Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 58By : Leni Maryati#Menyerang****[Halo, Supri!][Gimana dek Niken? Ini Aa sudah siap-siap mau berangkat, dek Niken sudah sampai lokasi?][Ehm... Supri maaf ya... Sepertinya hari ini kita ga jadi ketemuan,] cicit Niken. [APA?] teriak Supri. Setelah itu hening tak ada suara lagi. [Halo... Halo...] tak ada tanggapan dari seberang sana. Supri pasti marah pikir Niken. Jadi apa yang harus diperbuat Niken. [Jangan marah ya, ga ada motornya. Motor bututku di bawa suami kerja. Mau pinjam motor tetangga ga boleh, tetanggaku pelit orangnya. Ketemuannya ditunda dulu ya. Lagian aku kan tadi juga belum janji bisa datang,] ucap Niken panjang lebar. Terserahlah Supri marah. Yang terpenting Ia sudah mengabari Supri kalau tak bisa datang. [Ya sudah, aku tutup saja telponnya. Diajak ngomong malah diam saja,] sewot Niken. Ia langsung mematikan ponselnya. Moodnya sedang tak baik-baik saja. Sebal sama Alika sekaligus Supri. Alika yang pelit, lihat saja nant
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 59By : Leni Maryati#Penyesalan*****Terlihat Budhe Ratna memegang dada kirinya. Ia menghirup napas dalam-dalam. "Budhe Ratna ga apa-apa?" Alika terlihat panik. Begitupun dengan Budhe Nur.Apakah jantung Budhe Ratna kumat lagi? Alika sangat takut kalau Budhe Ratna sampai pingsan lagi seperti dulu dan harus opname di rumah sakit. "Budhe... A-aku ambilkan air hangat dulu ya untuk minum." Alika langsung lari ke dalam rumah mengambil air putih agak panas untuk Budhe Ratna. "Coba diminum pelan-pelan." Alika membantu meminumkan segelas air putih itu. Budhe Ratna masih berusaha rileks dengan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan."Apa yang dirasa, Budhe?""U-udah mendingan, tadi jantungku berdebar sangat kencang. Makasih mbak Alika. Kalau gitu Budhe pulang dulu ya. Udah sore ini, mau masak juga.""Ayo, aku antar sampai rumah," ajak Budhe Nur. "Ga usah, cuman dekat ini," tolaknya dengan halus. Namun Budhe Nur langsung memegang le
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 60By : Leni Maryati#Niken sudah jatuh tertimpa tangga****"Ya nanti mamang ga balik modal atuh neng.""Lagian ini manisnya juga karena gula. Coba kalau ga dikasih gula pasti airnya juga masih pesing, ga manis alami. Kalau jualan itu barangnya yang bagus sekalian, biar pelanggan ga pada lari. Boleh ya, ini yang ku minum bonus aja." Mamang penjual es degan hanya diam saja. Apakah mamang penjual es degan bakal memberikan bonus untuk Niken? Berhasilkan Niken merayu mamangnya. Lumayan dapat bonus satu es degan."Ga bisa neng... Mamang tetap hitung 5 bungkus ya. Jadi total 50 ribu.""Ih... Mamang pelit!" Niken sebal ga bisa mendapatkan gratisan. Kalo dapat gratis 1 setidaknya cuman bayar 40 ribu. Bagi mamang penjual es degan, mending dikatakan pelit daripada Ia ga dapat untung. "Ini neng 4 es degan yang dibungkus," ujar mamangnya seraya meletakkan sekantong plastik hitam diatas meja hadapan Niken. "Nih uangnya." Niken menyerahkan uang 50 ribuan
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 61By : Leni Maryati#Malu*****Niken melotot tak percaya. Ternyata ada yang merekam saat Ia jatuh tadi. "Mana... Mana Rama lihat donk," ujar Budhe Nur antusias.Keempat ibu-ibu disana langsung mendekat ke Rama, penasaran dengan video Niken jatuh ke lumpur. Terlihat Niken penuh lumpur ditarik naik ke atas oleh bapak-bapak. "Hahaha... Ya ampun... Kok bisa nyemplung ke sawah to mbak Niken," Ibu-ibu tertawa terbahak. Haduh... Malu sekali. Rasanya Niken mau terjun saja ke dalam sumur."Jadi Mbak Niken jatuh ke dalam lumpur sawah bahkan sama motornya juga kecebur.... Mbak Niken basah kuyup bukan karena ulang tahun melainkan mandi lumpur, ya ampun," ujar budhe sarni. "Ini yang namanya karma, perempuan yang menyakiti perempuan lain." celetuk Budhe Ratna. "Ngomong apaan sih! Ga jelas banget," sungut Niken, melirik sinis ke Budhe Ratna. "Makanya mbak Niken hati-hati kalau naik motor, besok-besok lagi omongannya dengan yang lebih tua juga lebih dija
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 62By : Leni Maryati#Shinta vs Niken****Shinta berdiri dari duduknya. Kedua tangannya terkepal. Emosinya benar-benar dipuncak, "Mbak Niken tolong dijaga ya bicaranya," tegas Shinta. Niken hanya tersenyum meremehkan. "Apa? Ga terima dicap sebagai pe-la-kor?"Shinta semakin mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. "Kurasa mbak Niken ga ngerti arti menikah siri, menikah yang diakui oleh agama." "Menikah sah tapi tetap menyakiti hati wanita lain ya sama saja dosa," "Oh... Mbak Niken tahu juga tentang dosa, paham juga kalau menyakiti orang lain itu dosa, terus apa yang mbak Niken lakukan kemarin pada ibuku itu bukan dosa? Mbak Niken secara sengaja menyerang ibuku dengan kasusku yang viral, hampir saja penyakit jantung ibuku kumat. Mbak Niken juga bicara soal karma, coba instrospeksi diri kejadian kecebur dilumpur kemarin mungkin juga karma instan dari do'a ibuku!"Shinta menghela napasnya sejenak untuk meminimalisir emosinya yang
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 63By : Leni Maryati#Ridho****"Wah... Shinta ternyata semakin manis dan cantik ya sekarang," puji ibu-ibu yang memakai kerudung hijau saat Shinta mencium tangannya. Wanita yang umurnya sebaya dengan umur Budhe Ratna. Shinta yang di puji-puji hanya tersenyum tipis. "Budhe Komala bisa aja, cantik karena ibunya juga cantik," kekeh Budhe Ratna. "Iya, kamu memang tercantik sekompleks, tapi lihatnya dari sedotan ya... hehehe," canda Budhe Komala. Keduanya tertawa bersama. Budhe Ratna dan Budhe Komala memang bestie sejak remaja. Jadi saat mereka saling bercanda tak ada yang dimasukkan hati. "Oh ya sampai lupa, Shinta kenalan dulu! Ini Ridho anak pertama Budhe. Umurnya mungkin jaraknya jauh ya sama kamu, dia tahun ini umurnya sudah 35 tahun. Maklumlah... Ridho ini anaknya pemalu, takut sama perempuan," Budhe Ratna berbisik diakhir kalimatnya, namun masih bisa terdengar oleh Ridho. Ridho hanya tersenyum kaku seraya salah tingkah dengan perkataan
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 64By : Leni Maryati#Bertemu*****"Hai, Dek Niken... Sini!" Supri melambaikan tangannya. Ia sudah duduk disalah satu kursi, di meja yang paling ujung timur. Niken berjalan mendekat, "Sudah lama?" Supri melihat jam dipergelangan tangannya, "Ehm... Paling sekitar 15 menit yang lalu.""Udah pesan minuman dan makanan?" Niken mencari-cari pelayan disekitar mereka. "Ngobrol dululah dek Niken, jangan langsung makan. Aku kangen berat sama kamu." Supri memegang telapak tangan Niken, namun buru-buru langsung dihempaskan Niken. Wajah Supri menjadi pias. Menyadari Supri raut wajahnya berubah Niken tak menggubrisnya dan pura-pura cuek."Niken... Kamu hanya anggap aku mainan begitu?"Niken memelototkan matanya dengar ucapan Supri, "Maksudnya?""Ya kamu hanya mempermainkanku, lebih tepatnya hanya memanfaatkan. Aku hanya kau anggap orang bodoh karena bucin, yang mau saja mengirimu pulsa, mentraktir makan, dan memberimu uang. Kau sangat jahat ternyata,""K-K
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 65By : Leni Maryati#Mantan*****Siang hari Alika berkutat di dapur Ia sedang membuat minuman. Panas-panas begini memang cocok buat minuman yang segar-segar. Pekerjaannya hampir selesai, tinggal memasukkan biji selasih dan irisan lemon."Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.""Wa'alaykumussalam warrahmatullahi wabarakatuh, ayah!""Bunda... Sedang buat apa?" tanya Farrel yang baru pulang dari masjid. "Oh ini, buat es kuwut. Ayah mau?" Farrel menarik kursi disamping Alika dan mendudukinya, "Tentu saja mau," Alika tersenyum, "Tapi ayah ganti baju dulu gih dan temani Chacha mainan di ruang keluarga. Minuman kuwutnya dikasih es dulu biar dingin, selain itu bunda mau buat cemilan sebentar biar minumannya ada temannya.""Oke deh, bun." Farrel menarik hidung bangir Alika pelan. Alika hanya terkekeh. "Nanti kalau sudah siap, minuman dan cemilannya bunda bawa ke ruang keluarga."Farrel mengacungkan jempolnya. Setelah berkutat selama 15 menit,