Beranda / Urban / Terperangkap Gairah Suami Butaku / (S3) - Bab 41 • Just Let Me In

Share

(S3) - Bab 41 • Just Let Me In

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-20 11:48:51

Awalnya Killian memang berniat untuk tidur, tapi setelah beberapa waktu berlalu lelaki itu hanya berbaring tanpa bisa memejamkan mata sedikit pun.

"Haa ... tidak boleh," bisiknya kepada diri sendiri. "Jangan macam-macam. Queen pasti sangat lelah. Dia juga sudah begitu repot dengan segala persiapan makan malam besok."

Terdiam sesaat, Killian lantas menghembuskan napas berat. Entah mengapa, tapi dia tetap merasa bahwa sebaiknya acara makan malam yang sudah akan diselenggarakan besok itu dibatalkan saja.

"Tapi kalau begitu, Kakek pasti akan terus mengomel tanpa ada habisnya, dan keluarga Harron juga akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyudutkan Ardhana." Menghela napas berat sekali lagi, Killian sudah bisa membayangkan kedua hal tersebut. "Lalu, yang paling utama di antara semua adalah Queen yang sudah sangat bekerja keras untuk acara tersebut. Tidak adil rasanya kalau aku membatalkannya begitu saja."

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nor Shahira
kenapa makin pendek kok bab nya thor
goodnovel comment avatar
Sury yani
Aila cemburu kills
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
bab ini so swet pokoknya hanya ituk pasangan ratu dan iblis, benar" membuat penasaran ini ketika makan malam bagimn jadinya yahhhh mereka ber 4 bertemu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 42 • Pergulatan di Atas Ranjang

    "Aku capek. Lagi pula besok aku juga harus bangun pagi-pagi sekali, Kills," kilah Aila sambil mendorong tubuh Killian agar menjauh. "Masih ada banyak hal yang harus aku kerjakan. Jadi, sudah cukup untuk malam ini."Terus mendorong dada bidang suaminya, Aila pun berusaha menambahkan jarak. Seperti biasa, lelaki yang menjadi suaminya itu cukup keras kepala dan masih saja terus menempel kepadanya."Jangan mengajakku untuk melakukan permainan apa pun, atau bahkan coba-coba menggoda," ujarnya lagi, sengaja memasang wajah galak. "Aku beri tahu saja sekarang, kalau kamu juga tidak perlu sampai harus repot melakukan apa pun, sebab jawabannya sudah pasti adalah tidak.""Oh, ayolah, Queen. Tinggalkan saja semua urusan yang merepotkan itu. Keluarga Ardhana memiliki cukup banyak staf yang bisa melakukannya. Biarkan mereka yang mengerjakan semua."Merasa sangat tidak rela, Killian masih mencoba peruntungannya dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 43 • Sebuah Peringatan

    "Bisakah kamu tidak menyebutkan namanya, Queen? Tengkukku rasanya merinding setiap kali mendengar nama itu disebut."Memutar kedua matanya, Aila pun mencebik."Oh, baiklah. Jadi, apa saja yang kalian lakukan di sana?""Apa maksudmu dengan pertanyaan yang semacam itu? Memangnya, aku harus melakukan apa terhadap perempuan yang bahkan sekedar mendengarkan namanya saja sudah membuatku mual?"Bersungut-sungut, wajah tampan Killian segera saja terlihat kesal."Perempuan yang katanya putri dari keluarga terhormat itu, dia sudah berani menipu dua orang penjaga yang bertugas dengan berpura-pura mengatakan sakit perut. Lalu, dia juga nekat menerobos masuk meski Alda, sekretarisku, sudah coba melarang dan menghalanginya. Semua masih belum berakhir sampai di situ, Queen. Seolah masih kurang cukup, perempuan itu tanpa tahu malu lantas mencoba jatuh ke pelukanku dengan berpura-pura jatuh."

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 44 • Malam yang Ditunggu

    Aila bisa merasakan kehangatan sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela kamar yang terbuka.Beberapa bias sinar bahkan menerpa wajahnya, membuat perempuan cantik itu pun perlahan membuka kedua mata."Sudah pagi ternyata," gumamnya, masih merasa begitu enggan untuk benar-benar bangun dan sedikit berkedip-kedip karena silau. "Sekarang ... jam berapa?""Aku tidak boleh tidur lagi." Sambil menguap dan terkantuk-kantuk, dia berkata. "Aku benar-benar harus bangun."Aila tahu bahwa dia tidak bisa meneruskan tidur, tapi tempatnya berbaring sekarang ini rasanya begitu nyaman. Kasur dan bantal yang empuk, selimut yang hangat, juga aroma yang familier pun memenuhi penciumannya.Lagi pula, sebagai tambahan, saat ini sekujur tubuh perempuan bermata abu itu juga masih begitu pegal dan terasa berat untuk digerakkan. Tentu saja, semua merupakan efek yang timbul dari kegiatan yang sema

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-22
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 45 • Selamat Datang

    "Ngomong-ngomong, Charlotte ... ada apa dengan rambutmu?"Derrick mengamati putrinya dengan dahi yang sedikit berkerut.Setelah tadi mereka saling terdiam, suaranya pun berhasil memecah kesunyian yang ada sebab sejak mereka berempat berada di mobil yang sama, tidak ada satu pun dari keempat orang itu yang memulai percakapan.Baik Charlotte maupun Hugo, kedua orang anaknya itu sejak tadi sudah terlihat sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, sementara Maria, istrinya, lebih asyik dengan ponsel di tangan."Ya? Ehm, maksud Ayah, bagaimana?" tanya Charlotte, entah apakah dia memang tidak paham atau hanya berpura-pura saja. "Memangnya, ada apa dengan eh, rambutku?"Namun rupanya, perempuan bermata coklat itu tidak terlalu berani memasang sikap yang sama untuk waktu yang lebih lama lagi. Nyatanya sekarang, dengan sedikit tergagap dia mulai menjawab pertanyaan ayahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 46 • Ketika Akhirnya Bertemu

    "Selamat datang!" sambut Gallahan, begitu mereka berempat memasuki ruang depan kediaman Ardhana."Bagaimana kabarmu, Derrick?" Lelaki tua itu terkekeh, sambil berjabat tangan dan menepuk bahu Derrick beberapa kali dengan pelan. "Sehat-sehat saja 'kan?""Baik. Kabar saya baik, Tuan Gal. Tentu saja, jangan khawatir," sahut Derrick dengan tetap mempertahankan sikap sopannya, sebab kepala keluarga Ardhana itu memang lebih senior darinya. "Anda sendiri, bagaimana? Saya lihat tidak banyak ada yang berubah sejak pertemuan kita yang terakhir kali. Sepertinya Anda lebih awet muda."Terdengar suara tawa yang keluar dari Gallahan, rupanya dia merasa senang saat mendengarkan pujian dari lawan bicaranya. Lelaki itu terlihat begitu bahagia seperti sedang bertemu dengan teman lama, sementara Derrick masih bersikap lebih pendiam."Kapan ya, terakhir kali kita bertemu?" gumam Gallahan sambil mencoba mengingat-i

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 47 • Sesuatu yang Patah

    Suara cangkir yang pecah setelah menghantam permukaan lantai di ruang tengah kediaman Ardhana itu terdengar cukup nyaring. Namun untuk sesaat, tidak ada seorang pun yang sanggup bersuara.Entah mengapa segalanya terasa begitu hening, seolah ada seseorang yang sudah menutup kedua telinga dan menghalangi pendengarannya. Setidaknya sampai kemudian Hugo mendengar seruan kaget yang disuarakan oleh Maria Harron.Lelaki itu bisa mendengar pertanyaan yang ibunya lontarkan dengan nada cemas, soal apakah dia baik-apa saja atau hal yang semacamnya, tapi entahlah. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang sudah Maria ucapkan, sebab Hugo sendiri pun tidak terlalu menghiraukannya.Dia juga tahu betapa saat ini Derrick tengah menatapnya dengan tajam. Apabila di waktu yang lain, Hugo mungkin saja bisa merasakan betapa pandangan yang ayahnya lontarkan seolah bisa menguliti dirinya hidup-hidup, tapi, toh, sayangnya dia tidak peduli.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 48 • Makan Malam yang Kacau

    Tentu saja tidak ada celah yang dapat dicela dalam acara makan malam yang kali ini. Baik hidangan atau pun yang lainnya, semua diatur dan disajikan dengan begitu sempurna, tapi bukan berarti tidak ada masalah sama sekali."Jadi, kapankah kami bisa menerima permintaan tersebut?"Gallahan tersedak, dan Killian sontak saja memasang wajah seolah ingin menonjok Derrick yang baru saja bicara."Apa maksudmu?" tanya Gallahan setelah berhasil mengatasi tersedaknya.Dia menggenggam tangan Aila dan tersenyum kepadanya saat perempuan bermata abu itu bergegas berdiri dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut."Aku sudah tidak apa-apa, Nak," ujarnya, meminta agar Aila kembali duduk lewat pandangan mata.Kerutan tipis di dahi Derrick kembali muncul. Interaksi antara Gallahan dan Aila tentu saja menarik perhatiannya, sebab sepanjang yang dia tahu, kepala keluarga Ardhana i

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S3) - Bab 49 • Gelagat yang Aneh

    "Apakah kamu baik-baik saja Queen?" tanya Killian sambil memijat bahu istrinya dengan lembut.Tersenyum, Aila pun menoleh dan memegang tangan Killian yang masih ada di bahunya. "Aku baik-baik saja, Kills. Terima kasih."Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, setidaknya sudah tiga jam berlalu sejak acara makan malam yang kacau itu berakhir.Berada di dalam kamar tidur, mereka pun menikmati waktu untuk bersama. Aila sedang duduk di depan meja rias, membersihkan sisa riasan di wajah, sementara Killian berdiri di belakangnya."Maaf.""Apa?""Maafkan aku, Queen."Berputar di tempat duduk, Aila memandang heran suaminya. "Kenapa tiba-tiba kamu meminta maaf?"Menekuk kaki, Killian lantas duduk berlutut di depan istrinya. Lelaki itu menggenggam kedua tangan Aila lalu menciumnya."Maaf," ujarnya, menumpukan dagu di atas lutut Aila. "Maaf karena selalu membuatmu mengalami kesulitan. Maaf karena aku masih belum bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status