengan Sehun yang selalu sarkas dan memandangku layaknya sampah. Dua sifat yang bertolak belakang itu ada dalam diri Sehun. Dan kini aku menemukan sifatnya yang dulu membuatku jatuh cinta.Dengan penuh kehati - hatian Sehun mengoleskan salep pada luka lebam ku. Luka yang dia buat, namun dia juga yang mengobati.Hembusan nafas hangat Sehun menyapu kulit pundakku, membuatku merinding tak kala bibir mungil Sehun meniup luka lebam ku yang berada dipundak. Aku membuang muka, mencoba menjauh dari wajah Sehun yang begitu dekat.

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-30

Bab terbaru

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - Ending

    "Istri kamu kemana?" Renatta celingukan, mencari keberadaan Resya yang semula duduk di atas sofa, tapi kini wanita hamil itu menghilang entah kemana. "Masuk ke kamar, istirahat." jawab Sehun seraya kembali mendaratkan bokongnya di atas sofa berukuran L. Renatta manggut-manggut, "Kedatanganku ganggu kalian, ya?" tanya Renatta, wajah menyebalkannya perlahan memudar. Sehun ingin mengangguk, namun tidak enak hati. "Nggak, Resya lagi capek saja kayaknya." jawab Sehun, pandangannya bergantian memantau Aydan yang dengan anteng bermain dengan para robot dan mobilannya. "Anak kalian lucu, ya." Renatta bergumam, indra penglihatannya mengikuti arah mata Sehun memandang, ke arah Aydan yang sedang sibuk sendirian. "Gen gue gak perlu di ragukan lagi, Nat." jawab Sehun penuh percaya diri. Renatta terkekeh pelan, dia merogoh isi tasnya lalu mengeluarkan kertas undangan berwarna puti

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 63

    "Kali ini salah aku apa lagi?"Sehun menghembuskan napas berusaha sabar. Memasuki bulan kelahiran anak keduanya yang semakin dekat, Resya juga semakin gencar menguji kesabarannya. Setiap hari yang ia lakukan selalu saja salah di mata istrinya. Kadang kalau saking kesalnya, Sehun sampai lebih memiliki pergi keluar bersama Aydan, dari pada menambah kacau suasana hati Resya."Aku udah bilang kalau ambil baju di lemari itu ditarik, bukan diangkat! Capek deh aku udah bilang berkali-kali tapi kamu gak dengerin!" gerutu Resya sambil melotot jengkel, ia kesal melihat Sehun mengacak lemari pakaiannya."Iya deh, maaf ya sayang, besok aku ambil bajunya di angkat." rayu Sehun sambil mendusel dibahu sempit Resya."Awas aja kalau bohong aku suruh k

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 62

    "Aku mau ice cream, Sehun!""It's midnight, babe. Besok, ya?"Resya menggeleng dengan raut wajah cemberut, tak senang mendengar penolakan dari suaminya barusan, padahal ini keinginan anaknya di dalam kandungan.Tanpa berkata apapun, Resya merebahkan tubuhnya dan menarik selimut hingga atas dada, ia memiringkan tubuhnya memunggui Sehun.Sehun yang melihat itu lantas menghela napas berat, tangannya bergerak menyetuh pundak Resya."Janji besok pulang kerja aku bawain ice cream sekulkas." rayu Sehun sambil mengusap-usap pundak Resya. Namun Resya masih diam tak bergeming."Re... jangan ngambek dong, sayang, lihat tuh ini udah jam 12 malam, lhoo!"Resya memutar tubuhnya, kini tatapan tajamnya menghunus Sehun dalam. "Kamu kalau nobar bola bisa sampai jam 2 malam di rumah Julian, giliran beli ice cream buat istrinya sebentar aja ke minimarket depan gak mau!" omel

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 61 (18+)

    Ketika kakinya sudah berpinjak di kediaman nya, Sehun langsung masuk ke dalam kamar untuk memastikan keadaan Resya karena istrinya itu tidak datang menyambut kepulangan nya. Ya, gimana mau di sambut kalau di rumah sakit tadi Sehun memarahi dan menyindir istrinya habis-habisan. Sehun menghela napas lega saat mendapati Resya yang sudah terlelap di atas ranjang. Ia berjalan ke depan lemari pakaian, membuka jas, ikat pinggang dan jam tangan secara bergantian. Lalu Sehun mencari piyama untuk ia kenakan setelah mandi. Sehun tersenyum tipis, jarang sekali ia menyiapkan pakaiannya sendiri seperti saat ini. Sejak menikah dengan Resya lima tahun lalu, semua kebutuhannya selalu Resya yang handle, istrinya itu melayani nya dengan sangat baik. Itu mengapa sekarang Sehun menyesal sekali sudah mengatakan kalau kerjaan Resya hanya berleha-leha saja di rumah. Tanpa melupakan rasa bersalahnya Sehun beranjak masuk ke dalam kamar mandi, ini sudah larut, namun t

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 60

    "Positif.."Resya membekap mulutnya dengan raut wajah tak percaya, mata yang membinar perlahan berlinang. Seperti ada yang meledak-ledak di dalam dadanya saat melihat dua garis merah yang tergambar di alat tes kehamilan yang beberapa menit lalu ia gunakan.Punggung tangannya bergerak mengusap air mata bahagia yang menetes. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu."Bunda."Mendengar suara Aydan yang memanggilnya dari luar, dengan cepat Resya mengusap air mata dan meletakan alat tes kehamilan yang tadi ia genggam di atas wastafel. Lalu ia keluar dari dalam kamar mandi untuk menemui Aydan."Kenapa, sayang?" tanya Resya menatap Aydan kebingungan."Boleh aku main keluar?" Aydan bertanya dengan wajah polosnya.Resya melirik kearah jam dinding, sudah jam 4 sore. Ia menggigit bibirnya, menimbang sejenak permintaan Aydan yang ingin main di luar rumah. Sebenarn

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 59

    Resya POV "Berhenti merajuk dan makan nasimu!" Sehun hanya mendengus merespon omelanku. Ya, seperti ini Sehun, pemaksa, keras kepala dan tukang merajuk. Bahkan di umur pernikahan kami yang sudah ke 5 tahun, tidak ada yang berubah darinya, ia malah lebih manja dari pada Aydan. Aku menghela napas jengah melihat Sehun yang masih mengabaikanku dan fokus pada ponselnya. Raut wajahku berubah saat menatap Aydan yang sedang memakan sarapannya dengan lahap. "Habiskan sarapannya ya anak pintar." ujarku seraya mengusap rambut Aydan, Aydan hanya membalasnya dengan mengangguk dan tersenyum tipis. "Aydan," Sehun mendekatkan wajahnya pada Aydan. Akhirnya ia melupakan ponselnya yang sedari tadi lepas dari tangan dan matanya. "Ya, Ayah?"&nbs

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 58 (Warning!)

    "Kamu punya nomor hape Chandra gak, Hun?" Mata Sehun langsung menatap sinis saat mendengar pertanyaan dari Resya. Ia baru saja tiba di rumah, harusnya Resya melayaninya seperti mengambilkan makan untuknya atau menyiapkan air hangat untuk mandi, tapi Resya malah menanyakan nomor ponsel Chandra. "Kenapa memangnya?" tanya Sehun dingin. Resya memainkan bibirnya, ia sadar kalau sudah salah bertanya kepada Sehun tentang Chandra. "Hmm, buat nanya keadaan papah kalau papah gak bisa di hubungin." jawab Resya jujur. Ia memang tidak ada maksudnya lain. "Nanti aku minta sama papah. Tapi aku gak bagi kamu, biar aku aja yang simpan nomornya." kata Sehun seraya merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya yang sudah lama tidak ia tiduri. "Ya sudah." balas Resya tidak memaksa. "Kamu mau makan dulu atau mandi?" tanya Resya mengubah topik pembicaraan mereka. "Mandi." jawab Sehun, di lihat dari raut wajahnya yang datar, sepertinya

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 57

    Sehun menghembuskan napas panjang saat bibirnya selesai mengucapkan ijab kobul dengan lantang dan hanya satu kali tarikan napas saja. Bibir Sehun tersenyum sumringah saat matanya mendapati Resya yang berjalan kearahnya dengan di dampingi Melati. Perempuan bergaun putih itu sudah resmi menjadi miliknya.Cantiknya, hati Sehun bergumam. Pandangannya tak lepas menatap Resya yang tersenyum kaku, cewek anggun itu tampak gerogi. Sehun spontan berdiri saat Resya telah tiba di sampingnya, dengan sigap Sehun menarik kursi untuk mempersilahkan Resya duduk di sebelah nya.Resya melempar senyum manis ke arah Sehun, senyuman yang membuat jantung Sehun semakin berdebar keras. Resya sungguhan cantik hari. Setiap hari Resya memang cantik, tapi saat ini cantiknya berlipat ganda sebab wajahnya di poles dengan make-up yang membuat pipi dan bibirnya merah merona."Hallo, istri." bisik Sehun menggoda. Ia memasangkan cincin ke jari manis Resya sambil terus memandan

  • The Baby (INDONESIA)   The Baby - 56

    Ergian menatap penjuru rumahnya, luas, megah dan mewah, rumah yang di idam-idamkan oleh orang-orang di luar sana. Namun anehnya, anak dan istrinya tidak betah tinggal di rumah megah ini dan memilih untuk pergi. Ergian menghembuskan napas beratnya, ia merenung seraya menatap kearah luar jendela rumahnya. Semua yang ia miliki saat ini adalah hasil dari kerja kerasnya.Selama hidupnya, Ergian tidak pernah bermalas-malasan, ia selalu rajin bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Meskipun keluarga kecilnya itu terbentuk karena sebuah paksaan dari orang tuanya, tapi setidaknya ada secuil keinginan di lubuk hatinya Ergian, ia menginginkan keluarga yang harmonis.Ergian memang tidak pandai cara mengungkapkan kasih sayangnya, tapi ia ingin membahagia orang-orang di sekitarnya, salah satunya Sehun. Hanya saja, sifat Ergian yang akuh membuat Sehun dan istrinya tidak melihat ketulusan Ergian.Ergian ingin membahagia anak dan istrinya dengan caranya sendiri, sementara ana

DMCA.com Protection Status