Beranda / Urban / Terperangkap Gairah Suami Butaku / (S4) - Bab 44 • The Sub Title - part 4

Share

(S4) - Bab 44 • The Sub Title - part 4

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-25 18:53:59

Terdengar suara keroncongan dan Liliana pun segera mendekap perutnya.

Lapar. Sejak tadi dia sudah merasa begitu lapar. Hal yang sangat wajar sebab terakhir kali dia makan adalah kemarin siang, saat menghabiskan waktu di taman bermain.

Waktu itu di restoran, dia, Alexis dan Alden seakan tengah berlomba untuk menghabiskan porsi spaghetti mereka masing-masing, sementara Killian hanya tersenyum dan sesekali tertawa sambil terus menyemangati mereka.

Liliana lantas menunduk sembari meremas rok seragam sekolahnya.

Padahal ... baru kemarin siang dia merasa begitu bahagia.

Liliana begitu suka ketika dia menghabiskan waktu dengan bermain bersama Alexis dan juga Alden. Rasanya, dia seperti memiliki saudara saja.

Gadis kecil itu juga merasa bahagia setiap kali Killian menggendong, mencium dan mengusap kepalanya. Ada rasa hangat yang Liliana rasakan dalam dada selama dia bersama dengan lelaki tampan yang merupakan paman kedua temannya itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Era Maria
ni kykny si charlotte deh
goodnovel comment avatar
howluckyme8888
duh kesian banget lil
goodnovel comment avatar
Fafa Timahe
aduhh sm lagi nie perempuan yg ketemu lilliana.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 45 • The Sub Title - part 5

    Liliana menggoyang-goyangkan kedua kakinya dengan ceria. Ada senyuman yang menghiasi wajah lucunya, sementara sesekali dia menoleh dan menikmati pemandangan di luar mobil. Ada bunyi keroncongan lagi dan Liliana pun cepat-cepat memegangi perutnya. Wajah lucunya terlihat memerah, rupanya gadis kecil itu merasa malu. Dengan takut-takut dia lantas melirik ke arah perempuan cantik yang ada di sebelahnya. Meski mereka berdua sama-sama duduk di kursi penumpang bagian belakang, tapi jelas terlihat kalau perempuan itu berusaha menjaga jarak dengannya sejauh mungkin. Lalu, sewaktu tanpa sengaja mereka bertemu pandang, secara refleks Liliana pun memberinya senyuman. Namun, selain tidak membalas senyuman Liliana, perempuan itu justru memandangnya dengan jijik. Seolah gadis kecil yang berada dalam satu mobil dengannya ini adalah ulat yang menjijikkan dan sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi untuk menginjak-injak ulat itu hingga hancur.  

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 46 • Hal yang Belum Diketahui

    Killian menarik napas dalam sekali lagi.Dalam satu jam terakhir, entah sudah berapa kali lelaki itu hilir mudik sendiri, melirik ke arah pintu ruang perawatan yang masih tertutup, menyergah napas kasar, hilir mudik lagi, lalu kembali membuang napas berat ketika mendapati pintu yang masih tertutup.Dia lalu memilih untuk berdiri dan bersandar di dinding, sementara sepasang mata gelapnya nyaris tidak lepas memandangi sepasang pintu ganda yang sudah sejak tadi ingin dia dobrak dan terobos masuk itu.Apakah pemeriksaan di UGD memang harus selama ini?Sial! Killian memaki dalam hati, mungkin sudah untuk yang ke seratus kalinya. Situasi yang dia alami saat ini kembali mengingatkan lelaki itu ketika dulu dia terpaksa melarikan Aila ke rumah sakit.Waktu itu pun sama-sama malam hari seperti saat ini."Tenanglah," bisiknya, berbicara kepada dirinya sendiri. "Tenanglah dulu. Tadi Selena tidak sampai tertabrak. Dia hanya terjatuh. Jadi, tidak akan terjadi apa-apa."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 47 • Minefields

    "Kiska."Killian terpaksa mengetuk pintu kamar mandi di mana Selena berada. Setidaknya sudah tiga puluh menit berlalu, tapi perempuan itu masih belum juga keluar."Kiska? Apakah kamu masih lama?" tanyanya lagi, kembali mengetuk dan menunggu dengan sabar. "Kiska?"Masih belum ada sahutan apa pun yang terdengar dari balik pintu, membuat Killian mulai merasa heran. Dalam hati dia bertanya-tanya, apakah semua perempuan memang selalu menghabiskan waktu selama ini hanya untuk berganti pakaian?Atau ... mungkinkah terjadi sesuatu di dalam kamar mandi?Bagaimana kalau Selena ternyata tiba-tiba pingsan di dalam sana? Bagaimana kalau sebenarnya perempuan itu sedang terkapar di atas lantai kamar mandi yang dingin?Deg!Untuk sesaat Killian berdiri terpaku. Tiba-tiba saja ada rasa cemas yang menyergapnya. Dalam hati Killian lantas memaki dirinya sendiri. Dia merasa bodoh karena sudah membiarkan Selena berganti pakaian sendirian saja.Sehar

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 48 • 00:00

    Keheningan melingkupi suasana di dalam sedan mewah tersebut. Selena duduk diam dan memasang ekspresi wajah kaku, sembari memangku Liliana yang sekarang tengah tertidur. Sementara itu di sisi lain, ada Andreas, yang sejak tadi berusaha keras agar tidak terlalu sering tersenyum. "Katakan, Reas." Selena akhirnya bersuara, memecah keheningan yang menggantung sejak mereka pergi meninggalkan rumah sakit tadi. Menoleh ke arah Andreas, sepasang mata abu perempuan itu menatapnya dengan bersungguh-sungguh. "Bagaimana caranya sehingga kamu bisa tiba-tiba ada di rumah sakit seperti tadi?" Andreas menutupi mulutnya dengan tangan lalu sedikit terbatuk, mencoba menghalau kenyataan bahwa saat ini dia sedang tersenyum lebar. "Bi Likah tadi menghubungi Ron, Babe," jawabnya. "Dia memberi tahu kalau kamu keluar untuk mencari anak itu." Ada dengusan napas kasar yang sekilas terdengar ketika Selena mendengarnya. R

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 49 • The Second One

    Sementara itu, di kediaman Roxanne.Waktu sudah menunjukkan tengah malam, tapi Ansia belum juga bisa tertidur. Memasuki kamar kedua anaknya, dia memandangi Alexis dan Alden yang saat ini tengah tertidur pulas, dan lantas tersenyum lembut.Ansia masih sempat membelai kepala kedua jagoannya, menciumi mereka bergantian, sebelum kemudian menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.Ah, hari ini entah berapa kali sudah perempuan itu merasa begitu menyesali diri."Ke mana sebenarnya anak itu?" gumamnya sembari menyandarkan kepala ke kaca jendela kamar anaknya dan mengamati taman kediaman keluarga Roxanne yang sepi. "Padahal tadi aku sudah menunggunya selama hampir tiga jam, tapi dia tidak juga datang."Ada perasaan menyesal yang begitu dalam yang Ansia rasakan. Rasanya sedih sekali, seolah perempuan itu baru saja kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kembali sesuatu yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 50 • Farewell

    "Apa kamu sudah gila, Hugo? Keluar dari keluarga Harron hanya demi seorang perempuan? Apalagi perempuan itu bukanlah perempuan yang setara dengan keluarga kita!""Ayah, tolong jaga ucapan Ayah," ujar Hugo dengan suara yang nyaris menggeram. Apabila dilihat dari ekspresi wajahnya, lelaki itu jelas sedang berusaha menahan amarah. "Keputusanku untuk keluar dari keluarga Harron bukan semata-mata karena Ansia, tapi karena aku merasa bahwa diriku sudah tidak lagi dianggap ada di sini.""Nak, apa maksudmu bicara seperti itu?" Kali ini, Maria Harron yang ikut berbicara. "Kenapa kamu bisa beranggapan seperti itu?"Hugo menatap ke arah Ibunya selama beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab, "Adakah salah satu dari kita yang sudah menyempatkan datang menemui mereka, sekedar untuk meminta maaf?"Hening sesaat, sampai akhirnya Derrick Harron berkata dengan nada membentak, "Memangnya, kenapa kita harus meminta maaf kepada mereka? Keluarga Harron tidak berbuat kesalahan apa pun. Kecela

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 51 • Tidak Terduga

    Derrick Harron pulang dengan sikap marah.Memasuki ruang kerjanya, lelaki baya itu segera saja menggebrak meja kerja dan menyapu semua yang ada di atasnya. Terakhir, dia mengeluarkan suara geraman mengerikan bernada marah."Ada apa ini?" tanya Maria Harron, yang kebetulan saja melintas di depan ruang kerja. Kalau dilihat dari penampilannya, sepertinya perempuan yang berusia nyaris separuh abad itu berencana akan keluar. "Derrick, kenapa kamu marah-marah begini? Memangnya, apa yang sudah terjadi?"Bukannya langsung menjawab, tapi Derrick hanya memandang istrinya sekilas sebelum kemudian mendengus kesal."Apa kamu masih belum mendengar berita soal itu?" tanyanya, masih dengan nada marah."Berita? Berita apa?" Maria balas bertanya dengan dahi berkerut dan wajah kebingungan. "Derrick, kalau aku tahu, tentu aku tidak akan bertanya. Sebenarnya, ada apa, sih?""Itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 52 • First Step

    Apa lebih baik kalau anak itu benar-benar aku coret dari kartu keluarga, ya? Selama setengah jam terakhir, Ivona benar-benar serius memikirkan satu kemungkinan tersebut. Saat ini pun, sudah ada kedutan-kedutan kecil yang mulai muncul di pelipisnya. Yah, hal yang wajar sebenarnya. Mengingat dia harus tetap bisa tersenyum dan memasang sikap ramah, sementara di dalam hati perempuan yang masih terlihat cantik di usia separuh bayanya itu sebenarnya sedang luar biasa merasa dongkol. "Selamat datang, Nyonya Agentine. Mohon maaf karena sudah membuat Anda menunggu terlalu lama." Ivona mengeratkan gerahamnya dan menarik napas dalam terlebih dulu, sebelum akhirnya melebarkan senyum dan membalas sapaan dari Maria Harron dengan tidak kalah ramahnya. "Tidak apa-apa, Nyonya Harron. Saya menyadari bahwa memang sayalah yang bersalah karena sudah datang tanpa memberi pemberitahuan sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-03

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status