Lucas menahan geram mendengar hinaan Ibunya kepada istrinya, pria itu mencoba tetap bersabar, tidak ingin langsung menegur Ibunya yang terang-terangan memusuhi gadis pilihan hatinya."Apakah kami sudah bisa duduk? anakku sudah lapar, makan malam kami terpaksa batal, karena panggilan dari Mama!" sahut Lucas mencoba tetap sabar dan setenang mungkin."Letakkan anak kecil itu, apa kamu begitu bodohnya mau saja di tipu oleh gadis itu, aku merasa anak kecil itu bukan putramu, walau ada mirip dengan kamu sewaktu kecil dulu, bukan berarti dia itu putramu!" sahut Lisbet dengan nada mencibir."Mama sungguh kasar sekali bicaranya, itu tentu keponakanku, kak Lucas lebih pintar dari pada Mama yang tahunya hanya berprasangka saja!" ujar Adelia merasa Ibunya sudah sangat kelewatan."Kamu tahu apa Adelia, jangan percaya dengan wajah polos dan penampilannya yang biasa-biasa saja, bisa jadi di balik itu semua, dia adalah wanita yang sangat mengerikan, perempuan matre!" sahut Lisbet masih tetap bernada
Julia merasakan tatapan mata Lisbet menatapnya tidak senang, saat Pelayan menaruh nasi ke piring Julia.Lucas mengambil ikan, dan menaruhnya ke piring Julia.Trang!Terdengar suara sendok di letakkan dengan kasar ke piring.Semua mata melihat ke arah Lisbet."Kenapa musti kamu yang melayani dia Lucas, keterlaluan! kamu adalah seorang Ceo yang dihormati banyak orang, kenapa kamu begitu bodohnya tunduk pada gadis tidak jelas ini, memangnya dia tidak bisa mengambil sendiri lauknya, kenapa harus kamu mengambil untuknya!" bentak Lisbet dengan suara lantang.Semua yang ada di meja makan itu, terkejut mendengar bentakan Lisbet tersebut.Lucas benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap arogan Ibunya, terlalu cemburu yang tidak masuk akal.Trang!Lucas meletakkan sendoknya juga dengan kasar ke piringnya."Mau makan atau mau ngajak bertengkar sebenarnya Mama?" tanya Lucas dengan nada tajam memandang Ibunya dengan kesal."A..apa maksudmu Lucas, kamu marah pada Mama karena tidak suka dengan
Harry cemberut saat mereka sudah berada di dalam mobil, kelihatannya dia sangat kesal sekali."Papa, aku tidak mau lagi datang ke rumah Kakek, Nenek jahat sekali pada Mama, aku tidak suka, aku marah! marah sekali!" sahut Harry dengan nada tinggi, sembari memukul ke dua tangannya ke kedua pahanya."Baiklah nak, kalau Nenek sudah minta maaf pada Mama, baru kita berkunjung lagi ke rumah Kakek, oke!" ujar Lucas mengelus kepala Harry dengan lembut."Aku lapar, lapar sekali! jadi semakin lapar mendengar teriakan Nenek, tidak berhenti mengomel terus, bikin perutku sakit!" sahut Harry semakin cemberut sembari memukul kembali tangannya ke pahanya.Julia tadi merasa sakit hati karena di hina oleh mertuanya, tapi mendengar perkataan Harry barusan, sakit hatinya jadi menghilang entah kemana.Gerutuan Harry terdengar lucu, perutnya jadi sakit karena mendengar Neneknya merepet.Julia mengulurkan tangannya membelai kepala putranya itu, lalu menciumnya dengan lembut."Kita makan di rumah saja ya, Mam
Julia terpaksa menuruti kemauan Harry, untuk tidur bersama malam ini bertiga dengan Lucas.Setelah Julia selesai berganti baju tidur, dan juga Harry, tangan Julia ditarik Harry menuju kamar Lucas.Lucas membuka pintu kamarnya lebar-lebar untuk Julia dan Harry.Dengan malu-malu Julia masuk ke dalam kamar Lucas, mengikuti tarikan tangan Harry."Tempat tidur Papa besar sekali, kita tidur dengan Papa saja setiap malam di sini Ma!" sahut Harry begitu senang melihat tempat tidur Lucas yang besar.Harry kemudian naik ke atas tempat tidur, lalu kemudian melompat-lompat di atas tempat tidur Lucas."Tidak bisa nak, kamu punya kamar sendiri, kamu harus belajar mandiri mulai dari sekarang!" sahut Julia untuk mengingatkan Harry."Baiklah!" jawab Harry, lalu kemudian menghentikan lompatan nya di tempat tidur Lucas."Ayo kita tidur, besok pagi harus cepat bangun, kamu besok pagi mau sekolah nak!" kata Julia.Julia naik ketempat tidur Lucas, dan Harry pun membaringkan tubuhnya di tengah-tengah tempat
Julia menatap manik mata Lucas dengan lekat, lalu menatap wajah tampan itu yang memiliki rahang tegas.Julia tidak tahu mau menjawab apa, dia yang setengah mengantuk mengedipkan matanya.Melihat Julia tidak menjawab pertanyaannya, tidak membuat Lucas merasa sedih.Pria itu mencoba menyentuh bibir Julia dengan jemarinya, membelai dengan lembut dan menelusuri bibir itu dengan perasaan berdebar-debar.Lucas mengangkat dagu Julia agar lebih naik lagi, agar bibir itu bisa di sentuh oleh bibirnya.Perlahan Lucas mencoba memiringkan wajahnya, dan menunduk untuk menyentuh bibir Julia.Bibirnya pun menyentuh bibir kenyal Julia, dan perlahan mulai mengulumnya.Ternyata Julia mengijinkannya untuk mencium gadis itu.Lucas mulai mengulum bibir Julia, menyesap satu persatu bilah bibir Julia yang terasa begitu lembut.Lidahnya pun mulai menyusup ke sela-sela giginya, mencoba untuk masuk ke dalam.Perlahan Julia membuka mulutnya, dan membiarkan lidah Lucas menyusup ke dalam, mencari lidahnya.Julia p
Lima tahun yang lalu, Julia merasakan sakit yang luar biasa saat Lucas merobek miliknya dengan paksa.Dan, itu membuat Julia berpikir tidak akan mau lagi melakukan hal itu seumur hidupnya.Peristiwa itu menjadi trauma baginya.Karena melakukan itu ternyata tidak menyenangkan, sangat tidak menyenangkan! sakit dan perih.Tapi saat Lucas tadi mulai menyentuh tubuhnya, Julia merasakan sesuatu yang berbeda.Julia merasakan ada rasa sensasi yang berbeda, membuat tubuhnya seakan melayang dan terbuai.Lembutnya tangan Lucas mengelus dan meremas benda lunak di dadanya, tidak terasa sakit sama sekali, tetapi membuat tubuhnya menginginkan lebih lagi dari Lucas.Perutnya terasa berpendar, sendi-sendi tulangnya terasa lemas, dan seolah-olah hampir meleleh.Julia tidak menyangka senggama yang sesungguhnya, kalau di lakukan dengan cara lembut dan perlahan, ternyata sangat menyenangkan.Membuat otak tidak bisa berpikir dengan jernih, yang ada hanya ingin mengeluarkan suara-suara aneh yang tanpa di se
Harry senang sekali di antar oleh ke dua orang tuanya, anak kecil usia empat tahun itu sepanjang jalan menuju sekolah barunya, bersenandung kecil sambil bergantian memegang tangan Julia dan Lucas.Lucas mengelus kepala Harry dengan lembut, pagi ini dia juga senang, hatinya berbunga-bunga.Dia merasa hidupnya lengkap sudah, gadis yang dulu telah mencuri hatinya, kini sudah menjadi istrinya, dan juga sudah mulai menerima dirinya.Kegiatan mereka tadi malam, adalah malam yang sangat indah sekali bagi Lucas.Dia semakin mencintai gadis yang telah menjadi Ibu dari putranya tersebut, sehingga dia ingin mengulang lagi momen itu malam nanti.Reaksi tubuhnya begitu kuat, ingin selalu membuat Julia menempel padanya.Lucas menoleh memandang Julia, yang tengah memandang Harry bersenandung kecil sembari memegang tangan Julia, sembari memainkan jari jemari Ibunya tersebut.Senyuman Lucas merekah memandang dua orang, yang telah menjadi bagian dari hidupnya itu.Merekapun tidak lama kemudian sampai k
Melihat Bosnya masih mode mematung, Edward terpaksa berdehem untuk membangunkan ke sadaran Bosnya itu."Ehem! Tuan, anda baik-baik saja kan?" tanya Edward."Eh!" Lucas mengedipkan matanya, akhirnya tersadar mendengar suara Edward.Edward melirik Lucas dari kaca spion."Apakah kita lanjut ke kantor, atau anda mau turun menemui Nyonya?" tanya Edward.Sepertinya Lucas belum sepenuhnya tersadar dari hipnotis Julia."Eh, itu... Ayo jalan, kita ke kantor!" sahut Lucas mengedipkan matanya.Lucas kemudian membenarkan letak duduknya, lalu memandang keluar mobil.Perlahan sudut bibir Lucas menyunggingkan senyuman senang, dan matanya terlihat berbinar-binar.Ternyata bukan hanya wanita saja yang bisa merasa serasa terbang, dan tersipu melamunkan orang yang di sukainya.Seorang pria juga bisa seperti itu.Apakah aku harus membawanya kencan malam ini? hanya kami berdua saja? pikir Lucas mulai berpikir.Kami tidak pernah berpacaran, kami langsung menikah karena Harry, dan lagi pula, aku yang duluan