Rene dipaksa masuk begitu sampai di mansion itu, dia diseret oleh Anthony ke dalam kamarnya dengan kasar. Dyana sendiri tidak jauh berbeda dengan Rene, dia ditarik oleh Jason tanpa belas kasihan bahkan dilempar begitu mereka sampai di rumah.Anthony menutup pintu kamar yang ditinggali Rene dan segera memandangi Rene.Rene jadi mengingat kalimat yang diucapkan oleh Dyana mengenai Anthony yang tertarik padanya. Dia begitu takut saat ini, dia benar-benar takut dengan apa yang terjadi padanya ketika Anthony beringsut ke arah dan memandanginya dengan tajam.Rene bersimbuh di depan Anthony begitu mereka sudah sangat dekat."Tolong, tolong! Jangan lakukan apapun denganku! Aku benar-benar ingin pulang... Tolong aku." Rene kembali menangis, dia meletakkan tangannya di depan wajahnya dan memohon dengan sangat ke Anthony."Kau ingin aku memaafkan mu?"Anthony bisa melihat Rene mengangguk dengan penuh airmata."Buka bajumu."Rene seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar, jadi dia bertanya,
Pagi itu semuanya berbeda, Rene tidak lagi bangun dengan raut wajah yang ketakutan. Dia bangun dengan tubuh yang seperti mati.Dia tidak ingin hidup dan dia bahkan tidak merasakan apapun lagi.Airmatanya kembali mengalir deras, tubuhnya telanjang dan ditinggalkan begitu saja oleh Anthony.Rene mencengkram selimut yang dia pakai. Hidupnya sudah hancur, semuanya karena Anthony. Dia sudah tidak memiliki apapun lagi bahkan untuk melihat dirinya saat ini sebagai Rene yang dikenalinya adalah suatu kemustahilan.Anthony mengambil semua yang dia miliki. Kebebasannya, rasa cintanya dan kewarasan yang Rene miliki.Ketika dia sedang menangis dengan diam, tiba-tiba pintu terbuka dan saat itulah Anthony masuk.Rene yang melihat pria itu masuk langsung duduk dan mencoba untuk mundur sambil memegang selimutnya."Selamat pagi! Matahari sangat cerah bukan?" Sapaan Anthony dengan nada ceria membuat Rene ingin muntah.Pria itu mendekati Rene dan duduk di tempat tidurnya.Secara mengejutkan, Anthony mele
Rene keluar dari kamarnya dan menuju lantai bawah, awalnya dia bingung tapi begitu melihat ada wanita dan pria yang berjalan di depannya dia tahu bahwa wanita dan pria itu juga berjalan dengan arah yang sama dengannya, jadi Rene mengikuti kedua orang itu.Rene tidak tahu siapa wanita dan pria itu karena Anthony tidak pernah mencoba membuatnya mengenali siapa-siapa di tempat ini. Tapi Rene bisa melihat bahwa wanita itu sedang hamil.Ketika Rene melihat ke bawah tangga, dia bisa melihat Anthony sedang berdiri dan menatapnya.Langkah Rene terhenti melihat tatapan itu, dua orang di depannya juga berhenti dan mencoba mencari arah tatapan Anthony. Begitu melihat Rene semuanya terdiam kaku dan itu membuat Rene bimbang.Anthony akan membunuh bibinya.Dia akan membunuhnya jika Rene tidak mematuhi Anthony.Rene kembali melanjutkan langkahnya karena pemikiran itu. Dia bisa melihat Anthony menyeringai.Sesampainya Rene di dekat meja makan, Rene melihat Dyana yang masih terluka dan Jason yang mema
Jason tidak mendatangi kamar Dyana sama sekali, dia pergi keluar dan mabuk lagi setelah baru dua jam sadar dari mabuknya.Dyana sendiri tidak memikirkan apapun mengenai Jason, baginya ketidakadaan Jason malah membuatnya nyaman. Walaupun ada sebagian rasa bersalah dalam diri Dyana karena perkataan Nathasya.Dyana tahu bahwa Jason telah berubah menjadi lebih perhatian padanya akhir-akhir ini. Sebelum Rene datang ke pulau ini, Jason bahkan mengajak Dyana untuk bermalam di sisi pulau bersama dengannya.Jason jarang memarahinya karena menurutnya Dyana sudah menjadi wanita yang diinginkan oleh Jason, dia juga berhenti melarang apa yang Dyana sukai. Dyana mulai memiliki kebebasan untuk pergi ke tempat-tempat tertentu di rumah ini bahkan jika dia meminta Jason untuk ikut dengannya saat pergi bekerja, Jason akan menyanggupinya.Dia tahu bahwa Jason mulai percaya padanya karena memang bagi Jason, Dyana sudah tidak akan pernah pergi darinya.Jason mencintainya, itu yang dia tahu.Dengan tatapan
Dyana mencium Jason dengan terburu-buru, tapi Jason tidak terpengaruh dan masih diam. Awalnya Dyana tidak nyaman dengan itu semua tapi dia tetap mencium Jason.Dia lalu melakukan sesuatu yang menurutnya tidak akan pernah dia lakukan.Dyana bercinta dengan Jason atas dasar kemauannya sendiri. Dyana pikir Jason akan luluh tapi tidak, semuanya seakan-akan berubah. Dulu dia yang akan bermuka masam dan datar setelah bercinta tapi saat ini Jason lah yang memiliki wajah itu.Jason kemudian berdiri dan mandi, tidak ada kecupan yang biasanya diberikan Jason padanya. Tidak juga pelukan hangat dan juga usapan halus di kepalanya. Semua itu hilang dalam dua belas hari.Jason sepertinya sudah selesai mandi ketika dia mematikan air dan bergegas untuk memakai pakaian. Dyana masih pura-pura memejamkan matanya padahal dia menangis dalam diam.Jason akhirnya keluar dan akhirnya Dyana menangis. Dia terluka atas semua yang Jason lakukan, tapi kali ini dia lebih menyakitinya.Apa yang salah dari Dyana? Ap
Rene berjalan canggung dengan tangan Anthony yang masih memegang pinggangnya. Mereka baru saja keluar dari kamar Dyana dan Jason, mengucapkan selamat atas kehamilan Dyana.Ya, kehamilan Dyana.Dyana sudah tidak bisa pergi lagi dari pulau itu. Dyana tidak akan bisa bersamanya lagi untuk mengatur siasat kabur dari tempat terkutuk ini."Apa yang kau rencanakan?" Suara Anthony berbisik pelan ketika menyadari bahwa Rene tiba-tiba mengalami perubahan emosi di wajahnya."A-apa maksudmu?"Anthony menarik tangannya agar cepat sampai ke kamar mereka.Setelah sampai, Anthony menarik rambut Rene dan mencengkram wajahnya."Kau pikir aku tidak menyadarinya? Kau pikir aku bodoh? Bahkan Jason tahu kau dan Dyana mungkin masih memiliki pikiran tolol tentang kabur dari tempat ini."Rene menggelengkan kepalanya, "t-tidak... A-aku tidak memikirkan hal itu.""Kau tahu aku tidak suka dibohongi kan Rene?""Ya, aku sudah jujur padamu... Aku tidak memikirkan hal itu."Mata Anthony yang setajam elang memandangi
"Kau tahu kan berapa harga gaun ini?! Dasar wanita jalang! Aku sudah mengatakan padamu kan?!" Jill berteriak di depan wajah Rene.Penyebab dari kemarahannya adalah karena Jill meminta Rene untuk memasak makanan, namun ternyata makanan itu tumpah di atas gaun milik Jill karena kelalaian Rene. "Aku m—minta m—maaf." Ucap Rene dengan nada lirih."Apa! Minta maaf?! Kau bahkan tidak bisa mengatakan hal lain selain minta maaf hah?!" Jill kelihatannya makin kesal dengan Rene dan dia langsung memukul Rene tepat di wajahnya.Rene terkejut dengan pukulan itu, sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah."Kau jangan besar kepala karena Anthony berada di sampingmu! Kau hanyalah sampah baginya!" Jill meludah di samping Rene dan itu membuat Rene menangis.Jill pergi dari hadapan Rene, sedangkan Rene memilih untuk naik ke kamarnya. Anthony sedang pergi keluar, mungkin untuk bekerja.Jill benar, Rene bukan siapa-siapa di tempat ini. Rene hanyalah mainan yang akan rusak dan jika dia rusak maka Anthony
Rene memandangi lautan pepohonan yang ada di bawah balkon itu, dia benar-benar bosan terhadap apapun yang terjadi di mansion ini. Rene hampir tidak pernah keluar dari mansion, mungkin sudah hampir satu bulan atau mungkin dua bulan.Rene bahkan tidak tahu lagi sudah berapa lama dia diculik oleh Anthony. Dia ingin pulang, melihat bibinya.Melihat Orlan.... Bagaimana keadaannya saat ini? Apakah dia baik-baik saja? Apakah Orlan masih mencarinya?Atau mungkin, dia sudah melupakannya?Rene menghela napas lelah, dia bingung dengan semua yang terjadi. Hidupnya saat ini benar-benar di luar dugaan."Memikirkan kekasihmu itu?" Suara Anthony terdengar dari belakang punggungnya.Rene berbalik, menatap Anthony yang kini memakai pakaian santainya.Anthony mungkin lebih tua darinya, namun harus Rene akui Anthony adalah pria yang sangat tampan.Wajahnya yang cenderung keras dan memiliki khas pria Eropa membuatnya sangat tampan."Ti—tidak."Anthony mendekatinya, mencengkram lehernya dan memajukan wajah