Akhirnya Julia dan Tina sepakat memilih empat menu baru untuk restoran mereka, semuanya untuk makanan pembuka.Tidak terasa waktu sudah menjelang malam, Julia lupa waktu karena sibuk di dapur restoran membuat resep baru."Nyonya, ada yang mencari anda!" sahut seorang karyawan Julia masuk ke dalam dapur restoran."Siapa?" tanya Julia mencuci tangannya."Tuan itu mengatakan, kalau dia suami anda!" sahut karyawan itu."Eh!" Julia baru tersadar kalau dia sudah terlalu lama di restoran, dan ternyata ini sudah malam.Julia melihat jam."Astaga!" gumamnya terkejut, sudah hampir jam tujuh malam.Julia pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya, dan asisten chef membantu Julia membereskan sisanya.Dengan cepat gadis itu pun menemui pria yang di katakan karyawannya tadi 'suami' nya. Di ruang kantor Julia tampak Lucas duduk di sofa sembari melihat tabletnya, dan Harry duduk di samping Ayahnya itu, sambil menulis sesuatu di atas sebuah benda yang mirip seperti tablet.Kedua lelaki beda usia itu lan
Julia membawa Lucas dan Harry ke ruang VIP, ruang yang memiliki balkon menghadap ke arah taman restoran.Ruang khusus model lesehan dengan meja berkaki pendek, sangat cocok untuk Harry, bisa duduk dengan bebas."Tunggu sebentar, aku akan membuat makan malam kita!" sahut Julia kepada Lucas, setelah Lucas dan Harry duduk di bantalan kursi sebagai tempat duduk di ruang khusus tersebut."Tidak, jangan kamu yang memasak, biarkan koki restoran yang memasak untuk kita, kamu tetap di sini bersama kami!" ujar Lucas memegang tangan Julia."Baiklah, aku akan pesan makanan apa saja yang akan kita makan malam ini, sesuai dengan rekomendasi dari aku!" ucap Julia menuruti perkataan Lucas.Lucas melepaskan pegangan tangannya memegang pergelangan tangan Julia, dan membiarkan Julia keluar dari ruang khusus tersebut.Julia kemudian memberitahukan kepada Chef menu makan malam yang diinginkannya."Baik Nyonya, kami akan selesaikan dalam sepuluh menit, dan akan kami buat yang terbaik dan yang paling lezat!"
Harry meletakkan alat tulis tabletnya ke atas meja, walaupun Harry sibuk dengan apa yang di pegangnya, telinganya mendengar apa yang di bicarakan oleh ke dua orang tuanya.Harry melihat Ayahnya meminta maaf kepada Ibunya, Ayahnya merasa bersalah kepada Ibunya."Jadi karena itulah kamu berjuang sendirian untuk masa depan kalian berdua?" tanya Lucas masih mendekap Julia dalam pelukannya."Ya!"Lucas memejamkan matanya untuk menenangkan perasaannya yang terasa sesak, gadis yang masih muda, dengan tubuh yang mungil mengandung anaknya, berjuang sendirian menjalani kehidupannya yang keras tanpa rasa mengeluh, sungguh gadis yang berani."Dan, kamu belajar sendiri membuka restoran tanpa bantuan orang lain?""Tina membantuku, dia menjadi asistenku mengelola restoran dengan uang bayaran yang kamu berikan!""Julia!" sontak Lucas melepaskan dekapannya, "Ku mohon jangan lagi singgung soal uang itu, sebagai bayaran atas apa yang telah ku lakukan padamu!"Lucas mencengkram bahu Julia dengan erat, it
Julia mencoba untuk menggeser duduknya, tapi tangan Lucas yang merangkul pinggangnya, menahan tubuh Julia untuk tidak menjauh."Kenapa? apakah kamu tidak percaya padaku? aku jatuh cinta padamu, tidak tahu sejak kapan, selama lima tahun aku selalu memikirkan mu, mencari mu ke setiap kota dan juga ke luar negeri, dalam pikiranku hanya ada kamu, aku begitu takut tidak dapat menemukanmu lagi!" gumam Lucas di depan wajah Julia.Tangan Lucas perlahan mengelus pipi Julia yang terlihat bengong, mata Julia begitu lekat menatap Lucas.Senyuman Lucas mengembang melihat raut wajah Julia yang bengong.Cup!Lucas mendaratkan kecupannya ke bibir Julia, dan Julia tersentak merasakan bibirnya di kecup Lucas lagi.Julia mengedipkan matanya."Kenapa bengong? kamu masih tidak percaya?" tanya Lucas dengan senyuman yang terus masih mengembang."A..apa kamu yakin dengan perasaanmu padaku? kamu harus memikirkan lagi!" ujar Julia akhirnya bersuara."Tidak perlu di pikirkan lagi, aku lebih tahu mengenai perasa
Lucas bangkit dari duduknya."Kalau begitu, Ayo kita sama-sama datang menuruti keinginannya!" ujar Lucas."Kenapa aku ikut? nanti Mama kamu jadi semakin marah!""Kalau begitu, aku tidak jadi pergi!" kata Lucas, lalu kembali duduk."Kami sudah terbiasa makan berdua, pergilah!""Aku tidak mau, mulai sekarang kalian berdua harus merasa tidak enak, kalau tidak makan bersamaku, aku tidak mungkin meninggalkan istri dan anakku makan malam berdua saja, sekarang kita sudah menjadi satu keluarga, harus sering bersama, aku tidak ingin kamu dan Harry merasa kesepian!" ujar Lucas dengan nada yang tegas.Mendengar itu, Julia tidak bisa berkata-kata lagi."Ayo!" Lucas mengulurkan tangannya kepada Julia, dia akan menghadapi Ibunya.Dia tidak perduli nantinya Ibunya akan berteriak padanya, karena membawa istri dan putranya untuk makan malam di rumah utama.Julia terpaksa membatalkan pesanan makan malam yang sedang di siapkan Koki di dapur restoran."Kita mau makan di mana Pa?" tanya Harry, saat mereka
Lucas menahan geram mendengar hinaan Ibunya kepada istrinya, pria itu mencoba tetap bersabar, tidak ingin langsung menegur Ibunya yang terang-terangan memusuhi gadis pilihan hatinya."Apakah kami sudah bisa duduk? anakku sudah lapar, makan malam kami terpaksa batal, karena panggilan dari Mama!" sahut Lucas mencoba tetap sabar dan setenang mungkin."Letakkan anak kecil itu, apa kamu begitu bodohnya mau saja di tipu oleh gadis itu, aku merasa anak kecil itu bukan putramu, walau ada mirip dengan kamu sewaktu kecil dulu, bukan berarti dia itu putramu!" sahut Lisbet dengan nada mencibir."Mama sungguh kasar sekali bicaranya, itu tentu keponakanku, kak Lucas lebih pintar dari pada Mama yang tahunya hanya berprasangka saja!" ujar Adelia merasa Ibunya sudah sangat kelewatan."Kamu tahu apa Adelia, jangan percaya dengan wajah polos dan penampilannya yang biasa-biasa saja, bisa jadi di balik itu semua, dia adalah wanita yang sangat mengerikan, perempuan matre!" sahut Lisbet masih tetap bernada
Julia merasakan tatapan mata Lisbet menatapnya tidak senang, saat Pelayan menaruh nasi ke piring Julia.Lucas mengambil ikan, dan menaruhnya ke piring Julia.Trang!Terdengar suara sendok di letakkan dengan kasar ke piring.Semua mata melihat ke arah Lisbet."Kenapa musti kamu yang melayani dia Lucas, keterlaluan! kamu adalah seorang Ceo yang dihormati banyak orang, kenapa kamu begitu bodohnya tunduk pada gadis tidak jelas ini, memangnya dia tidak bisa mengambil sendiri lauknya, kenapa harus kamu mengambil untuknya!" bentak Lisbet dengan suara lantang.Semua yang ada di meja makan itu, terkejut mendengar bentakan Lisbet tersebut.Lucas benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap arogan Ibunya, terlalu cemburu yang tidak masuk akal.Trang!Lucas meletakkan sendoknya juga dengan kasar ke piringnya."Mau makan atau mau ngajak bertengkar sebenarnya Mama?" tanya Lucas dengan nada tajam memandang Ibunya dengan kesal."A..apa maksudmu Lucas, kamu marah pada Mama karena tidak suka dengan
Harry cemberut saat mereka sudah berada di dalam mobil, kelihatannya dia sangat kesal sekali."Papa, aku tidak mau lagi datang ke rumah Kakek, Nenek jahat sekali pada Mama, aku tidak suka, aku marah! marah sekali!" sahut Harry dengan nada tinggi, sembari memukul ke dua tangannya ke kedua pahanya."Baiklah nak, kalau Nenek sudah minta maaf pada Mama, baru kita berkunjung lagi ke rumah Kakek, oke!" ujar Lucas mengelus kepala Harry dengan lembut."Aku lapar, lapar sekali! jadi semakin lapar mendengar teriakan Nenek, tidak berhenti mengomel terus, bikin perutku sakit!" sahut Harry semakin cemberut sembari memukul kembali tangannya ke pahanya.Julia tadi merasa sakit hati karena di hina oleh mertuanya, tapi mendengar perkataan Harry barusan, sakit hatinya jadi menghilang entah kemana.Gerutuan Harry terdengar lucu, perutnya jadi sakit karena mendengar Neneknya merepet.Julia mengulurkan tangannya membelai kepala putranya itu, lalu menciumnya dengan lembut."Kita makan di rumah saja ya, Mam