Taksi yang membawa Julia dan Harry berhenti di sebuah taman bermain, tapi taman itu ternyata untuk sementara di tutup, karena sedang dalam perbaikan."Nak, tamannya di tutup, kita tidak bisa bermain, kita batal bermain di taman!" ujar Julia memandang taman yang di tutup."Iya Ma, ternyata sedang dalam perbaikan!" sahut Harry kecewa."Kalau sudah selesai, kita akan datang ke mari lagi untuk bermain, sekarang kita langsung saja pergi makan siang ya?""lya Ma!""Pak sopir, tolong antar kami ke alamat ini!" Julia memberikan secarik kertas kepada sopir taksi."Baik Nyonya!" sopir itu melihat alamat yang di berikan Julia.Dulu, tiga tahun lalu, saat Julia masih merintis restorannya di kota tempat pelariannya, seorang pelanggan yang berkunjung ke kota tersebut, sangat mengagumi Julia.Seorang wanita lima puluhan, yang juga pengelola sebuah restoran, memberikan tips kepada Julia untuk membuat restorannya, agar bisa menjadi restoran yang berkualitas.Berkat wanita itu, restoran Julia menjadi b
Julia memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat pria itu lagi, yang terlihat sedang berbicara dengan wanita itu.Julia melihat betapa berbinarnya wajah wanita itu, memandang pria yang dia kenal sebagai suaminya.Sebelum memalingkan wajahnya, Julia melihat wanita itu memberikan sesuatu ke depan Lucas sembari tersenyum manis.Julia melihat aquarium yang sedang di pandang Harry, dia tidak ingin lagi melihat pemandangan di tengah restoran tersebut.Bukankah dia mengatakan akan makan siang bersama kami, tapi dia malah makan siang bersama dengan orang lain! pikir Julia sembari mengamati ikan yang begitu indah di dalam aquarium."Ikannya sangat cantik Ma, aku ingin juga punya kolam ikan seperti ini di ruamah kita!" sahut Harry sambil mengamati ikan-ikan yang berwarna-warni di dalam aquarium."Kamu sungguh-sungguh ingin pelihara ikan nak?" tanya Julia mengelus kepala Harry."Iya, lihat Ma, warna biru itu cantik sekali, itu juga...itu lagi...!" Harry sibuk menunjuk ikan yang berenang dalam aqu
Edward mendekati kursi Lucas, lalu membisikkan sesuatu ke telinga Lucas.Setelah itu Edward menunjukkan tablet yang dia pegang kepada Lucas.Lucas memandang tablet yang disodorkan Edward tersebut, dan sontak mata Lucas terbelalak terkejut.Drettt!Terdengar bunyi kaki kursi di dorong kebelakang, dan Lucas berdiri tegak memandang lelaki berusia enam puluhan yang duduk di depannya dengan tajam."Anda menjebak saya!" sahutnya dengan tajam.Lelaki yang dipandang Lucas memandang heran kepada Lucas."Menjebak? apa maksud anda Lucas?" tanya pria itu.Lucas menunjuk wanita di sampingnya."Apa maksudnya ini?" tanyanya dengan dingin."Bukankah kamu menyetujuinya? dari tadi anda terlihat begitu senang berbicara dengan putriku, dan kebetulan putriku sudah menaruh rasa suka pada anda cukup lama, kalian begitu serasi satu sama lain!" sahut pria itu."Saya sudah menikah, dan sudah memiliki seorang putra, saya mencintai istri saya, jadi saya rasa anda jangan melakukan hal yang akan merugikan anda nan
Julia jelas sekali mendengar teriakan Lucas tersebut,suaminya itu bukanlah pria bodoh, atau pria yangtidak bisa melihat situasi yang membuat dirinyadalam bahaya.Yang Julia tahu, suaminya itu seorang Ceo yang di takuti, tidak bisa tersentuh oleh siapapun.Kenapa suaminya bisa terjebak seperti ini? ternyata ada campur tangan dari Ibu kandung suaminya tersebut, sehingga pria yang terkenal tidak bisa di dekati itu, menjadi terkecoh dan terjebak dalam menanggapi kliennya kali ini.Gadis yang sudah berstatus istri dan Ibu dari anak pria itu, tidak menyangka, kalau Ibu mertuanya begitu sangat membenci dirinya, sampai membuat seorang Ceo yang tidak bisa tersentuh tersebut bisa terjebak.Julia menatap Lucas dengan tatapan yang sulit di artikan, membuat yang di tatap berkesimpulan, kalau dirinya sangat shock dengan apa yang dilihatnya.Lucas menelan ludahnya gugup, dia tidak percaya melihat dua orang yang di sayanginya itu, melihat adegan yang seharusnya tidak boleh mereka lihat.Membuat tu
"Sudah kukatakan jangan mendekat, masih juga tidak perduli, masih saja terus menempel pada suami orang, dasar perempuan gatal!" sahut Julia dengan tajam, matanya terlihat galak menatap wanita itu."Sheila, apa kamu baik-baik saja nak?" sahut pria paruh baya itu cemas, dengan langkah cepat pria itu menghampiri wanita yang disiram Julia tersebut.Melihat wajah putrinya basah kuyup, lelaki itu jadi naik pitam."Hei! siapa kamu berani sekali menyiram putriku, kamu sialan! perempuan rendahan dari mana kamu, sungguh lancang!" teriak pria itu sembari menuding kan telunjuknya ke wajah Julia.Melihat Julia di marahi oleh pria itu, membuat Harry tidak senang, Ibunya di hina di depan umum."Dasar tua bangka! jangan hina Mamaku!" teriak Harry dengan galak, lalu anak kecil itu berjalan dengan cepat mendekati pria itu.Bukk!"Aduhh!"Kaki kecil Harry dengan kencang menginjak sepatu mahal pria itu, dan kemudian memandang pria itu dengan mata marah, dan geraham yang terkatup dengan ketat.Harry berka
Lucas menghentikan ciumannya, lalu dengan lembut mengelus bibir Julia yang baru saja di ciumnya.Pria itu tersenyum lembut menatap Julia, kemudian dia membungkuk untuk mengangkat tubuh kecil Harry.Lucas menggendong Harry, lalu merangkul pinggang Julia dengan mesra.Dia tidak perduli dengan banyaknya tatapan mata memandang ke arah mereka."Ayo Edward, ada banyak urusan yang harus kita selesaikan!" sahut Lucas, lalu melangkah membawa Julia dan Harry dari dalam restoran tersebut."Baik Tuan!"Lucas ingin menyelesaikan masalah ini dengan Ibunya, dia tidak bisa membiarkan Ibunya sesuka hatinya lagi mengatur perjodohannya.Lucas akan menghentikan Ibunya untuk melakukan perjodohan lagi untuknya, karena dia tidak tertarik dengan wanita lain, selain Julia."Maafkan aku sayang, aku tidak tahu kalau Mama telah menjebak ku, dia benar-benar pandai menipuku, sampai aku hampir saja masuk ke dalam perangkapnya!" ucap Lucas meremas tangan Julia, dan kemudian membawanya ke dadanya."Lain kali Papa har
Lucas tersenyum puas melihat ekspresi wajah Ibunya yang terkejut, akhirnya dia berhasil membuka topeng wanita pilihan Ibunya tersebut.Ayah Lucas sudah merasa bosan memperingati istrinya, terlalu mengatur hidup Lucas."Sekarang bagaimana, apakah kamu belum puas melihat tampilan wanita yang menurutmu terhormat itu?" tanya Piter kepada istrinya."I..itu tidak mungkin, itu bukan Sheila!" sahut Lisbet membantah apa yang sudah dilihatnya.Lucas angkat bahu, pria itu tidak ambil pusing lagi dengan penilaian Ibunya yang masih tidak mengakui tentang wanita pilihannya."Jangan menyodorkan lagi perempuan manapun padaku, Julia adalah istriku sampai seumur hidupku!" ujar Lucas dengan tegas.Lucas kemudian meninggalkan Mansion dengan suasana tidak menyenangkan pada Ibunya.Kehidupan yang di berikan Lucas kepada Ibunya, semenjak Ayahnya tidak bisa lagi menjalankan Sylvester Group, selalu memberikan yang terbaik.Tapi, Ibunya ternyata masih tidak juga merasa puas.Awal sebelum bertemu dengan Julia,
Ada apa ini? kenapa banyak sekali pakaian dan sepatu?" tanya Julia terheran-heran melihat pemandangan tersebut.Ruang utam villa seperti toko pakaian wanita."Ini untuk kamu sayang, cobalah apakah ada yang kamu sukai?" sahut Lucas dengan santainya."Apa? untukku?" Julia terkejut mendengar apa yang di katakan Lucas."lya!""Kenapa harus di bawa ke rumah?" tanya Julia heran."Biar kamu puas memilihnya!" jawab Lucas."Silahkan Nyonya, ini pakaian edisi terbatas dari butik saya, kalau anda tidak puas dengan pilihan saya, anda katakan saja model seperti apa yang anda inginkan, saya akan mendesain dan membuatnya untuk anda!" sahut seorang wanita berpakaian formal, berdiri tidak jauh dari rak baju.Julia terbengong mendengar penjelasan wanita itu, ternyata Lucas memesan semua pakaian dan sepatu, serta tas tersebut untuknya langsung dari butik."Kenapa?" tanya Lucas memandang Julia yang menoleh menatap wajahnya."Kenapa begini banyak, cukup dua atau tiga pasang saja!" ujar Julia dengan nada t