Home / Fantasi / Tersesat Di Dunia Pendekar / Terlempar Ke Yawadwipa

Share

Tersesat Di Dunia Pendekar
Tersesat Di Dunia Pendekar
Author: Mangata

Terlempar Ke Yawadwipa

Author: Mangata
last update Last Updated: 2023-02-22 13:11:30

"Sial, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Raka. 

Kepalanya terasa sakit setelah terbentur sesuatu. Pandangan dari kedua matanya masih memburam. Ia masih berusaha memfokuskan kedua matanya untuk melihat sekelilingnya. Raka merasa bila dirinya seperti baru saja menaiki wahana ekstrim di taman hiburan.

Ia masih menerka aroma yang ia cium dan apa yang ia sentuh dengan kedua tangannya. Semuanya seakan berbeda dari beberapa menit yang lalu. Rasa pusing yang menghinggapi kepalanya membuat Raka berpikir bila ia sedang bermimpi atau justru sedang berada di dunia lain..

Ketika tangannya menyentuh benda di sekitarnya, Raka merasa ada sesuatu benda yang basah, lembek dan sedikit berserabut. Tangannya terus meraba hingga akhirnya Ia memutuskan untuk menoleh ke arah bawah. 

"Tanah?" Raka merasa heran. 

Raka juga menoleh ke arah sekelilingnya. Ia dikejutkan dengan penampakan pepohonan yang rindang nan lebat. Ia juga melihat ada kumpulan semak-semak yang mengerubungi sekitarnya. Angin yang menerpa tubuhnya seakan menyapa dan membisikkan ucapan, "selamat datang."

Sungguh hal gila, ia sampai terbelalak saat meraba tanah yang ia duduki. Wajahnya merasa heran dan bingung. 

Pikirannya seakan disuruh memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. 

"Apa yang terjadi? Tanya Raka.

"Sumpah, sebenarnya ini di mana?!" Raka segera berdiri. Ia tampak bingung. Rasa panik langsung menyelubungi pikirannya.

Ia segera menyusuri tanah asing itu. Membelah jalan dengan menerobos semak-semak tinggi. Ia bahkan tidak bisa mengetahui apa yang menunggunya di depan sana. Hanya menerka semuanya dari permainan pikiran yang ia punya.

Langkahnya terus bergerak, satu demi satu pohon besar dan semak ia lewati. Dan ketika ia melihat ada bias cahaya matahari di depannya. Raka langsung berpikir bila ada sesuatu di ujung cahaya itu.

"Aku harap itu adalah pintu dari mimpi ini," pikir Raka. Ia masih berpikir bila semua ini adalah mimpi. 

HAH?!

Ia sangat terkejut ketika melihat pemandangan di depannya. Langit luas nan biru, dengan hamparan awan yang bergerak. Sebuah hutan lebat nan luas di bawah kakinya membentang sangat hijau. Ia tidak menyangka bisa berdiri di atas tebing batu, ujung dari hutan tempat ia terbangun tadi.

"Apa-apaan ini? Semuanya adalah hutan, lalu ke mana kotanya? Di mana gedung-gedung tinggnya? Apa yang terjadi? Ke mana jalan raya dan kendaraannya?" Pikir Raka. 

Di ujung dari hutan tersebut terdapat sebuah bangunan seperti komplek candi yang dikerumuni oleh beberapa dinding batu besar dan rumah-rumah yang terbuat dari kayu.

Raka menoleh ke atas dan melihat sang surya. Ia terkejut karena sepertinya ia baru saja melewatkan malam minggunya. Seharusnya ia sudah pulang ke rumah dan melanjutkan pergi bersama para sahabatnya untuk menonton film di bioskop. 

Tapi sepertinya ia harus melompati beberapa jam dan melihat matahari kembali. 

"Apa yang terjadi? Ke–, kenapa sudah pagi kembali? Ini di mana?!" Raka merasa bingung. Tidak ada orang lain yang bisa menjelaskan kepadanya. 

Ia bertekuk lutut dan menundukkan kepalanya. Kedua telapak tangannya bergetar hebat. Raka mengalami serangan panik. 

"Hei, anak muda. Apa yang sedang kau lakukan? Baju apa yang kau kenakan itu?" Tanya suara asing.

Raka langsung menoleh ke samping kiri. Ia melihat ada seorang pria tua sedang duduk bersila memandang ke arahnya dengan raut wajah yang bodoh. 

Ia mengenakan pakaian yang ditambal-tambal dengan kain. Tubuhnya terlihat lusuh dan kotor. Ia juga mengenakan topi caping dari bambu yang sudah terlihat usang. 

"Siapa kau? Apa kau pengemis?" Tanya Raka yang asal menebak.

"Tidak sopan! Siapa yang mengemis! Aku hanya meminta-minta ke orang yang lewat saja!" Balas pria tua itu. Ia malah menegaskan tindakannya.

"Itu sama saja!" Ucap Raka. Menatapnya dengan tatapan datar.

"Itu berbeda! Pokoknya itu berbeda! Dasar, anak ingusan!" Entah kenapa, tapi pria tua itu sepertinya memiliki sifat cepat marah yang justru malah menambah keanehan pada dirinya. 

"Are you okay?" Raka membalas dengan logat english.

"Hah? Ayu bokek?" Ucap pria tua itu. Ia merasa bingung.

"Bukan ayu bokek! Tapi, are you okay? Itu artinya apa kau baik-baik saja?!" Teriak Raka. 

Ia malah terpancing dan ikut emosi. Tangannya sudah mengepal keras. Ingin rasanya ia segera meninju pria tua itu. 

"Oh, maaf. Aku tidak mengerti bahasa gaul anak muda jaman sekarang. Mereka sering kali menambahkan beberapa kosakata yang aneh," pikir pria tua yang sambil tertawa. 

"Ini namanya bahasa Inggris!" Ucap Raka. 

"Ngomong-ngomong pakaian apa yang  kau kenakan? Kenapa pakaiannya terlihat berbeda? Kau berasal dari mana, hah?" Tanya pria tua itu.

Raka baru sadar bila ia masih mengenakan seragam kerjanya. Ia langsung menjelaskan bila yang ia kenakan adalah salah satu seragam di tempatnya bekerja. Namun sayangnya, otak pria tua itu malah menanggapinya berbeda.

Raka baru menyadari bila beberapa detik yang lalu, ia masih berada di tempat kerja. Namun tiba-tiba ia terlempar ke tempat aneh itu.

"Hah? Seragam? Apa itu? Sejenis serangga, 'kah?" Tanya pria tua yang terlihat kebingungan.

"Ah, sudahlah…, terserah kau saja!" Raka terlihat sudah kelelahan meladeni kebodohan si pria tua itu.

"Ngomong-ngomong, ini di mana? Maksudku, apa nama tempat ini? Raka menoleh ke arah pria tua.

"Hah? Kau tidak mengenal nama tempat ini? Astaga! Apa mungkin kepalamu habis terbentur sesuatu?!" Pria tua itu langsung berdiri dan bergerak cepat memeriksa apakah ada luka di kepala Raka atau tidak.

Dengan cepat Raka segera mengusir pria tua itu. Ia merasa risih saat kepalanya dipegang oleh sosok asing.

"Aku tidak sedang bercanda! Sudah katakan saja ini di mana!" Ucap Raka.

Ia menjadi tambah kesal. Emosinya terus saja dibuat naik-turun, seakan ia sedang menaiki roller coaster. 

"Temperamenmu itu sangat buruk sekali," ucap pria tua itu sambil mengembuskan napas.

"Itu juga karena dirimu, bukan!" Raka menunjuk tajam ke arah si pria tua. 

"Baiklah, karena aku merasa kasihan padamu. Aku akan memberitahukannya," ucapnya.

"Kenapa nada bicaranya seakan sedang mengasihani diriku," guman Raka dalam hati.

Pria tua itu berdiri dengan gagahnya. Ia mengangkat kedua tangannya. Dadanya membusung ke depan dan kepala menoleh ke atas sedikit. Ia bicara dengan berapi-api.

"Kau sedang berada di sebuah pulau besar yang bernama Yawadwipa. Dan daerah ini bernama Beji!" Teriak pria tua itu.

"Biji?"

"Beji!"

"Iya, Biji, 'kan?" Raka bingung.

"B-e-j-i…, Beji! Bukan biji!" Pria tua itu yang malah gantian emosi. Ia bahkan sampai mengejanya.

"Terserah kau sajalah!" Kakek itu akhirnya menyerah dan kembali duduk bersila lagi. 

Raka tidak mengetahui nama dari daerah itu. Ia hanya pernah membaca bila Yawadwipa adalah sebutan kuno bagi pulau Jawa. Namun, wilayah bernama Beji tidaklah asing baginya.

Ia mengenal satu nama tempat yang persis sama dengan nama tempat asing itu.

"Apa ini daerah Beji, Depok?" Pikir Raka.

Related chapters

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Portal Gelombang Bencana

    "Ngomong-ngomong, siapa namamu?" pria tua itu menoleh ke arah Raka."Raka–, Raka Sadendra." Ia menatap jauh ke arah perkampungan yang berada di ujung hutan. Namun perhatiannya malah terpancing ke arah kanannya. Ia melihat ada bangunan tinggi yang menjulang seperti gedung pencakar langit. Begitu tingginya hingga Raka bahkan tidak bisa melihat ujungnya. "Namaku adalah Ki Joko Gendeng. Aku adalah penghuni asli dari daerah sini. Bila kau butuh sesuatu, kau bisa bilang kepadaku," ucap si pria tua."Oh, apa otakmu sama gendengnya dengan namamu?" Sindir Raka. Ia tertawa kecil."Apa maksudmu?! Kau ingin bilang bila aku ini gila?!" Ki Joko Gendeng merasa gusar.Raka hanya memberikan senyuman ke pria tua itu. Ia tidak menunjukkan hal apa-apa lagi kecuali kepuasan hatinya setelah menghina pria tua itu. "Kakek, bangunan apa itu? Kenapa tinggi sekali?" Tanya Raka Sadendra.Ki Joko Gendeng menoleh ke arah bangunan yang ditunjuk oleh pemuda itu. Ia menjelaskan bila bangunan tersebut bernama menar

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Pena Peminjam Barang

    "Permintaan diterima!" Sosok itu mengkonfirmasi.JLEB!!!AAAARGH!!!Jeritan iblis bersayap terdengar begitu keras. Seketika organ dalam iblis tersebut terburai keluar bersamaan dengan darah hitam yang menggenang di permukaan tanah. Dalam hitungan detik, sang iblis menelan kekalahannya dan tewas ditempat setelah perutnya dipotong oleh gergaji mesin portabel yang di order oleh Raka Sadendra."Luar biasa, kau bisa berpikir, menulis dan bergerak dengan cepat. Aku salut pada semangatmu," ucap sosok pria berkumis."Ingat! Jangan pernah muncul tiba-tiba lagi dan memberi arahan selayaknya SPG dealer motor!" Teriak Raka. Ia merasa kesal dan terkejut."Demi apa pun, aku lemas…." Raka meletakkan gergaji mesin portabel di sampingnya. Ia tidak menyangka pena aneh bermotif batik itu bisa mengabulkan permintaannya. Namun beberapa saat kemudian, gergaji mesin yang ia pesan telah menghilang. "Siapa kau? Dan apa-apaan dengan pena ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Raka merasa bingung. "Perken

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Bersembunyi Di Gua

    DAR! DAR! DAR!Rentetan bunyi peluru yang melesak cepat dari ujung senapan menggema ke seluruh penjuru desa. Raka yang begitu ahli dalam hal game battle royal membabat habis lima iblis bersayap tanpa bersusah payah. "Bagaimana caranya memakai senjata ini!" Ki Joko Gendeng malah melarikan diri dari dua iblis bersayap.AAAARGH!!!Aji Pamungkas juga ikut melarikan diri dan lari ke arah yang berlawanan dari Ki Joko Gendeng. Ia melintasi gang kecil dan berusaha bersembunyi dari kejaran tiga iblis bersayap. "Majulah!" Teriak Raka.Ia begitu lihai dalam soal menembak karena dirinya pernah mengikuti latihan tembak amatir bersama temannya. Meski pun sedikit mahal untuk biaya pelatihannya. Namun ia menikmati masa-masa menembak sasaran yang masih berupa benda mati. Tapi untungnya kali ini ia bisa menembak sasaran hidup yang jauh lebih menguji adrenalinnya."Alright! Next target!" Teriak Raka.Ia membidik salah satu iblis bersayap yang mengejar Aji Pamungkas. Dengan mengandalkan scope ukuran

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Desa Liwung

    Surya bersinar begitu terang di ufuk timur. Hari baru telah tiba, namun ketika Aji Pamungkas sedang menyiapkan sarapan, Raka Sadendra justru masih meringkuk nyenyak di dalam selimutnya. Pekerja kantoran itu meminjam selimut dari dunianya dan tidur dengan nyenyak sampai kesiangan. Ia bahkan kalah dengan seorang anak berusia 10 tahun yang sudah bangun 3 jam lebih awal. "Raka, bangunlah. Sarapan sudah siap." Ki Joko Gendeng coba membangunkan si pemalas. "Hah…? Maaf, ada apa?" Ucap Raka.Ia baru membuka setengah kelopak matanya. Dirinya masih mengintip keberadaan Aji Pamungkas dan Ki Joko Gendeng."Bangun! Cepat makan dan kita bisa melanjutkan perjalanan ke Jakatira!" Bentak Ki Joko Gendeng.Ia sudah selesai dengan daging kelinci liar miliknya. Pria tua itu bahkan menggunakan batang kecil untuk mengeluarkan sisa daging dari gigi-giginya."Oke, aku bangun. Tolong jangan berteriak seperti ibuku. Aku masih mengalami jet lag karena tersesat di dunia bodoh ini," keluh Raka. Ia mencium ada a

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Janji Raka Untuk Dyah Lokapala 

    "Apa kita akan di sini sampai besok?" Tanya Raka. "Tidurlah, kau masih beruntung karena diberi tempat untuk tidur. Banyak orang asing yang memasuki desa Liwung yang pulang tanpa nyawa," ungkap Ki Joko Gendeng.Ia segera merebahkan dirinya di ranjang empuk. Mereka bertiga mendapatkan perlakuan spesial bukan karena si kepala desa adalah teman dari Ki Joko Gendeng. Melainkan karena Raka dan pernyataan revolusioner miliknya. Bagi kepala desa, Raka seperti manusia unik yang belum pernah ia temui. Ketika Raka mengucapkan hal itu, ia seperti melihat jiwa muda dirinya di dalam diri Raka Sadendra."Kuharap besok ia tidak menyiapkan bumbu-bumbu untuk memasak kita," ucap Raka. Ia melelapkan kedua matanya. Hanyut ke dalam alam mimpi. Namun ketika ia hendak menyelami dunia imajinasinya di alam mimpi, ada suara yang memanggilnya dengan aksen seperti siulan burung yang terus saja mengganggunya. Raka baru menyadari bila suara

    Last Updated : 2023-04-14
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Sampai Di Rawa Tengkorak

    "Raka, cepat bangun," sapa Ki Joko Gendeng. Kedua mata pemuda itu perlahan membuka. Meski ia masih mengantuk, Raka berusaha untuk segera sadar. Terlihat mulutnya sesekali masih menguap lebar. Ia langsung berdiri dan menoleh ke arah sekitar. "Cepat mandi, kita akan segera menemui kepala desa untuk pamit," ucap Ki Joko Gendeng. Aji Pamungkas dan Ki Joko Gendeng telah menyantap sarapan berupa nasi uduk sederhana buatan salah satu wanita yang ditugaskan menjaga mereka. "Jangan terburu-buru. Aku biasanya mandi sekitar satu jam. Banyak hal yang aku lakukan di kamar mandi," ungkap Raka. Ia segera bergegas menuju ke kamar mandi.Di lain tempat, Dyah Lokapala beserta para petinggi desa lainnya telah berada di balai desa untuk mempersiapkan sebuah acara khusus. Begitu banyak umbul-umbul yang terpasang menghiasi rumah-rumah dan jalan desa. Para penduduknya pun mengenakan pakaian terbaik mereka dan membawa

    Last Updated : 2023-04-21
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Munculnya Iblis Air

    Raka menulis sesuatu di telapak tangannya. Sembari ia menulis, Aji Pamungkas segera menyusul Ki Joko Gendeng untuk menyelamatkan istri Raka. "Astaga! Baru beberapa saat menjadi seorang suami, aku harus diuji dengan cara gila seperti ini!" Keluh Raka. Ki Joko Gendeng melemparkan tongkatnya ke arah akar itu. Namun sayangnya tidak mengenainya. "Ki, gunakan teknik bela dirimu!" Teriak Aji Pamungkas. "Teknik apa?! Jangan bicara yang tidak-tidak! Cepat raih saja tangan Dyah Lokapala!" Teriak Ki Joko Gendeng.Aji Pamungkas langsung mengejar tubuh Dyah Lokapala yang terus ditarik oleh akar itu. Dan ketika hendak masuk ke dalam sebuah kolam berukuran lumayan besar, Aji Pamungkas melompat dan segera menggenggam tangan dari wanita itu. "Dapat!" Ucap bocah itu. "Aji! Tolong jangan dilepas!" Dyah Lokapala merasa takut. Ia sampai menangis karena nasib buruknya. Di lain sisi, Raka segera berlari ke arah Aji dan Dyah Lokapala. Ia membawa gergaji mesin portabel untuk memotong akar berwarna hija

    Last Updated : 2023-04-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Jakatira; Kota Para Pendekar

    "Aku tinggal di ujung rawa ini. Ketika ada jeritan dari iblis air, aku segera bergegas kemari untuk melihatnya," ungkap Ki Sastro. "Oh, jadi kau tinggal di ujung rawa. Tapi tunggu dulu, kenapa kau bisa tinggal di sana?" Tanya Raka. Pikirannya mulai melalang buana ke berbagai kemungkinan. Ia tidak menyangka ada yang mau mendiami rawa kotor, bau, dan penuh dengan iblis. "Ceritanya panjang. Tapi aku sangat senang karena kalian berhasil mengalahkan iblis itu dan menyelamatkan rawa," ungkap Ki Sastro. Ketika keduanya masih berbincang, Aji Pamungkas, Ki Joko Gendeng, dan Dyah Lokapala menghampiri pria tua aneh yang berada di dekat Raka Sadendra. Dyah Lokapala merasa penasaran dengan sosok pria tua lusuh yang terlihat berantakan itu. "Maaf, Anda siapa? Kenapa ada di sini?" Tanya Dyah Lokapala."Oh, perkenalkan, ia adalah Ki Sastro. Beliau tinggal di ujung rawa ini. Ia bilang bisa mengantarkan kita ke kota Jakatira. Ia juga bilang kalau dirinya kenal dengan salah satu ketua klan pendekar,

    Last Updated : 2023-05-01

Latest chapter

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Akhir Yang Tak Terduga [TAMAT]

    Dengan kesempatan yang terakhir ini, Raka mengaktifkan seluruh energi yang dikumpulkan olehnya. Bahkan energi dari setiap penduduk, prajurit dan para pendekar di setiap klan pun ikut merasuk ke dalam diri pemuda itu dan membantu tercapainya teknik pamungkas milik Raka. Namun ketika proses pemurnian Raja iblis Sin dimulai, gelagat aneh ditunjukkan oleh iblis itu. Ia justru memancarkan dan meluapkan seluruh energi besar dari enam elemen keabadian di dalam dirinya. Bola energi berwarna merah tua menyelimuti tubuh Sin, di mana bola tersebut tumpang tindih dengan selubung waktu milik Raka. "Kau ingin mengubah realita kembali, 'kan?!" Sin menyeringai sambil menatap lawannya dengan tajam. "Kali ini, bukan hanya kau yang akan mengubah realita. Aku juga akan menciptakan realita baru!" Sin ternyata juga memiliki rencana pamungkasnya sendiri. Ia mengaktifkan selubung energi berubah gelang Eternity di sekitar bola energi miliknya. Enam gelang keabadian yang masing-masing menyimbolkan satu el

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Segel Enam Penjuru Waktu

    Tubuh Raka sulit untuk digerakkan. Ia terjebak di dalam teknik milik Sin. Kedua telapak tangannya hingga bahu terasa kesemutan. Ia tahu bila Sin menarik jiwa dirinya melalui kedua tangannya terlebih dahulu. Ini dilakukan agar Raka tidak melakukan perlawanan lagi. "Tidak bisa kupercaya! Kau menggunakan gabungan seluruh elemen keabadian sekaligus," ungkap Raka. "Kau memiliki kekuatan yang bakal merepotkanku. Sudah seharusnya aku membunuhmu terlebih dahulu." Sin menarik perlahan jiwa dari pemuda itu. Tidak ada perlawanan dari Raka yang membuat jiwanya terambil dan keluar perlahan dengan begitu cepat. Namun, Ki Demang yang tahu akan hal itu muncul tepat di samping kanan Raka. Ia meminjam energi satu tasbih Wektu Alam milik Raka dan membuat teknik segel milik Jayabhaya. Raka sengaja mengajarkan Ki Demang cara menggunakan segel khusus dan mampu mengakses kekuatannya. Ia tahu, untuk menang, Raka perlu menggunakan cara lebih kotor dari yang dilakukan oleh Sin. Dengan segel yang dibuat ol

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Wujud Sempurna Raja Iblis Sin

    Pertempuran antara dua makhluk yang telah diramalkan pun terjadi. Raka melepaskan seluruh energi besar di dalam tubuhnya. Ia mengenakan zirah Wektu Parwa yang di mana berbeda dengan jubahnya kala itu. Zirah tersebut merangkap dan bergabung dengan jubahnya dan membentuk armor khusus. Armor ini dilindungi oleh teknik segel milik Jayabhaya, lalu potongan jubah dari Raka dilindungi oleh kekuatan ruang dan waktu dari kitab Wektu Parwa. Ki Demang yang berdiri di samping pemuda itupun menyatukan diri dengan Raka untuk mengatur energi yang diserap oleh pemuda itu. Yah, benar… Raka membuka seluruh titik cakra di tubuhnya untuk menghisap energi alam disekitarnya. Ia juga meninggalkan sepuluh bayangan dirinya yang berada diluar menara Kalpawreksa. Mereka duduk bersila dan dilindungi oleh bola waktu. Tugasnya mudah, yaitu untuk menghisap energi alam di sekitarnya, lalu di transfer ke tubuh Raka melalui teknik ruang. Rambut dari pemuda

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Raka Datang Menghadapi Sin

    Tiba-tiba Sin datang dan mencengkeram wajah sepupunya. Iblis itu melemparkan Indrajit ke arah yang berbeda hingga menghantam beberapa pepohonan di hutan. "–kau!" Adityawarman merasa gusar. Amarahnya kian mendidih ketika melihat iblis itu. "Manusia yang sudah terluka, lemah dan tidak berdaya lebih pantas untuk mati!" Sin menciptakan bola partikel berwarna hitam pekat yang dipenuhi oleh bintik-bintik cahaya seperti penggambaran bintang-bintang di galaksi. Energi bola hitam itu sama besarnya dengan kekuatan sepuluh raja iblis di lantai bawah. JANGAN!!!HENTIKAN!!!Teriakan Indrajit memecahkan keheningan hutan yang baru ia hantam. Dengan cepat, ia berpindah tempat dan menembakkan energi miliknya ke arah energi bola hitam milik Sin yang juga telah dihempaskan ke arah Adityawarman. DUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Ledakan besar tercipta hingga membumbung tinggi membentuk awan jamur berwarna putih. Gelombang kejut yang dihasilkan dari ledakan itu menyapu data sekitar dan menggulung permukaan

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Sin; Raja Iblis Di Dua Lantai

    Raja iblis sembilan puluh sembilan mampu memanipulasi ruang seperti Raka. Namun kekuatan yang sesungguhnya masihlah ia sembunyikan. Ia bukan hanya memiliki kecerdikan, namun juga dijuluki sang dewa perang. Sebenarnya, Sin, Indrajit dan Nintinugga dijuluki tiga pewaris yang nantinya akan menggantikan kedudukan raja ke seratus. Salah satu dari mereka bakal dinobatkan menjadi penggantinya. Namun Indrajit yang sedari awal sudah tahu rencana Sin yang sesungguhnya memilih untuk memberontak dan kabur dari lantai seratus. "Bagaimana rasanya kehilangan seluruh anggota keluargamu, terutama ayahmu? Realita yang ada di dalam menara Kalpawreksa telah berubah sepenuhnya. Aku sangat muak dengan teknik pengubah realita ini! Jangan salah paham, aku tidaklah bodoh seperti Raja lainnya. Aku tahu tentang teknik temanmu itu," ungkap Sin. "Bila kau sudah tahu tentang teknik itu, maka seharusnya kau sudah tahu bila akhirmu akan segera tiba," balas Indrajit Mahashura. "Jangan bercanda. Kau tahu aku lebi

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Warisan Sang Jayabhaya

    "Aku tidak mau mati sendirian!" Ungkap Nintinugga yang ternyata masih hidup. Namun sebagian tubuhnya meleleh bagaikan lilin yang dipanaskan. Terlihat di bagian kepala sebelah kanannya ada jantungnya yang berdetak. Iblis itu telah kehilangan seluruh kekuatannya. Dan yang tersisa tinggalah dirinya sendiri. Ia menusuk Raka dengan pedang darah miliknya. "Si–sial! Aku tidak melihat kedatangannya!" Raka terjatuh ke bawah karena ia kehilangan keseimbangannya. Ki Demang yang berubah menjadi elang pun segera berubah wujud menjadi manusia yang mengenakan zirah bercahaya. Ia mencengkeram erat kepala dari iblis Nintinugga dan menghancurkannya menggunakan teknik portal waktu yang diperbesar hingga menghancurkan tubuh iblis itu. KURANG AJAR!!!Terdengar teriakan keras sebelum Nintinugga tewas sepenuhnya. Iblis itu bisa begitu mudah dibunuh karena sudah tidak ada lagi energi yang dimilikinya.Namun di lain piha

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Iluminasi Realitas! 

    "Ini gawat! Apa yang harus kita lakukan!" Raka melihat para batu meteor itu kian mendekat. "Mereka semua akan menghantam di lima tempat yang berbeda. Akan sangat menyulitkan untuk menghancurkan mereka," pikir Jayabhaya. "Jangan menyerah!" Aku akan menghentikan tiga meteor yang menuju ke medan perang, Medang Raya dan hutan Alas Siluman. Lalu kau hentikan dua lainnya yang menuju ke Sundapura dan Jakatira." Raka menggunakan teknik pamungkasnya, ia mengenakan jubah Wektu Parwa. Jayabhaya segera menyerahkan urusan di situ kepada temannya. Ia segera berpindah tempat ke Jakatira terlebih dahulu. Daratan yang telah dipenuhi oleh darah milik Nintinugga menjadi mati total. Tumbuhan dan para hewan yang berada di hutan pun mati seketika. Hutan Alas Siluman yang dijaga oleh kubah pelindung Wektu Parwa pun juga ikut terkena imbasnya. Kubah pelindung yang menjaga hutan itu bocor dan membuat tumpahan rintikan air hujan darah masuk ke dalam hutan. Kubah cahaya yang diciptakan oleh Jayabhaya untu

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Wujud Asli Nintinugga 

    Ia mencekik pemuda itu dengan tangan kanannya, lalu menciptakan tombak dari darahnya menggunakan tangan kiri. Nintinugga menusukkan tombak itu ke dada Raka hingga tembus ke belakang. JLEB!!!"Uhuk!" Raka muntah darah. Ia tidak menyangka bila kecepatan dari Nintinugga bertambah menjadi berkali-kali lipat. "Aku bersumpah akan sangat menikmatinya ketika membunuhmu!" Nintinugga melemparkan tubuh Raka bersama dengan tombaknya yang masih menusuk tubuh pemuda itu. WUSH!!!BRAK!!!Tubuh Raka tergeletak lemas di atas tanah. Tombak darah itu telah membuatnya membusuk secara cepat. Kecepatan penyebaran racunnya pun sepuluh kali lebih cepat daripada kasus Arya Wisungsang. "Aku akan membunuhmu dengan tersenyum lebar!" Nintinugga menciptakan empat pilar raksasa seluas beberapa hektar yang mengelilingi dirinya dan Raka. "Teknik darah; segel pengekang empat penjuru!" Dengan segel itu, Raka tidak akan bisa pergi ke mana pun. Dan perlahan-lahan segel tersebut menutup dan membentuk bangunan kubus

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Bala Bantuan Yang Tak Terduga

    Ki Joko Gendeng, Aji Pamungkas dan Dyah Lokapala yang menyaksikan hal itu tampak terkejut. Ia tidak menyangka bila sosok yang muncul di hadapan mereka bisa tiba-tiba datang. Hal tersebut justru memicu kemarahan dari iblis Nintinugga. Ia terlihat gusar akan kemunculan dua orang itu. "Siapa kalian! Beraninya mengambil mangsaku!" Bentaknya. "Aku? Kau ingin tahu siapa aku?" Ia berbalik dan memandang wajah si iblis. "Jangan tersenyum seakan kau itu kuat!" Nintinugga memaki pemuda itu. "Aku memang sangat kuat hingga mampu menghapus realita di seluruh menara Kalpawreksa," ungkap Raka. Ia berhasil datang tepat waktu dengan menggunakan teknik segel dimensi milik Jayabhaya. Kedatangannya ke medan perang itu karena Jayabhaya melihat kilasan masa depan tentang kemunculan iblis wanita di tengah-tengah medan perang. Ia membuat rencana ulang dan mengubah tim menjadi dua bagian. Dirinya bersama Jayabhaya akan menghadapi Nintinugga, sedangkan Indrajit dan Adityawarman akan melawan Sin, si raja ib

DMCA.com Protection Status