"Rafly, kamu. Dia ibumu, kenapa kamu berkata seperti itu hanya karena dia, apaan kamu ini," bela Niken. Rafly yang melihat Niken membela ibunya hanya tersenyum saja. Dia segera membawa Olla pergi. Dia tidak mau Olla stres seperti yang dokter katakan tadi saat pemeriksaan. "Ayo, Sayang kita pergi, jangan dengarkan mereka. Kita lihat kakek sekarang," jawab Rafly membawa Olla dengan lembut ke dalam. Olla hanya mengikuti Rafly dan dia melirik Rafly yang berkata lembut dengannya. Hatinya menghangat karena Rafly mengatakan perkataan lembut padanya. Keduanya masuk ke dalam ruangan Tuan Mathias yang masih tertidur. Sejak dirinya masuk rumah sakit sampai sekarang belum bangun. "Kakek," Panggil Olla dengan suara bergetar. "Kakek seperti itu sejak kamu pergi, jadi aku harap kamu bisa membuat kakek bangun. Maksudnya, kakek sangat merindukan kamu, jadi aku harap dengan kedatangan kamu ke sini kakek sadar kembali. Ayo duduk di sini, Sayang," ucap Rafly yang menuntun Olla untuk dudu
"Mafia dari klan terkuat Rafly Julio Alexander berada di rumah sakit dan dia membawa wanita hamil dan dia terlihat sangat dekat, Tuan," ucap pria itu lagi. Mendengar apa yang dikatakan oleh pria tersebut membuat pria yang dihubungi itu tersenyum. Mafia yang menjadi musuhnya muncul dan membawa kabar kalau dia bersama wanita hamil. Tentu saja itu merupakan sesuatu yang luar biasa. "Bagus, ikuti terus. Cari tahu siapa dia dan setelah itu kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya bukan?" tanya si penelpon kepada pria yang memberikan informasi kepadanya. "Baik, Tuan. Saya akan lakukan segera," jawab pria itu lagi. Panggilan berakhir, pria yang duduk di kursinya tersenyum lebar dan dia bahagia karena musuhnya akan dia hancurkan dengan kelemahan yang dimiliki oleh musuh itu sendiri. Sedangkan di tempat lain, Edgar, Keano, Ferrel, para asisten sahabatnya itu, Rafly dan Dion berjalan di rumah warga untuk mencari pohon mangga. "Rafly, ini sulit. Bagaimana bisa kamu cari pohon mangga di Itali
Rafly benar-benar bahagia karena dirinya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Sejak kehilangan Olla dan beberapa hari pasca Olla pergi dari hadapannya. Rafly mulai merasakan mual dan setelah dia tahu penyebabnya apa, Rafly semakin menikmatinya. "Rafly, aku harap kamu bisa berpikiran positif. Jangan kamu asal nebak jinggo. Kesalahan kamu banyk ke Olla dan kakek Mathias, jadi jangan buat masalah lagi, aku nggak mau kamu recokin jika ada masalah," tegur Edgar. Dirinya seperti orang tua yang menasehati anaknya. Rafly mendengar apa yang Edgar katakan tersenyum. Dia tahu kalau Edgar seperti ini pasti karena dia tidak ingin dirinya terluka. "Kalian tenang saja, aku akan berpikiran luas dan tidak akan terhasut oleh apapun. Aku akan jaga Olla dan anak-anak kembar tigaku. Dia akan aku didik menjadi mafia sama seperti aku. Aku sekarang, tinggal menunggu hati Olla terbuka. Aku sangat yakin dia akan memaafkan aku dan menerima aku seutuhnya," jawab Rafly penuh keyakinan. Edgar bangga sahaba
Niken menunggu kabar atas apa yang sudah dia lakukan. Niken gelisah karena dia belum melihat reaksi apapun dari Rafly. "Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan. Masa dia tidak marah dan emosi kalau si babu itu melakukan perselingkuhan itu. Harusnya, dia marah karena si babu mencoba mengkhianati dia. Tapi, sampai sekarang belum ada sedikitpun dia marah atau apapun itu. Aish, kemana dia ini," Monolog Niken yang terlihat gelisah menunggu kabar Rafly. Niken memang sengaja melakukan itu karena dia ingin memisahkan Rafly dan Olla. Dia tidak mau sampai Olla besar kepala atas prilaku Rafly yang sudah berubah dia ingin Olla hancur sehancur-hancurnya. Panggilan masuk, Niken melihat nama penelpon dan dia segera menjawabnya. "Halo, aunty. Aku di rumah, aunty. Apa aunty mau bertemu aku?" tanya Niken. "Iya, datang ke rumah. Aunty tunggu, ya," jawab Nyonya Megumi. "Baik, aku ke sana," jawab Niken. Panggilan berakhir, Niken segera pergi ke rumah Nyonya Megumi. Dia ingin tahu apa yang akan di
Mendengar apa yang dikatakan oleh Olla tentu saja Nyonya Megumi terdiam dan tidak percaya kalau Olla mengatakan itu kepadanya. "Dasar babu, kurang ajar. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu denganku. Aku tidak akan maafkan dia," ucap Nyonya Megumi dengan raut wajah yang murka. Nyonya Megumi benar-benar marah dan dirinya tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Bagaimana bisa Olla seperti itu dan kenapa dia berani mengatakan itu. "Aunty, sepertinya dia mulai besar kepala karena Rafly ada di sisinya, kita tidak boleh satukan mereka. Kita harus pisahkan mereka. Lagipula, apa aunty mau punya cucu anak orang lain?" tanya Niken. "Pisahkan mereka?" tanya Nyonya Megumi dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh mertuanya yang tidur di ranjang. Niken menganggukkan kepala membenarkan apa yang Nyonya Megumi. "Benar Aunty. Kita pisahkan mereka, sini aku kasih tahu cara," jawab Niken membisikkan sesuatu di telinga Nyonya Megumi. Niken membisikkan apa yang ingin dia lakukan dan Nyonya Meg
Rafly segera bergerak menuju Olla yang kesulitan mengambil baju di ember. Olla yang selesai menyuci niat hati ingin menjemur namun dirinya kesulitan untuk membungkuk karena perutnya yang besar. Hamil tiga bayi tidak menyurutkan dia untuk beraktivitas. "Sini aku bantu, kamu duduk saja," ucap Rafly yang segera mengambil baju yang ingin Olla jemur. Rafly menjemurnya di tali. Hatinya sesak melihat Olla melakukannya dan Rafly juga tidak tega dengan Olla yang kesulitan membungkuk dia tidak mau bayinya tertekan, jadi dia berusaha untuk membantu. "Nona, duduklah," ucap Dion menarik kursi untuk Olla duduk. "Kenapa kalian ke sini?" tanya Olla heran kenapa sahabat suaminya dan Rafly datang ke sini. "Kami ke sini karena kamu kabur. Kenapa kamu kabur? Apa kamu tidak tahu kalau suamimu itu sampai pingsan, jangan kamu kabur, nggak baik. Kalau ada masalah di ceritakan. Jangan main kabur saja, duduk tenang saja dan nikmati kekayaan si Rafly. Kamu diusir oleh mereka?" tanya Edgar membuat Olla terp
Rafly mendekati ibunya yang terlihat tersenyum puas. Niken meminta Nyonya Megumi untuk menekan Rafly dan mengancam untuk putus hubungan dengan ibunya. Karena Niken tahu sekali kalau Rafly sangat dekat dengan ibunya. Jadi, cara mereka saat ini, seperti saat ini dilakukan oleh Nyonya Megumi. "Ibu meminta aku mengusir Olla?" tanya Nyonya Megumi. "Iya," jawabnya tegas. Nyonya Megumi sudah senang dan berada di awan, dia berhasil mempengaruhi Rafly. Senyum penuh kemenangan sudah dia perlihatkan di wajahnya. Dan dia juga mengejek Olla bahwa dia menang dan bisa membuat Rafly tunduk padanya. Begitu juga Niken, ternyata rencana dia untuk mengusir Olla berhasil dan lihatlah, dia bisa membuat Olla tidak bisa berbicara dan Niken yakin saat ini Olla akan pergi dari kehidupan Rafly selamanya dengan membawa bayi itu. "Jangan bermimpi aku mengusir Olla. Dia istriku, selamanya dia istriku. Jadi, jika ibu mau memutuskan hubungan anak dan ibunya, aku tidak bisa berbuat apapun, silahkan lakukan send
Rafly segera masuk ke dalam ruangan kerjanya. Dia ingin membahas masalah dunia mafianya. "Tuan, Anda coba cek ini dulu," ucap Dion menunjukkan tablet android ke Rafly. Rafly yang sudah duduk di kursi kebesarannya melihat begitu banyaknya data mengenai penyelundupan yang gagal dan semuanya digagalkan oleh kepolisian air dan FBI. "Bagaimana bisa gagal dan semua mafia juga ikut terjaring. Apakah ada mata-mata yang memberitahukan kepada mereka kalau ada penyeludupan itu?" tanya Rafly. "Saya juga kurang tahu, karena saat ini, mereka belum ada memberikan kabar. Hanya saja, beberapa mafia mengatakan kalau semua ini karena mafia dari klan Oliver. Mereka yang melakukannya karena mereka ingin barangnya aman untuk itu dia korbankan barang mafia lain," jawab Dion menjelaskan apa yang terjadi. "Maksudnya mafia Oliver siapa?" tanya Ferrel. "Mafia yang menjadi musuh lama Anda dan Tuan Rafly Tuan," sahut asisten Ferrel bernama Leon. Ferrel menoleh ke arah asistennya dan dia ingin meyakinkan de
"Pergi kamu jangan dekati aku, pergi aku akan teriak agar seluruh penghuni apartemen ini datang dan memukulmu, pergi!" teriak Mala dengan kencang. Mal benar-benar ketakutan, terlebih lagi wajah Adrian yang membuat dirinya trauma karena dulu dia pernah hampir dilecehkan oleh pria yang ada di desanya, tapi beruntung dia selamt karena warga mendengar suara jeritan Mala dan mereka yang sudah mengetahuinya langsung memukul pria tersebut hingga pria tersebut meninggal dihajar masa. Sekarang, dia melihat raut wajah Adrian sama seperti pria yang dulu melecehkannya. Mala benar-benar ketakutan. "Pergi ... pergi dari sini, pergi. Aku tidak ingin kamu mendekatiku, pergi!" teriak Mala yang terus-terusan mengusir Adrian untuk pergi dari hadapannya. "Aku akan pergi, tapi ingat satu hal, aku mau kamu memberikan kotak ini kepada Olla. Kamu harus berikan tidak ada alasan kamu menolaknya. Ingat, jangan kamu lupa, jika kamu tidak memberikan ini, maka bersiap saja kamu, aku akan membuatmu mati. Aku ak
"Adrian, kamu di mana?" tanya Niken kepada Adrian yang saat ini sedang mencari keberadaan teman Olla yang membantunya waktu di rumah sakit tempo hari. Adrian yang mendapat telpon dari Niken kesal, karena disaat dia ingin mencari tahu keberadaan teman Olla, Niken menghubungi dirinya. "Ada apa? Kenapa kamu menghubungi aku? Apa yang kamu inginkan? Katakan padaku, cepat!" ketus Adrian yang posisinya mengintai perusahaan Rafly. Sudah beberapa hari ini diaa terus mengintai ke perusahaan milik Rafly dan tentu saja yang di lakukan Adrian untuk mengikuti Dion. Karena dia tahu saat di rumah sakit, sahabat Olla bersama dengan Dion. Mendengar suara ketus Adrian tentu saja membuat Niken kesal dan dia segera mengakhiri panggilan telpon dengan Adrian. Adrian yang panggilan telponnya terputus menyerngitkan kening, dia heran karena telepon dari Niken terputus. "Kenapa dengannya? Apa yang terjadi. Dia sudah menghubungiku, tapi dia mengakhirinya. Dasar wanita tidak jelas. Ini kenapa asisten dari R
"Jelas itu penghianatan, tapi aku tidak peduli aku memang sengaja menjebaknya. Dia yang mengambilnya, aku yang mencurinya. Jika aku yang mengambilnya, sudah dipasti aku tidak bisa melawan mereka, strategi dari Rafly bagus, dia terlalu pintar makanya dia dijuluki sebagai King Dragon," jawab Marcel yang dianggukan oleh Simon. Dia tahu betul Rafly itu tidak ada tandingannya, benar-benar seperti seekor naga yang jika didekati akan menyemburkan api. Rafly seorang pria yang mempunyai sosok yang lebih kejam dia seperti malaikat pencabut nyawa, sudah banyak yang dia bunuh. Orang-orang itu adalah orang-orang yang berkhianat dengannya. "jadi sementara waktu apakah kita harus menyerahkan nuklir itu kepada orang lain? Menurut aku, kita jual saja sebelum meledakkannya bagaimana?" tanya Simon. "Jangan diserahkan atau dijual, kita ancam saja negara dan kita ambil uang sebanyak mungkin jika negara mengatakan jangan diledakkan kita akan katakan iya, tapi setelah mendapatkan uang dari mereka baru le
Olla terbangun karena mendengar si kembar bangun tepatnya anaknya yang nomor satu. Terdengar suara Delon yang merengek hingga Olla segera bangun dan mendekati anak pertamanya itu. Olla melihat Delon memandang ke arahnya dan memperlihatkan wajah memelas seperti ingin digendong.Olla pun segera mengambil si kembar dengan sangat hati-hati karena kedua anaknya yang lain masih tertidur. Olla tersenyum ke arah Delon. "Ada apa, Sayang. Kenapa kamu menangis apa kamu merindukan Daddy? Sabar ya. Daddy, lagi kerja nanti kalau Daddy sudah pulang kamu boleh bermain dengan daddy, oke. Sekarang, tidurlah," ucap Olla yang menina bobokan Delon. Karena saat ini, Delon masih sangat rewel. Dia tidak ingin mengganggu mertuanya tidur dan dua si kembar lainnya. Olla menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan sambil terus bersenandung kecil. Olla mendengar suara ponselnya berdering dengan segera dia mendekati meja yang di samping tempat tidurnya. Olla melihat ID penelpon dan wajahnya tersenyum karena tel
Rafly membuka matanya dan dia menatap ke arah sekeliling. Dia mencoba untuk mengingat dan setelah ingat, barulah dia sadar kalau dia tertembak di dada dan sampai di sini. Rafly melihat teman-temannya yang tertidur dan dia hanya bisa melihat tanpa memanggil mereka karena dia tidak mau diganggu. "Olla, bagaimana dengan Olla. Apakah dia merisaukan aku saat ini? Aku benar-benar sedih karena Olla pasti memikirkan keberadaan aku. Aku tidak memberikan kabar dan si kembar juga. Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bisa menghubungi kamu karena kondisi aku seperti ini. Aku tidak mau kamu memikirkan aku dan aku tidak mau kamu kecewa, aku lakukan ini untuk kamu, aku mau lindungi kamu," ucap Rafly yang tiba-tiba saja dia melow dan meneteskan air mata mengingat banyaknya orang yang ingin memisahkan dia dan dia juga tahu kalau Adrian dan Niken juga melakukan hal yang dia pikirkan. Dion menggerakkan tubuhnya yang kedinginan, mereka tidur di bawah dengan alas yang seadanya. Dion mendengar suara orang mena
Rafly masih dirawat di rumah sakit dia belum sadarkan diri. Dion dan para sahabat menemani Rafly di ruang inap. Mereka tidak meninggalkan Rafly sama sekali. "Kapan dia bangun, i tidak tahu kalau nanti bertemu Olla, apa lagi yang harus i jawab. Apa tidak sebaiknya you katakan saja pada keluarga dia. Kasihan, kalau dia tidak ada yang menemani, kalau terjadi sesuatu setelah ini, kita akan dituduh. You tahu sendiri ibunya seperti apa, i tidak sanggup untuk melihat semua ini," jawab Nancy yang menyarankan kepada sahabat Rafly yang lain untuk memberitahukan kepada keluarga Rafly. "Kamu tenang saja, dokter mengatakan kalau Rafly akan baik, itu artinya dia akan baik. Jadi, biarkan Rafly sendiri ya mengatakannya kepada keluarganya sendiri, karena ini masalah dia dan keluarganya, kita jangan ikut campur," jawab Edgar yang diganggukan oleh Ferrel dan juga Keano. Dion setuju dengan sahabat tuannya ini, dia juga tidak berhak untuk memberitahukan orang tuanya tuannya itu, karena itu ranah pribad
"Kita harus mengeceknya dulu baru kita tahu apakah itu benar-benar milik Marcel dan bukan Malik, kamu ini asal sebut nama. Siapa Malik itu?" tanya Edgar. Ferrel mendengar perkataan dari Edgar tersipu malu. Ferrel salah menyebut nama, dia katakan Malik dan harusnya Marcel. Tentu saja itu membuat Edgar dan juga Keano menggelengkan kepala karena sahabatnya itu benar-benar salah dalam menafsir siapa orang yang sudah mereka tuduh sebagai penghianat. "Maaflah aku, bro. Aku lupa nama dia. Pantes saja kok namanya tidak familiar untukku, ternyata salah orang," jawab Ferrel sembari tertawa dan dirinya meminta maaf kepada teman-temannya kalau dia salah menyebutkan nama. "Oh, ya aku rasa lebih baik kamu beritahukan segera kepada Olla, Dion. Katakan kalau kalian sedang berada di luar negeri. Katakan Rafly ada urusan pekerjaan karena aku yakin saat ini dia sedang mengkhawatirkan Rafly, terlebih lagi tadi kita mendengarkan kalau si kembar sedang nangis dan aku yakin saat ini Olla pasti memikirkan
Saat ini Rafly dibawa ke rumah sakit dan dia mendapatkan pertolongan pertama. Dada Rafly ditembak oleh musuhnya. "Aduh, bahaya ini. Bagaimana caranya kita beritahukan ke kekeluargaan dia? Apa yang akan kita katakan nanti, aku tidak berani untuk mengatakannya," ungkap Edgar yang takut untuk memberitahu kepada keluarga Rafly apa yang terjadi dengan Rafly. "Sabar, kita akan beritahukan semuanya nanti, kita lihat kondisi Rafly semoga dia baik. Jangan ada yang beritahukan dulu, karena aku yakin saat ini Rafly akan selamat dan pelurunya tidak mengenai sesuatu yang vital dari tubuhnya." Ferrel menenangkan sahabatnya dan yang lainnya kalau Rafly akan baik saja. Mendengar apa yang dikatakan oleh Ferrel tentu saja Edgar dan yang lainnya menganggukkan kepala mereka yakin kalau Rafli tidak akan mendapatkan masalah yang berarti dalam artian pelurunya tidak mengenai jantung atau apapun itu. Dokter yang biasa menangani Rafli dan sahabatnya saat ini sangat hati-hati untuk melakukan operasi terhad
Rafly masih menunggu kondisi aman dan dia tidak mau sampai ada yang mengetahui kedatangannya ke tempat ini. Dan tentu saja itu membuat Rafly harus bisa atur strategi. Sedangkan di dalam markas tersebut, Marcel dan Simon masih duduk dan berdiskusi. "Kapan kita culik mereka? Apakah kalian semua sudah ada ide bagaimana caranya menculik wanita dari Rafly?" tanya Marcel kepada Simon. "Aku rasa ideku hanya satu langsung ke tempat di mana mereka berada. Maksudnya, tempat tinggalnya kita datangi dan dengan begitu kita bisa menculik mereka. Karena kalau kita tunggu mereka keluar tidak mungkin apa lagi kalau menunggu kedua orang itu. Rencana mereka tidak akan bisa digunakan," jawab Simon. "Maksudnya kamu mereka siapa? Niken dan Adrian ya? Kenapa tidak minta tolong mereka. Bukannya, salah satu dari mereka bisa mendekati wanita itu. Kalau tidak salah si Adrian. Dia bisa melakukan itu, kita tidak perlu repot untuk mengejar sampai di rumah." Marcel menyarankan Adrian untuk menjadi tumbal mereka