Share

Bab 14 • Aila Sakit?

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Killian memainkan pisau makan di tangannya.

Sudah sepuluh menit berlalu sejak sarapan dihidangkan tapi Killian belum menyentuhnya sama sekali. Dia malah asyik memutar pisau, membuat para pelayan yang mendampingi mulai berkeringat dingin.

Salah satu pelayan perempuan menjerit kaget sewaktu Killian tiba-tiba melempar pisau, tepat saat dia membuka pintu ruang makan dan berjalan masuk.

"Bagaimana?" tanya Killian dengan nada sedatar kertas.

Megap-megap menarik napas sambil berusaha menenangkan degup jantung, pelayan perempuan itu melirik ngeri pisau yang tertancap di daun pintu yang baru saja dibukanya.

Hanya kurang lima senti, pisau itu akan mengenainya, membuat pelayan perempuan itu terus gemetar ketakutan.

"Aku tidak suka mengulang ucapan," ujar Killian, kali ini dengan nada sedingin es meski ekspresi wajahnya masih sama datar. "Jadi, jawab pertanyaanku!"

"Nnno—nonnaa Anss—ssiaa," pelayan itu tergagap-gagap menjawab. "Bbeliau ttidak mma—u iiik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Amina M
koinnya terlalu mahal untuk buka bab berikutnya hadeuu
goodnovel comment avatar
Angga Julian Pratama
Kok gak mau di buka hal selanjut nya
goodnovel comment avatar
Vera Meliawati
kenapa episode 15 tdk bs dibaca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 15 • Panggil Namaku

    Aila menarik selimut sampai nyaris menutupi kepala. Sejak semalam dia merasa tidak enak badan dan sekarang malah menggigil. Tapi yang paling dirasakan sakit dan membuat gadis itu merintih adalah pergelangan tangan kirinya."Sakiit ...," erangnya, meringkuk di balik selimut, mengelus pelan pergelangan tangan yang sekarang bengkak dan semakin membiru. "Sakiit, Maa. Mamaa, tolongin Ailaa."Padahal belum lama sejak dia berpisah dengan Lusi, bibi sekaligus ibu angkatnya, tapi semua terasa bagai mimpi. Dalam 24 jam terakhir gadis itu sudah mengalami terlalu banyak teror dan kejadian mengerikan."Pulang," isaknya. "Aku mau pulang."Tangisnya mungkin akan berlanjut, tapi suara di luar pintu kamar membuatnya waspada.Tadi memang ada seorang pelayan perempuan yang datang dan memintanya agar ikut sarapan, tapi tentu saja Aila menolak. Sekujur tubuhnya saja sudah terasa nyeri walau hanya untuk sedikit bergerak, apalagi kalau harus dipaksa turun untuk sarapan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 16 • Kucing Kecil Itu Milikku!

    Aiden melongo setelah memasuki kamar. Bukannya apa-apa, tapi tidak ada seorang pun yang dilihatnya. Lalu, di mana Ansia?Mengedarkan pandangan, dahinya berkerut kala melihat sesuatu di pojok kamar, tersembunyi di antara sela lemari dan dinding."Ans?" sapa Aiden, keheranan melihat gadis yang dikenalnya sekarang meringkuk di balik selimut dengan tubuh gemetar. "Ansia?""Kamu kenapa di situ?" Aiden perlahan mendekat dengan tangan terulur, tapi gerakannya terhenti karena melihat reaksi terkejut gadis itu. "Ans? Ini aku, Aiden."Kerutan di dahinya semakin dalam, dia bingung kenapa Ansia bersikap ketakutan seperti ini?"Ja—jangan mendekat," bisik Aila, menarik selimut agar lebih menutupi dirinya. "Jangan mendekat. Jangan sentuh."Kalau saja bukan karena kondisi Ansia yang membuatnya bingung, Aiden pasti sudah mengerang putus asa.Tadi Killian yang memberinya larangan agar tidak mendekat dan menyentuh Ansia, dan sekarang gadis itu juga memi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 17 • Jadi Lebih Lembut?

    Aila menangis. Tadi dia memang sudah tertidur, tapi ternyata tubuhnya begitu sensitif soal 'orang itu' sehingga terbangun.Dia sangat ketakutan dengan lelaki buta itu, membuat dirinya tanpa sadar menjadi begitu waspada. Bahkan sekedar kedatangan atau suara 'orang itu' pun bisa membuat Aila gemetar."Mamaa," isaknya, mengusap dahi yang tadi dicium. Dia tidak menyukai semua sentuhan yang dilakukan 'orang itu' padanya. Sekedar teringat saja sudah membuat Aila bergidik ngeri. "Mamaa .... Aila mau pulang."Noah.Air mata Aila mengalir semakin deras saat teringat kekasihnya. Dia merasa sangat kotor karena telah disentuh lelaki lain. Meski sudah berkali-kali menggosok dan mengelap kulit, tapi sentuhan dan ciuman 'orang itu' masih juga terasa, membuatnya meremang.Mengusap air mata, Aila tergugu. Dia merasa seolah jatuh ke neraka sejak datang ke sini."Tenang, Aila. Tenanglah," bisiknya. "Cobalah berpikir, bagaimana caranya pergi dari sini?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 18 • Jebakan Killian

    Aila tahu, seharusnya dia tidak boleh lengah. Tidak, terlebih dengan iblis yang menyerupai manusia ini.Tapi, bukankah memang iblis diciptakan dengan begitu menarik agar bisa memikat? Dan tampilan lelaki jelmaan iblis ini memang sangat sempurna.Sepertinya, Aila sudah terjatuh dalam jebakan Sang Iblis Hitam."Kills ....""Sst. Just shut up and kiss me back, Ans."Aila berusaha menarik napas sebisa mungkin, tapi tidak ada terlalu banyak kesempatan baginya. Melepaskan tautan bibir mereka sepertinya bukan hal yang perlu bagi Killian."Kills, sud— eghmp ...."Tidak lebih dari beberapa detik bila Aila memaksa menyudahi ciuman, percuma saja karena Killian sudah langsung melumat bibirnya lagi.Aneh. Ini aneh.Bukankah tadi mereka hanya sedang minum teh bersama? Lalu kenapa sekarang mereka malah berciuman dengan panasnya?Sejak memakan camilan dan meminum teh tadi, entah mengapa perasaan Aila menjadi lebih ringan. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 19 • Putrimu Itu Milikku, Tuan

    "Bu, pelan-pelan."Langkah Aila terburu, susah payah mengikuti sementara Risa terus berjalan cepat dan setengah menyeret putrinya. Tubuh gadis itu masih terasa lemas sementara pikiran pun belum fokus, membuat dia tidak bisa mencerna keadaan yang ada."Bu, apa yang- Akh!"Risa menyentakkan tangan, membuat Aila terjerembab. Tapi saat gadis itu terhuyung ke belakang, Heri yang tadi menyusul mereka dan baru datang, langsung menangkap putrinya sehingga tidak sampai terjatuh."Bu," tanya Aila yang masih kebingungan. "Ada ap-"PLAKK!!Aila terpaku. Pipi kirinya terasa panas dan sakit."Risa!" seru Heri, kaget karena istrinya tiba-tiba menampar Aila. "Ada apa ini sebenarnya?""Tanya putrimu!" balas Risa berteriak marah. "Apa yang sudah dia lakukan bersama lelaki iblis itu?!"Deg!Tamparan Risa membuat pikiran Aila perlahan menjadi jernih. Kepala gadis itu masih pusing dan telinga pun berdenging, tapi ingatannya mulai memu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 20 • Jangan Sentuh Aku

    "Bagaimana?" tanya Killian, mengusap bibirnya dengan lap. Dia baru saja menyuapkan sepotong daging sewaktu Erik datang dan melapor."Nona Ansia masih menolak untuk makan dan minum," jawab Erik dengan nada tenang.Sunyi sesaat. Lelaki buta itu perlahan menarik napas dalam, membuat para pelayan dan pengawal yang menyertai acara makannya mulai merasa gelisah."Antar aku ke kamarnya," ujar Killian, melempar lap makannya begitu saja.Erik mengangguk patuh dan segera menemani tuan mudanya. Sepeninggal mereka, bisa dikata para pelayan dan pengawal yang masih berdiri di ruang makan, semua serentak menghela napas lega.Sepengetahuan mereka, sudah tiga hari ini 'Nona Ansia' menolak makan dan minum. Gadis cantik itu bahkan mengurung diri dalam kamar dan tidak mengijinkan siapa pun masuk. Lalu selama tiga hari itu pulalah, Killian bersikap lebih diam.Memang tidak ada kemarahan atau amukan yang lelaki buta itu lakukan. Belum, lebih tepatnya. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 21 • Bertemu Lagi Denganmu

    Aiden memarkirkan mobilnya begitu saja dan langsung terburu keluar. Tidak ada langkah kaki menggaung yang terdengar kala dokter muda itu berlari menyusuri koridor. Lapisan tebal karpet Persia kualitas terbaik yang menghampar, selain nyaman untuk diinjak ternyata juga efektif meredam suara."Sebelah sini, Dokter!" seru pelayan yang memandunya karena Aiden terus berlari lurus saat dia seharusnya membelok.Memaki dalam hati, dokter muda itu menggerutu dengan banyaknya koridor dan ruangan di rumah besar yang lebih mirip hotel ini.Kediaman utama keluarga Ardhana memang tidak main-main soal kemewahan, tapi sekarang Aiden sangat berharap kalau jarak yang harus ditempuhnya tidak perlu sejauh ini."Ian!" serunya menyerbu masuk ke sebuah kamar. "Mana yang luka? Perlihatkan, biar kuperiksa."Menanggapi Aiden yang terengah setelah berlari dan setengah mati khawatir, Killian hanya mengangkat tangan dan mengarahkan telunjuknya ke arah belakang dokter muda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 22 • Sebuah Perintah

    "Sakit," ringis Aila saat Killian mencengkeram kuat pergelangan tangan dan menyeretnya pergi.Tidak ada sahutan dan itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sedikit banyak dia sudah tahu bagaimana kasar dan mengerikannya sikap lelaki buta ini. Menggigit bibir, Aila berusaha menahan sakit."Aduh!" Aila menjerit pelan saat bahunya membentur dinding, tapi tetap saja, bukannya peduli Killian malah terus menyeret gadis cantik itu membelok ke koridor lain dan menaiki tangga. "Ini kita mau ke man— Akh!"Sebuah pintu ruangan dibuka dan dia dilemparkan masuk begitu saja. Masih kebingungan, sambil meringis menahan sakit, lengan kiri Aila sudah ditarik lagi dan Killian menyeretnya seperti sekarung beras tanpa mau repot membantu gadis bermata abu itu berdiri."Lepas!" ronta Aila, berusaha menarik dan menjejak, tapi Killian tetap bergeming. "Lepas! Akh!"Lagi-lagi Killian melemparnya. Terdengar jeritan kecil saat gadis cantik itu jatuh, terjerembab ke atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status