Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 55#Ketemu BerondongBy : Leni Maryati****"Dari mana bue?" tanya Basuki saat Niken sudah masuk rumah dan mendudukkan dirinya di kursi kayu dekat dapur. "Dari rumah mbak Alika, pak.""Pagi-pagi sudah ke tetangga, ngapain? Itu beras beli di pasar apa dari mana?" tanya Basuki tegas. Niken terdiam sejenak. Memikirkan kata-kata yang pas untuk menjawab pertanyaan suaminya itu. "Ehm.... Tadi niatnya mau pinjem beras ke Alika pak, karena uang pegangan sudah habis. Ternyata kata Alika ga usah diganti." dusta Niken. Basuki hanya mengamati Niken sekilas. "Kalau gitu cepet buat sarapan, anak-anak keburu berangkat sekolah." "Iya,"Niken langsung ke dapur mengambil 3 gelas beras dan mencucinya. Memasukkan beras itu ke magic com dan mengisinya dengan air panas agar lekas Matang. Sambil menunggu nasi matang, Niken membuat sayur dan menggoreng telur tepung. Diberi tepung agar semuanya dapat bagian telurnya. Setelah berkutat selama setengah jam lebih akhi
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 56By : Leni Maryati#Suami Terbaik****"Budhe Komala mau ngajak kita ketemuan. Dia bawa Ridho juga. Gimana? Kira-kira kamu sudah siap belum bertemu Ridho?" tanya Ratna tiba-tiba.Shinta bimbang dan bingung. Sudah siapkah dia membuka lembaran baru di hati dan kehidupannya?Masih mampukah Ia menolak permintaan ibunya?"Menurut ibu, Ridho gimana?""Ya... Anaknya baik sih, mungkin cuma agak minderan dan pemalu makanya jadi bujang tua. Umur 35 Tahun aku rasa belum terlalu tua untukmu. Apalagi kamu udah ga gadis lagi." "Kalau menurut ibu, Ridho baik dan bertanggungjawab ga apa-apa kita coba dulu. Minggu depan atur saja jadwal ketemuan dengan Budhe Komala dan Ridho, bu." Shita nurut saja, sesekali membuat ibunya senang. "Jadi Fia setuju ketemuan dengan mereka?" Ratna menyakinkan. Shinta hanya mengangguk saja. "Oke, nanti aku telpon Budhe Komala, minggu depan kita ketemuan dimana. Pagi apa sore, aku pastikan."Ratna mengelus pucuk kepala Shinta. "Ma
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 57By : Leni Maryati#Dikejar Berondong*****Kenapa Supri meneleponnya pagi-pagi begini, apakah ingin mengajak ketemuan lagi. Jangan sampai Supri tahu di mana letak rumahnya. Bisa berabe kalau Basuki salah paham.Setelah Basuki berangkat kerja, Niken lalu menghidupkan ponselnya. Banyak pesan masuk dari Supri.[Wow... Enak tuh rendangnya!][Kalau suamimu sudah berangkat kerja, aku mau juga sarapan di rumahmu.][Niken... Angkat! Aku mau telpon!][Makan enak harus bagi-bagi.][Cepat angkat telponnya!][Malah centrang satu 😥]Banyak lagi pesan-pesan dari Supri. Baru juga Niken hendak mengetik pesan balasan, dering telponnya sudah berbunyi. Supri meneleponnya kembali. [Halo!][Susah banget sih dihubungi!] Suara tinggi Supri terdengar di telinga Niken. [Kenapa? Lagian situ pagi-pagi ganggu aja. Orang lagi sarapan di telponin melulu!][Ya Maaf... ] Supri mulai melunakkan suaranya. [Aku kan juga pengen nyobain masakanmu, aku lihat di stori WA, sepert
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 58By : Leni Maryati#Menyerang****[Halo, Supri!][Gimana dek Niken? Ini Aa sudah siap-siap mau berangkat, dek Niken sudah sampai lokasi?][Ehm... Supri maaf ya... Sepertinya hari ini kita ga jadi ketemuan,] cicit Niken. [APA?] teriak Supri. Setelah itu hening tak ada suara lagi. [Halo... Halo...] tak ada tanggapan dari seberang sana. Supri pasti marah pikir Niken. Jadi apa yang harus diperbuat Niken. [Jangan marah ya, ga ada motornya. Motor bututku di bawa suami kerja. Mau pinjam motor tetangga ga boleh, tetanggaku pelit orangnya. Ketemuannya ditunda dulu ya. Lagian aku kan tadi juga belum janji bisa datang,] ucap Niken panjang lebar. Terserahlah Supri marah. Yang terpenting Ia sudah mengabari Supri kalau tak bisa datang. [Ya sudah, aku tutup saja telponnya. Diajak ngomong malah diam saja,] sewot Niken. Ia langsung mematikan ponselnya. Moodnya sedang tak baik-baik saja. Sebal sama Alika sekaligus Supri. Alika yang pelit, lihat saja nant
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 59By : Leni Maryati#Penyesalan*****Terlihat Budhe Ratna memegang dada kirinya. Ia menghirup napas dalam-dalam. "Budhe Ratna ga apa-apa?" Alika terlihat panik. Begitupun dengan Budhe Nur.Apakah jantung Budhe Ratna kumat lagi? Alika sangat takut kalau Budhe Ratna sampai pingsan lagi seperti dulu dan harus opname di rumah sakit. "Budhe... A-aku ambilkan air hangat dulu ya untuk minum." Alika langsung lari ke dalam rumah mengambil air putih agak panas untuk Budhe Ratna. "Coba diminum pelan-pelan." Alika membantu meminumkan segelas air putih itu. Budhe Ratna masih berusaha rileks dengan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan."Apa yang dirasa, Budhe?""U-udah mendingan, tadi jantungku berdebar sangat kencang. Makasih mbak Alika. Kalau gitu Budhe pulang dulu ya. Udah sore ini, mau masak juga.""Ayo, aku antar sampai rumah," ajak Budhe Nur. "Ga usah, cuman dekat ini," tolaknya dengan halus. Namun Budhe Nur langsung memegang le
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 60By : Leni Maryati#Niken sudah jatuh tertimpa tangga****"Ya nanti mamang ga balik modal atuh neng.""Lagian ini manisnya juga karena gula. Coba kalau ga dikasih gula pasti airnya juga masih pesing, ga manis alami. Kalau jualan itu barangnya yang bagus sekalian, biar pelanggan ga pada lari. Boleh ya, ini yang ku minum bonus aja." Mamang penjual es degan hanya diam saja. Apakah mamang penjual es degan bakal memberikan bonus untuk Niken? Berhasilkan Niken merayu mamangnya. Lumayan dapat bonus satu es degan."Ga bisa neng... Mamang tetap hitung 5 bungkus ya. Jadi total 50 ribu.""Ih... Mamang pelit!" Niken sebal ga bisa mendapatkan gratisan. Kalo dapat gratis 1 setidaknya cuman bayar 40 ribu. Bagi mamang penjual es degan, mending dikatakan pelit daripada Ia ga dapat untung. "Ini neng 4 es degan yang dibungkus," ujar mamangnya seraya meletakkan sekantong plastik hitam diatas meja hadapan Niken. "Nih uangnya." Niken menyerahkan uang 50 ribuan
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 61By : Leni Maryati#Malu*****Niken melotot tak percaya. Ternyata ada yang merekam saat Ia jatuh tadi. "Mana... Mana Rama lihat donk," ujar Budhe Nur antusias.Keempat ibu-ibu disana langsung mendekat ke Rama, penasaran dengan video Niken jatuh ke lumpur. Terlihat Niken penuh lumpur ditarik naik ke atas oleh bapak-bapak. "Hahaha... Ya ampun... Kok bisa nyemplung ke sawah to mbak Niken," Ibu-ibu tertawa terbahak. Haduh... Malu sekali. Rasanya Niken mau terjun saja ke dalam sumur."Jadi Mbak Niken jatuh ke dalam lumpur sawah bahkan sama motornya juga kecebur.... Mbak Niken basah kuyup bukan karena ulang tahun melainkan mandi lumpur, ya ampun," ujar budhe sarni. "Ini yang namanya karma, perempuan yang menyakiti perempuan lain." celetuk Budhe Ratna. "Ngomong apaan sih! Ga jelas banget," sungut Niken, melirik sinis ke Budhe Ratna. "Makanya mbak Niken hati-hati kalau naik motor, besok-besok lagi omongannya dengan yang lebih tua juga lebih dija
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 62By : Leni Maryati#Shinta vs Niken****Shinta berdiri dari duduknya. Kedua tangannya terkepal. Emosinya benar-benar dipuncak, "Mbak Niken tolong dijaga ya bicaranya," tegas Shinta. Niken hanya tersenyum meremehkan. "Apa? Ga terima dicap sebagai pe-la-kor?"Shinta semakin mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. "Kurasa mbak Niken ga ngerti arti menikah siri, menikah yang diakui oleh agama." "Menikah sah tapi tetap menyakiti hati wanita lain ya sama saja dosa," "Oh... Mbak Niken tahu juga tentang dosa, paham juga kalau menyakiti orang lain itu dosa, terus apa yang mbak Niken lakukan kemarin pada ibuku itu bukan dosa? Mbak Niken secara sengaja menyerang ibuku dengan kasusku yang viral, hampir saja penyakit jantung ibuku kumat. Mbak Niken juga bicara soal karma, coba instrospeksi diri kejadian kecebur dilumpur kemarin mungkin juga karma instan dari do'a ibuku!"Shinta menghela napasnya sejenak untuk meminimalisir emosinya yang