"Jadi sebenarnya apa hubunganmu dengan Jason?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Rene yang saat ini melihat kesedihan dalam raut wajah Dyana."Tidak ada."Rene mengernyit karena nada datar itu, "Oh... Tapi kalian terlihat sering bersama."Dyana memandangi Rene, kemudian sedikit menghela napas."Jika yang kau maksud adalah hubungan yang didasari karena cinta, kami tidak memilikinya. Sama sekali tidak memilikinya. Aku disini sama sepertimu, tapi perbedaannya adalah kau dipaksa dan aku disini karena memang aku menjual kebebasanku untuk semua yang ku sayangi.""Kau menjual kebebasanmu demi seseorang? Tapi mengapa?" Rene kembali bertanya."Aku tidak terlahir dengan kekayaan dalam hidupku Rene, aku miskin dan aku butuh uang untuk mengisi perut adikku. Pernahkah aku memberitahumu bahwa aku punya adik yang hampir seumuran denganmu?"Rene menggeleng dan dia bisa melihat kelembutan seorang Dyana."Dia adalah duniaku dan aku melakukan segalanya agar dia bisa tetap merasakan hal yang indah di d
Subuh itu, Rene dan Dyana kembali berjalan menyusuri hutan. Mereka tidak tahu apakah arah yang mereka lalui sudah benar atau belum. Hanya saja saat ini mereka tahu bahwa mereka harus selalu berjalan, berlari dan menjauh dari mansion terkutuk itu.Dyana tidak mengatakan kalimat apapun sejak mereka beranjak untuk pergi dan Rene memakluminya karena Dyana sudah lama berada di tempat itu, kemungkinan rasa bersalah dan ingin kembali bergejolak dalam dirinya.Mereka belum makan apapun dan itu membuat mereka kelelahan setelah satu jam melangkah pergi dari tempat peristirahatan terakhir mereka. Suasana pagi terasa jelas menerpa wajah Rene yang mulai merasa berat."Aku lapar dan haus, bisakah kita mencari sesuatu untuk minum terlebih dahulu?"Dyana yang juga sepertinya kelelahan mengangguk, "aku merasa sepertinya sebentar lagi kita akan melewati sungai... Mungkin kita bisa mendapatkan air disana."Mereka pergi, mencoba mencari sumber air yang Dyana kira itu adalah sungai. Dan benar saja mereka
Rene dan Dyana terkejut karena mereka benar-benar melakukannya, mereka sudah berada di ujung pulau itu. Mereka bisa melihat perahu-perahu penyebrangan ke pulau lainnya dan tinggal selangkah lagi bagi mereka untuk terlepas dari jeratan Anthony dan Jason."Kita berhasil! Kita berhasil Rene!" Dyana berseru senang sekaligus terharu."Kita harus segera menyelinap masuk dan pergi dari sini secepatnya."Rene mengangguk dan mereka mencari kapal penyebrangan yang Dyana kenali.Dyana mendatangi kapal itu, penjaganya adalah seorang laki-laki tua yang Rene pahami sebagai pria tua yang kemungkinan baik."Paman Kyle? Apakah kau masih mengingatku?"Pria tua yang bernama Kyle memandang mereka dari bawah hingga atas."Aku tidak mengenalmu nona. Maafkan aku, jika boleh tahu... Siapa kalian?"Rene dan Dyana saling memandang satu sama lainnya."Kami adalah pelayan tuan Anthony dan karena tuan Anthony sedang pergi, kami harus ke kota untuk membeli beberapa barang. Maukah kau mengantarkan kami sampai ke se
Rene tidak tahu apa yang terjadi dengan Dyana, dia hanya berlari dan terus berlari. Dalam hatinya, dia terus berdoa agar dia bisa selamat dan juga Dyana. Dia melihat para pria yang memakai seragam polisi dan Rene merasa ada secercah harapan untuk pulang.Rene terus mengikuti pria itu diantara banyaknya orang-orang. Dia berharap tidak ada yang bisa mengenalinya.Pada akhirnya dia berhasil, Rene menangkap tangan pria itu."Pak tolong dengarkan aku! Aku butuh bantuan mu pak."Pria yang memakai pakaian polisi itu segera menatap Rene, "apa yang terjadi?""Pak tolong bantu aku, aku diculik... Tolong pak, bawa aku ke kantor kepolisian."Raut wajah polisi itu membuat Rene cemas."Kau diculik? Oleh siapa?""Aku diculik oleh pria bernama Anthony pak."Mendengar nama Anthony, pria itu langsung mengangguk dan membawa Rene ke mobilnya."Kau akan aman bila ikut bersamaku."Ketika Rene masuk ke dalam mobil, dia menghembuskan napasnya lega. Dia benar-benar akan pergi dari tempat ini. Selangkah lagi
Rene dipaksa masuk begitu sampai di mansion itu, dia diseret oleh Anthony ke dalam kamarnya dengan kasar. Dyana sendiri tidak jauh berbeda dengan Rene, dia ditarik oleh Jason tanpa belas kasihan bahkan dilempar begitu mereka sampai di rumah.Anthony menutup pintu kamar yang ditinggali Rene dan segera memandangi Rene.Rene jadi mengingat kalimat yang diucapkan oleh Dyana mengenai Anthony yang tertarik padanya. Dia begitu takut saat ini, dia benar-benar takut dengan apa yang terjadi padanya ketika Anthony beringsut ke arah dan memandanginya dengan tajam.Rene bersimbuh di depan Anthony begitu mereka sudah sangat dekat."Tolong, tolong! Jangan lakukan apapun denganku! Aku benar-benar ingin pulang... Tolong aku." Rene kembali menangis, dia meletakkan tangannya di depan wajahnya dan memohon dengan sangat ke Anthony."Kau ingin aku memaafkan mu?"Anthony bisa melihat Rene mengangguk dengan penuh airmata."Buka bajumu."Rene seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar, jadi dia bertanya,
Pagi itu semuanya berbeda, Rene tidak lagi bangun dengan raut wajah yang ketakutan. Dia bangun dengan tubuh yang seperti mati.Dia tidak ingin hidup dan dia bahkan tidak merasakan apapun lagi.Airmatanya kembali mengalir deras, tubuhnya telanjang dan ditinggalkan begitu saja oleh Anthony.Rene mencengkram selimut yang dia pakai. Hidupnya sudah hancur, semuanya karena Anthony. Dia sudah tidak memiliki apapun lagi bahkan untuk melihat dirinya saat ini sebagai Rene yang dikenalinya adalah suatu kemustahilan.Anthony mengambil semua yang dia miliki. Kebebasannya, rasa cintanya dan kewarasan yang Rene miliki.Ketika dia sedang menangis dengan diam, tiba-tiba pintu terbuka dan saat itulah Anthony masuk.Rene yang melihat pria itu masuk langsung duduk dan mencoba untuk mundur sambil memegang selimutnya."Selamat pagi! Matahari sangat cerah bukan?" Sapaan Anthony dengan nada ceria membuat Rene ingin muntah.Pria itu mendekati Rene dan duduk di tempat tidurnya.Secara mengejutkan, Anthony mele
Rene keluar dari kamarnya dan menuju lantai bawah, awalnya dia bingung tapi begitu melihat ada wanita dan pria yang berjalan di depannya dia tahu bahwa wanita dan pria itu juga berjalan dengan arah yang sama dengannya, jadi Rene mengikuti kedua orang itu.Rene tidak tahu siapa wanita dan pria itu karena Anthony tidak pernah mencoba membuatnya mengenali siapa-siapa di tempat ini. Tapi Rene bisa melihat bahwa wanita itu sedang hamil.Ketika Rene melihat ke bawah tangga, dia bisa melihat Anthony sedang berdiri dan menatapnya.Langkah Rene terhenti melihat tatapan itu, dua orang di depannya juga berhenti dan mencoba mencari arah tatapan Anthony. Begitu melihat Rene semuanya terdiam kaku dan itu membuat Rene bimbang.Anthony akan membunuh bibinya.Dia akan membunuhnya jika Rene tidak mematuhi Anthony.Rene kembali melanjutkan langkahnya karena pemikiran itu. Dia bisa melihat Anthony menyeringai.Sesampainya Rene di dekat meja makan, Rene melihat Dyana yang masih terluka dan Jason yang mema
Jason tidak mendatangi kamar Dyana sama sekali, dia pergi keluar dan mabuk lagi setelah baru dua jam sadar dari mabuknya.Dyana sendiri tidak memikirkan apapun mengenai Jason, baginya ketidakadaan Jason malah membuatnya nyaman. Walaupun ada sebagian rasa bersalah dalam diri Dyana karena perkataan Nathasya.Dyana tahu bahwa Jason telah berubah menjadi lebih perhatian padanya akhir-akhir ini. Sebelum Rene datang ke pulau ini, Jason bahkan mengajak Dyana untuk bermalam di sisi pulau bersama dengannya.Jason jarang memarahinya karena menurutnya Dyana sudah menjadi wanita yang diinginkan oleh Jason, dia juga berhenti melarang apa yang Dyana sukai. Dyana mulai memiliki kebebasan untuk pergi ke tempat-tempat tertentu di rumah ini bahkan jika dia meminta Jason untuk ikut dengannya saat pergi bekerja, Jason akan menyanggupinya.Dia tahu bahwa Jason mulai percaya padanya karena memang bagi Jason, Dyana sudah tidak akan pernah pergi darinya.Jason mencintainya, itu yang dia tahu.Dengan tatapan