Mendengar pertanyaan dari Rafly tentu saja mereka semuanya yang ada di ruangan tersebut membolakan matanya. "Kamu pura-pura lupa atau apa? Bisa-bisanya kamu mengatakan itu. Seperti tidak berdosa kali kamu ya, dengar baik-baik kamu. Kalau memang kamu tidak merasa jatuh cinta, ya jangan kamu cari dia, benar nggak yang aku katakan ini?" tanya Edgar. "Benar sekali, buat apa kamu cari dia, kalau kamu tidak suka dengan dia, lebih baik kamu lupakan dia. Toh kamu juga tidak mungkin bisa mencintai dia jika dia ada di sisi kamu. Lebih baik, kamu dekatin tuh si wanita yang sudah membuat istrimu kabur, bukannya dia menantu idaman ibumu," jawab Ferrel yang membuat Rafly terdiam. Rafly tidak bisa menjawab perkataan dari Edgar karena semua yang dikatakan oleh mereka semuanya benar adanya. Sedangkan, di rumah kosong dimana Olla berada dirinya kedatangan orang tidak dikenal dengan wajahnya yang sangat menakutkan ada bekas luka di wajahnya. "Nona, serahkan uangmu. Jika kamu tidak menyerahkan uangm
"Bukan, dokter. Korban kecelakaan hamil. Dia harus dicek ke dokter kandungan. Untuk itu kami perlu tanda tangan dokter untuk persetujuannya. Atau dokter punya nomor telpon saudaranya?" tanya dokter wanita ke dokter yang mengantar Olla ke rumah sakit. "Tidak ada, karena saya tidak sengaja menabraknya. Dia lari ke jalan dan terjadilah kecelakaan itu. Saya akan tanggung jawab dan saya akan cari keluarganya nanti," jawab Adrian Mathew. Adrian lah yang menabrak Olla dan sekarang dia harus bertanggung jawab. Dokter wanita bernama Suzie menganggukkan kepala mendengar pengakuan dari Dokter Adrian. "Ya sudah, kalau dokter katakan itu. Saya akan urus semuanya. Dokter jangan khawatir, tunggu sebentar. Saya akan panggilkan dokter Monica untuk membantu korban," jawab dokter Suzie. Adrian menganggukkan kepala, dia kembali duduk dan tidak lama dokter kandungan datang. Adrian ikut masuk dia ingin tahu kondisi Olla sekaligus bertanggung jawab atas kondisi Olla. Olla yang masih pingsan diperiksa u
Rafly terus marah dan meminta Dion pergi dari hadapannya karena dia tidak mau berdekatan dengan Dion. Mau tidak mau Dion menjauh, dia juga bingung dengan kelakuan dari Rafly bosnya itu. Setiap hari dia ikut bosnya mencari Olla dia harus memakai sabun rasa strawberry yang dibelikan oleh Rafly. Seperti saat ini, dia pergi ke desa Olla bersama teman-temannya dan beberapa mafia lainnya ikut membantu tapi sampai di sana tidak ada dan lagi-lagi dia putus asa. "Dion, kita tidak mungkin menemukan istrinya di sini. Aku yakin dia masih di kota. Coba cari di sana siapa tahu saja ada. Jangan lupa kalau saat ini kita itu mafia, cari mafia saja kita mudah apa lagi ini wanita, pasti cepat ketemu," ucap Edgar. "Benar itu, kita jauh-jauh ke sini hasilnya tidak ada. Mana kita harus naik mobil ini. Apa-apaan ini, mobil bak terbuka pula. Jatuh harga diri aku kalau seperti ini. Dan kamu kenapa aroma strawberry? Apa kamu tidak punya parfum lain?" tanya Ferrel ke Dion. Saat ini mereka tidak naik mobil
Rafly tidak bisa berkata-kata lagi, dia seperti ditampar dengan surat perjanjian itu. Dia hanya bisa terpaku dan malu. "Olla, kamu di sini? Syukurlah, kamu bisa aku temui. Aku sudah mencarimu kemana-mana, aku juga sudah putus asa, tapi saat aku melihat kakek yang terbaring dan tidak sadarkan diri, aku semakin bersemangat untuk mencarimu dan ternyata kamu di sini, aku berhasil menemukan kamu," ucap Rafly yang pada akhirnya mengatakan semuanya yang ingin dia sampaikan ke Olla. Olla yang memegang kotak susu langsung jatuh ke bawah. Tangannya teremor dan dia tidak mengerti kenapa dia setakut itu dengan Rafly. Rafly yang melihat Olla menjatuhkan kotak susu berukuran kecil terpaku. Matanya tertuju ke kotak tersebut. Dia merasa miris dan hatinya tercubit karena di rak susu ada yang ukurannya besar tapi Olla mengambil kotak kecil.Dia merasa pria jahat karena anaknya hanya diberikan gizi yang seperti itu. Rafly mendekati Olla, tapi Olla mundur ke belakang dia masih belum percaya Rafly mene
Olla hanya bisa diam, dia tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh Rafly padanya. Rafly menatap Olla dia masih menunggu jawaban Olla. Tapi, karena Olla tidak menjawabnya, Rafly pun mulai sadar diri. Dia salah, karena sudah membuat Olla seperti ini. Dan dia tidak akan marah dengan Olla, itu wajar. Mungkin dia butuh waktu. "Tuan, Anda tidak tahu kalau istri Anda hamil bayi kembar tiga?" tanya Dokter ke Rafly. Rafly yang ditanya mulai memperlihatkan wajah tenang dan dia menatap dokter dengan tatapan yang sangat tajam dan dingin. Dokter yang dipandang oleh Rafly terdiam dan dia tidak lagi membuka mulutnya. Dokter mulai fokus dengan Olla dan monitor. Sembari menjelaskan apa saja yang harus Olla lakukan semasa hamil dan setelah itu diberikan vitamin. "Tuan Rafly, tolong kasih vitamin tepat waktu dan kasih susu untuk istri Anda agar janinnya memiliki nutrisi dari susu hamil dan makanannya juga dijaga banyak makan buah dan sayur, ya. Saya kasih kartu untuk pemeriksaan bulan depan. Dan jan
"Rafly, kamu. Dia ibumu, kenapa kamu berkata seperti itu hanya karena dia, apaan kamu ini," bela Niken. Rafly yang melihat Niken membela ibunya hanya tersenyum saja. Dia segera membawa Olla pergi. Dia tidak mau Olla stres seperti yang dokter katakan tadi saat pemeriksaan. "Ayo, Sayang kita pergi, jangan dengarkan mereka. Kita lihat kakek sekarang," jawab Rafly membawa Olla dengan lembut ke dalam. Olla hanya mengikuti Rafly dan dia melirik Rafly yang berkata lembut dengannya. Hatinya menghangat karena Rafly mengatakan perkataan lembut padanya. Keduanya masuk ke dalam ruangan Tuan Mathias yang masih tertidur. Sejak dirinya masuk rumah sakit sampai sekarang belum bangun. "Kakek," Panggil Olla dengan suara bergetar. "Kakek seperti itu sejak kamu pergi, jadi aku harap kamu bisa membuat kakek bangun. Maksudnya, kakek sangat merindukan kamu, jadi aku harap dengan kedatangan kamu ke sini kakek sadar kembali. Ayo duduk di sini, Sayang," ucap Rafly yang menuntun Olla untuk dudu
"Mafia dari klan terkuat Rafly Julio Alexander berada di rumah sakit dan dia membawa wanita hamil dan dia terlihat sangat dekat, Tuan," ucap pria itu lagi. Mendengar apa yang dikatakan oleh pria tersebut membuat pria yang dihubungi itu tersenyum. Mafia yang menjadi musuhnya muncul dan membawa kabar kalau dia bersama wanita hamil. Tentu saja itu merupakan sesuatu yang luar biasa. "Bagus, ikuti terus. Cari tahu siapa dia dan setelah itu kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya bukan?" tanya si penelpon kepada pria yang memberikan informasi kepadanya. "Baik, Tuan. Saya akan lakukan segera," jawab pria itu lagi. Panggilan berakhir, pria yang duduk di kursinya tersenyum lebar dan dia bahagia karena musuhnya akan dia hancurkan dengan kelemahan yang dimiliki oleh musuh itu sendiri. Sedangkan di tempat lain, Edgar, Keano, Ferrel, para asisten sahabatnya itu, Rafly dan Dion berjalan di rumah warga untuk mencari pohon mangga. "Rafly, ini sulit. Bagaimana bisa kamu cari pohon mangga di Itali
Rafly benar-benar bahagia karena dirinya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Sejak kehilangan Olla dan beberapa hari pasca Olla pergi dari hadapannya. Rafly mulai merasakan mual dan setelah dia tahu penyebabnya apa, Rafly semakin menikmatinya. "Rafly, aku harap kamu bisa berpikiran positif. Jangan kamu asal nebak jinggo. Kesalahan kamu banyk ke Olla dan kakek Mathias, jadi jangan buat masalah lagi, aku nggak mau kamu recokin jika ada masalah," tegur Edgar. Dirinya seperti orang tua yang menasehati anaknya. Rafly mendengar apa yang Edgar katakan tersenyum. Dia tahu kalau Edgar seperti ini pasti karena dia tidak ingin dirinya terluka. "Kalian tenang saja, aku akan berpikiran luas dan tidak akan terhasut oleh apapun. Aku akan jaga Olla dan anak-anak kembar tigaku. Dia akan aku didik menjadi mafia sama seperti aku. Aku sekarang, tinggal menunggu hati Olla terbuka. Aku sangat yakin dia akan memaafkan aku dan menerima aku seutuhnya," jawab Rafly penuh keyakinan. Edgar bangga sahaba
"Kita harus buat anak lagi, agar kita bisa bahagia. Banyak anak banyak rezki, aku suka anak-anak. Kamu setuju, Sayang?" tanya Rafly. Rafly hanya mendengar tawa dari suster dan Dokter tapi tidak mendengar suara Olla. Rafly menoleh ke arah Olla yang sudah tertidur. "Istri Anda sudah tidur, dia tidak mendengar apa yang Anda katakan. Dan dia harus menjalani proses penyembuhan paling lama tiga sampai lima bulan. Jadi, tolong Anda jangan agresif, ya," jawab Dokter membuat Rafly tersenyum. Rafly sangat malu, dia tidak tahu harus berkata apa. Olla yang sudah dibersihkan segera dibawa ke ruangan khusus dan bayinya juga. Di luar ruangan sahabat Rafly sudah berkumpul dan Dion ada di sana. Dia menatap ke arah Rafly dan tersenyum kecil. "Pingsan, itu harusnya disematkan untuk istriku dan aku, ini malah kamu," omel Rafly yang protes karena asistennya pingsan. "Namanya saja jatuh, ya wajar kalau saya seperti tadi pingsan," jawab Dion. "Selamat atas kelahiran bayi kembar tigamu, semoga dia men
Rafly dan Dion tidak bisa berbicara karena saat ini mereka sudah ketahuan oleh Olla. Keduanya duduk memandang ke arah Olla yang menatap mereka berdua dengan tatapan yang tajam. Olla masih menunggu jawaban dari keduanya. "Kenapa diam?" tanya Olla. "Mau jawab apa," sahut Rafly dengan tenangOlla menatap tajam ke arah Rafly yang malah mengatakan mau jawab apa. Olla geram karena Rafly bukannya mengatakan sesuatu tapi malah diam dan menjawab dengan tenang tanpa rasa bersalah sama sekali. "Sudah cukup, jangan buat aku kesal, kenapa kamu malah tenang, Rafly. Ada harimau di rumah ini dan temanku akan mati, aku tidak terima. Dia tidak boleh di sini dan jangan kamu pekerjakan temanku, kalau memang tidak ada pekerjaan di tempatmu jangan katakan ada. Kamu menyebalkan," rajuk Olla protes kepada Rafly. Mendengar apa yang dikatakan oleh Olla, Rafly hanya bisa diam, dia bersalah karena sudah membohongi Olla dan tidak memberitahukan siapa Bella itu. Rafly bangun dan mendekati istrinya, dia yang d
Rafly sudah tidak sabar ingin dengar apa yang akan Olla katakan. Dia yakin kalau Olla menginginkan itu dan dia tersenyum ke arah Olla dengan senyum malu-malu dan wajahnya mulai merona. Olla yang melihat perubahan dari Rafly tertawa sambil memegang perutnya yang sudah mulai tenang karena usapan lembut dari Rafly membuat ketiga anaknya tidak lagi tantrum di dalam perut.Melihat Olla tertawa tentu saja Rafly menaikkan alisnya, dia sepertinya tidak mengerti kenapa Olla tertawa. "Kamu tertawa, kenapa? Apa ada yang lucu?" tanya Rafly.Olla menggelengkan kepala dan dia membisikkan sesuatu di telinga Rafly. Rafly langsung terkejut dan dia memandang ke arah Olla, dia tidak percaya jika Olla tahu apa yang ada di pikirannya. "Kamu ini benar-benar, ya, keterlaluan mengerjai aku. Aku sudah semangat, tapi kamu malah mengatakan itu. Ya, sudah kita pergi makan dan beli es krim saja di tempat lain. Pak, pergi ke mall lainnya," ucap Rafly yang memerintahkan kepada sopir untuk pergi ke mall lain. "B
Adrian berbalik dan dia menatap Niken yang saat ini menatap dia. Keduanya tidak ada yang berbicara semuanya bungkam seribu bahasa. Tiba-tiba, Adrian tertawa karena mendengar perkataan Niken. "Hahaha, kamu mengatakan apa tadi? Kita kerja sama? Yakin itu?" tanya Adrian yang meremehkan Niken. Adrian segera pergi, wajahnya berubah menjadi datar dan terlihat wajah ketidaksukaan dia saat berhadapan dengan Niken. Niken mendengar jawaban dari Adrian mengepalkan tangannya. Dia tidak suka Niken mengatakan kerjasama. Dia yakin, Niken pasti mau menyakiti Olla. "Dokter Adrian, tunggu dulu. Sial, tidak tahu diri ke apa dia tidak bisa diajak kerja sama. Apa-apaan ini. Aku benar-benar tidak suka dengan dia. Tidak-tidak, aku harus buat dia kerja sama dengan aku. Aku tidak mau Olla mendapatkan Rafly, dia harus berpisah dengan Rafly," ucapnya. Niken mengejar Adrian, dia ingin Adrian membantunya dia tidak mau Adrian mengabaikannya dan itu akan membuat dia Semakin tidak bisa mendapatkan Rafly. "Adri
"Kamu kenal dia? Maksudnya, Olla? Wanita perebut calon suamiku? Apakah kamu kenal dia, Adrian?" tanya Niken yang menatap lekat ke Adrian yang masih memandang Olla dan Rafly yang menjadi pusat perhatian semua pengunjung di mall. Adrian tidak berbicara sama sekali, dia memilih diam dan memperhatikan dengan intens keduanya. Cemburu? Sudah pasti, dia tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Rafly memperlakukan Olla dengan cukup baik, dia berjalan memegang tangan Olla dengan cukup erat dan dia tidak sedikitpun melepaskan Olla. Penjagaan yang super ketat membuat semua orang takjub dengan Rafly. Siapa yang tidak mengenal dengan Rafly, pengusaha hebat dan sukses, mereka tahu kalau Rafly sudah menikah tapi mereka tidak tahu siapa istrinya dan sekarang mereka bisa melihat istri dari Rafly yang sesungguhnya dan juga bisa melihat bagaimana Rafly memperlakukan istrinya dengan cukup baik."Coba lihat itu, pengusaha muda dan tampan ia benar-benar sangat menjaga wanitanya, aku yakin wanitanya sangat
"Olla, aku pulang cepat bagaimana kita jalan-jalan. Atau kita berenang? Kamu pilih mana?" tanya Rafly menawarkan kepada Olla apakah dia mau pergi dengannya jalan-jalan atau berenang. "Jalan-jalan, sepertinya aku harus banyak gerak agar mudah melahirkan." Olla mengatakan dia ingin jalan agar dirinya tidak kesulitan melahirkan. Rafly yang mendengar perkataan dari Olla terkejut dia tidak menyangka kalau Olla mengatakan mudah melahirkan kalau jalan. "Kamu kenapa lahiran jalan. Lahiran di ruangan bersalin. Bukan jalan. Tidak boleh, aku tidak mengizinkannya. Siapa dokternya yang mengatakan melahirkan jalan. Aku akan habisi dia, mau buat istri aku menderita, kamu berenang saja," jawab Rafly yang membuat Olla mengangga. Sejak kapan melahirkan jalan. Olla menggelengkan kepala, suaminya ini pasti salah dengar atau salah tanggap tentang apa yang dia katakan tadi. "Rafly sayang, bukannya melahirkan sambil jalan. Aku memilih melahirkan di rumah sakit dan diruang bersalin dan meminta jalan aga
"Kenapa kamu terkejut seperti itu, Olla? Tidak suka dengan kehadiran aku? Aku datang ke sini dengan ibu mertuaku, ayah mertuaku dan kakekku siapa lagi kalau bukan Tuan Mathias. Kamu tahu, 'kan siapa kakek dari calon suamiku Rafly, orang kaya dna berpengaruh," ucap Niken yang saat ini posisinya sangat dekat dengan Olla dan Tia sahabat dari Olla. Tia mendengar perkataan dari Niken terkejut, dia memandang ke arah Olla, Tia ingin meminta penjelasan dari Olla atas perkataan dari Niken, akan tetapi melihat raut wajah Olla yang penuh amarah tentu saja dia tidak berani untuk bertanya. "Benarkah seperti itu, kamu datang dengan mereka. Baguslah, sangat bagus, aku senang ternyata sahabat kecil dari suamiku datang dengan mertuaku dan juga kakek dari suamiku. Ada apa ke sini mau melihat kebahagiaanku dengan suamiku? Boleh, tidak apa-apa, aku malah senang karena aku bisa menunjukkan keharmonisan kami, terlebih lagi, kami juga sepertinya ingin memperlihatkan kepada kamu dimana posisimu saat ini,"
Nancy mengatakan apa yang ingin dia katakan. Panjang lebar Nancy katakan dan setelah itu dirinya terdiam sesaat karena Nancy menghentikan ucapannya dan dia melanjutkan lagi apa yang ingin dia katakan. Tentu saja yang dikatakan oleh Nancy membuat mereka terdiam dan mengerjapkan matanya dan dia tahu sendiri kalau saat ini mereka memang membutuhkan informasi itu. "Dari mana kamu tahu semuanya. Siapa kamu sebenarnya, kamu FBI ya, Nancy ?" tanya Edgar yang segera berdiri dan mendekati Nancy yang tersenyum ke arah Edgar dan dia menepuk punfak Edgar. Nancy sangat tahu sekali apa yang dipikirkan oleh mereka semuanya. Dan satu kata itulah yang terlontar di benak mereka. "I am not FBI. I itu hanya orang biasa, sudah I katakan kalau ini buka salon dan sebelum ke sini itu sudah banyak orang-orang yang datang ke sana, mereka dari kota pakaian mereka seperti you semua dan mereka juga berbicara masalah ini. Karena kami orang desa tidak tahu maksud pembicaraan mereka, ya kami diam saja, kami tida
"Tidak ada kabar sama sekali, Tuan. Saya lihat semuanya sangat tenang dan sepertinya mereka tidak ingin mencari nuklir itu atau mungkin ...." Dion menghentikan ucapannya membuat Rafly yang tadinya fokus dengan tabletnya untuk mengecek saham yang ada di pasar saham mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Dion. "Mungkin apa ?" tanya Rafly dengan suara yang datar. "Mungkin yang kita bawa itu bukan nuklir yang sesungguhnya, Anda mengerti, 'kan maksudnya? Atau nuklir itu sudah dicuri, apakah Tuan berpikiran sama dengan saya?" tanya Dion yang membuat Rafly terdiam. Dia mencoba berpikir sejenak. Benarkah itu bukan nuklir yang dimaksud, tapi bagaimana bisa dia tertipu dan apakah benar nuklir itu di curi lagi. Rafly mencoba menghubungi seseorang namun tidak ada tanggapan dari orang tersebut. Orang itu tidak merespon panggilan dari Rafly. "Anda mau menghubungi siapa, Tuan?" tanya Dion yang penasaran."Saya menghubungi Marcel, tapi tidak ada jawaban," jawab Rafly. "Marcel? Marcel, siapa