Home / Fantasi / Tersesat Di Dunia Pendekar / Portal Gelombang Bencana

Share

Portal Gelombang Bencana

Author: Mangata
last update Last Updated: 2023-02-22 13:18:03

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" pria tua itu menoleh ke arah Raka.

"Raka–, Raka Sadendra." Ia menatap jauh ke arah perkampungan yang berada di ujung hutan. 

Namun perhatiannya malah terpancing ke arah kanannya. Ia melihat ada bangunan tinggi yang menjulang seperti gedung pencakar langit. Begitu tingginya hingga Raka bahkan tidak bisa melihat ujungnya. 

"Namaku adalah Ki Joko Gendeng. Aku adalah penghuni asli dari daerah sini. Bila kau butuh sesuatu, kau bisa bilang kepadaku," ucap si pria tua.

"Oh, apa otakmu sama gendengnya dengan namamu?" Sindir Raka. Ia tertawa kecil.

"Apa maksudmu?! Kau ingin bilang bila aku ini gila?!" Ki Joko Gendeng merasa gusar.

Raka hanya memberikan senyuman ke pria tua itu. Ia tidak menunjukkan hal apa-apa lagi kecuali kepuasan hatinya setelah menghina pria tua itu. 

"Kakek, bangunan apa itu? Kenapa tinggi sekali?" Tanya Raka Sadendra.

Ki Joko Gendeng menoleh ke arah bangunan yang ditunjuk oleh pemuda itu. Ia menjelaskan bila bangunan tersebut bernama menara Kalpawreksa. 

Menara Kalpawreksa adalah menara yang dijuluki sebagai pohon dunia atau pohon pengabul keinginan. Namanya berasal dari kata "Kalpa" yang artinya ingin atau keinginan. Sedangkan kata "Wreksa" yang berarti pohon. 

Siapa pun yang bisa mencapai lantai seratus, ia bisa mendapatkan satu keinginan yang akan dikabulkan, bahkan bila permohonan itu adalah sesuatu hal yang mustahil.

Menara tersebut memiliki seratus lantai, di mana luas dari masing-masing lantai konon seluas wilayah ibukota suatu negara. Dan di setiap lantai tersebut di tinggali oleh bermacam-macam makhluk dunia bawah serta satu sosok raja iblis yang bertengger di istana. 

Ki Joko Gendeng memberitahukan bila setiap bulannya, banyak pendekar yang mencoba peruntungan memasuki menara tersebut untuk mencapai lantai seratus. Namun sayangnya tidak ada yang mampu mengalahkan raja iblis di lantai satu. 

"Apa tidak ada cara untuk mengalahkan iblis-iblis itu? Maksudku, kenapa seluruh pendekar di negeri ini tidak bergabung dan membentuk aliansi raksasa untuk menyerang menara itu?" Raka merasa penasaran.

"Ada yang pernah melakukan hal tersebut. Kira-kira sekitar seratus tahun yang lalu. Aliansi semua kerajaan bergabung dan memasuki menara tersebut. Lebih dari satu juta manusia menyerbu raja iblis di lantai satu dan berhasil mengalahkannya." Ki Joko Gendeng memberitahu kisah usang di masa lalu.

"Lalu? Bagaimana kelanjutannya?" Raka penasaran.

"Mereka hanya bisa mencapai lantai ke-20 dan gagal. Di saat tidak ada lagi pendekar yang bertahan hidup, maka dalam waktu sehari setelahnya, semua raja iblis yang telah terbunuh dalam penyerangan itu akan bangkit atau terlahir kembali. Jadi intinya, penyerbuan itu adalah hal yang sia-sia," ungkap Ki Joko Gendeng.

Dan karena penyerbuan besar-besaran tersebut, semua kota di seluruh kerajaan di Nuswantara terkena imbasnya. Setiap satu bulan sekali akan muncul sebuah gerbang atau portal dimensi yang terbuka di atas langit, di permukaan tanah atau pun di wilayah perairan. 

Portal tersebut membawa iblis-iblis yang berasal dari menara Kalpawreksa. Mereka semua memburu para manusia untuk dijadikan santapan. Hal tersebut dikenal sebagai gelombang bencana. 

Dan gelombang bencana ini akan dimulai saat matahari terbit dan akan berakhir saat matahari terbenam.

"Jadi begitu. Artinya cara satu-satunya untuk bebas dari belenggu kutukan menara Kalpawreksa adalah dengan menghabisi semua raja iblis tersebut." Raka merasa perjuangan para penduduk di dunia itu begitu berat.

"Karena ini akhir bulan, mungkin besok ketika matahari terbit, kau bisa melihat contoh nyata dari gelombang bencana," ucap Ki Joko Gendeng. pria tua itu berdiri sambil menepuk pundak Raka.

"Maaf, tapi aku tidak berminat untuk menonton pertunjukkan iblis menyantap manusia, seperti menyantap hidangan pembuka," ungkap Raka. 

Ki Joko Gendeng melihat perubahan sikap dari pemuda itu. Sedari tadi, Raka menjadi terus bergerak ke sana kemari. Ia mondar-mandir tidak karuan sambil berbicara sendiri. 

Ki Joko Gendeng merasa bila pemuda itu terlalu cemas dan gelisah karena persoalan gelombang bencana. Ingin rasanya ia memukul kepala pemuda itu dan mengganti isi otaknya. 

Ki Joko Gendeng harus bertindak, ia akhirnya menepuk pundak Raka dan mencoba menenangkannya.

"Jangan panik seperti itu. Kau takut dengan gelombang bencana? Tanya Ki Joko Gendeng.

"Tidak, aku takut karena harus terjebak di dunia ini bersama dirimu! Gumam Raka dalam hati. 

"Yah, aku takut dengan sosok yang disebut iblis itu! Menurutmu aku tidak perlu takut?" Teriak Raka 

Ia merasa pernapasannya begitu sesak. Rasa panik mulai melanda dirinya. 

"Kita akan aman di dalam hutan. Aku tahu tempat aman untuk kita bersembunyi. Jadi, jangan merasa seperti anak ayam yang kehilangan induknya," ucap Ki Joko Gendeng.

"Oh, untunglah. Kukira aku akan mati menjadi dessert para iblis," pikir Raka. Ia sedikit lega, namun juga khawatir. 

Raka berpikir lagi, bila ia bisa selamat dari gelombang bencana itu, lalu siapa yang akan menyelamatkan para penduduk yang berada di desa-desa itu?

"Lalu bagaimana dengan nasib para penduduk di desa itu? Apa mereka punya bungker untuk berlindung?" Raka menatap kedua mata Ki Joko Gendeng.

"Bungker? Apa itu?" Ki Joko Gendeng balik bertanya.

"Oh, maaf. Maksudku seperti tempat berlindung atau benteng batu," jelas Raka.

"Oh, aku paham. Tentunya mereka–," perkataan Ki Joko Gendeng dipotong.

"–punya?" Tanya Raka.

"Tidak punya. Itu maksudku." Ki Joko Gendeng meringis.

"Lalu bagaimana caranya mereka berlindung?" Raka merasa khawatir.

Ki Joko Gendeng hanya menggerakkan kedua pundaknya ke atas. Ia juga tidak tahu dan tidak mau peduli dengan urusan nyawa orang lain. Selama nyawanya selamat dan baik-baik saja, ia tidak mau peduli dengan yang lainnya. 

Ketika keduanya meratapi nasib yang akan terjadi pada desa diujung hutan, tiba-tiba portal dimensi tercipta di atas langit. Tepat di atas hutan, portal dimensi terbuka lebar hingga radius sepuluh meter. 

Dari dalam portal nan gelap itu, keluar puluhan iblis bersayap. Rupa mereka seperti seekor kelelawar, namun tubuhnya berbadan seperti manusia. Cakar tajam menghiasi setiap jemarinya.

"Oh, tidak. Apa itu yang kau maksud sebagai portal dimensi?" Raka perlahan mundur ke belakang karena terkejut. 

"Ini gawat, kukira portal itu akan terbuka besok!" Ki Joko Gendeng merasa panik. 

"Sepertinya perhitunganmu gagal total." Raka tertegun dalam ketakutannya ketika para iblis menyerang desa.

Banyak wanita dan anak-anak saling berlarian menyelamatkan hidup mereka. Diantaranya bersembunyi di balik meja, di dalam rumah dan yang lainnya justru melawan nasib dengan menghajar iblis itu. 

Banyak pria yang tewas dengan keadaan usus terburai dari tubuhnya. Kepala putus dan anggota tubuh yang berserakan di jalan-jalan kampung. Dalam hitungan detik, para iblis telah menyebar ke seluruh desa dan membantai seluruh warganya. 

Dan ketika salah satu iblis bersayap menoleh ke arah Raka dan Ki Joko Gendeng, keduanya mulai panik dan langsung lari menuju ke hutan di belakang mereka. 

"Lari!" Teriak Ki Joko Gendeng.

Mereka berdua menerobos barisan semak-semak tinggi dan tidak sekali pun menoleh ke belakang. Raka merasakan denyut jantungnya berdetak cepat. Ia seperti sedang dipecut untuk lari secepat kuda. 

"Iblis itu masih di belakang!" Raka menoleh sebentar.

"Ikuti aku!" Teriak Ki Joko Gendeng. Ia tiba-tiba berbelok ke arah kanan.

"What!" Raka terkejut karena pria tua itu tiba-tiba merubah arah jalannya. 

Sayangnya, iblis bersayap malah terus mengikuti Raka. Iblis tersebut melesak lebih cepat dan langsung menyenggol punggung Raka hingga pemuda itu jatuh berguling dan menghantam sebuah batang pohon besar.

BRAK!!!

AAARGGH!!!

IbIis bersayap berteriak. Ia segera mendarat dan langsung lari ke arah mangsanya. 

"Maaf bila menyela keributan ini. Tapi kau bisa melakukan order barang dari dunia nyata untuk mempertahankan hidupmu. Tulis apa pun dengan pena itu di telapak tanganmu atau di kulitmu. Cepat!" Sesosok pria berkumis muncul di samping Raka.

"Oh, shit!"

Related chapters

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Pena Peminjam Barang

    "Permintaan diterima!" Sosok itu mengkonfirmasi.JLEB!!!AAAARGH!!!Jeritan iblis bersayap terdengar begitu keras. Seketika organ dalam iblis tersebut terburai keluar bersamaan dengan darah hitam yang menggenang di permukaan tanah. Dalam hitungan detik, sang iblis menelan kekalahannya dan tewas ditempat setelah perutnya dipotong oleh gergaji mesin portabel yang di order oleh Raka Sadendra."Luar biasa, kau bisa berpikir, menulis dan bergerak dengan cepat. Aku salut pada semangatmu," ucap sosok pria berkumis."Ingat! Jangan pernah muncul tiba-tiba lagi dan memberi arahan selayaknya SPG dealer motor!" Teriak Raka. Ia merasa kesal dan terkejut."Demi apa pun, aku lemas…." Raka meletakkan gergaji mesin portabel di sampingnya. Ia tidak menyangka pena aneh bermotif batik itu bisa mengabulkan permintaannya. Namun beberapa saat kemudian, gergaji mesin yang ia pesan telah menghilang. "Siapa kau? Dan apa-apaan dengan pena ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Raka merasa bingung. "Perken

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Bersembunyi Di Gua

    DAR! DAR! DAR!Rentetan bunyi peluru yang melesak cepat dari ujung senapan menggema ke seluruh penjuru desa. Raka yang begitu ahli dalam hal game battle royal membabat habis lima iblis bersayap tanpa bersusah payah. "Bagaimana caranya memakai senjata ini!" Ki Joko Gendeng malah melarikan diri dari dua iblis bersayap.AAAARGH!!!Aji Pamungkas juga ikut melarikan diri dan lari ke arah yang berlawanan dari Ki Joko Gendeng. Ia melintasi gang kecil dan berusaha bersembunyi dari kejaran tiga iblis bersayap. "Majulah!" Teriak Raka.Ia begitu lihai dalam soal menembak karena dirinya pernah mengikuti latihan tembak amatir bersama temannya. Meski pun sedikit mahal untuk biaya pelatihannya. Namun ia menikmati masa-masa menembak sasaran yang masih berupa benda mati. Tapi untungnya kali ini ia bisa menembak sasaran hidup yang jauh lebih menguji adrenalinnya."Alright! Next target!" Teriak Raka.Ia membidik salah satu iblis bersayap yang mengejar Aji Pamungkas. Dengan mengandalkan scope ukuran

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Desa Liwung

    Surya bersinar begitu terang di ufuk timur. Hari baru telah tiba, namun ketika Aji Pamungkas sedang menyiapkan sarapan, Raka Sadendra justru masih meringkuk nyenyak di dalam selimutnya. Pekerja kantoran itu meminjam selimut dari dunianya dan tidur dengan nyenyak sampai kesiangan. Ia bahkan kalah dengan seorang anak berusia 10 tahun yang sudah bangun 3 jam lebih awal. "Raka, bangunlah. Sarapan sudah siap." Ki Joko Gendeng coba membangunkan si pemalas. "Hah…? Maaf, ada apa?" Ucap Raka.Ia baru membuka setengah kelopak matanya. Dirinya masih mengintip keberadaan Aji Pamungkas dan Ki Joko Gendeng."Bangun! Cepat makan dan kita bisa melanjutkan perjalanan ke Jakatira!" Bentak Ki Joko Gendeng.Ia sudah selesai dengan daging kelinci liar miliknya. Pria tua itu bahkan menggunakan batang kecil untuk mengeluarkan sisa daging dari gigi-giginya."Oke, aku bangun. Tolong jangan berteriak seperti ibuku. Aku masih mengalami jet lag karena tersesat di dunia bodoh ini," keluh Raka. Ia mencium ada a

    Last Updated : 2023-02-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Janji Raka Untuk Dyah Lokapala 

    "Apa kita akan di sini sampai besok?" Tanya Raka. "Tidurlah, kau masih beruntung karena diberi tempat untuk tidur. Banyak orang asing yang memasuki desa Liwung yang pulang tanpa nyawa," ungkap Ki Joko Gendeng.Ia segera merebahkan dirinya di ranjang empuk. Mereka bertiga mendapatkan perlakuan spesial bukan karena si kepala desa adalah teman dari Ki Joko Gendeng. Melainkan karena Raka dan pernyataan revolusioner miliknya. Bagi kepala desa, Raka seperti manusia unik yang belum pernah ia temui. Ketika Raka mengucapkan hal itu, ia seperti melihat jiwa muda dirinya di dalam diri Raka Sadendra."Kuharap besok ia tidak menyiapkan bumbu-bumbu untuk memasak kita," ucap Raka. Ia melelapkan kedua matanya. Hanyut ke dalam alam mimpi. Namun ketika ia hendak menyelami dunia imajinasinya di alam mimpi, ada suara yang memanggilnya dengan aksen seperti siulan burung yang terus saja mengganggunya. Raka baru menyadari bila suara

    Last Updated : 2023-04-14
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Sampai Di Rawa Tengkorak

    "Raka, cepat bangun," sapa Ki Joko Gendeng. Kedua mata pemuda itu perlahan membuka. Meski ia masih mengantuk, Raka berusaha untuk segera sadar. Terlihat mulutnya sesekali masih menguap lebar. Ia langsung berdiri dan menoleh ke arah sekitar. "Cepat mandi, kita akan segera menemui kepala desa untuk pamit," ucap Ki Joko Gendeng. Aji Pamungkas dan Ki Joko Gendeng telah menyantap sarapan berupa nasi uduk sederhana buatan salah satu wanita yang ditugaskan menjaga mereka. "Jangan terburu-buru. Aku biasanya mandi sekitar satu jam. Banyak hal yang aku lakukan di kamar mandi," ungkap Raka. Ia segera bergegas menuju ke kamar mandi.Di lain tempat, Dyah Lokapala beserta para petinggi desa lainnya telah berada di balai desa untuk mempersiapkan sebuah acara khusus. Begitu banyak umbul-umbul yang terpasang menghiasi rumah-rumah dan jalan desa. Para penduduknya pun mengenakan pakaian terbaik mereka dan membawa

    Last Updated : 2023-04-21
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Munculnya Iblis Air

    Raka menulis sesuatu di telapak tangannya. Sembari ia menulis, Aji Pamungkas segera menyusul Ki Joko Gendeng untuk menyelamatkan istri Raka. "Astaga! Baru beberapa saat menjadi seorang suami, aku harus diuji dengan cara gila seperti ini!" Keluh Raka. Ki Joko Gendeng melemparkan tongkatnya ke arah akar itu. Namun sayangnya tidak mengenainya. "Ki, gunakan teknik bela dirimu!" Teriak Aji Pamungkas. "Teknik apa?! Jangan bicara yang tidak-tidak! Cepat raih saja tangan Dyah Lokapala!" Teriak Ki Joko Gendeng.Aji Pamungkas langsung mengejar tubuh Dyah Lokapala yang terus ditarik oleh akar itu. Dan ketika hendak masuk ke dalam sebuah kolam berukuran lumayan besar, Aji Pamungkas melompat dan segera menggenggam tangan dari wanita itu. "Dapat!" Ucap bocah itu. "Aji! Tolong jangan dilepas!" Dyah Lokapala merasa takut. Ia sampai menangis karena nasib buruknya. Di lain sisi, Raka segera berlari ke arah Aji dan Dyah Lokapala. Ia membawa gergaji mesin portabel untuk memotong akar berwarna hija

    Last Updated : 2023-04-22
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Jakatira; Kota Para Pendekar

    "Aku tinggal di ujung rawa ini. Ketika ada jeritan dari iblis air, aku segera bergegas kemari untuk melihatnya," ungkap Ki Sastro. "Oh, jadi kau tinggal di ujung rawa. Tapi tunggu dulu, kenapa kau bisa tinggal di sana?" Tanya Raka. Pikirannya mulai melalang buana ke berbagai kemungkinan. Ia tidak menyangka ada yang mau mendiami rawa kotor, bau, dan penuh dengan iblis. "Ceritanya panjang. Tapi aku sangat senang karena kalian berhasil mengalahkan iblis itu dan menyelamatkan rawa," ungkap Ki Sastro. Ketika keduanya masih berbincang, Aji Pamungkas, Ki Joko Gendeng, dan Dyah Lokapala menghampiri pria tua aneh yang berada di dekat Raka Sadendra. Dyah Lokapala merasa penasaran dengan sosok pria tua lusuh yang terlihat berantakan itu. "Maaf, Anda siapa? Kenapa ada di sini?" Tanya Dyah Lokapala."Oh, perkenalkan, ia adalah Ki Sastro. Beliau tinggal di ujung rawa ini. Ia bilang bisa mengantarkan kita ke kota Jakatira. Ia juga bilang kalau dirinya kenal dengan salah satu ketua klan pendekar,

    Last Updated : 2023-05-01
  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Bertamu Ke Kuil Surga

    Mereka diantarkan oleh pemuda itu menuju ke sebuah kuil besar yang diperuntukkan untuk beribadah. Ternyata pemuda berkepala botak tersebut adalah salah satu anggota dari kuil tersebut. "Jadi kau adalah bagian dari kuil ini. Pantas saja, aku merasa ada yang aneh dengan caramu berpakaian," pikir Raka. "Maaf bila caraku berpakaian mengganggumu," ucap Jaka Tira. "Tidak, aku tidak merasa diganggu. Diriku cuma mengagumi bagaimana toleransi di dunia ini bisa terjalin begitu kuat. Berbeda dengan duniaku," ungkap Raka. "Apa maksudmu? Duniamu?" Jaka Tira tidak mengerti dengan ucapan Raka. "Tidak usah dipikirkan. Anggap saja guyonan bocah bodoh," timpal Ki Joko Gendeng yang langsung merangkul Jaka Tira. Dyah Lokapala segera menarik kerah baju suaminya. Ia membisikkan sesuatu di telinga Raka. "Jangan bicarakan duniamu kepada orang asing! Mereka akan menganggap kau itu mata-mata iblis! Mereka adalah para pendeta dari kuil surga. Kekuatan mantra mereka bisa menjatuhkan puluhan iblis hanya de

    Last Updated : 2023-05-02

Latest chapter

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Akhir Yang Tak Terduga [TAMAT]

    Dengan kesempatan yang terakhir ini, Raka mengaktifkan seluruh energi yang dikumpulkan olehnya. Bahkan energi dari setiap penduduk, prajurit dan para pendekar di setiap klan pun ikut merasuk ke dalam diri pemuda itu dan membantu tercapainya teknik pamungkas milik Raka. Namun ketika proses pemurnian Raja iblis Sin dimulai, gelagat aneh ditunjukkan oleh iblis itu. Ia justru memancarkan dan meluapkan seluruh energi besar dari enam elemen keabadian di dalam dirinya. Bola energi berwarna merah tua menyelimuti tubuh Sin, di mana bola tersebut tumpang tindih dengan selubung waktu milik Raka. "Kau ingin mengubah realita kembali, 'kan?!" Sin menyeringai sambil menatap lawannya dengan tajam. "Kali ini, bukan hanya kau yang akan mengubah realita. Aku juga akan menciptakan realita baru!" Sin ternyata juga memiliki rencana pamungkasnya sendiri. Ia mengaktifkan selubung energi berubah gelang Eternity di sekitar bola energi miliknya. Enam gelang keabadian yang masing-masing menyimbolkan satu el

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Segel Enam Penjuru Waktu

    Tubuh Raka sulit untuk digerakkan. Ia terjebak di dalam teknik milik Sin. Kedua telapak tangannya hingga bahu terasa kesemutan. Ia tahu bila Sin menarik jiwa dirinya melalui kedua tangannya terlebih dahulu. Ini dilakukan agar Raka tidak melakukan perlawanan lagi. "Tidak bisa kupercaya! Kau menggunakan gabungan seluruh elemen keabadian sekaligus," ungkap Raka. "Kau memiliki kekuatan yang bakal merepotkanku. Sudah seharusnya aku membunuhmu terlebih dahulu." Sin menarik perlahan jiwa dari pemuda itu. Tidak ada perlawanan dari Raka yang membuat jiwanya terambil dan keluar perlahan dengan begitu cepat. Namun, Ki Demang yang tahu akan hal itu muncul tepat di samping kanan Raka. Ia meminjam energi satu tasbih Wektu Alam milik Raka dan membuat teknik segel milik Jayabhaya. Raka sengaja mengajarkan Ki Demang cara menggunakan segel khusus dan mampu mengakses kekuatannya. Ia tahu, untuk menang, Raka perlu menggunakan cara lebih kotor dari yang dilakukan oleh Sin. Dengan segel yang dibuat ol

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Wujud Sempurna Raja Iblis Sin

    Pertempuran antara dua makhluk yang telah diramalkan pun terjadi. Raka melepaskan seluruh energi besar di dalam tubuhnya. Ia mengenakan zirah Wektu Parwa yang di mana berbeda dengan jubahnya kala itu. Zirah tersebut merangkap dan bergabung dengan jubahnya dan membentuk armor khusus. Armor ini dilindungi oleh teknik segel milik Jayabhaya, lalu potongan jubah dari Raka dilindungi oleh kekuatan ruang dan waktu dari kitab Wektu Parwa. Ki Demang yang berdiri di samping pemuda itupun menyatukan diri dengan Raka untuk mengatur energi yang diserap oleh pemuda itu. Yah, benar… Raka membuka seluruh titik cakra di tubuhnya untuk menghisap energi alam disekitarnya. Ia juga meninggalkan sepuluh bayangan dirinya yang berada diluar menara Kalpawreksa. Mereka duduk bersila dan dilindungi oleh bola waktu. Tugasnya mudah, yaitu untuk menghisap energi alam di sekitarnya, lalu di transfer ke tubuh Raka melalui teknik ruang. Rambut dari pemuda

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Raka Datang Menghadapi Sin

    Tiba-tiba Sin datang dan mencengkeram wajah sepupunya. Iblis itu melemparkan Indrajit ke arah yang berbeda hingga menghantam beberapa pepohonan di hutan. "–kau!" Adityawarman merasa gusar. Amarahnya kian mendidih ketika melihat iblis itu. "Manusia yang sudah terluka, lemah dan tidak berdaya lebih pantas untuk mati!" Sin menciptakan bola partikel berwarna hitam pekat yang dipenuhi oleh bintik-bintik cahaya seperti penggambaran bintang-bintang di galaksi. Energi bola hitam itu sama besarnya dengan kekuatan sepuluh raja iblis di lantai bawah. JANGAN!!!HENTIKAN!!!Teriakan Indrajit memecahkan keheningan hutan yang baru ia hantam. Dengan cepat, ia berpindah tempat dan menembakkan energi miliknya ke arah energi bola hitam milik Sin yang juga telah dihempaskan ke arah Adityawarman. DUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Ledakan besar tercipta hingga membumbung tinggi membentuk awan jamur berwarna putih. Gelombang kejut yang dihasilkan dari ledakan itu menyapu data sekitar dan menggulung permukaan

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Sin; Raja Iblis Di Dua Lantai

    Raja iblis sembilan puluh sembilan mampu memanipulasi ruang seperti Raka. Namun kekuatan yang sesungguhnya masihlah ia sembunyikan. Ia bukan hanya memiliki kecerdikan, namun juga dijuluki sang dewa perang. Sebenarnya, Sin, Indrajit dan Nintinugga dijuluki tiga pewaris yang nantinya akan menggantikan kedudukan raja ke seratus. Salah satu dari mereka bakal dinobatkan menjadi penggantinya. Namun Indrajit yang sedari awal sudah tahu rencana Sin yang sesungguhnya memilih untuk memberontak dan kabur dari lantai seratus. "Bagaimana rasanya kehilangan seluruh anggota keluargamu, terutama ayahmu? Realita yang ada di dalam menara Kalpawreksa telah berubah sepenuhnya. Aku sangat muak dengan teknik pengubah realita ini! Jangan salah paham, aku tidaklah bodoh seperti Raja lainnya. Aku tahu tentang teknik temanmu itu," ungkap Sin. "Bila kau sudah tahu tentang teknik itu, maka seharusnya kau sudah tahu bila akhirmu akan segera tiba," balas Indrajit Mahashura. "Jangan bercanda. Kau tahu aku lebi

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Warisan Sang Jayabhaya

    "Aku tidak mau mati sendirian!" Ungkap Nintinugga yang ternyata masih hidup. Namun sebagian tubuhnya meleleh bagaikan lilin yang dipanaskan. Terlihat di bagian kepala sebelah kanannya ada jantungnya yang berdetak. Iblis itu telah kehilangan seluruh kekuatannya. Dan yang tersisa tinggalah dirinya sendiri. Ia menusuk Raka dengan pedang darah miliknya. "Si–sial! Aku tidak melihat kedatangannya!" Raka terjatuh ke bawah karena ia kehilangan keseimbangannya. Ki Demang yang berubah menjadi elang pun segera berubah wujud menjadi manusia yang mengenakan zirah bercahaya. Ia mencengkeram erat kepala dari iblis Nintinugga dan menghancurkannya menggunakan teknik portal waktu yang diperbesar hingga menghancurkan tubuh iblis itu. KURANG AJAR!!!Terdengar teriakan keras sebelum Nintinugga tewas sepenuhnya. Iblis itu bisa begitu mudah dibunuh karena sudah tidak ada lagi energi yang dimilikinya.Namun di lain piha

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Iluminasi Realitas! 

    "Ini gawat! Apa yang harus kita lakukan!" Raka melihat para batu meteor itu kian mendekat. "Mereka semua akan menghantam di lima tempat yang berbeda. Akan sangat menyulitkan untuk menghancurkan mereka," pikir Jayabhaya. "Jangan menyerah!" Aku akan menghentikan tiga meteor yang menuju ke medan perang, Medang Raya dan hutan Alas Siluman. Lalu kau hentikan dua lainnya yang menuju ke Sundapura dan Jakatira." Raka menggunakan teknik pamungkasnya, ia mengenakan jubah Wektu Parwa. Jayabhaya segera menyerahkan urusan di situ kepada temannya. Ia segera berpindah tempat ke Jakatira terlebih dahulu. Daratan yang telah dipenuhi oleh darah milik Nintinugga menjadi mati total. Tumbuhan dan para hewan yang berada di hutan pun mati seketika. Hutan Alas Siluman yang dijaga oleh kubah pelindung Wektu Parwa pun juga ikut terkena imbasnya. Kubah pelindung yang menjaga hutan itu bocor dan membuat tumpahan rintikan air hujan darah masuk ke dalam hutan. Kubah cahaya yang diciptakan oleh Jayabhaya untu

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Wujud Asli Nintinugga 

    Ia mencekik pemuda itu dengan tangan kanannya, lalu menciptakan tombak dari darahnya menggunakan tangan kiri. Nintinugga menusukkan tombak itu ke dada Raka hingga tembus ke belakang. JLEB!!!"Uhuk!" Raka muntah darah. Ia tidak menyangka bila kecepatan dari Nintinugga bertambah menjadi berkali-kali lipat. "Aku bersumpah akan sangat menikmatinya ketika membunuhmu!" Nintinugga melemparkan tubuh Raka bersama dengan tombaknya yang masih menusuk tubuh pemuda itu. WUSH!!!BRAK!!!Tubuh Raka tergeletak lemas di atas tanah. Tombak darah itu telah membuatnya membusuk secara cepat. Kecepatan penyebaran racunnya pun sepuluh kali lebih cepat daripada kasus Arya Wisungsang. "Aku akan membunuhmu dengan tersenyum lebar!" Nintinugga menciptakan empat pilar raksasa seluas beberapa hektar yang mengelilingi dirinya dan Raka. "Teknik darah; segel pengekang empat penjuru!" Dengan segel itu, Raka tidak akan bisa pergi ke mana pun. Dan perlahan-lahan segel tersebut menutup dan membentuk bangunan kubus

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Bala Bantuan Yang Tak Terduga

    Ki Joko Gendeng, Aji Pamungkas dan Dyah Lokapala yang menyaksikan hal itu tampak terkejut. Ia tidak menyangka bila sosok yang muncul di hadapan mereka bisa tiba-tiba datang. Hal tersebut justru memicu kemarahan dari iblis Nintinugga. Ia terlihat gusar akan kemunculan dua orang itu. "Siapa kalian! Beraninya mengambil mangsaku!" Bentaknya. "Aku? Kau ingin tahu siapa aku?" Ia berbalik dan memandang wajah si iblis. "Jangan tersenyum seakan kau itu kuat!" Nintinugga memaki pemuda itu. "Aku memang sangat kuat hingga mampu menghapus realita di seluruh menara Kalpawreksa," ungkap Raka. Ia berhasil datang tepat waktu dengan menggunakan teknik segel dimensi milik Jayabhaya. Kedatangannya ke medan perang itu karena Jayabhaya melihat kilasan masa depan tentang kemunculan iblis wanita di tengah-tengah medan perang. Ia membuat rencana ulang dan mengubah tim menjadi dua bagian. Dirinya bersama Jayabhaya akan menghadapi Nintinugga, sedangkan Indrajit dan Adityawarman akan melawan Sin, si raja ib

DMCA.com Protection Status