Harry senang sekali di antar oleh ke dua orang tuanya, anak kecil usia empat tahun itu sepanjang jalan menuju sekolah barunya, bersenandung kecil sambil bergantian memegang tangan Julia dan Lucas.Lucas mengelus kepala Harry dengan lembut, pagi ini dia juga senang, hatinya berbunga-bunga.Dia merasa hidupnya lengkap sudah, gadis yang dulu telah mencuri hatinya, kini sudah menjadi istrinya, dan juga sudah mulai menerima dirinya.Kegiatan mereka tadi malam, adalah malam yang sangat indah sekali bagi Lucas.Dia semakin mencintai gadis yang telah menjadi Ibu dari putranya tersebut, sehingga dia ingin mengulang lagi momen itu malam nanti.Reaksi tubuhnya begitu kuat, ingin selalu membuat Julia menempel padanya.Lucas menoleh memandang Julia, yang tengah memandang Harry bersenandung kecil sembari memegang tangan Julia, sembari memainkan jari jemari Ibunya tersebut.Senyuman Lucas merekah memandang dua orang, yang telah menjadi bagian dari hidupnya itu.Merekapun tidak lama kemudian sampai k
Melihat Bosnya masih mode mematung, Edward terpaksa berdehem untuk membangunkan ke sadaran Bosnya itu."Ehem! Tuan, anda baik-baik saja kan?" tanya Edward."Eh!" Lucas mengedipkan matanya, akhirnya tersadar mendengar suara Edward.Edward melirik Lucas dari kaca spion."Apakah kita lanjut ke kantor, atau anda mau turun menemui Nyonya?" tanya Edward.Sepertinya Lucas belum sepenuhnya tersadar dari hipnotis Julia."Eh, itu... Ayo jalan, kita ke kantor!" sahut Lucas mengedipkan matanya.Lucas kemudian membenarkan letak duduknya, lalu memandang keluar mobil.Perlahan sudut bibir Lucas menyunggingkan senyuman senang, dan matanya terlihat berbinar-binar.Ternyata bukan hanya wanita saja yang bisa merasa serasa terbang, dan tersipu melamunkan orang yang di sukainya.Seorang pria juga bisa seperti itu.Apakah aku harus membawanya kencan malam ini? hanya kami berdua saja? pikir Lucas mulai berpikir.Kami tidak pernah berpacaran, kami langsung menikah karena Harry, dan lagi pula, aku yang duluan
Julia membantu sebentar di restoran untuk menyiapkan pesanan pelanggan, untuk menunggu waktu jam pulang sekolah Harry.Baru saja membantu menyiapkan beberapa hidangan, ponsel Julia berdering.Julia mengangkat ponselnya, tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya."Halo!" sahut Julia."Sayang, aku tidak bisa ikut menjemput Harry, aku ada urusan sebentar di luar kantor, nanti kalau sudah selesai, aku akan telepon lagi, semoga pertemuannya tidak lama, beritahu padaku nanti, kalian makan siang di mana, agar aku langsung menuju ke sana, oke!"Ternyata Lucas yang menelepon Julia, memberitahukan, kalau dia tidak bisa ikut menjemput Harry."Oke!" jawab Julia setelah menyimak sebentar apa yang dikatakan Lucas.Kemudian Julia mematikan ponselnya, lalu meletakkannya ke atas meja.Julia kembali melanjutkan tugasnya.Sampai jam untuk menjemput Harry pun tiba, dan Julia pun menghentikan tugasnya, dan mengalihkannya kepada koki.Julia kemudian pamitan pada Tina untuk menjemput Harry.Julia m
Taksi yang membawa Julia dan Harry berhenti di sebuah taman bermain, tapi taman itu ternyata untuk sementara di tutup, karena sedang dalam perbaikan."Nak, tamannya di tutup, kita tidak bisa bermain, kita batal bermain di taman!" ujar Julia memandang taman yang di tutup."Iya Ma, ternyata sedang dalam perbaikan!" sahut Harry kecewa."Kalau sudah selesai, kita akan datang ke mari lagi untuk bermain, sekarang kita langsung saja pergi makan siang ya?""lya Ma!""Pak sopir, tolong antar kami ke alamat ini!" Julia memberikan secarik kertas kepada sopir taksi."Baik Nyonya!" sopir itu melihat alamat yang di berikan Julia.Dulu, tiga tahun lalu, saat Julia masih merintis restorannya di kota tempat pelariannya, seorang pelanggan yang berkunjung ke kota tersebut, sangat mengagumi Julia.Seorang wanita lima puluhan, yang juga pengelola sebuah restoran, memberikan tips kepada Julia untuk membuat restorannya, agar bisa menjadi restoran yang berkualitas.Berkat wanita itu, restoran Julia menjadi b
Julia memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat pria itu lagi, yang terlihat sedang berbicara dengan wanita itu.Julia melihat betapa berbinarnya wajah wanita itu, memandang pria yang dia kenal sebagai suaminya.Sebelum memalingkan wajahnya, Julia melihat wanita itu memberikan sesuatu ke depan Lucas sembari tersenyum manis.Julia melihat aquarium yang sedang di pandang Harry, dia tidak ingin lagi melihat pemandangan di tengah restoran tersebut.Bukankah dia mengatakan akan makan siang bersama kami, tapi dia malah makan siang bersama dengan orang lain! pikir Julia sembari mengamati ikan yang begitu indah di dalam aquarium."Ikannya sangat cantik Ma, aku ingin juga punya kolam ikan seperti ini di ruamah kita!" sahut Harry sambil mengamati ikan-ikan yang berwarna-warni di dalam aquarium."Kamu sungguh-sungguh ingin pelihara ikan nak?" tanya Julia mengelus kepala Harry."Iya, lihat Ma, warna biru itu cantik sekali, itu juga...itu lagi...!" Harry sibuk menunjuk ikan yang berenang dalam aqu
Edward mendekati kursi Lucas, lalu membisikkan sesuatu ke telinga Lucas.Setelah itu Edward menunjukkan tablet yang dia pegang kepada Lucas.Lucas memandang tablet yang disodorkan Edward tersebut, dan sontak mata Lucas terbelalak terkejut.Drettt!Terdengar bunyi kaki kursi di dorong kebelakang, dan Lucas berdiri tegak memandang lelaki berusia enam puluhan yang duduk di depannya dengan tajam."Anda menjebak saya!" sahutnya dengan tajam.Lelaki yang dipandang Lucas memandang heran kepada Lucas."Menjebak? apa maksud anda Lucas?" tanya pria itu.Lucas menunjuk wanita di sampingnya."Apa maksudnya ini?" tanyanya dengan dingin."Bukankah kamu menyetujuinya? dari tadi anda terlihat begitu senang berbicara dengan putriku, dan kebetulan putriku sudah menaruh rasa suka pada anda cukup lama, kalian begitu serasi satu sama lain!" sahut pria itu."Saya sudah menikah, dan sudah memiliki seorang putra, saya mencintai istri saya, jadi saya rasa anda jangan melakukan hal yang akan merugikan anda nan
Julia jelas sekali mendengar teriakan Lucas tersebut,suaminya itu bukanlah pria bodoh, atau pria yangtidak bisa melihat situasi yang membuat dirinyadalam bahaya.Yang Julia tahu, suaminya itu seorang Ceo yang di takuti, tidak bisa tersentuh oleh siapapun.Kenapa suaminya bisa terjebak seperti ini? ternyata ada campur tangan dari Ibu kandung suaminya tersebut, sehingga pria yang terkenal tidak bisa di dekati itu, menjadi terkecoh dan terjebak dalam menanggapi kliennya kali ini.Gadis yang sudah berstatus istri dan Ibu dari anak pria itu, tidak menyangka, kalau Ibu mertuanya begitu sangat membenci dirinya, sampai membuat seorang Ceo yang tidak bisa tersentuh tersebut bisa terjebak.Julia menatap Lucas dengan tatapan yang sulit di artikan, membuat yang di tatap berkesimpulan, kalau dirinya sangat shock dengan apa yang dilihatnya.Lucas menelan ludahnya gugup, dia tidak percaya melihat dua orang yang di sayanginya itu, melihat adegan yang seharusnya tidak boleh mereka lihat.Membuat tu
"Sudah kukatakan jangan mendekat, masih juga tidak perduli, masih saja terus menempel pada suami orang, dasar perempuan gatal!" sahut Julia dengan tajam, matanya terlihat galak menatap wanita itu."Sheila, apa kamu baik-baik saja nak?" sahut pria paruh baya itu cemas, dengan langkah cepat pria itu menghampiri wanita yang disiram Julia tersebut.Melihat wajah putrinya basah kuyup, lelaki itu jadi naik pitam."Hei! siapa kamu berani sekali menyiram putriku, kamu sialan! perempuan rendahan dari mana kamu, sungguh lancang!" teriak pria itu sembari menuding kan telunjuknya ke wajah Julia.Melihat Julia di marahi oleh pria itu, membuat Harry tidak senang, Ibunya di hina di depan umum."Dasar tua bangka! jangan hina Mamaku!" teriak Harry dengan galak, lalu anak kecil itu berjalan dengan cepat mendekati pria itu.Bukk!"Aduhh!"Kaki kecil Harry dengan kencang menginjak sepatu mahal pria itu, dan kemudian memandang pria itu dengan mata marah, dan geraham yang terkatup dengan ketat.Harry berka