Mobil yang membawa Julia, perlahan masuk ke area pelataran parkir restoran."Terimakasih" ucap Julia pada Bodyguard suaminya tersebut."Sama-sama Nyonya!" sahut pria itu.Julia kemudian turun dari mobil, dan melangkah menuju restoran yang kelihatanya ramai."Aku tidak mau, ini bukan pesananku, aku tidak memesan ini tadi!"Begitu Julia masuk ke dalam restoran, terdengar suara teriakan di dalam restoran.Membuat Julia kaget.Terlihat di pintu salah satu ruang VIP, beberapa Pelayan dan Tina, tengah menghadapi seorang wanita yang sedang berteriak-teriak, seraya menudingkan telunjuknya kepada Tina.Julia mendekati kerumunan tersebut, dan terlihatlah dengan jelas wajah pelanggan yang berteriak tersebut.Julia merasa, kalau wanita itu sepertinya seorang penguntit, atau memang suatu kebetulan saja. Tampak sepupu Lucas, wanita yang baru saja tiga jam lewat, di lihatnya berada di restoran cepat saji, tapi sekarang sudah menjadi pelanggan di restorannya."Ada apa ini?" sahut Julia menyeruak ke
Julia mencocokkan menu makanan yang sudah di sajikan di meja, dengan yang ada dalam catatan selembar kertas pesanan yang di pegangnya.Semuanya sama, hanya saja ada beda tatanan saja.Julia tahu makanan apa yang di sajikan di atas meja itu, karena makanan itu adalah hasil karyanya, yang kemudian di teruskan kepada Tina.Dari Tina, kemudian di ajarkan kepada chef pengganti."Ini sesuai dengan pesanan, kenapa kamu bisa bilang kalau ini bukan pesanan yang kamu pesan!" sahut Julia."Temanku bilang, kalau itu tidak sesuai dengan di buku menu!" sahut Miranda masih saja ngotot, kalau pesanan mereka salah."Ini hanya beda tatanan dan bentuk saja, apa kamu tidak pernah makan di restoran, atau memang sengaja mau cari masalah?" sahut Julia memandang Miranda dengan tatapan menyelidik."Apa katamu? kamu gadis ingusan, bicara apa kamu? kamu seharusnya bersikap sopan pada pelanggan VIP, karena pelanggan VIP adalah pelanggan khusus yang harus kamu layani dengan baik!" teriak Miranda tidak senang."Ka
Setelah Miranda pergi di tarik paksa oleh petugas keamanan restoran, Tina bertanya kepada Julia, kenapa bisa mengenal Miranda."Dia sepupu suamiku, dia sudah lama menyukai Lucas, aku tidak tahu bagaimana hubungan mereka sebenarnya, sampai dia begitu terobsesi dengan Lucas!" kata Julia menjelaskan pada Tina."Apa kamu tidak merasa kalau dia itu sepertinya memang memiliki hubungan sebelumnya dengan suamimu itu?" tanya Tina."Tidak tahu, yang aku lihat, Lucas tidak begitu suka padanya, tapi kalau Mertuaku sangat menyukai wanita itu!" ujar Julia."Suamimu seorang Ceo yang kaya, dan juga tampan, tentu saja banyak wanita yang tidak tahu malu mengejar-ngejar dia, dan bisa jadi dia sudah memiliki kekasih sebelum mengenalmu!" kata Tina.Julia diam mendengarkan apa yang di katakan Tina, karena dia pun berpikiran seperti itu juga.Lucas seorang pria super kaya, memiliki wajah tampan, tentu banyak wanita cantik yang dekat dengannya.Julia menghela nafas panjang, dia akan mengesampingkan masalah me
Akhirnya Julia dan Tina sepakat memilih empat menu baru untuk restoran mereka, semuanya untuk makanan pembuka.Tidak terasa waktu sudah menjelang malam, Julia lupa waktu karena sibuk di dapur restoran membuat resep baru."Nyonya, ada yang mencari anda!" sahut seorang karyawan Julia masuk ke dalam dapur restoran."Siapa?" tanya Julia mencuci tangannya."Tuan itu mengatakan, kalau dia suami anda!" sahut karyawan itu."Eh!" Julia baru tersadar kalau dia sudah terlalu lama di restoran, dan ternyata ini sudah malam.Julia melihat jam."Astaga!" gumamnya terkejut, sudah hampir jam tujuh malam.Julia pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya, dan asisten chef membantu Julia membereskan sisanya.Dengan cepat gadis itu pun menemui pria yang di katakan karyawannya tadi 'suami' nya. Di ruang kantor Julia tampak Lucas duduk di sofa sembari melihat tabletnya, dan Harry duduk di samping Ayahnya itu, sambil menulis sesuatu di atas sebuah benda yang mirip seperti tablet.Kedua lelaki beda usia itu lan
Julia membawa Lucas dan Harry ke ruang VIP, ruang yang memiliki balkon menghadap ke arah taman restoran.Ruang khusus model lesehan dengan meja berkaki pendek, sangat cocok untuk Harry, bisa duduk dengan bebas."Tunggu sebentar, aku akan membuat makan malam kita!" sahut Julia kepada Lucas, setelah Lucas dan Harry duduk di bantalan kursi sebagai tempat duduk di ruang khusus tersebut."Tidak, jangan kamu yang memasak, biarkan koki restoran yang memasak untuk kita, kamu tetap di sini bersama kami!" ujar Lucas memegang tangan Julia."Baiklah, aku akan pesan makanan apa saja yang akan kita makan malam ini, sesuai dengan rekomendasi dari aku!" ucap Julia menuruti perkataan Lucas.Lucas melepaskan pegangan tangannya memegang pergelangan tangan Julia, dan membiarkan Julia keluar dari ruang khusus tersebut.Julia kemudian memberitahukan kepada Chef menu makan malam yang diinginkannya."Baik Nyonya, kami akan selesaikan dalam sepuluh menit, dan akan kami buat yang terbaik dan yang paling lezat!"
Harry meletakkan alat tulis tabletnya ke atas meja, walaupun Harry sibuk dengan apa yang di pegangnya, telinganya mendengar apa yang di bicarakan oleh ke dua orang tuanya.Harry melihat Ayahnya meminta maaf kepada Ibunya, Ayahnya merasa bersalah kepada Ibunya."Jadi karena itulah kamu berjuang sendirian untuk masa depan kalian berdua?" tanya Lucas masih mendekap Julia dalam pelukannya."Ya!"Lucas memejamkan matanya untuk menenangkan perasaannya yang terasa sesak, gadis yang masih muda, dengan tubuh yang mungil mengandung anaknya, berjuang sendirian menjalani kehidupannya yang keras tanpa rasa mengeluh, sungguh gadis yang berani."Dan, kamu belajar sendiri membuka restoran tanpa bantuan orang lain?""Tina membantuku, dia menjadi asistenku mengelola restoran dengan uang bayaran yang kamu berikan!""Julia!" sontak Lucas melepaskan dekapannya, "Ku mohon jangan lagi singgung soal uang itu, sebagai bayaran atas apa yang telah ku lakukan padamu!"Lucas mencengkram bahu Julia dengan erat, it
Julia mencoba untuk menggeser duduknya, tapi tangan Lucas yang merangkul pinggangnya, menahan tubuh Julia untuk tidak menjauh."Kenapa? apakah kamu tidak percaya padaku? aku jatuh cinta padamu, tidak tahu sejak kapan, selama lima tahun aku selalu memikirkan mu, mencari mu ke setiap kota dan juga ke luar negeri, dalam pikiranku hanya ada kamu, aku begitu takut tidak dapat menemukanmu lagi!" gumam Lucas di depan wajah Julia.Tangan Lucas perlahan mengelus pipi Julia yang terlihat bengong, mata Julia begitu lekat menatap Lucas.Senyuman Lucas mengembang melihat raut wajah Julia yang bengong.Cup!Lucas mendaratkan kecupannya ke bibir Julia, dan Julia tersentak merasakan bibirnya di kecup Lucas lagi.Julia mengedipkan matanya."Kenapa bengong? kamu masih tidak percaya?" tanya Lucas dengan senyuman yang terus masih mengembang."A..apa kamu yakin dengan perasaanmu padaku? kamu harus memikirkan lagi!" ujar Julia akhirnya bersuara."Tidak perlu di pikirkan lagi, aku lebih tahu mengenai perasa
Lucas bangkit dari duduknya."Kalau begitu, Ayo kita sama-sama datang menuruti keinginannya!" ujar Lucas."Kenapa aku ikut? nanti Mama kamu jadi semakin marah!""Kalau begitu, aku tidak jadi pergi!" kata Lucas, lalu kembali duduk."Kami sudah terbiasa makan berdua, pergilah!""Aku tidak mau, mulai sekarang kalian berdua harus merasa tidak enak, kalau tidak makan bersamaku, aku tidak mungkin meninggalkan istri dan anakku makan malam berdua saja, sekarang kita sudah menjadi satu keluarga, harus sering bersama, aku tidak ingin kamu dan Harry merasa kesepian!" ujar Lucas dengan nada yang tegas.Mendengar itu, Julia tidak bisa berkata-kata lagi."Ayo!" Lucas mengulurkan tangannya kepada Julia, dia akan menghadapi Ibunya.Dia tidak perduli nantinya Ibunya akan berteriak padanya, karena membawa istri dan putranya untuk makan malam di rumah utama.Julia terpaksa membatalkan pesanan makan malam yang sedang di siapkan Koki di dapur restoran."Kita mau makan di mana Pa?" tanya Harry, saat mereka