Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 51By : Leni Maryati#Jawaban FarrelSetelah perawatan seluruh tubuh, Alika di make up dengan riasan yang paripurna. Alika aneh sendiri, seperti hendak menghadiri acara penting saja.Walaupun ada yang janggal di hati, namun Alika tetap menurut saja apa yang dilakukan karyawan salon padanya."Setelah ini ganti gaun. Nyonya tadi sudah menitipkan 2 gaun, warna hitam dan maroon. Nyonya meminta dicoba keduanya mana yang cocok buat mbak Alika." ujar salah satu karyawan senior disana.Alika lagi-lagi menurut saja, Ia dibawa ke ruangan seperti kamar untuk berganti pakaian. Setelah mencoba gaun keduanya, Alika menentukan akan memakai gaun warna maroon. Memancarkan kesan elegan dan kulit putihnya terlihat lebih berkilau. Punggung belakang terekspos dan belahan gaun sampai lutut menambah kesan seksi."Berdiri, senyum... Kami izin ambil foto dulu ya,""Eh ... Untuk apa?""Untuk laporan ke nyonya kalau treatmentnya sudah selesai. Juga untuk laporan ke boss wa
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 52By : Leni Maryati#Malam romantis****Musik romantis mulai mengalun. Farrel mengajak Alika untuk berdansa. Mengenang momen-momen saat lamaran dulu. "Malam ini aku akan membalasmu, aku tak akan membiarkanmu tidur." bisik Farrel ditelinga Alika.Alika memelototkan matanya. Farrel hanya tersenyum cool dengan aura menakutkan.Alika memukul pundak Farrel pelan. Ia tersipu malu. Meskipun sudah menikah lima tahun lamanya, Alika masih malu-malu soal hubungan suami istri."I miss you... Always miss you..." bisik Farrel ditelinganya. Membuat seluruh tubuh Alika meremang. Gelora asmara keduanya bagai ombak yang berduyun-duyun. Hati Alika begitu berbunga-bunga mendapat kata-kata dan perlakuan manis dari Farrel. Keduanya masih berdansa mengikuti alunan musik romantis yang mengalun merdu. "Apa ibumu juga tahu tentang ini, beliau ngotot sekali mengajak Chacha menginap berhari-hari disana?""Ya... Bahkan ide Anniversary ini beliau yang menyarankan. Kita di
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 53By : Leni Maryati#Skakmat****Sere hari setiap tanggal 10 akan diadakan arisan ibu-ibu RT 01. Sudah ada beberapa ibu-ibu yang datang. Snack dan minuman juga sudah terhidang. Bu RT sebagai ketua arisan baru saja menyampaikan info di group kalau akan datang terlambat karena masih diperjalanan dari luar kota. Oleh karena itu, arisan akan dimulai sekitar setengah jam lagi. Karena Bu RT yang membawa buku berisi data peserta arisan dan data tabungan ibu-ibu. Ibu-ibu peserta arisan yang sudah datang awal sambil menunggu Bu RT datang saling berbincang-bincang seraya menikmati snack yang sudah dihidangkan.Ada yang berbincang-bincang diiringi tawa hingga terbahak-bahak namun ada juga yang asyik sendiri memainkan ponsel. "Bu RT kok ngasih infonya dadakan sih, tau gini aku jemur pakaian dulu," sungut Niken. Sambil memasukkan tahu isi ke mulutnya. Niken memang seperti itu, snack yang terhidang tak pernah disia-siakannya. "Namanya juga diluar rencana
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 54By : Leni Maryati#Pengen cari brondong****Pagi-pagi sekali Niken sudah mendatangi rumah Alika. Ia akan terus mengetuk pintu hingga yang punya rumah membukanya. Memang tak ada adabnya bertamu.Alika melihat jam yang bertengger di dinding, masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi. "Ada apa sih, mbak? Pagi-pagi sudah kesini." Alika tadi masih sibuk memasak untuk sarapan saat Niken terus-terusan mengetuk pintu. "Ngobrolnya di dalam aja ya," ajak Niken. Ia langsung nyelonong masuk ke ruang dapur Alika. Sudah beberapa bulan lamanya Ia tak masuk ke rumah Alika lagi semenjak kasus jemuran kehujanan dulu. "Ada apa?" tanya Alika to the point. Ia sudah hafal tabiat Niken pasti datang kalau ada maunya aja. "Haduh jangan galak-galak mbak Alika, aku jadi takut mau ngomongnya," keluh Niken. Ia mencomot anggur yang ada di meja makan. "Jadi gini mbak Alika, inikan tanggal tua. Mas Basuki gajiannya masih 5 hari lagi. Mau masak buat sarapan sudah tak ada be
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 55#Ketemu BerondongBy : Leni Maryati****"Dari mana bue?" tanya Basuki saat Niken sudah masuk rumah dan mendudukkan dirinya di kursi kayu dekat dapur. "Dari rumah mbak Alika, pak.""Pagi-pagi sudah ke tetangga, ngapain? Itu beras beli di pasar apa dari mana?" tanya Basuki tegas. Niken terdiam sejenak. Memikirkan kata-kata yang pas untuk menjawab pertanyaan suaminya itu. "Ehm.... Tadi niatnya mau pinjem beras ke Alika pak, karena uang pegangan sudah habis. Ternyata kata Alika ga usah diganti." dusta Niken. Basuki hanya mengamati Niken sekilas. "Kalau gitu cepet buat sarapan, anak-anak keburu berangkat sekolah." "Iya,"Niken langsung ke dapur mengambil 3 gelas beras dan mencucinya. Memasukkan beras itu ke magic com dan mengisinya dengan air panas agar lekas Matang. Sambil menunggu nasi matang, Niken membuat sayur dan menggoreng telur tepung. Diberi tepung agar semuanya dapat bagian telurnya. Setelah berkutat selama setengah jam lebih akhi
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 56By : Leni Maryati#Suami Terbaik****"Budhe Komala mau ngajak kita ketemuan. Dia bawa Ridho juga. Gimana? Kira-kira kamu sudah siap belum bertemu Ridho?" tanya Ratna tiba-tiba.Shinta bimbang dan bingung. Sudah siapkah dia membuka lembaran baru di hati dan kehidupannya?Masih mampukah Ia menolak permintaan ibunya?"Menurut ibu, Ridho gimana?""Ya... Anaknya baik sih, mungkin cuma agak minderan dan pemalu makanya jadi bujang tua. Umur 35 Tahun aku rasa belum terlalu tua untukmu. Apalagi kamu udah ga gadis lagi." "Kalau menurut ibu, Ridho baik dan bertanggungjawab ga apa-apa kita coba dulu. Minggu depan atur saja jadwal ketemuan dengan Budhe Komala dan Ridho, bu." Shita nurut saja, sesekali membuat ibunya senang. "Jadi Fia setuju ketemuan dengan mereka?" Ratna menyakinkan. Shinta hanya mengangguk saja. "Oke, nanti aku telpon Budhe Komala, minggu depan kita ketemuan dimana. Pagi apa sore, aku pastikan."Ratna mengelus pucuk kepala Shinta. "Ma
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 57By : Leni Maryati#Dikejar Berondong*****Kenapa Supri meneleponnya pagi-pagi begini, apakah ingin mengajak ketemuan lagi. Jangan sampai Supri tahu di mana letak rumahnya. Bisa berabe kalau Basuki salah paham.Setelah Basuki berangkat kerja, Niken lalu menghidupkan ponselnya. Banyak pesan masuk dari Supri.[Wow... Enak tuh rendangnya!][Kalau suamimu sudah berangkat kerja, aku mau juga sarapan di rumahmu.][Niken... Angkat! Aku mau telpon!][Makan enak harus bagi-bagi.][Cepat angkat telponnya!][Malah centrang satu 😥]Banyak lagi pesan-pesan dari Supri. Baru juga Niken hendak mengetik pesan balasan, dering telponnya sudah berbunyi. Supri meneleponnya kembali. [Halo!][Susah banget sih dihubungi!] Suara tinggi Supri terdengar di telinga Niken. [Kenapa? Lagian situ pagi-pagi ganggu aja. Orang lagi sarapan di telponin melulu!][Ya Maaf... ] Supri mulai melunakkan suaranya. [Aku kan juga pengen nyobain masakanmu, aku lihat di stori WA, sepert
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 58By : Leni Maryati#Menyerang****[Halo, Supri!][Gimana dek Niken? Ini Aa sudah siap-siap mau berangkat, dek Niken sudah sampai lokasi?][Ehm... Supri maaf ya... Sepertinya hari ini kita ga jadi ketemuan,] cicit Niken. [APA?] teriak Supri. Setelah itu hening tak ada suara lagi. [Halo... Halo...] tak ada tanggapan dari seberang sana. Supri pasti marah pikir Niken. Jadi apa yang harus diperbuat Niken. [Jangan marah ya, ga ada motornya. Motor bututku di bawa suami kerja. Mau pinjam motor tetangga ga boleh, tetanggaku pelit orangnya. Ketemuannya ditunda dulu ya. Lagian aku kan tadi juga belum janji bisa datang,] ucap Niken panjang lebar. Terserahlah Supri marah. Yang terpenting Ia sudah mengabari Supri kalau tak bisa datang. [Ya sudah, aku tutup saja telponnya. Diajak ngomong malah diam saja,] sewot Niken. Ia langsung mematikan ponselnya. Moodnya sedang tak baik-baik saja. Sebal sama Alika sekaligus Supri. Alika yang pelit, lihat saja nant