Author Pov
Ergian marah besar saat melihat berita putra tunggalnya menghamili anak gadis orang tersebar luas di media sosial. Amarah Ergian semakin memuncak setelah anak buahnya memberikan informasi tentang latar belakang perempuan yang di hamili putranya.
Aresya Riana, masuk sekolah Senopati lewat jalur biasiswa. Pekerjaan Ibu sebagai pembantu rumah tangga, dan pekerjaan Ayah preman pasar.
Ergian menggeleng, tak habis pikir bagaimana anaknya bisa menghamili anak dari keluarga miskin. Apa Sehun tidak berpikir dampak ke depannya? Sebagai anak dari orang petinggi negara yang setiap langkahnya di soroti kamera, harusnya Sehun lebih hati - hati dalam bertindak dan memilih lingkungan pergaulan.
Mungkin tahun depan Ergian harus mengubah prosedur untuk penerima beasiswa di Senopati. Meskipun memiliki nilai bagus, tapi kalau lingkungan hidupnya berdampak buruk bagi si
Author povFrom: 081376×××××Saya akan pergi jauh dari Sehun, saya janji gak akan ketemu Sehun lagi. Saya akan menghilang dari kehidupan Sehun. Tapi saya mohon, om jangan melibatkan orangtua saya. Saya akan menganggap masalah ini tidak pernah terjadi. Walaupun semua orang udh tau, saya yakin om bisa menyelesaikan itu dan membuat citra om baik lagi. Terimakasih. -AresyaBibir Ergian menyunggingkan senyum setelah membaca pesan dari Aresya. Memiliki kekuasaan yang tinggi memang membuat siapa saja yang mencari masalah dengannya akan menciut. Terlebih dengan Aresya yang tidak ada apa-apanya."Teman aku bilang, Resya dijemput supir Papah tadi siang."Ergian menyeringai, sudah menebak kedatangan Sehun ke rumahnya pasti untu
Aku tidak pernah menyesal sudah menolak cinta Sehun. Yang aku sesali adalah kenapa aku pernah jatuh cinta dengan lelaki kejam ini!Lelaki yang katanya mencintaiku, namun terus melakukan segala cara untuk menggugurkan kandungan ku.Dengan wajah kejamnya dia memaksaku membuka mulut. Aku memberontak, menutup mulutku rapat-rapat. Sekuat mungkin aku menahan mulutku untuk tidak meminum setetes pun jamu yang Sehun sodori.PLAK!!! Sehun memenamparku, tapi kali ini tamparan nya tidak terasa menyakitkan, mungkin karena aku sudah terbiasa dengan kekerasan yang dia lakukan."BUKA MULUT LO!!!" teriak Sehun tampak frustasi. Aku menggeleng dengan mata yang melotot galak kearahnya. Mungkin aku menerima saja jika dia mau menyakiti tubuh atau batinku, tapi jangan harap aku akan diam saja ketika dia mencoba mengambil nyawa anakku juga.Tidakkah dia merasa puas dengan hanya
Author pov"Dia mempertahankan bayinya, bukan karena sayang. Tapi karena bayinya bisa di manfaatkan untuk memeras uang kamu suatu saat nanti."Sehun menghela nafas panjang, dia memijat keningnya yang berdenyut nyeri. Sehun memejam kan matanya, mencoba memahami maksud yang Ergian ucapkan."Dia sama seperti mamahmu, Sehun. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia akan pergi dan meninggalkan anaknya begitu saja." ujar Ergian sembari menatap Resya yang tergeletak mengenaskan di lantai.Nafas Sehun tercekat, kepalanya memutar memori ingatan terakhirnya bersama sang Mamah 10 tahun lalu. Saat itu Sehun masih duduk di bangku kelas 2 SD. Sang Mamah yang pamit ingin pergi ke pasar, tapi kenyataan nya, Mamahnya tidak pulang lagi setelah itu.Melihat kekacauan yang Sehun buat pada Resya, membuat Ergian memberang. Namun Ergian mencoba menahannya, mes
Hatiku sedikit menghangat, menemukan sifat Sehun yang dahulu ternyata masih tersisa. Sehun yang memperlakukan ku layaknya barang berharga, menyentuh ku dengan hati - hati seolah aku gelas kaca yang mudah pecah. Aku kira sifat hangatnya itu telah hilang tergantikan dengan Sehun yang selalu sarkas dan memandangku layaknya sampah. Dua sifat yang bertolak belakang itu ada dalam diri Sehun. Dan kini aku menemukan sifatnya yang dulu membuatku jatuh cinta.Dengan penuh kehati - hatian Sehun mengoleskan salep pada luka lebam ku. Luka yang dia buat, namun dia juga yang mengobati.Hembusan nafas hangat Sehun menyapu kulit pundakku, membuatku merinding tak kala bibir mungil Sehun meniup luka lebam ku yang berada dipundak. Aku membuang muka, mencoba menjauh dari wajah Sehun yang begitu dekat.
"Gue kasih lo pilihan. Lo mau gugurin kandungan lo atau nikah sama gue?"Kepalaku lantas mendongak, menatap Sehun yang bisa dengan santainya berkata seperti itu. Aku menggeleng kecil, dua dari pilihan itu tidak bisa aku pilih. Aku tidak ingin menggugurkan kandungan ini, dan aku juga tidak mau menikah dengan Sehun.Aku hanya ingin dia membiarkan ku pergi.Tanganku bergerak secara naluri memegang perutku yang masih rata, "Aku tidak bisa menggugurkan kandungan ini..." lirih ku.Sehun menghela nafas pendek, "Oke, gue anggap lo pilih opsi kedua." ujar Sehun. Bukan itu seperti itu maksudku."Nggak. Aku juga gak bisa nikah sama kamu." jawabku sedikit ragu. Pandanganku kembali menunduk ketika wajah Sehun mulai mengeras dan tatapan nya mulai menajam. Tanganku meremas kain sprei, keringat dingin mulai bercucuran di dahiku. Aku takut Sehun akan memukuli ku lagi."Lo cuma bisa pilih y
Bodoh.Satu kata yang menggambarkan diriku. Apa yang aku pikirkan hingga bertindak sok pahlawan bagi Sehun?Harusnya aku tertawa dan merasa senang melihat Sehun di siksa Papahnya. Harusnya saat itu aku menonton hingga puas karena ada seseorang yang mewakilkan ku melakukan perbuatan yang ingin ku lakukan.Tapi, kenapa aku malah kasihan melihat Sehun kesakitan?Padahal Sehun tidak pernah ada rasa kasihan padaku ketika dia sedang menyiksaku. Sekalipun aku merintih meminta tolong, meminta dia untuk menghentikan tendangan serta pukulannya yang terasa amat menyakitkan, tapi dia tidak pernah mendengarkan ku, dia tidak punya rasa kasihan untukku.Dia pemerkosa, psikopat dan berhati iblis. Bisa - bisanya aku memiliki hati nurani untuknya, sementara dia, setetes rasa empatinya pun tidak ada untukku."Sini gue obatin." ujar Sehun sembari membawa kotak P3K di
Author povLaki - laki yang mengenakan hoodie hitam kebesaran itu menghembuskan asap yang mengandung nikotin ke udara. Laki - laki itu Loey Chandra, remaja yang lima hari lalu genap berumur 19 tahun.Chandra di besarkan di sebuah panti asuhan, namun dua tahun lalu remaja itu di usir dari panti dengan di bekali uang 1 juta rupiah. Alasannya, karena Chandra sudah seharusnya mencari uang dan menghidupi dirinya sendiri, dan juga panti asuhan tempat tinggalnya dulu sudah terlalu penuh hingga membuat ibu panti tidak mampu memberi makan banyak anak di sana. Dan terpaksa melepaskan anak - anak panti yang sudah remaja, termasuk Chandra.Karena ketergantungan biaya, Chandra terpaksa putus sekolah. Jangan kan untuk membayar uang sekolah, untuk makan sehari - hari dan mencari tempat untuk tidur saja dia kesulitan.Chandra yang saat itu masih berumur 17 tahun harus menjalin hari
Author povSudah hampir satu jam Resya berdiri di depan halaman rumahnya. Dia tidak tau ingin pergi kemana selain rumahnya yang dia anggap tempatnya pulang. Hanya rumah yang ada di kepalanya ketika kakinya berhasil keluar dari rumah Sehun.Resya sangat ingin melangkahkan kakinya memasuki pintu rumahnya yang berwarna coklat itu, melihat keadaan orang tuanya, dan memeluk Ibu dan Ayahnya dengan erat.Resya benar - benar rindu keluarganya, tapi dia takut kalau kedatangannya hanya membuat mereka bersedih. Resya hanya ingin melihat wajah Ibu dan Ayahnya, setelah melihat meski dengan jarak sejauh ini, Resya bakal pergi. Sesuai janjinya pada Ergian."Aresya?"Resya menoleh ketika seseorang memanggil namanya, mata Resya melebar ketika melihat Julian berdiri di belakangnya. Cowok itu menatap penampilan Resya dari atas sampai bawah. Tatapan Julian menyendu, merasa iba pada Resya. Sebab penampi